Di sebuah rumah mewah, pemilik dari perusahaan Phantom yang terkenal di segala penjuru dunia.
Evan, berjalan menyusuri koridor dari rumah mewah miliknya, saat ini dia tidak berjalan sendirian, sebab ada satu orang yang menemaninya pergi ke satu tempat tujuan, yaitu seorang wanita.
Wanita yang hanya berbalut dengan handuk putih kimono itu, sedang Evan gendong ala bridal, dan terus membawanya ke satu tujuan, yaitu ke sebuah kamar.
KLEK...
Di dalam kamar yang cukup luas.
Evan dengan perlahan meletakkan tubuh seringan kapas itu ke atas tempat tidur miliknya.
Evan terus menatap, dan terus mengamati dengan perlahan satu persatu setiap sisi dari tubuh Alinda, yaitu wanita yang belum lama ini berada di tangannya, tapi karena berhasil di curi oleh Charlie, jadi untuk beberapa puluh jam, wanita ini ada di tangan orang lain sebelum akhirnya sekarang wanita ini yaitu Alinda, sudah kembali berada di tangannya.
"Dia mudah di kelabuhi. Wanita bodoh yang hanya tergila-gila dengan pria tampan. Hmph..., ada juga wanita yang seperti ini." Gumam Evan tanpa mengalihkan pandangannya terhadap wanita tersebut, Alinda. 'Ingin jadi benalu, walaupun dia bodoh, mudah dikelabuhi, dan lemah, entah kenapa dia terus membuatku kepikiran.'
Dengan ekspresi wajah serius, Evan menatap datar dari keberadaan Alinda yang kini sudah ada di atas tempat tidurnya.
Ada perasaan aneh ketika sudah menyentuh Alinda. Yaitu pembawaan ingin melindunginya, itulah yang Evan selalu rasakan setelah melihat percobaan Rayshift yang digunakan untuk mengembalikan Alinda ke tempat tinggal yang sebenarnya, mengalami kegagalan, sampai membuat wanita ini, Alinda mengalami koma selama beberapa waktu.
'Intinya dia berbeda dengan Alnie.' Evan menutup matanya, merogoh salah satu saku celananya, Evan pun mengeluarkan sebuah barang yang sempat di tinggalkan oleh Alinda, yaitu sepasang anting-anting.
Evan memperhatikan sepasang anting emas itu secara seksama.
Baginya, anting-anting tersebut cukup kecil, ringan, bahkan model yang kurang menarik.
Tapi meskipun begitu, Evan yang tidak punya kebiasaan menyimpan barang milik orang lain di dalam bajunya, terutama, hanya terheran sendiri.
Sampai, tangan itu akhirnya menuntun tubuhnya untuk lebih mendekati Alinda yang terbaring tidak sadarkan diri, membungkukkan tubuh ya ke bawah, Evan pada akhirnya menyentuh salah satu telinganya Alinda, dan memakaikan kembali anting-anting tersebut ke sang pemilik.
'Ini terlalu tipis, bahkan aku pikir ini bisa patah jika aku memakaikannya sembarangan.' Dan baru saja berpikir seperti itu, Evan yang kurang sabaran dalam memasukkan ujung tipis dari anting tersebut ke lubang telinga yang bahkan nampak seperti sudah tertutup rapat, justru berhasil melukai telinganya Alinda sampai berdarah. ".........!"
Alhasil, Evan pun menghentikannya, dia tiba-tiba saja jadi merasa bersalah dengan tindakannya itu.
'Kenapa aku harus repot-repot memakaikan antingnya?' Satu pertanyaan sebagai wakil dari kebingungannya akhirnya keluar juga. 'Ini pasti efek dari keberadaan wanita ini di dunia ini, makannya orang sepertiku, Charlie bahkan Osborn jadi ikut mengambil peran yang seharusnya tidak mereka lakukan. Alinda-'
Mengikuti kata hatinya karena terfokus terhadap darah yang sempat keluar dari kulit tipis telinga kirinya Alinda, Evan tiba-tiba saja jadi menjilat nya.
SLURP....
"........." Evan terdiam, iris matanya berwarna merah ruby itu menemukan satu tahi lalat yang kebetulan memang terletak di telinga tersebut yang cukup menarik perhatian nya. "Kau berhasil menggerakkan semua orang di dunia ini." Kata Evan, berbisik di telinga Alinda persis. "Apa kau suka, karena kau akhirnya membuatku seperti ini juga, dan menjadikanmu benalu untukku?" Imbuhnya lagi.
Alinda yang tadinya terlelap tidur, perlahan membuka matanya, dan menemui wajah Evan yang begitu dekat, sampai aroma maskulin milik dari pria ini, akhirnya mampu menyadarkan Alinda.
"Evan?" Panggil Alinda dengan begitu lirih, hingga membuat Evan menoleh ke arah kanan.
Dua wajah dengan dua nafas yang saling berbagi udara, berhasil mereka dapatkan.
"Kau sudah bangun, wanita?" Seringai Evan.
Alina yang masih separuh sadar, kembali menutup matanya seraya bertanya : "Apa aku masih bermimpi?"
"Kau pikir aku bisa disini karena aku masuk kedalam mimpimu?" Tanya balik Evan.
"Tapi, bukannya tadi aku ada di tempat yang dingin juga cukup gelap? Kenapa aku bisa ada di tempat yang empuk, bercahaya, juga hangat? Lalu-" Tapi ketika linda kembali membuka matanya, Alinda memang benar-benar melihat wajah seorang pria yang begitu dekat dengannya.
"Lalu apa? Apa kau masih belum percaya kalau aku sedekat ini denganmu karena kau sendiri yang lebih dulu berbuat ulah?" Tanya Evan.
Jika bukan karena berhubungan dengan Alinda, Evan mana mungkin sampai repot-repot pergi untuk mencari dan menemui Alinda, sampai membawa wanita asing ini ke dalam rumahnya, dan paling nahasnya adalah sampai membawa Alinda ke dalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments