"Ukh...kenapa perutku ngga guna sekali? Setiap aku merasa kurang nyaman, imbasnya perutku sakit nyut-nyutan seperti ini." Dan di selingi rasa takut dari hutan yang cukup gelap itu, Alinda pun jadi merasa frustasi dengan dunia yang ia tinggali itu, sebab benar-benar membuat dirinya begitu banyak membuatnya jadi menderita. 'Aku ingin tidur di kamarku sendiri. Walaupun kecil, setidaknya aku bisa beristirahat dengan tenang.'
Alinda berpikir demikian, sebab selama ini, dirinya terus di ganggu oleh banyak orang, nyatanya banyak pria yang terus mengganggunya, sehingga untuk makan pun, ia tidak tahu apakah yang ia makan itu masuk kedalam mulut atau tidak.
'Apa sekarang aku benar-benar sendirian disini? Atau nanti aku selanjutnya akan mendapatkan musibah di culik lagi seperti dua hari yang lalu?' Sederet pemikiran mengenai kemungkinan pun terlintas di dalam kepalanya.
Dia menatap jalan sepi penuh dengan kegelapan itu.
Seperti harapan sebelumnya, dirinya bisa keluar dari rumahnya Charlie, dan mendapatkan kebebasan. Tapi lantas, setelah mendapatkan kebebasan seperti itu, apa tujuan selanjutnya?
Alinda menutup matanya, semakin meringkuk di atas jalan, karena dengan tiduran di atas aspal tersebut, ia jadi merasakan suhu hangat yang masih tersimpan di dalam aspal hitam tersebut.
Sampai, akhirnya ia tertidur, dan tanpa sadar di belakangnya sudah ada seorang pria sedang memandanginya dengan tatapan intens.
'Akhirnya aku bisa mendapatkanmu. Setelah teknologi Rayshift itu berhasil, aku pastikan kalau kau akan kembali ke tempat asalmu.' Benak hati pria ini, yaitu Evan.
Laki-laki yang menjadi dalang dari penculikannya Alinda dua hari lalu, sekaligus seorang Bos dari perusahaan Phantom.
Karena wanita yang ia cari akhirnya bisa Evan temukan, dengan senyap Evan pun menyemprotkan sebuah cairan di atas kepala Alinda yang sedang tertidur, sehingga cairan yang sempat keluar itu perlahan membasahi wajah Alinda, dan membuat Alinda yang awalnya hendak bangun karena merasakan sesuatu, tiba-tiba jadi tidur sungguhan, dan semua itu berkat obat tidur.
"Bukankah ini terlalu mudah?" Tanya Evan pada dirinya sendiri, karena bisa mendapatkan kembali wanita yang ia mau dengan cukup mudah, bahkan tanpa perlu berdebat ataupun menyatakan perang kepada empat orang lain yang memberikan perlindungan dibelakangnya Alinda. "Akhirnya kau berada di tanganku lagi. Aku pastikan, setelah ini kau tidak bisa di bawa pergi kemanapun, sekalipun itu kau, Osborn." Imbuhnya lagi.
Setelah dirasa Alinda benar-benar tertidur, Evan pun membopong Alinda dengan gaya bridal.
Dan betapa mengejutkannya, sebab beban yang Evan bawa di kedua tangannya benar-benar cukup ringan, seolah dia hanya memegang ranting pohon kecil.
'Apa dia makan rumput seperti kambing? Bisa-bisanya tubuhnya seringan ini. Bahkan aku merasa beratnya lebih ringan dua kali lipat dari tubuh Alnie.' pikir Evan.
Tapi karena ia tidak mau begitu memikirkan soal berat ringan dan perbandingan tubuh Alinda dengan Alnie, Evan langsung memasukkan tubuh wanita tersebut kedalam mobilnya.
Dan setelah masuk, Evan pun langsung pergi dari sana.
____________
"Artem, kau yakin dia masih berada di sekitaran hutan?" Tanya Osborn kepada rekan kerjanya lewat alat komunikasi yang memang terhubung dengan earphone bluetooth.
-"Aku yakin, dia sekitar sepuluh menit yang lalu melewati pondok kecil yang ada di pinggir jalan, jadi jika memang mau pergi keluar ke jalan raya, dengan berjalan kaki Alinda paling tidak membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Jadi ada kemungkinan memang masih ada di sana, kecuali ada seseorang yang berhasil mendahului kita."'-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments