Jena terkejut bukan main, dia merasa senang, karena mendapatkan pesan misterius. Namun, Jena bingung, sebab pesan misterius ia dapatkan lebih cepat dari perkiraan nya. Seharusnya, masih ada beberapa hari lagi, barulah pesan itu ia terima.
"Apakah ada perubahan alur cerita ya?" Jena bertanya pada diri sendiri. Tak ingin berpikir terlalu lama, Jena pun segera bersiap-siap untuk datang ke hotel V. Dia ingin melihat, apa yang sebenarnya sang suami lakukan di sana.
Jena memakai pakaian casual, celana jins biru dipadukan dengan kemeja putih. Tak lupa dia memakai topi dan masker hitam. Jena menatap pantulan dirinya di depan cermin.
"Aku harus bisa mendapatkan bukti malam ini, aku lelah harus berpura-pura bahagia bersama, Mas Jeno. Meski aku masih cinta padanya, tetap saja aku tidak bisa terima pengkhianatan!"
Jena bermonolog pada dirinya sendiri. Segera wanita itu keluar dari kamarnya, saat menuruni anak tangga. Dia bertemu dengan Marni yang baru saja keluar dari dapur.
Marni tampak terkejut melihat penampilan Jena yang sangat misterius.
"Ibuk mau ke mana?" tanya Marni sopan membuat Jena melirik ke arah pembantunya.
"Mau jumpa sama temen! Kamu jaga rumah ya. Kunci pintu dan jendela! Jangan terima tamu dan buka pintu untuk orang lain, kecuali buka untuk saya dan Bapak!"
Jena memberikan peringatan untuk Marni agar tak membuka pintu kecuali untuknya dan Jeno. Marni menganggukkan kepalanya mantap.
"Siap, Buk. Hati-hati di jalan!" ujar Marni membuat Jena mengangguk kepalanya pelan.
Setelahnya, Jena beranjak keluar dari rumah. Marni hanya bisa menatap punggung Jena dari belakang.
"Huff … tadi Bapak yang keluar, sekarang Ibuk. Tinggal lah aku sendirian di rumah besar ini! Hu hu aku takut … andai punya Ayank pasti nggak bakal setakut ini karena ada yang temenin aku!"
Marni bermonolog pada dirinya sendiri. Kejombloan membuat Marni kesepian. Ahh … apa yang gadis lugu itu pikirkan, segera dia mengecek jendela, tak lupa ia kunci, begitupun dengan pintu rumah.
Setelahnya Marni berlari kencang masuk ke dalam kamarnya. Dia sangat takut di tinggal sendirian di rumah besar itu.
"Semoga saja Ibuk dan Bapak cepet pulang! Aku takut!" Marni menarik selimut ke atas dada. Dia memilih pura-pura tidur, karena takut.
*
*
Di sisi lain, seorang pria tampan sedang menikmati tontonan menarik di hadapannya. Dia melihat lima wanita sedang melayani seorang pria tampan. Gaya bercinta yang sangat brutal dan menyakitkan bagi orang normal. Tetapi, tidak bagi mereka yang menganggap itu menyenangkan.
Semakin sakit yang mereka rasakan, maka semakin nikmat bagi mereka. Aneh bukan? Namun, mereka semua punya alasan tersendiri dan penyebab mengapa bisa menyimpang.
"Kau menyukai tontonan nya, No?" tanya seorang pria tampan berdarah campuran Inggris - Indonesia. Mereka tidak ikut bermain, tetapi, hanya menonton. Dengan menonton saja sudah membuat tubuh mereka merinding kenikmatan.
"Aku selalu suka permainan kasar, Dan!" Jeno membalas dengan mata yang tertuju ke depan. Pria tampan itu tidak melirik sedikitpun ke arah temannya. Dia tertarik melihat seorang wanita yang berteriak kenikmatan saat bokong nya di tampar oleh sang pria.
"Kalau kau suka, kenapa tidak bermain kasar saat bercinta dengan istrimu?" tanya Dani penasaran membuat Jeno menghela nafas berat.
Dia mengeluarkan rokoknya, lalu menjepit dengan dua jarinya, Dani menyalakan korek api membuat Jeno segera mendekatkan ujung rokok dengan api.
Jeno menyesap rokoknya, lalu mengeluarkan asap dari mulutnya.
"Aku pernah mencobanya, tapi, Jena tidak bisa! Dia kesakitan dan aku tidak suka melihatnya sakit atau menangis!" balas Jeno santai seraya terus menikmati tontonan menarik di hadapannya.
Jeno mempunyai rahasia kelam. Dia termasuk pria sadomasokis dan dominan boy di atas ranjang atau di manapun. Termasuk dalam membersihkan rumah atau memasak. Dia lebih dominan dari Jena.
Jeno mempunyai masa lalu yang sangat kelam, sehingga membuat pria itu ketergantungan terhadap penyimpangan $eksual. Tidak ada yang tahu itu, kecuali Dani. Karena mereka berdua sama-sama pengidap sadomasokis. Bedanya dulu sebelum menikah, Jeno tak segan bercinta dengan wanita bayaran yang sama-sama punya penyakit sadomasokis.
Tetapi, setelah menikah dengan Jena. Dia berubah, meski belum sembuh total, tetapi Jeno sedang berjuang untuk sembuh. Hingga yang awalnya pemain, sekarang hanya penonton saja.
Semua itu dia lakukan demi Jena. Cinta memang buta, Jeno yang dulunya suka bermain wanita diam-diam, berubah menjadi pria baik semenjak bertemu dengan pujaan hatinya.
Dani yang mendengar jawaban Jeno pun tersenyum sinis.
"Kamu mencintai nya?" tanya Dani dengan nada sinis membuat Jeno tersenyum tipis.
"Tentu, aku sangat mencintai nya. Dia dunia ku! Segalanya bagiku!" balas Jeno mantap dengan penuh kesungguhan.
Dani pun tertawa terbahak-bahak. Dia merasa kalau Jeno terlalu banyak berharap pada cinta. Dulu Dani juga sama seperti Jeno, hampir sembuh total, tetapi, seseorang membuatnya trauma akan cinta. Hingga sampai saat ini Dani tidak lagi jatuh cinta.
"Kamu kira dia akan tetap mencintaimu setelah tahu kebiasaan buruk mu, No? Ingat! Jena itu normal, bukan seperti kita yang tidak normal. Dia cinta kelembutan, sedangkan kita cinta kekasaran. Dunia kuta dan dia tidak sama, No!"
Dani berkata setelah tertawa terbahak-bahak. Jeno yang mendengarnya pun langsung terdiam. Wajahnya berubah masam bercampur sendu. Dia juga memikirkan hal yang sama dengan Dani. Berbagai pikiran buruk hadir dalam kepalanya. Dia sangat sedih. Tetapi, mau bagaimana lagi! Dia amat mencintai istrinya. Selalu berdoa setiap malam sebelum tidur agar Jena tidak tahu rahasia kelam nya.
"Aku akan berjuang agar bisa sembuh total, Dan. Aku tidak akan menceritakan kekurangan ku pada, Jena. Aku takut kalau dia pergi meninggalkan ku! Aku mencintainya, Dan. Sangat … kelembutannya mampu membuat kekasaran ku perlaha menghilang. Senyuman nya membuat aku tenang! Tidur dalam pelukannya membuat tidurku tenang, semenjak menikah. Aku tidak lagi mimpi buruk, Dan. Seolah kehadiran Jena, membuat trauma ku hilang! Meski saat jauh dengannya, trauma itu kembali datang!" jelas Jeno panjang lebar pada temannya.
Dani mendengarkan dengan baik. Dia menghela nafas berat, pria itu tidak lagi tertarik menonton permainan di hadapannya.
"Aku hanya bisa berdoa agar istrimu tidak tahu tentang kebiasaan buruknya, No. Jangan sampai Jena seperti Lilly yang pergi meninggalkan ku. Dia tidak mau menerima kekurangan ku! Parahnya dia membenciku! Padahal, bukan keinginan ku juga menjadi seperti ini."
Dani menatap langit-langit kamar hotel. Matanya berkaca-kaca teringat masa lalu. Jeno menepuk pundak Dani. Dia berusaha menguatkan temannya itu agar tak larut dalam kesedihan.
"Percayalah, Dan. Suatu hari nanti, akan ada wanita yang mau denganmu dan menerima segala kekurangan mu!" ujar Jeno berusaha menyemangati sahabatnya.
Dani tersenyum sinis.
"Aku nggak percaya lagi dengan cinta, No!" balas Dani tersenyum perih.
*
*
Masih banyak teka-teki. Perlahan akan terkuak yah, 🤭 jangan benci Jeno. Sebab dia punya masa lalu kelam yang bahkan untuk diceritakan, Jeno nggak sanggup.
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
Whaaaaaaaatttttt??? serem amat suka dgn hal yg kekerasan
2023-04-13
0
Erni Kusumawati
oalah ternyata ini penyebabnya...lanjut baca
2023-03-10
2
Bijamil
tuh kan bener punya kelainan sexsual
2023-03-09
1