MOHON DUKUNGANNYA AGAR KARYA INI MASUK RANGKING KARYA Baru 🥺🙏
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Perlahan pemilik bulu mata lentik itu membuka matanya. Kegelapan menyambut dirinya saat pertama kali sadar. Tubuhnya terasa basah, seperti ada tetesan air yang mengenai wajahnya. Begitupun dengan tubuh wanita itu.
"Tempat ini lagi," gumam Jena pelan.
"Selamat datang kembali, Jena!" sambut wanita misterius yang sama saat pertama kali Jena datang ke tempat gelap ini.
Jena perlahan bangkit duduk. Dia memegang keningnya yang terasa pusing. Teringat kejadian tempo lalu, dirinya mengalami kecelakaan tunggal. Mata Jena langsung membesar. Dia terkejut bukan main.
"Apa aku kasih hidup? Bagaimana ini? Aku tidak boleh mati sebelum menyelesaikan tugas ku!" Jena tampak sangat panik.
Dia belum siap bila mati lagi, rencananya untuk menguak misteri suaminya belum berhasil sepenuhnya. Dia baru tahu sedikit saja, kalau suaminya punya sisi lain.
Wanita misterius itu terkikik geli. Dia menjentikkan jarinya, lalu membuat Jena duduk di sebuah kursi, dan mereka berdua berada di tempat lain. Lebih tepatnya seperti berada di dalam sebuah ruangan.
"Eh, di mana ini?" tanya Jena pada diri sendiri. Melihat sekitar nya tampak dinding kokoh berwarna coklat.
Suasana dalam ruangan tersebut sangatlah menyenangkan bagi Jena. Hatinya terasa sangat teduh.
"Tempat ini adalah tempat untuk menenangkan hati manusia yang sedih dan galau. Dari sini aku bisa melihat berapa banyak manusia yang sedih setiap harinya di Bumi. Dari sinilah aku memberikan kesenangan untuk mereka!" jelas wanita misterius itu membuat tubuh Jena merinding.
Dia menelan ludahnya kasar.
"Apa kau seorang Dewi?" tanya Jena hati-hati.
Wanita misterius itu tersenyum.
"Bisa dikatakan begitu," balasnya seraya mengedipkan matanya.
"Kau mau melihat salah satu manusia yang sedang sedih saat ini?" tawar wanita misterius itu membuat Jena menganggukkan kepalanya.
"Mau," jawab Jena cepat.
Ctakk.
Muncul sebuah kaca besar di sisi kanan mereka. Tiba-tiba kaca itu memperlihatkan seseorang yang tampak sedang menangis. Mata wanita itu membesar, ketika melihat suaminya sedang menangis di rumah sakit.
"Kanda," lirih Jena pelan.
*
*
Keadaan Jena cukup parah. Para dokter telah melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Jena. Namun, sayang, karena banyak sekali organ tubuh yang rusak, sehingga membuat Jena koma.
Jeno yang mengetahui kondisi istrinya pun histeris. Pria itu tidak bisa hidup tanpa istrinya. Dia butuh Jena sebagai penguat.
"Tolong selamatkan istri saya, Dok!" pinta Jeno serius dengan mata yang berair. Pria itu tampak sangat lusuh, baru sehari istrinya koma sudah membuat hidup Jeno seraya seperti jungkir balik. Sang dokter yang melihatnya pun hanya mampu menghela nafas berat.
"Maaf, Pak. Kami sudah berusaha semampu mungkin. Tapi, keadaan pasien memang cukup parah. Operasinya berjalan lancar, tetapi, kapan sadar pasien, kami belum tahu, sebab terlalu banyak kerusakan organ pada tubuh pasien!" jelas sang dokter membuat Jeno memejamkan matanya. Dia langsung meninju dinding rumah sakit, guna meluapkan rasa sakit di hatinya.
"Pak, tidak ada gunanya menyakiti diri, Bapak. Lebih baik sekarang berdoa agar istri Anda sadar." Sang dokter menepuk pundak Jeno.
Membuat pria itu merosot ke lantai rumah sakit. Dia memeluk lututnya. Menangis sesenggukan seraya memeluk lututnya.
"Cuma kamu yang sayang sama aku, Dinda. Cuma kamu yang peduli saat aku sakit! Cuma kamu yang peduli perasaan aku! Kalau kamu tidak ada, aku tidak tahu harus bagaimana. Aku harus lari ke mana saat sedang sedih? Aku harus cerita sama siapa kalau sedang punya banyak masalah?"
Pria itu tampak sangat hancur. Matanya memerah, semalaman dia menangis. Jeno adalah pria yang sangat kuat, tubuhnya kekar dan otot-otot tubuhnya besar. Akan tetapi, dia tetap lemah bila sang kekasih sedang sakit.
Dani yang menemani Jeno dari semalam pun menepuk pundak temannya itu. Memberikan kekuatan agar Jeno kuat.
"Sabar, No. Kita berdoa saja semoga istri mu cepat sadar dan sembuh!" ujar Dani ikut prihatin melihat keadaan sahabatnya yang sangat menyedihkan.
"Dan, aku cuma punya dia! Aku menyayangi nya, lebih dari diriku sendiri, Dan. Aku menyayangi nya, bahkan, lebih dari orang tuaku. Karena, Jena lebih perhatian padaku, lebih baik memperlakukan ku, ketimbang orang tuaku yang cuma bisa beranak, tapi, malah menelantarkan kami begitu saja!"
Jeno meluapkan rasa sesaknya pada Dani. Apa yang dikatakannya benar, Jeno lahir di keluarga miskin, ayahnya pemalas, bisanya menambah beban ibunya dengan menanam benih. Jeno anak pertama dari tujuh bersaudara, lima laki-laki dan dua perempuan. Empat diantaranya telah meninggal (laki-laki), karena asam lambung. Sedangkan dua adik Jeno yang masih hidup dan sudah menikah.
Jeno dan adik-adiknya tak pernah mendapatkan kasih sayang utuh dari orang tuanya. Sang ayah pemalas, sedangkan ibunya banting tulang demi bisa menghidupi Jeno dan adik-adiknya.
Sang ibu yang terkadang stres karena tekanan pekerjaan dan makan hati melihat suaminya pemalas pun, melimpahkan emosinya pada Jeno dan adik-adiknya.
Memiliki masa lalu yang pahit bersama orang tuanya, membuat Jeno menjadi pribadi yang keras pada diri sendiri. Dia menjual koran saat umur tujuh tahun. Demi punya uang jajan agar bisa sekolah, karena bila mengandalkan uang ibunya tidak akan cukup.
Jeno belajar sungguh-sungguh sampai mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk kuliah di kampus ternama. Sehingga, saat dia berhasil menjadi dosen, kehidupan Jeno berubah. Apalagi setelah bertemu dengan Jena saat kuliah dulu.
Jena adalah anak orang kaya. Awalnya Jeno ragu berhubungan dengan Jena, namun orang tua Jena yang sangat baik dan menerimanya apa adanya membuat Jeno nyaman dan memutuskan untuk menikahi Jena.
Lalu bagaimana dengan orang tua Jeno? Pria itu enggan peduli, dia hanya mengirimkan uang bulanan. Jarang sekali pulang ke rumah.
Mungkin sebagian orang akan mencela Jeno! Menyebutnya anak durhaka atau anak kurang ajar. Dan benar, dia memang kurang ajar, karena orang tuanya tidak mengajari nya dengan baik.
Orang tidak akan paham, sebelum dia merasakan hal yang sama.
"Sabar, No. Jena wanita yang kuat! Pasti dia akan baik-baik saja! Mungkin dia hanya tidur sementara saja. Kamu jangan terlalu sedih! Bisa-bisa Jena juga tambah sedih kalau tahu kamu seperti ini!" Dani terus memberikan semangat untuk sahabatnya.
Jeno menganggukkan kepalanya. Dia berusaha untuk tegar, benar apa yang dikatakan oleh Dani. Dia tidak boleh terlalu sedih dan banyak menangis. Takut istrinya sedih nanti.
"Kamu benar, Jena tidak suka aku banyak menangis!" Jeno segera mengusap pipinya dengan kasar.
Dia bangkit berdiri lalu berbalik menatap Jena dari luar kaca.
"Belum bisa dijenguk?" tanya Dani.
"Belum, dua hari atau tiga hari lagi baru bisa dijenguk!" balas Jeno kembali mengeluarkan butiran kristal dari pelupuk matanya.
"Sabar!" Dani kembali menepuk pundak sahabatnya membuat Jeno kembali menangis.
*
*
Masa lalu Jeno sangat kelam, di bab berikutnya author akan kasih flashback. Jujur saja, Jeno ini adalah karakter nyata. Begitu banyak anak yang terlahir di keluarga miskin dan terlantar.
Memang benar, kalau banyak anak banyak rezeki. Tetapi, pertanyaan nya, anaknya yang mencari rezeki untuk diri sendiri, atau orang tuanya yang memberikan dia rezeki?
"Saat seorang istri keluar rumah untuk mencari nafkah, maka Allah akan memberi nafkah untuknya saja. Tetapi, kalau dia dituntut oleh suaminya yang pemalas untuk bekerja. Maka, rumah tangganya pasti akan bengkok. Ada saja persoalan yang menyebabkan pertengkaran, dan tentunya anak menjadi korban! Contohnya Jeno dan adik-adiknya."
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰😘
Salem aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Afikha Setiawan
aku setuju Thor,banyak anak banyak rezeki kata² itu berlaku bg pasangan kita yg mau bekerja keras mencari nafkah,tp bagai mn kalau kita mempunyai suami yg pemalas?? bukan kah rezqi itu akan datang kalau kita mencari nya!! d jaman sekarang bukan soal Rizqi aja yg harus kita pikir kan tp ahlak sama pendi²kan agama sama moral yg harus kita terap kan SM anak² jaman sekarang MH jangan memikir kan banyak anak,cukup 1 atau 2 tp berhasil mendidik mereka k jalan yg bener
2023-04-05
1
miss see
seru thor lanjut
2023-03-28
0
jumriati
lanjut Thor
2023-03-11
0