Monster

PoV Author

Setelah 2 jam...

"Bos, ini informasi yang anda minta." Ucap Sandy.

"Taruh saja di sini." Ucap Sammy.

"Baiklah." Balas Sandy.

Sammy mulai membaca informasi tentang Aisha yang ada di dalam dokumen yang diberikan Sandy padanya.

"Wow, namanya secantik dirinya. Aisha Sajida Akbar." Ucap Sammy.

Dia tengah membaca semua informasi tentang Aisha itu dengan senyuman di wajahnya. Tapi saat dia membaca tentang informasi bahwa Aisha sudah menikah, senyuman di wajahnya menghilang begitu saja.

"Apa? Dia baru saja berusia 26 tahun dan sudah menikah. Kenapa? Kenapa dia tidak bisa menjadi milikku? Senyuman yang dia berikan padaku, wajahnya, aroma di tubuhnya, semuanya berada di dalam kepalaku. Sandy.... Sandy...." Ucap Sammy memanggil Sandy.

"Iya bos." Ucap Sandy.

"Kita punya meeting yang harus dihadiri bukan?" Tanya Sammy.

Sammy ingin mengalihkan perhatiannya yang tengah kecewa akan fakta bahwa Aisha sudah menikah dengan menyibukkan dirinya dalam pekerjaan.

"Iya Tuan." Balas Sandy.

"Kita akan pergi sekarang." Ucap Sammy.

"Baik Tuan." Balas Sandy lagi.

...****************...

PoV Ali

Setelah aku melihat Aisha yang tidak bisa melakukan apapun, aku kembali ke kantor untuk melakukan sebuah meeting. Aku benar-benar ingin melakukan hubungan itu dengannya, walaupun sebenarnya dia tengah datang bulan. Tapi aku ingin memberikan pelajaran kepadanya karena, aku tidak mau dia mengulangi kesalahan yang sama seperti yang dia lakukan hari ini dengan tersenyum kepada pria lain.

Tiba di kantor, aku bertemu dengan seorang pria yang akan melakukan meeting dengan ku.

"Halo Tuan Sammy, silahkan masuk dan duduk lah." Ucapku.

"Terimakasih." Balasnya.

"Kami selalu menunggu untuk bisa memiliki kerjasama dengan perusahaan anda, karena Papa anda begitu berpengalaman dalam bisnis." Ucapku.

"Saya juga mendengarkan banyak hal tentang anda." Balas Sammy.

"Suatu kehormatan bagi saya." Balasku.

"Kalau begitu saya harap kita akan memiliki kerjasama yang baik." Ucap Sammy.

"Tentu saja." Balasku.

Setelah pertemuan itu selesai, aku kembali ke rumah. Aku membuka pintu dari kamar di mana aku menyekap Aisha dan aku menemukan dia tengah berbaring di lantai yang dingin.

Bentuk tubuhnya yang indah itu, dimana aku sangat menginginkannya terlihat gemetar kedinginan. Aku seharusnya bahagia melihat dia seperti itu. Tapi entah kenapa aku tidak dapat merasakan hal itu sejak aku tidak bisa memilikinya sekarang. Jadi aku harus mengajari nya dengan cara lain.

Aku mendekat ke arahnya dan membuka ikat pinggang ku. Aku mulai mengangkat ikat pinggang itu ke udara yang membuat tubuhnya gemetar. Aku suka melihat bagaimana dia takut kepadaku.

...****************...

PoV Aisha

Aku baru saja menutup mataku saat aku kehilangan tenagaku. Tapi aku mendengar seseorang masuk ke dalam ruangan ini dan aku sudah tahu siapa orang itu. Tapi kenapa dia datang kemari padahal dia sudah tahu jika dia tidak bisa melakukan apapun sekarang.

Sekarang dia sudah datang dan membanting pintu yang membuat tubuhku terasa gemetar. Dia masuk kedalam, tapi aku tidak bisa membuka mataku. Dia mulai pembuka ikat pinggangnya dan aku mulai semakin ketakutan.

'Apakah dia akan tetap melakukannya walaupun aku dalam kondisi seperti ini?'

Itu adalah pertanyaan yang ada di dalam kepalaku. Dia membuka ikat pinggangnya dan mengangkatnya ke udara yang membuat tubuhku gemetar. Dia menyeringai setelah melihat reaksi tubuhku dan aku takut karena aku tidak tahu apa pun yang terbaik yang akan terjadi sekarang.

Dia benar-benar terlihat seperti iblis yang paling aku takutkan.

Ali perlahan mulai mendekat ke arahku. Dengan setiap langkah yang dia lakukan semakin dekat padaku, membuat jantungku semakin berdetak kencang karena aku ketakutan. Dia pun akhirnya berdiri di depanku dan aku terduduk di lantai yang dingin.

Dia masih memegang ikat pinggang itu di tangannya. Dia sekali lagi mengangkatnya ke udara yang membuatku menutup mataku dan menjadi semakin ketakutan. Dia berdiri di depanku cukup lama sekarang. Tapi dia tidak mengatakan sepatah kata pun. Matanya mengatakan semuanya, dan yang aku tahu dia sangat marah.

Tanpa mengatakan apapun, dia kembali lagi mengangkat ikat pinggangnya. Tapi kali ini bukan ke udara, melainkan ke punggung ku.

Rasa sakit mulai aku rasakan di punggung ku yang terasa terbakar dia mencambuk ku yang membuat aku meringis kesakitan. Aku terus menangis kesakitan, tapi dia tidak berhenti melakukannya.

Aku lalu memohon kepadanya, tapi itu semua tidak terlihat mempengaruhi dirinya sedikitpun dan sekarang aku mengerti bahwa dia bukanlah seorang manusia. Dia adalah monster dan aku ingin pergi menjauh darinya tidak peduli bagaimanapun caranya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!