2 : Bukan Babysister, tapi Istri

Inta menatap dua pria di depannya secara bergantian. "Apa yang bagus?" benak Inta kembali.

“Apa kamu pernah menikah?” tanya Zacry dengan tiba-tiba.

Dengan bingung Inta menjawab. “Tidak, Inta belum pernah menikah.” Sedikit cengiran Inta bertanya. “Kenapa malah bertanya tentang pernikahan? Apa Babysister itu harus seorang wanita lajang?”

Sedari tadi dia tidak bisa berpikir tenang. Pertanyaan dua pria didepannya begitu aneh, setidaknya mereka bertanya tentang pengalaman atau hal yang berhubungan dengan Babysister.

“Babysister? Ah, sepertinya ada kesalahpahaman disini.” ucap Zivta dengan suara yang ramah. “Bukan Babysister, kami mencari seorang Istri untuk Adikku ini.” lanjutnya.

Inta terdiam, dia tercenga hingga tidak berkedip. “Bukan Babysister, tapi Istri? Ah, mencari Istri?” tanya Inta. Dia datang kesini untuk berkerja, bukan melamar menjadi Istri seseorang.

Zivta mengangguk. “Benar, Adikku mencari seorang Istri untuk menjaga Putranya yang berusia 5 tahun.”

Inta dengan wajah pasrah terdiam di tempat. Ingatannya mengarah kepada banner yang diberikan Malinda. Dengan cepat, Inta menampakkan banner itu ke depan Zivta dan Zacry.

“Pasti ada kesalahan, Lihatlah ... Sahabatku mengatakan kalau kalian mencari seorang Babysister.” Ucap Inta.

Zivta dan Zacry hanya terdiam melihat apa yang ditampilkan oleh Inta.

“Ayah, keterlaluan.” gumam Zivta. Dia segera menarik nafas dan menjelaskan kepada Gadis muda didepannya. “Dengar Inta, itu banner ah maksudnya Browsur, sebenarnya telah dihapus dua hari yang lalu. Sepertinya, sahabatmu menyimpan ini hingga tidak tahu kalau itu sudah dihapus.”

Inta bungkam mendengar apa yang dikatakan oleh Zivta, dia segera melirik banner diponselnya.

Zivta kembali membuka mulut. “I-,”

“Tidak ada yang mencari Babysister. Katakan alasanmu ke sini apa karena uang 10 juta itu?” Zacry memotong ucapan Zivta. Dia menatap serius ke arah Inta.

Zivta menoleh ke arah sang Adik. "Sepertinya, Dia tidak tahan dengan perlakuan ayah.” benaknya.

Inta mengangguk mendengar perkataan Zacry. Dia tidak berpikir resiko apa yang akan diterima karena tujuan awalnya disini untuk uang 10 juta.

“Oke, tidak ada 10 juta. Jika menginginkan itu, kamu harus menikah denganku. Tidak hanya 10 juta, Aku akan memberikan tempat tinggal, asal kamu menjaga dan merawat anakku.” ucap Zacry dengan wajah datar.

Inta tidak percaya dengan pendengarannya sendiri. Mendapat tempat tinggal, utangnya akan dibayar, kuliahnya akan berjalan lancar. Inta merasa keberuntungan yang luar biasa.

“Apa hanya menjadi seorang Istri untuk menjaga anak anda?” tanya Inta.

Zivta berpikir gadis didepannya akan menolak, tetapi siapa sangka, Gadis itu dengan wajah berbinar melanjutkan percakapan dengan adiknya. “Apa gadis ini tidak tahu kalau menikah dengan keluarga kami, dia tidak akan lepas begitu saja.” benak Zivta.

“Iya, tenang saja. Tidak ada cinta diantara kita. Kamu cukup menjaga dan memberi kasih sayang seorang ibu kepada Putraku. Setelah itu, aku akan melepaskanmu.” ucap Zacry dengan ekspresi serius.

“Tetapi, Maaf sebelumnya nih ...,” Inta menatap ke arah lain dengan wajah malu-malu.

“Sebenarnya begini, aku memiliki banyak utang, lalu tidak enak jika menundanya. Bisakah aku mendapatkan uang muka untuk membayar utangku. Ah, tenang saja, aku tidak akan kabur. Karena bagaimana pun, anda bilang akan memberi ku tempat tinggal selama aku memberikan kasih sayang seorang Ibu, kepada anak anda.” lanjut Inta.

Zacry dengan cepat menganggukan kepala, “Kepada siapa kamu berutang?”

“Aku berutang dikampus karena tidak bisa membayar biaya kuliah, sekitar 10 juta. Lalu, aku berutang jasa kepada sahabatku. Dia merawatku saat orang tuaku meninggal hingga sekarang, setidaknya aku ingin mengembalikan uangnya.” jawab Inta.

“Baiklah, jika seperti itu keinginanmu. Aku akan melunasi segalanya, sekarang bagaimana keputusanmu?” tanya Zacry.

Inta dengan cepat menganggukkan kepalanya. “Aku siap menjadi istri, Anda.”

