Sebelum Aisha meninggalkan rumah, bodyguard sudah menelpon Ali lebih dulu untuk memberitahukan bahwa Aisha akan segera keluar rumah.
Ali pun mengizinkan Aisha untuk keluar karena Ali ingin mengetahui apa yang akan dilakukan Aisha saat keluar rumah. Ali mengikuti Aisha pergi ke sebuah supermarket dan menyesali keputusannya untuk membiarkan Aisha keluar karena Aisha terlihat begitu cantik bahkan walaupun Aisha keluar rumah dengan mengenakan gaun yang menutupi seluruh tubuhnya.
Ali berpikir jika Aisha berani untuk keluar rumah dengan menggunakan pakaian seksi, maka Ali akan menghukum dirinya.
Ali terus saja menatap ke arah Aisha.
Aisha terlihat begitu menggemaskan saat dia membeli semua sayuran itu dan Ali memutuskan untuk makan siang di rumah nanti. Ali hendak pergi meninggalkan supermarket itu, tapi tepat saat dia melihat Aisha menabrak seorang pria, dia pun mengurungkan niatnya untuk pergi.
Ali berpikir bahwa Aisha bisa saja menghentikan pria itu untuk memungut sayuran itu. Tapi Aisha malah membiarkan pria itu membantunya memunguti sayuran itu dan pria itu menyentuh tangan Aisha, tapi Aisha tidak mengatakan apapun kepada pria itu melainkan Aisha malah berterima kasih kepada pria itu dan dia tampak tersenyum.
Ali begitu marah, dia berpikir bahwa Aisha tidak akan diperbolehkan untuk tersenyum kepada orang lain kecuali dirinya. Tapi apa yang Aisha lakukan malah sebaliknya. Aisha tidak pernah memberikan senyuman itu kepada dirinya dan malah memberikannya kepada orang lain. Ali lalu meninggalkan supermarket itu dengan penuh kemarahan.
...----------------...
Ali mulai menyalakan mesin mobilnya dengan penuh paksaan dan mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Dia tiba di rumah sebelum Aisha datang. Dia mematikan semua lampu yang ada dan menutup setiap gorden yang membuat ruangan menjadi gelap. Dia membuka jaketnya dan menyingkap lengan bajunya.
Dia lalu duduk di sofa dengan kaki yang menyilang dan menunggu Aisha kembali dengan cepat karena dia juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan.
Setelah 15 menit, Aisha tiba di rumah dan ekspresi yang ditunjukkan Aisha di wajahnya menunjukkan bahwa dia begitu ketakutan melihat kehadiran Ali.
Aisha sebelumnya sudah selesai membeli semua yang dia butuhkan dan dia hendak kembali ke rumah. Dia duduk di dalam mobil mengikuti bodyguard dan sopir.
Akhirnya setelah 15 menit, dia pun tiba di rumah. Dia membawa semua kantong belanjaannya dari dalam mobil dan mulai berjalan keluar dari dalam mobil. Dia menekan bel pintu rumah, tapi tidak ada yang membuka pintu Kemudian dia menyadari bahwa pintu tidak dikunci jadi dia pun berjalan masuk.
Saat dia berjalan masuk, dia melihat seorang pria duduk di sofa dengan kaki yang menyilang di dalam ruangan yang begitu gelap. Pria itu terlihat seperti iblis bagi Aisha, dan iblis itu tidak lain adalah Ali.
Tepat saat Aisha melihat Ali, kantong belanjaan dari tangannya pun terjatuh ke lantai dan tubuhnya mulai gemetar ketakutan.
Dengan suaranya yang gemetar dia pun berkata, "A.... Ali..."
"Apa yang terjadi kepadamu Aisha? Kenapa kau gemetar?" Ucap Ali.
"Ti.... tidak ada." Balas Aisha gugup.
"Apa itu semua?" Tanya Ali melihat ke arah sayur-sayuran yang ada di lantai.
"Itu.... Ta... tadi aku pergi membelinya di supermarket. Tunggu lah di sini, aku akan membuat makan siang." Ucap Aisha.
Aisha kembali membungkuk untuk memunguti sayur-sayuran itu dan Ali ikut membungkuk bersamanya.
"Tidak apa-apa, aku akan melakukannya sendiri." Ucap Aisha.
"Kenapa?" Tanya Ali.
"Hah...!" Balas Aisha bingung.
"Kau begitu bahagia saat pria itu membantumu. Apa yang terjadi sekarang? Kenapa kau tidak suka aku untuk membantumu?" Ucap Ali.
"Ali kau sudah salah mengerti... itu semua tidak seperti yang kau pikirkan." Ucap Aisha.
"Tutup mulutmu dan jangan berani-beraninya mengatakan apapun." Ucap Ali.
Ali lalu mulai menarik tubuh Aisha ke dalam kamar tidur dan mencoba untuk memperkaos Aisha.
"Ali tolong jangan lakukan ini." Ucap Aisha memohon.
"Kau perlu dihukum. Tetaplah diam dan berhentilah memberontak atau kau akan terluka." Ucap Ali.
Ali mulai mencium Aisha dengan penuh kemarahan, mengeksplor setiap sudut mulut Aisha. Tangannya mulai masuk ke dalam pakaian yang dikenakan Aisha dan mulai membuka bra Aisha.
"Aaaahhhhh..." Teriak Aisha.
"Apa yang terjadi? Aku bahkan belum melakukan apapun? Apakah kau begitu berhasrat?" Ucap Ali.
"Tolong hentikan, perutku sakit." Ucap Aisha.
"Apa yang terjadi?" Tanya Ali lagi melihat Aisha yang memegang perutnya begitu kesakitan.
"Aku rasa ini waktuku datang bulan." Ucap Aisha.
"Apa? Kau pasti bohong." Ucap Ali.
"Tidak, aku tidak bohong." Ucap Aisha.
"Dasar tidak berguna." Ucap Ali.
Setelah itu, Ali kembali mengunci Aisha di dalam sebuah ruangan yang gelap. Aisha pun hanya bisa berbaring di lantai yang dingin dengan perutnya yang terasa begitu sangat sakit. Tapi tidak ada yang bisa mengerti akan dirinya dan menolong dirinya. Aisha hanya bisa menangis sepanjang hari.
Waktu sudah hampir malam, tapi tetap tidak ada yang datang menolong Aisha. Aisha merasa begitu lapar, tapi tidak ada yang bisa dia makan bahkan tidak ada setetes air pun yang bisa dia minum. Karena rasa sakit yang begitu ekstrim dan juga kelaparan, Aisha perlahan mulai menutup matanya dan dia kembali tidak sadarkan diri.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments