Keraguan Jena

Tubuh Jena menegang saat mendengar suara suaminya. Tak tahu kalau Jeno sedari tadi sudah bangun dan berada tepat di belakangnya.

"Pesan misterius dari siapa?"

Jeni mengulangi pertanyaan nya. Jena berusaha memasang ekspresi normal. Mengenyahkan rasa gugup di hatinya, dia lalu menyimpan ponselnya. Berbalik menatap Jeno.

Jena terpaksa mendongak karena suaminya lebih tinggi darinya. Wanita itu menatap lekat wajah tampan suaminya. Dulu dia jatuh cinta pada Jeno, karena pria itu sangat baik. Penyayang anak-anak dan sangat menghargainya sebagai wanita.

Selama pacaran Jeno bahkan tak berani menyentuh Jena. Tetapi, setelah menikah, mengapa Jeno tega selingkuh dengan tujuh wanita sekaligus?

Mungkin kalau tidak ada bukti, Jena tidak akan percaya. Namun, seseorang mengirimkan bukti perselingkuhan Jeno. Membuat Jena sadar kalau sikap baik Jeno hanya untuk menutupi kejahatannya saja.

"Bukan apa-apa!" Jena menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum paksa menatap wajah suaminya.

Jeno membelai pipi Jena dengan sangat lembut. Dia menatap dalam bola mata indah istrinya.

"Kamu tahu, 'kan, kalau aku cinta sama kamu!" Tiba-tiba Jeno menyatakan cintanya membuat Jena bingung.

Tetapi, wanita itu hanya bisa tersenyum palsu. Dia mengangguk kepalanya polos, berusaha seperti percaya pada Jeno. Padahal, dalam hati dia mengumpat suaminya dengan kata-kata kasar.

"Cinta apanya? Kalau cinta nggak mungkin kamu selingkuh di belakangku! Dasar kutu babi!" Ingin sekali Jena berteriak seperti itu di hadapan Jeno. Tetapi, dia tak bisa, wanita itu harus main cantik dan cerdik.

"Tentu saja aku tahu, Mas. Kamu adalah suami penyayang, baik dan setia!" Jena memuji Jeno, dia membelai dada bidang Jeno membuat pria itu menggigit bibir bawahnya.

Lain di mulut lain di hati, begitulah Jena. Di mulut dia bilang setia, maka di hari lain cerita.

"Iya, kamu setia! Setiap tikungan ada," batin Jena mengumpat kesal suaminya.

"Berarti kalau kamu tahu, boleh dong aku minta tambah ronde lagi?" Jeno tersenyum manis. Dia menggigit daun telinga Jena, membuat wanita itu mengepalkan tangannya erat. Dalam hati dia mengutuk Jeno.

"Dasar cassanova cap Bandot. Punya selingkuhan banyak di luar sana, tetap saja minta jatah sama aku!" umpat Kena dalam hati.

Wanita itu langsung memasang mimik wajah sendu. Dia melukiskan gambar abstrak di dada polos suaminya.

"Mas, aku capek! Besok aku punya jadwal operasi. Jadi, harus bangun cepat! Maaf sekali. Bukan aku mau menolak mu! Sebenarnya, kalau tidak ada jadwal operasi, jangankan satu ronde. Lima ronde pun aku mau! Maaf yah!"

Jena berbicara dengan nada manja dan memasang mimik bersalah. Alhasil, Jeno tersenyum tipis. Dia mengerti apa yang dirasakan oleh istrinya. Pasti Jena sangat lelah.

"Tidak apa-apa, Adinda Ku tercinta! Kakanda mu ini, akan bersabar. Tidak bisa satu ronde, maka setengah ronde pun bisa!"

Jeno berkata dengan santai membuat Jena tersenyum lega. Namun, saat mendengar kalimat terakhir Jeno membuatnya terkejut bukan main. Dia langsung melebarkan bola matanya sempurna.

Apa maksud kutu babi ini? Setengah ronde pun bisa?

"Mas!" pekik Jena terkejut saat tiba-tiba Jeno mengangkat tubuhnya. Dengan gerak cepat Jeno membawa istrinya ke atas ranjang.

"Kalau mau tidur! Tidur aja, Adinda ku! Biar kakanda mu ini yang bekerja!" Setelah berbicara, Jeno pun membuktikan perkataan nya.

Jena hanya bisa mengumpat kesal dalam hati. Dari dulu sampai sekarang, suaminya memang sangat buas dan liar.

Ahh … terserah lah, mau setengah ronde atau satu ronde. Yang jelas sekarang Jena mau tidur.

Kakanda dan adinda? Ha ha … mungkin terdengar lebay. Namun, memang begitulah keduanya saling memanggil.

*

*

Matahari sudah muncul, seorang wanita cantik penuh wibawa memakai jas putih dan kacamata bertengger di hidung mancungnya. Rambut wanita itu di kuncir kuda, dia sudah siap untuk berangkat ke rumah sakit.

Wanita itu menuruni anak tangga, aroma harum nasi goreng tercium. Kakinya bergerak menuju dapur, terlihat Jeno sedang menata piring berisikan nasi goreng di atas meja.

Senyuman getir terpasang di wajah Jena. Di kehidupan pertama atau kedua Jeno tak berubah. Pria itu sangat memanjakan Jena, urusan memasak Jeno yang akan menghandle nya, dia bekerja sebagai dosen di salah satu universitas ternama.

Mereka berdua sama-sama bekerja, tetapi, Jeno tak pernah mengeluh tau marah pada Jena, walau kadang wanita itu pulang larut malam, karena harus menolong pasien dadakan.

"Morning, Adinda!" sapa Jeno tersenyum manis menyapa istrinya.

Pria itu tampak gagah meski hanya memakai kaos putih dan celana pendek. Celemek terpasang di tubuh kekarnya. Tak mengurangi ketampanan nya.

"Morning, Mas," balas Jena tersenyum paksa.

Jeno mengerucutkan bibirnya hingga maju dua sentimeter. Jena yang tadinya tersenyum paksa pun langsung tertawa geli.

"Ha ha … itu bibirnya kenapa monyong, Mas?" tanya Jena seraya tertawa geli membuat Jeno berdecak kesal.

"Gimana nggak monyong, aku panggil kamu Adinda. Tapi, dari semalam kamu manggil aku, Mas. Padahal kan kamu tahu kalau Adinda dan kakanda itu panggilan sayang kita! Karena daripada, Honey, Baby, atau apalah .. aku lebih suka panggilan itu!"

Jeno mengomel seperti wanita saja. Jena yang mendengarnya tersenyum tipis. Mungkin bila di kehidupan pertamanya, dia akan mencium rakus bibir cerewet Jeno, tetapi, sekarang tidak. Seolah ada sekat yang membuatnya tak melakukan itu.

"Baik-baik, adinda minta maaf, karena lupa memanggil, Kakanda!"

Jena memutuskan untuk meminta maaf pura-pura membuat Jeno tersenyum cerah. Pria itu langsung mencium kening Jena dengan lembut.

Dia mengajak istrinya duduk di kursi.

"Duduk dulu, lihat nih, aku masak nasi goreng sambel ijo. Kemarin aku dapat resep baru dari sosial media, jadi, aku coba buatnya kemarin dan rasanya lumayan enak. Sekarang aku buat yang kedua kalinya untuk kamu! Biar kamu nggak bosan makan nasi goreng kampung buatan ku!"

Jeno menjelaskan panjang lebar. Sekilas dia tampak seperti suami yang sangat perhatian pada istrinya. Tipikal suami cerewet, tetapi, peduli dan perhatian pada istri.

Jena langsung memakan nasi goreng jutaan Jeno. Awalnya wanita itu hanya ingin cepat-cepat berangkat ke rumah sakit, sebab tak tahan dekat-dekat dengan Jeno. Karena dia masih sakit hati.

Tetapi, saat nasi goreng buatan Jeno masuk ke dalam mulutnya. Mata wanita itu membesar, rasanya sangat nikmat. Dia menoleh ke arah sang suami yang tersenyum lembut ke arahnya.

"Gimana? Enak, 'kan?" tanya Jeno lembut membuat Jena menganggukkan kepalanya cepat.

"Enak banget, Kakanda!" Jena memberi dua jempol untuk Jeno membuat pria itu tersenyum senang. Dia bisa bernafas lega kalau istrinya suka.

