"Apa Kanda selingkuh di luar sana?" tanya Jena yang sudah tak mampu lagi menahan rasa penasaran nya.
Setelah bertemu dengan wanita misterius tadi, membuat Jena semakin gamang, antara percaya atau tidak, kalau suaminya selingkuh. Namun, bila benar, mengapa suaminya tak pernah mau mengakui meski saat itu Jena telah memberikan bukti perselingkuhan Jeno.
Jeno yang mendengar pertanyaan Jena pun nyaris tersedak. Dia tertawa geli, pria itu merasa aneh dengan pertanyaan istrinya, bagaimana mungkin dia bisa selingkuh sedangkan, punya istri secantik dan sehebat Jena.
Pria itu menggenggam erat tangan Jena. Lalu, dia mengecup punggung tangan istrinya yang polos tanpa ada selang infus.
"Dinda, apa selama kita menikah aku pernah berbuat aneh-aneh? Mabuk-mabukan? Ke club malam? Pergi ke luar kota, atau pergi ke suatu tempat tanpa pengetahuan mu?"
Bukan menjawab, Jeno malah memberikan pertanyaan baru untuk Jena. Pria itu menatap lekat wajah ayu istrinya yang sangat menenangkan hati juga jiwanya.
Mendengar pertanyaan Jeno membuat Jena merenung, benar apa yang di katakan oleh Jeno, selama menikah atau saat mereka pacaran, tidak pernah sekalipun Jeno berbuat hal aneh-aneh.
"Bahkan, saat teman-temanku mengajak ku ketemuan, aku pasti minta izin dulu sama kamu, 'kan?" tambah Jeno membuat Jena semakin gamang. Wanita itu menganggukkan kepalanya. Setuju akan apa yang dikatakan oleh sang suami.
Benar, bahwa selama ini Jeno tak pernah aneh-aneh, dia selalu meminta izin pada Jena, ke manapun dia pergi. Bahkan, Jeno juga mengirimkan foto di mana dan dengan siapa dia pergi.
"Maaf, Kanda. Kalau pertanyaan ku membuat Kanda sakit hati!" ujar Jena tak enak hati membuat Jeno menggelengkan kepalanya. Dia segera menarik Jena membawa wanita itu ke dalam pelukannya.
Entah mengapa Jena merasa sangat tenang berada dalam pelukan suaminya. Jeno menepuk punggung Jena dengan lembut. Menambah ketenangan bagi Jena.
"Tidak apa-apa, Dinda! Aku paham kegelisahan mu. Kita berdua sama-sama kerja, dan jarang punya waktu banyak untuk berduaan. Pasti aku dan kamu sering meragukan satu sama lain! Tapi, percayalah, Dinda. Aku tidak pernah selingkuh. Punya istri cantik, baik, cerdik dan dokter hebat seperti mu merupakan anugerah terbesar yang Tuhan berikan padaku!"
Jeno berkata bijak dengan nada lembut. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut Jeno terasa sangat menyejukkan hati Jena.
"Aku benar-benar ragu saat ini! Apa benar, Jeno selingkuh? Atau ada orang lain yang berusaha menghancurkan rumah tangga kami?"
Berbagai tanda tanya besar hadir dalam benak Jena. Wanita itu harus lebih cerdik lagi, dia tidak boleh terlalu emosional. Mungkin sikap baik Jeno untuk menutupi kejahatannya, atau memang Jeno baik, tapi orang lain yang jahat dan berusaha membuat mereka tercerai berai.
"Kamu ambil cuti untuk beberapa hari, ya! Aku tidak mau kerja dalam keadaan seperti ini. Bukan hanya kamu yang sakit, pasien kamu akan lebih sakit kalau kamu menangani mereka dalam keadaan tidak vit. Pekerjaan kamu bisa tidak seperfect biasanya."
Jeno memberikan nasehat untuk istrinya. Membuat Jena mau tak mau patuh. Dia harus beristirahat, guna mengembalikan tenaganya. Benar apa yang dikatakan oleh wanita misteri tadi.
Darah yang keluar dari hidungnya tadi, bukan karena kelelahan. Tetapi, jiwanya yang rusak. Terbukti tubuh Jena sangat lemah sekarang.
"Kita pulang sekarang saja, ya!" ajak Jena membuat Jeno menolak.
"Cairan infus kamu belum habis, Dinda. Tadi, kata Vio, habis cairan infus baru kamu bisa pulang!" tolak sang suami dengan nada tegas membuat Jena memutar bola matanya malas.
"Tidak apa-apa, Kanda. Aku ini juga dokter, kalau memang nanti aku merasa tidak fit lagi, aku bisa infus diriku di rumah!" balas Jena santai membuat Jeno menghela nafas berat.
Dia tidak bisa berbuat banyak atau mendebat Jena, karena istrinya yang lebih tahu tentang dunia medis.
"Ya sudah kalau begitu. Kita pulang sekarang!" ajak Jeno terpaksa menyetujui permintaan istrinya.
Jena segera melepaskan jarum infus yang menancap di punggung tangannya. Wanita itu kembali memakai jas dokternya. Tak lupa dia menguncir kuda rambutnya lagi.
