"Kamu yang salah," ujar Jena di sela-sela tangisnya membuat Jeno terkejut bukan main. Dia langsung melonggarkan pelukannya, menangkup pipi istrinya dengan lembut.
"Maaf, Dinda. Maaf kalau aku ada salah, tapi, kalau bisa. Kamu beri tahu aku di mana letak kesalahan ku, agar aku bisa berubah!"
Jeno tidak emosi, dia malah menanggapi tuduhan Jena dengan kepala dingin. Selalu begitu, di kehidupan pertama pun Jeno selalu menyelesaikan segala sesuatu dengan kepala dingin.
Bahkan, saat Jena menuduh Jeno selingkuh pun pria itu tetap tenang dan berpikiran dingin. Tak pernah meledak-ledak seperti pria lainnya.
Sikap tenang Jeno inilah yang membuat orang-orang tak percaya kalau dia selingkuh.
Jena semakin menangis, perasaannya campur aduk. Kepalanya hampir pecah rasanya, bingung sekali siapa yang benar dan siapa yang salah.
Teringat tentang pesan misterius yang berisikan bukti perselingkuhan Jeno, membuat wanita itu sadar kalau suaminya benar salah.
Segera Jena menenangkan hatinya yang kacau. Dia harus bermain cantik untuk membongkar kebusukan suaminya.
"Tenang, Jena. Jangan baper! Kamu harus kuat dan berpikir jernih, tidak boleh ragu seperti ini, Kutu Babi ini benar-benar telah selingkuh. Jadi, jangan sampai kamu terpana akan perhatian dan kelembutannya! Dia baik karena ingin menutupi keburukannya!"
Batin Jena berbicara. Wanita itu segera tersenyum paksa.
"Bukan begitu, aku hanya emosi saja. Kanda, sangat baik dan peduli padaku. Bahkan, tidak membiarkan ku untuk memasak atau mencuci piring barang satupun, dari awal menikah sampai sekarang! Aku merasa gagal menjadi istri yang baik!"
Jena berbohong agar Jeno tak curiga. Pria itu pun menghela nafas panjang, dia menarik kacamata Jena, lalu ia hapus jejak air mata yang membasahi pipi dan pelupuk mata Jena.
Cup.
Jeno mengecup pelupuk mata Jena dengan sangat lembut dan penuh perasaan.
"Kamu wanita yang hebat, Dinda. Bagaimana mungkin wanita sehebat kamu gagal menjadi istri. Kamu menjadi dokter spesialis jantung, menyelamatkan banyak nyawa orang. Lalu, kamu menikah denganku. Melayani ku dengan baik di atas ranjang! Memberi hak ku, meski kamu lelah bekerja, tapi kamu tetap melakukannya dengan suka rela! Bagiku, itu sudah lebih cukup!"
"Jadi, jangan pernah merasa gagal lagi! Karena kamu sangat berharga di mataku dan mata orang-orang yang kamu tolong!"
Jeno sangat pandai menenangkan hati Jena yang kacau. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut pria itu amatlah manis dan menyejukkan.
Siapapun akan jatuh hati pada Jeno, sebab pria itu sangat pandai mengambil hati orang lain dengan kata-katanya.
Jena tersenyum tulus. Kali ini apa yang dikatakan oleh Jeno benar, dia tidak gagal menjadi istri.
"Benar, aku bukan istri yang gagal. Kalaupun, kamu yang selingkuh, itu bukan kesalahan ku. Salahmu karena tertarik dengan daging kecil yang berada di tengah-tengah paha wanita!" batin Jena berusaha meyakinkan diri sendiri.
Di kehidupan pertama dia menyalahkan dirinya karena Jeno selingkuh. Apakah dia punya kekurangan?, Apa Jena gagal menjadi istri yang baik? Kalimat itulah yang membuat Jena stres dan menyalahkan diri sendiri.
"Udah, jangan galau dan sedih lagi! Cepat habiskan sarapan mu, setelah itu berangkat kerja!" titah Jeno dengan nada tegas seraya memasangkan kembali kacamata Jena.
Wanita itu tersenyum manis. Dia mengangguk kepalanya semangat. Setelah selesai sarapan, barulah Jena berangkat ke rumah sakit.
"Mau aku antar?" tawar Jeno serius.
"Nggak perlu, Kanda. Aku bawa mobil saja!" tolak Jena secara halus membuat Jeno mengerti.
Pria itu mengelus pipi istrinya, lalu mengecup mesra bibir Jena.
"Hati-hati, jaga mata, jaga hati!" ujar Jena dan Jeno serempak membuat keduanya tersenyum lebar.
Kalimat itu sudah menjadi slogan mereka berdua saat berpisah karena bekerja.
"Aku berangkat dulu ya, Kanda! Papay!" Jena melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam mobil Pajero sport nya.
Jena segera menancap gas mobilnya. Dia melirik spion mobil dan melihat Jeno masih setia menunggu mobilnya keluar gerbang.
Dahi wanita itu berkerut saat melihat Jeno tiba-tiba menerima telepon.
"Telepon dari siapa itu?" Jena bermonolo pada dirinya sendiri.
*
*
Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit. Dia tiba di rumah sakit, buru-buru wanita itu keluar dari mobilnya, saat melihat ada ambulance datang.