Melihat kedua belah pihak yang sudah saling menyetujui, Zivta segera menjadi penengah. “Oke, sudah sepakat kan? Kalau seperti itu, aku akan menghubungi Ayah.”

Tidak ada pembicaraan lagi diantara keduanya. Sesuai kesepakatan, Inta akan menikah dengan Pria dingin didepannya ini.

'Apa Malinda akan memarahiku? Ah tidak mungkin, dia pasti akan senang, karena aku bisa melunasi utangku dengan cepat.'pikir Inta membanggakan diri.

Tidak lama menunggu, Zivta kembali dengan raut wajah yang sama, penuh akan senyum dan keramahan. “Hm, Inta ... apa tidak masalah, pernikahannya dipercepat?” tanya Zivta.

Inta diam sesaat, dia berpikir tentang dirinya sendiri. menikah cepat yang berarti utangnya juga akan lunas dengan cepat. “Tidak masalah.” ucap Inta menjawab pertanyaan dari Zivta.

“Kalau begitu, bawalah Walimu dan bersiap ... malam ini pernikahannya akan dilaksanakan!” ucap Zivta.

“Apa!” pekik Inta.

...***...

“APA!”

Reaksi Malinda sama dengan reaksi Inta saat tahu apa yang terjadi. Malinda berdiri dari tempat duduk dengan mata yang hampir keluar dari tempatnya.

“Ha, hahaha ... gila, aku pasti bermimpi.” Ucap Malinda sambil berlalu meninggalkan ruang tengah.

Melihat sahabatnya yang ingin pergi, Inta segera bangun dan menahan dirinya. “Tunggu, semua ini bukan mimpi.” ucap Inta dengan wajah serius.

Malinda yang ingin pergi seketika terdiam di tempat. Dia menatap wajah Inta yang masih dengan keseriusannya.

“Jawab pertanyaanku.” ucap Malinda, dia langsung mendapatkan anggukkan kepala dari Inta.

“Bukan Baby Sister, tapi menjadi seorang istri?” tanya Malinda. Inta pun menjawab, “Iya.”

“Tugasmu hanya untuk menjaga anak yang perlu perhatian dari sang Ibu, setelah itu kamu akan di bebaskan?” tanya Malinda kembali, Inta pun menjawab dengan cepat. “Dia berkata seperti itu.”

“Dan, semua utangmu akan lunas, lalu kamu tinggal bersama Pria itu, sampai kau dibebaskan?” Tanya Malinda dengan nada yang sedikit keras. Inta mengangguk dengan mengaruk bagian tengkuknya. “Ya, kurang lebih seperti itu.”

“APA KAU BODOH!” Teriak Malinda dengan suara yang mengema. Inta yang ada didepannya seketika membungkam mulut Malinda dengan telapak tangan. “Ssttt, engak enak di dengar tetangga.” Tegur Inta.

Malinda dengan cepat menepis tangan sahabatnya. “Tidak ada yang mau menerima persyaratan seperti itu, Inta. Apa kau ini keledai? Ah astaga, memandingkan mu dengan hewan pun terasa tidak pantas.”

“Apa yang salah?” tanya Inta.

Dengan cepat pula Malinda menjawab. “Apa yang salah?, YA JELAS SALAH!” teriaknya.

Inta tidak menghentikan sahabatnya berteriak bahkan mengumpat, saat ini dia perlu mendengarkan apa alasan dari penolakkan itu.

“Dengar Inta, menikah bukan sebuah permainan. ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Lalu, kau juga akan mengalami yang namanya cinta. Bagaimana jika nanti kau malah jatuh hati kepada Suamimu sendiri?” tanya Malinda dengan nada yang mulai melemah.

Inta terdiam sesaat. “Tidak masalah, maka aku akan mengatakan kalau aku, telah jatuh cinta kepadanya.”

Malinda menarik nafas dan menghembuskannya dengan Pelan. “Oke, syarat dalam pernikahan aku akan menyetujuinya. Tapi, bagaimana dengan menjaga dan memberikan kasih sayang seorang ibu? apa kau bisa?”

Inta dengan percaya diri mengangguk. “Aku seorang wanita, aku juga memiliki jiwa seorang ibu. tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa kok.”

“Oke, aku menyerah dengan seluruh keputusanmu. Sekarang, apa alasanmu mengajakku ke kediaman Park?” tanya Malinda dengan menatap kearah Inta.

“Menjadi wali dalam pernikahanku.” Jawab Inta dengan santai. Malinda hanya bisa tercenga dan mematung ditempat.

...***...

"Selamat sore, perkenalkan nama saya Malinda." ucap Malinda. Inta akhirnya membawa Malinda ke kediaman Park.

"Tidak perlu sesopan itu ... Perkenalkan, nama bapak, Harxa Park. Aku kepala keluarga disini. Senang bertemu dengan kalian." Harxa memberikan uluran tangan kepada Malinda.

Dengan cepat, Nayla menyambut uluran tangan itu. "Senang bertemu dengan kalian juga." balas Malinda. Inta yang berada disamping Malinda tersenyum. "Aktingnya benar-benar perfect." benak Inta.

"Silahkan duduk." ajak Harxa Park.