"Aku ambil tas aku dulu, ya!" ujar Jena membuat Jeno mengangguk kepalanya.
Mereka berdua segera beranjak dari sana menuju ruangan Jena. Setelah selesai mengambil tas Jena, keduanya segera pulang.
Dalam perjalanan, ponsel Jeno berbunyi.
"Jangan di angkat, Kanda. Kamu lagi nyetir, bahaya kalau nyetir sambil nelpon!" larang Jena membuat Jeno tersenyum manis.
"Siap, ibu negara!" Jeno memberi hormat untuk Jena membuat wanita itu tersenyum geli. Dia segera melihat keluar jendela.
Kenapa alur hidupnya sangat membingungkan? Terkadang ada rasa kesal dan benci dalam hati untuk Jeno. Tetapi, ada rasa sayang dan cinta untuk Jeno. Di tambah pria itu sangat baik kepadanya.
"Dua Minggu lagi! Orang misterius itu akan mengirimkan bukti perselingkuhan Jeno untukku," batin Jena tak sabar menunggu hari itu tiba.
*
*
Setelah menempuh perjalanan setengah jam, akhirnya mereka tiba di rumah. Ponsel Jeno kembali berdering membuat pria itu langsung menekan tombol hijau di layar ponselnya.
"Halo, Pak Karni!" sapa Jeno sopan dengan nada diplomatis.
Jeno menghela nafas berat, dia masih berada di dalam mobil bersama Jena. Pria Itu menggaruk keningnya yang tak gatal.
"Baiklah, Pak."
Jeno segera mengakhiri panggilan tersebut. Sang istri yang penasaran dengan pembicaraan suaminya itu pun segera bertanya.
"Ada apa, Kanda?" tanya Jena lembut.
Jeno segera menoleh ke arah istrinya.
"Dalam dua hari kedepan, aku harus menghadiri seminar, Dinda. Dari jam 08:00 WIB sampai jam 21:30 WIB. Aku tidak bisa ambil cuti, karena seminar ini sangat penting."
Jeno bercerita pada istrinya. Dia memasang wajah sendu.
"Terus, yang buat kamu sedih begini kenapa, Kanda?" tanya Jena heran melihat suaminya tampak sangat sedih.
"Aku gimana aku nggak sedih, kamu lagi sakit dan cuti kerja, lah, giliran aku yang nggak bisa cuti. Otomatis aku nggak bisa rawat kamu, Dinda!" jelas Jeno dengan nada kesal.
Jena tersenyum kecil.
"Aku cutinya seminggu, Kanda. Jadi, kamu bisa ambil cuti setelah seminar!" balas Jena serius membuat Jeno tersenyum cerah.
"Serius, kamu cuti seminggu?"
"Dua rius malah!'' Jena mengangkat dua jarinya ke atas membuat Jeno tersenyum senang.
Dia langsung menarik tengkuk istrinya, mencium lembut bibir Jena. Meluapkan rasa senang, karena mereka bisa cuti bersama dan menghabiskan banyak waktu berdua.
*
*
Waktu berjalan begitu cepat, malam berganti pagi, mentari telah terbit. Jena belum bangun, karena terlalu lelah. Hingga saat matahari meninggi, barulah dia bangun.
Wanita itu meraba-raba ke samping, ternyata sudah kosong. Pasti suaminya telah berangkat kerja.
"Eugh … tubuhku pegal sekali!" Jena segera bangkit duduk, dia meregangkan otot-otot tubuhnya.
Setelah nyawanya terkumpul kembali. Barulah Jena beranjak ke kamar mandi guna menyikat gigi dan membersihkan wajahnya.
Dia memakai kemeja besar milik sang suami. Lalu keluar kamar, menuruni anak tangga, berniat ke dapur karena merasa sangat lapar.
"Selamat pagi, Buk!" sapa seorang gadis cantik memakai pakaian pelayan berdiri di ruang dapur.
Degg
Tubuh Jena membatu melihat gadis pelayan di hadapannya ini.
"Marni," batin Jena terkejut.
Marni merupakan salah satu selingkuhan Jeno yang ia tahu.
"Perkenalkan nama saya Marni, Buk. Pembantu baru di rumah ini yang dikirim oleh yayasan Pelayan Sempurna. Untuk menjadi asisten rumah tangga, Ibu Jena dan Bapak Jeno!"
Gadis itu memperkenalkan dirinya dengan ramah membuat Jena mengepalkan tangannya erat.
"Siapa yang menyewa jasa dari yayasan kalian?" tanya Jena dengan nada dingin membuat Marni salah tingkah. Dia merasa aneh dan takut dengan sorot mata Jena. Padahal, dia baru pertama kali bertemu dengan Jena dan tak pernah berbuat salah dengan Jena.
"Pak Jeno, Buk," cicit Marni pelan membuat Jena murka. Langsung naik ke atas untuk mengambil ponselnya dan menelpon Jeno.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
semangat thorrrr kuh lanjut
2023-06-29
0
Hanik Mukarramah
ingin tahu alurnya meskipun penuh misteri tapi pingin tahu kelanjutannya
2023-03-05
1
Nurlela Nurlela
fit bukan vit
2023-03-05
1