Perawat pria mengeluarkan brankar dorong dari mobil ambulans. Jena melihat bocah laki-laki tadi sadarkan diri dengan luka sekujur tubuhnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Jena khawatir bercampur kasihan.
"Pasien dianiaya ayahnya sendiri dengan gagang sapu dan sarung parang, Dok!" lapor perawat membuat Jena mengepalkan tangannya erat.
"Binatang!" umpat Jena marah.
Brankar di dorong cepat masuk ke dalam lorong rumah sakit. Jena ingin membantu, namun itu bukan tugasnya. Dia memiliki tugas yang lain.
Memasuki rumah sakit membuat telinga Jena mendengar banyak suara tangis, teriakan putus asa. Awal-awal menjadi dokter, Jena hampir menyerah. Dia tidak sanggup melihat orang-orang menangis, karena kehilangan.
Namun, Jeno terus menguatkannya dan mendorong wanita itu agar bisa maju menghadapi rasa takutnya. Hingga Jena menjadi dokter spesialis jantung terhebat di rumah sakitnya.
"Dok, sekarang jadwal operasi pasien yang bernama Rara!" lapor suster pada Jena membuat wanita itu terhenyak.
Rara?
Telinga Jena berdengung, keringat dingin keluar dari keningnya. Tiba-tiba ingatan masa lalunya terlintas begitu saja. Layaknya film yang berputar.
Hari itu, Jena dan rekan dokternya melakukan operasi transplantasi jantung gadis kecil berumur delapan tahun.
Masih terekam jelas kalau hari itu, adalah kali pertama Jena gagal menyelamatkan pasiennya.
Rara meninggal, karena kegagalan cangkok primer alias jantung donor tidak berfungsi.
"Pendonor jantungnya siapa?" tanya Jena cepat.
Tangannya bergetar hebat, dia ingat kalau jantung donor untuk Rara di kehidupan pertamanya tidak berfungsi, mengakibatkan Rara meninggal.
Kali ini, dia tidak mau gagal lagi! Jena harus bisa menyelamatkan Rara.
Gadis kecil yang punya sejuta impian.
Masih membekas obrolannya dengan Rara saat pertama kali gadis kecil itu di rawat di rumah sakit.
Flashback on.
"Rara, mau jadi apa kalau dewasa?" tanya Jena waktu itu dengan lembut.
"Emang Rara bisa hidup sampai dewasa?" Bukan menjawab, melainkan bertanya pada Jena, membuat wanita itu tersentak kaget.
Dadanya terasa sangat sakit, di luar sana begitu banyak orang yang ingin mati dan bunuh diri, sedangkan di rumah sakit, begitu banyak orang ingin hidup dan berumur panjang.
"Pastilah! Rara akan tumbuh jadi gadis dewasa yang cantik jelita!" balas Jena tersenyum manis menutupi rasa sedihnya.
Raut wajah Rara berbinar terang. Dia menatap Jena penuh harap.
"Benar, Rara pasti sembuh, karena kata Bunda, ada Dokter Jena yang akan menyelamatkan Rara! Bu dokter, tolong sembuhkan Rara ya! Rara mau sembuh, biar bisa lari-lari seperti teman-teman, Rara juga mau makan permen lollipop, bosan makan sayur dan minum obat. Rara mau dewasa, mau kuliah, mau jadi dokter spesialis jantung juga. Biar Rara bisa nolongin orang-orang yang sakit jantung seperti Rara!"
Gadis kecil itu bercerita tentang sejuta mimpinya. Sangat sederhana, bukan? Gadis kecil itu ingin makan permen, bukan obat.
Bagi orang awam, uang lebih penting. Tapi, bagi orang pintar, kesehatan lah yang paling penting.
"He'um, dokter janji akan bantu sembuhin Rara!" janji Jena kala itu.
Namun, dua hari kemudian Rara meninggal di meja operasi. Membuat Jena menangis histeris dan menyalahkan dirinya atas kematian Rara.
Flashback off.
"Siapa pendonor jantungnya?" tanya Jena serius.
"Reihan berumur–,"
"Tolak! Ganti pendonor lain!" Jena segera menyela membuat sang suster terkejut. Ternyata tidak berubah, saat itu pendonor jantung Rara juga bernama Reihan.
"Tapi, Dok."
"Bukankah, ada satu pendonor lagi?" tanya Jena datar.
"Benar, Dok. Tapi …"
"Saya tetap mau jantung donor yang satu lagi!" tegas Jena tak ingin di bantah.
"Baik, Dok."
Jena merenung, dia harus bisa menyelamatkan Rara.
"Bila aku gagal menyelamatkan, Rara. Maka aku akan gagal membongkar perselingkuhan, Suamiku. Karena di kehidupan pertama meninggal, dan aku pun meninggal!" batin Jena penuh ambisi untuk menyelamatkan Rara dan mengubah alur cerita hidupnya.
*
*
Tetap jaga kesehatan ya. Kerja boleh, tapi jangan gila kerja 😘
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Molive(virgo girl)♍
awas aja
kalau kata² luuhh
bedah sama kelakuan lhoo
bakalan ku maki² kau
JENO🤬
2023-07-06
0
Her Man
lnjut thor wlaupn agk mbngungkn,,tpi pnsrn.
2023-03-28
0
Arsyad Al Ghifari 🥰
Thor apa ini cerita genre reinkarnasi
2023-03-05
1