Semua segera duduk di sofa yang begitu lembut. Inta dan Malinda duduk berdampingan.

Sedangkan Zivta dan Zacry duduk berlawanan arah dari mereka. kecuali, kepala keluarga Park yang duduk di sofa tunggal.

"Maaf membuat kalian datang sebelum acara dimulai. Ada beberapa hal yang ingin ku katakan kepada...," Kepala keluarga Park menatap kearah Malinda.

Tahu bahwa dia yang dimaksud, Malinda segera tersenyum dengan pandangan yang berbeda. "Tentu, silahkan...."

Harxa Park segera mengubah postur duduknya. Dia bersandar disandaran dengan senyum yang sama, seperti Zivta.

"Ayah mertuaku, dia keren kan?" bisik Inta kepada sahabatnya. Dia merasa senang melihat pria tidak lain adalah Ayah dari calon suaminya.

Mendengar perkataan Inta, Malinda menatap sahabatnya dengan senyum yang berbeda. Inta dengan cepat membuang muka dan meneguk salivanya.

"Apakah benar, Inta tidak memiliki kedua orang tua?" tanya Harxa dengan begitu pelan.

Malinda menganggukkan kepalanya. "Benar, tepat diusia 16 tahun. Inta sudah kehilangan orang tuanya. Namun, dia bertemu denganku tepat diusia 18 tahun."

Jawaban yang diberikan oleh Malinda, membuat semua mata menatap kearah Inta.

"Diusia 17 tahun, apa Nona tidak mengetahui keberadaan Inta?" tanya Harxa kembali.

Malinda terdiam seketika. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan cepat. "Hm ... aku juga berusia 17 tahun saat itu. Ada beberapa hal yang tidak bisa ku katakan kepada kalian. Yang bisa ku katakan, bahwa kami tidak bersama diusia 17 tahun. Tenang saja, Inta dijaga oleh Bibinya."

Penjelasan Malinda membuat kelegaan dihati Harxa. Kepala keluarga Park, tidak ingin seorang menantu tanpa latar belakang yang jelas. Bukan takut ditipu, Mereka hanga ingin menghargai satu dengan yang lain dan mengeratkan tali persaudaraan.

"Kalau ada bibinya? kenapa dia tidak menjadi wali Inta?" tanya Harxa kembali.

Inta yang mendengar hal itu seketika diam. Dia menatap kearah sahabatnya yang masih tenang menjawab pertanyaan Kepala Keluarga.

"Bibi Inta, kami tidak tahu kabarnya. Saat itu, Inta sedang ...," Malinda menatap Inta dengan pandangan teduh, dia memberikan tepukkan dipangkuan sahabatnya. "Sedang kesulitan. Aku yang sudah mengenalnya dari sekolah menengah, memutuskan untuk mengajaknya tinggal bersama. Maka, saat ini akulah yang akan menjadi wali Inta."

Perkataan Malinda membuat Inta tersenyum. Dia ingin mengenggam tangan sahabatnya. Namun sayang, jari manis Malinda terpampang jelas dimata Inta. "Teman lakn*t, dia hanya berakting!" benak Inta.

Malinda menarik tangannya dengan cepat. Dia menatap Kepala keluarga didepannya. "Ada lagi yang ingin ditanyakan?"

Harxa menggeleng. "Sepertinya cukup. Inta, dia gadis yang baik. Kami akan melangsungkan pernikahan malam ini, bersama dengan awakmedia untuk memberitahukan bahwa dia menantu keluarga kami."

"Bisakah aku meminta satu hal kepada anda," Malinda menatap kearah Kepala keluarga.

"Boleh, katakan saja." Uluran tangan untuk memperbolehkan dia berucap. Malinda segera berkata, "Aku tidak ingin awakmedia menyorot wajahku. Apa aku boleh mengunakan penutup wajah?" tanya Malinda.

Inta menoleh dengan cepat kearah sahabatnya. "Kenapa permintaan Malinda begitu aneh? Dia tidak ingin awakmedia menyorotnya?" benak Inta. Selama 3 tahun ini, dia tidak mengetahui keanehan Malinda.

"Tentu, sepertinya anda tidak ingin menjadi terkenal." celetuk Harxa. Melinda mengangguk dengan cepat.

"Baiklah, Kita sudah saling menyepakati. Beristirahatlah diruangan yang sudah kami sediakan. Akan ada seorang perancang busana mendatangi kalian. Pelayan!"

Dua pelayan wanita datang dengan cepat. "Bawa mereka menuju ke kamar yang sudah disediakan." perintah Harxa.

Dua pelayan wanita itu, menuntun Inta dan Malinda ke ruangan yang disiapkan.

"Apa maksudmu dari permintaan itu?" bisik Inta. Malinda menatap sekeliling sambil menjawab, "Suatu hari nanti, kau akan mengetahui semuanya."

Inta mengerutkan alisnya. 'Suatu hari nanti? Kapan itu akan tiba?' Pikir Inta didalam benaknya.

Terpopuler

Comments

~• Hypper©®Queen°L•A™ •~

~• Hypper©®Queen°L•A™ •~

anjay, cuma berakting tapi dengan fakta Cok 😭🤣

2023-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!