"Kalau enak, habiskan! Aku juga sudah siapkan bekal makan siang untukmu! Cemilan juga sudah ada. Tadi subuh aku buat nastar buat kamu. Biar nggak jajan lagi di kantin rumah sakit!"

Jeno berbicara seraya berjalan ke meja dapur. Dia mengambil bekal makanan istrinya yang telah ia siapkan. Tidak sadar kalau Jena menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sungguh, hati Jena sangat sakit. Dia merasa gamang, benarkah sang suami selingkuh? Kalau benar, apa alasan Jeno selingkuh? Apa kekurangannya?

Jeno bahkan sangat perhatian padanya.

"Ini aku juga buatkan teh herbal buat kamu! Biar tubuh kamu tetap hangat dan sehat! Jangan lupa habiskan. Kamu harus kerja keras, agar bisa menolong banyak orang sakit! Tapi, juga harus tetap jaga kesehatan, biar kamu nggak sakit! Lucu dengernya, kalau dokter yang rawat orang sakit, malah ikutan sakit!"

Jeno sedari tadi mengoceh, pria itu memasukkan bekal ke dalam tas Jena. Dia tidak ikut sarapan, karena lebih mementingkan istrinya dulu.

"Kanda, tidak ikut makan?" tanya Jena dengan suara serak menahan tangis.

"Tidak, Kanda bisa makan nanti-nanti, karena masuk kampus jam sembilan!" balas Jeno santai seraya menarik resleting tas Jena.

Dia menoleh ke arah Jena yang kini menundukkan wajah. Membuat Jeno merasa aneh.

"Dinda," panggil Jeno lembut seraya memegang pundak istrinya.

Tangis Jena langsung pecah. Tubuhnya terguncang, wanita itu benar-benar gamang, ragu kalau suaminya selingkuh. Lihatlah, betapa perhatiannya Jeno padanya.

"Suttt … kenapa hemm? Yang mana yang sakit? Atau ada yang jahatin kamu?" Jeno bertanya dengan suara lembut, dia menarik sang istri ke dalam pelukannya.

"Kamu yang jahat!" balas Jena di sela-sela tangisnya membuat Jeno terkejut.

*

*

Gimana, Bun?, Menurut Bunda-bunda, Jeno itu beneran selingkuh nggak sih?

Dan coba angkat tangan di kolom komentar. Siapa yang punya suami macam Jeno?, Cerewet banget tapi perhatian.😁🤭

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰 🥰

Salem aneuk Nanggroe Aceh ❤️

Terpopuler

Comments

Nina Rahayu

Nina Rahayu

kebanyakan yg namanya dosen banyak selingkuh baik diluaran maupun sm siswinya sendiri 😁😁

2025-04-15

0

Bu Neng

Bu Neng

jadi deg degan..

2023-08-24

0

Molive(virgo girl)♍

Molive(virgo girl)♍

kayaknya siii
istri nya di tipu sama
orang biar rumah tangga nya hancurr
yaahh semoga nya gitu😌

