Suami Licik Versus Istri Cerdik
Cerita ini banyak misteri bercampur komedi, meski ada konflik tapi di buat seringan mungkin. Jadi, siap² banyak stok kesabaran, gigi kering karena ketawa hehe 🥰😍
Mohon dukungannya ya teman²
...****************...
Seorang wanita cantik, namun tampak menyedihkan dengan butiran kristal membasahi pipinya. Dia menatap seluruh anggota keluarga, baik dari keluarga suami atau keluarganya, juga para sahabatnya berdiri di sana.
Tidak ada yang paling menyakitkan dalam dunia ini, kecuali tak dipercaya. Dia sangat lelah dengan kehidupan nya. Punya suami baik dan perhatian juga jago menggombal ternyata busuk di belakang, suami yang ia sayangi punya tujuh selingkuhan.
Bayangkan, tujuh wanita selingkuhan. Bukan menduakan nya, melainkan langsung selingkuh dengan tujuh wanita. Semua bukti yang ia punya telah di rusak oleh orang suruhan suaminya.
"Ma, Pa. Percaya padaku kalau bajingan sialan, setan, buaya, iblis itu selingkuh di belakangku!" tunjuk Jena dengan tangan gemetar karena menahan amarah ke arah suaminya. Dia menatap pria itu dengan sorot mata penuh kebencian.
Jeno menatapnya dengan sorot mata sayu. Bajingan sekali dia, sangat manipulatif. Berlagak seolah-olah yang paling tersakiti, ternyata dia tak lain adalah racun berbahaya yang harus segera dimusnahkan.
"Jena?! Jaga ucapannya, kau jangan kurang ajar! Jangan mengumpat nya dengan kata-kata kasar. Dia adalah suaminya, Jena?!" bentak sang ayah untuk pertama kalinya membuat tubuh Jena membeku.
Cairan bening semakin deras mengucur membasahi pipinya. Dia menangis tersendat-sendat. Menarik rambut panjangnya dengan kencang, seolah menganggap dirinya sedang mimpi buruk.
"Pa, jangan bentak, Jena! Kasihan dia!" larang Jeno dengan raut wajah tak berdosa. Dia berlagak seperti pahlawan, membuat Jena semakin gemetar menahan amarah. Sangat geram sekali dengan akting suaminya.
"Kau lihat, Je. Suami yang kau tuduh selingkuh, malah membelamu sekarang! Bagaimana bisa suami sebaik Jeno selingkuh, huh?! Seharusnya kamu bersyukur punya suami sebaik, Jeno!" tukas sang ayah membuat Jena semakin tertekan. Wanita itu merasa sangat stress sekarang. Dia tidak tahu harus berbuat apa, rasanya sangat tersiksa saat semua orang lebih percaya pada penipu ulung seperti suaminya.
"Je, tenanglah! Mungkin kamu berhalusinasi melihat Kak Jeno selingkuh. Kita semua tahu kalau kamu sangat mencintai, Kak Jeno. Begitupun sebaliknya! Kalian adalah pasangan paling serasi yang pernah kami lihat!"
Laras sahabat Jena pun berpihak pada Jeno. Wanita itu hanya bisa menahan rasa sesak di dalam dadanya. Bagaimana bisa semua orang berpihak pada pria bajingan itu? Padahal Jeno jelas-jelas selingkuh.
"Benar, Buk. Pak Jeno, selalu setia pada, Ibuk. Beliau tidak pernah membawa wanita lain ke dalam rumah selama Ibuk tidak ada!" seru Marni pembantu Jena.
Jena yang mendengarnya pun tertawa lepas, tubuhnya bergetar karena tertawa. Matanya tak berhenti mengeluarkan cairan bening. Merasa sangat lucu dengan orang-orang.
"Hey, j*lang. Tentu saja dia tidak pernah membawa wanita lain ke rumah ini, karena kamu adalah salah satu selingkuhan nya! Apa kau kira aku bodoh, tak tahu kalau kau selalu ***** di atas kasurku dengan pria bangsat, bandot tua, sialan itu! Aku tahu semuanya!" jerit Jena dengan suara sangat tinggi.
Dia menghentakkan kakinya di lantai. Wanita itu sedang tantrum, dia benar-benar sedang berada dalam keadaan hati yang buruk. Psikis nya benar-benar terguncang, sahabatnya Laras merupakan psikolog, saat Jena bercerita tentang pengkhianatan suaminya, Laras malah mengatakan Jena berhalusinasi atau berburuk sangka.
Memang wajar kalau semua orang mengira Jeno sangat baik. Karena pria itu begitu bagus meng-treat Jena layaknya ratu. Bahkan, keduanya sering dipanggil JeJe couple.
Ibu Jena yang sedari tadi diam pun merasa murka. Dia melangkah mendekati putrinya, lalu menampar Jena dengan keras. Membuat wajah wanita itu terpental ke kanan, menunjukkan betapa kerasnya tamparan itu.
Plak.
"Mama, tidak pernah mendidikmu menjadi wanita kasar, susah payah Papa bekerja agar bisa menyekolahkanmu tinggi-tinggi sampai jadi dokter, tapi, kau malah asal berbicara seperti orang yang tidak punya tata Krama, mulut mu sedari tadi hanya bisa mengumpat dan mengumpat! Jangan bikin malu keluarga, Je?!" bentak wanita tua itu membuat Jena tertawa miris. Sungguh tragis nasibnya, tidak ada yang percaya padanya. Semua orang lebih percaya pada pria manipulasi seperti suaminya.
Semua orang tak bisa menjaga keterkejutan mereka, ketika melihat wanita paruh baya itu menampar putrinya sendiri. Bahkan, Jeno menganga, ada rasa bersalah saat melihat istrinya di tampar.
"Ma, jangan sakiti, Jena lagi!" tegas Jeno segera menghampiri istrinya yang berdiri menatap nanar wajah ibunya.
Dia berniat menyentuh Jena, namun, wanita itu langsung menepisnya dengan kasar. Kemudian, dia menatap semua orang dengan sorot mata nanar.
Orang tua, mertua, suaminya dan sahabatnya. Ada kesedihan di mata Jena. Dia tersenyum pahit, saat matanya menyipit, cairan bening keluar dari matanya lagi dan lagi.
"Ma, Pa! Apa kalian tahu kalau aku sangat menyayangi kalian? Aku mengadu pada kalian karena berharap mendapatkan kepercayaan dan perlindungan. Tapi, apa yang ku dapat? Tidak ada perlindungan dan tidak ada kepercayaan!"
Jena menatap wajah ibu dan ayahnya dengan sorot mata penuh kekecewaan. Orang tua Jena merasa sakit hati ketika bertatapan dengan anak tunggal nya itu. Namun, mereka tak bisa berbuat banyak, karena yakin betul kalau menantu mereka tidak selingkuh.
"Baiklah! Lebih baik aku yang disalahkan. Aku terlalu lelah untuk membela diri! Beban yang ku pikul juga sangat berat. Aku sudah capek!"
Jena berkata dengan nada putus asa. Semua orang merasa khawatir dengan maksud perkataan Jena, termasuk Jeno.
Tiba-tiba wanita itu mengeluarkan pisau kecil dari jas putihnya, lalu dengan gerak cepat dia menancapkan pisau pada lehernya.
Krekk.
Suara kulit sobek terdengar menakutkan saat Jena membawa pisau itu membela leher jenjangnya. Jeno menutup matanya saat darah segar Jena mengenai wajahnya. Kejadian itu sangat cepat membuat semua orang berteriak histeris.
"JENA?!" teriak mereka semua serempak kecuali Jeno yang berdiri membeku di hadapan Jena.
Dada wanita itu terasa sangat sesak. Nafasnya tak beraturan, pandangannya buram dan kakinya tak sanggup menopang tubuhnya, Jeno segera menahan pinggang Jena agar tak jatuh.
"Jena?!"
"Jena, bertahanlah, Je."
"Panggil ambulans!"
"Jena, hiks … jangan tinggalkan, Mama dan papa, Sayang!"
Wanita itu tersenyum pahit. Seiring darah keluar dari lehernya, seolah beban yang ia pikul sangatlah berat.
Psikis Jena memang sedang tak baik-baik saja, di tambah mendapatkan tekanan dari orang tua. Membuat mentalnya terguncang hebat.
Jena tak ingin mati, tetapi, dia ingin beban yang dipikulnya sendirian menghilang.
"Kalau aku diberi kesempatan kedua untuk hidup. Akan ku gunakan kesempatan itu untuk membongkar perselingkuhan suamiku dengan cara yang lebih anggun dan cerdik," batin Jena penuh harap.
*
*
"Ah … kau sangat enak, Sayang!"
Terdengar suara pria m*ndesah di atas tubuhnya. Membuat wanita itu mengernyitkan keningnya, perlahan dia berusaha untuk membuka matanya. Mulut wanita itu ikut m*ndesah tanpa bisa di tahan.
Perlahan matanya terbuka, sontak saja dia terkejut bukan main. Jantungnya nyaris copot saat melihat suaminya berada di atasnya.
"Apa ini? Kenapa aku masih hidup?" pekiknya dengan suara tertahan membuat sang suami menatapnya heran.
"Tentu saja kau hidup, Adinda Jena ku tercinta! Karena kakanda tidak akan pernah membiarkan mu terluka sedikitpun," balas pria itu tersenyum genit membuat Jena paham.
Kalau dia mengalami time travel, balik ke masa lalu.
*
*
Mohon dukungannya ya, Guys. 🤗🤗😘🥰
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mama Muda
kukira ganti orang,rupa nya masih itu wanita nya, Jena setan 😂😂😂 up dulu sampe dini
2024-01-27
0
Erina Munir
kenapa ga foto2in aja waktu pas ketauan lgi selingkuh...klo gitukan ortunya jdi percaya...
2023-05-26
0
Abizar zayra aLkiaana
👣👣
2023-05-16
0