2023-07-06

0

lihat semua
Episodes
1 Tidak Ada Yang Percaya
2 Rencana Jena
3 Keraguan Jena
4 Di Mulai Dari Rara!
5 Jiwa Yang Rusak
6 Tersangka Selingkuhan Pertama Jeno [Marni]
7 Jenny Si Gadis Seksi
8 Wanita Susah Di Tebak
9 Cerita Marni
10 Kematian Jenny
11 Pesan Misterius
12 Rahasia Jeno
13 Rahasia Jeno 2
14 Kecelakaan Tunggal Jena
15 Manusia Yang Sedih [Jeno]
16 Semua Ada Bayarannya
17 Kehidupan Pertama Jena : Masa Kelam Jeno
18 Kehidupan Pertama Jena : Dendam Jeno
19 Kehidupan Pertama Jena : Bertemu Marni Kecil
20 Kehidupan Pertama Jena : Hancurnya Harapan Jeno
21 Kehidupan Pertama Jena : Masa Kelam Dani
22 Kehidupan Pertama Jena : Pertemuan Jeno dan Jena
23 Kehidupan Pertama Jena : Di Tengah-tengah Hujan
24 Kehidupan Pertama Jena: Bertemu Orang Tua Jena
25 Kehidupan Pertama Jena : Tidak Suka Pacaran
26 Kehidupan Pertama Jena : Imbalan Untuk Jeno
27 Kehidupan Pertama Jena : Otak Cerdas Jeno
28 Kehidupan Pertama Jena : Trauma Jeno
29 Kehidupan Pertama Jena : Kepulangan Jeno
30 Kehidupan Pertama Jena: Musuh Dalam Selimut
31 Kehidupan Pertama Jena : Mau Punya Anak
32 Kehidupan Pertama Jena : Cemburu Buta
33 Kehidupan Pertama Jena : Pria Berubah Karena Satu Wanita
34 Kehidupan Pertama Jeno : Target Pertama Jeno
35 Kehidupan Pertama Jena : Kematian Broto
36 Kehidupan Pertama Jena : Balas Dendam Sesama Penjahat
37 Kehidupan Pertama Jena : Puncak Cerita
38 Jena Kejang-kejang.
39 Kedatangan Laras
40 Ada Apa Dengan Jena? (Laras)
41 Jeno Cek In Hotel
42 Jeno Selingkuh?
43 Ada Apa Dengan Marni?
44 Niat Busuk Pelakor
45 Hukuman Untuk Pelakor
46 Pengadilan Agama
47 Membagi Beban
48 Sisa Waktu [Harapan Jena]
49 Cerdik Vs Licik
50 Ancaman Dari Jeno
51 Gugurkan Kandunganku
52 Janji Jeno dan Harapan Jena
53 Anugerah Sang Dewi?
54 Waktu Habis?
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Tidak Ada Yang Percaya
2
Rencana Jena
3
Keraguan Jena
4
Di Mulai Dari Rara!
5
Jiwa Yang Rusak
6
Tersangka Selingkuhan Pertama Jeno [Marni]
7
Jenny Si Gadis Seksi
8
Wanita Susah Di Tebak
9
Cerita Marni
10
Kematian Jenny
11
Pesan Misterius
12
Rahasia Jeno
13
Rahasia Jeno 2
14
Kecelakaan Tunggal Jena
15
Manusia Yang Sedih [Jeno]
16
Semua Ada Bayarannya
17
Kehidupan Pertama Jena : Masa Kelam Jeno
18
Kehidupan Pertama Jena : Dendam Jeno
19
Kehidupan Pertama Jena : Bertemu Marni Kecil
20
Kehidupan Pertama Jena : Hancurnya Harapan Jeno
21
Kehidupan Pertama Jena : Masa Kelam Dani
22
Kehidupan Pertama Jena : Pertemuan Jeno dan Jena
23
Kehidupan Pertama Jena : Di Tengah-tengah Hujan
24
Kehidupan Pertama Jena: Bertemu Orang Tua Jena
25
Kehidupan Pertama Jena : Tidak Suka Pacaran
26
Kehidupan Pertama Jena : Imbalan Untuk Jeno
27
Kehidupan Pertama Jena : Otak Cerdas Jeno
28
Kehidupan Pertama Jena : Trauma Jeno
29
Kehidupan Pertama Jena : Kepulangan Jeno
30
Kehidupan Pertama Jena: Musuh Dalam Selimut
31
Kehidupan Pertama Jena : Mau Punya Anak
32
Kehidupan Pertama Jena : Cemburu Buta
33
Kehidupan Pertama Jena : Pria Berubah Karena Satu Wanita
34
Kehidupan Pertama Jeno : Target Pertama Jeno
35
Kehidupan Pertama Jena : Kematian Broto
36
Kehidupan Pertama Jena : Balas Dendam Sesama Penjahat
37
Kehidupan Pertama Jena : Puncak Cerita
38
Jena Kejang-kejang.
39
Kedatangan Laras
40
Ada Apa Dengan Jena? (Laras)
41
Jeno Cek In Hotel
42
Jeno Selingkuh?
43
Ada Apa Dengan Marni?
44
Niat Busuk Pelakor
45
Hukuman Untuk Pelakor
46
Pengadilan Agama
47
Membagi Beban
48
Sisa Waktu [Harapan Jena]
49
Cerdik Vs Licik
50
Ancaman Dari Jeno
51
Gugurkan Kandunganku
52
Janji Jeno dan Harapan Jena
53
Anugerah Sang Dewi?
54
Waktu Habis?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!