Malam pun tiba. Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Tamu undangan hanya keluarga dan kerabat dekat juga para karyawan kantor, sesuai permintaan Reyna.
Hadiah terus menerus di berikan kepada Reyna. Dari yang mewah sampai yang lebih mewah dan mahal. Bahkan ada yang memberikan mobil, perhiasan, bahkan rumah dan vila.
Terlihat Reyna sangat senang di dampingi kedua asisten nya. "Nyonya ini sangat bagus." Nayla menunjukan pada salah satu hadiah.
"Semuanya sangat indah ... terima kasih untuk semuanya." Ucap Reyna sambil tersenyum.
Semua orang melihat ke luar karna disana banyak pancaran warna di langit. Reyna dan semua orang tertarik dan keluar untuk melihat karena penasaran.
Di taman ada seseorang yang sedang berdiri sambil memegang sebuket bunga mawar merah.. Dan terlihat langit di atasnya bertuliskan I LOVE YOU.
Semua orang yang menyaksikan turut berbahagia dan merasa iri. Terutama Reyna, dia sangat bahagia dengan kejutan yang diberikan suaminya itu. Dia tidak menyangka, Arga yang biasanya bersikap dingin dan tidak suka melakukan hal-hal seperti itu sekarang dia melakukannya dengan senang hati.
Arga menghampiri Reyna lalu memberikan bunga mawar yang sudah dia siapkan itu.
"Selamat ulang tahun ...."
Reyna mengambil bunga yang Arga berikan dengan tersenyum dan penuh haru sehingga menitiskan air mata, saking bahagia. Arga menuntun Reyna masuk ke rumah dan mendapat selamat juga tepukan tangan semua orang.
Sekarang giliran pemberian hadiah dari perusahaan tiap divisi. Di samping itu Tiara merasa cemas dan hawatir. Satu persatu hadiah sudah di berikan. Sekarang giliran hadiah dari divisi jahit.
"Kamu yang disana!." tunjuk Nayla pada Tiara.
"Kenapa kamu hanya diam saja? kenapa belum memberikan hadiahnya?"
Reyna melihat nya dan bertanya dengan lembut.
" Kamu dari divisi mana?."
"Ini hadiah dari divisi jahit nyonya ...."
Tiara menjawab gelagapan sambil memberikan hadiah nya. Lalu Sarah mengambil dan menyimpan hadiah tersebut.
Semua orang menikmati hidangan di pesta itu, mereka gembira dan bersuka ria. Hanya satu orang yang berdiri terdiam dalam kecemasan.
Tiara berdiri di depan kaca sambil melihat ke luar dan tidak menikmati pestanya. Yang ada dia semakin tidak enak hati karna hadiah yang di berikan tidak sesuai dengan yang di perintahkan.
Kring Kring Kring ...!
Suara handphone Reyna berdering.
"Hallo kakak ... Maaf, aku tidak bisa hadir di pesta ulang tahun kakak. Sekarang aku sedang berada di luar kota." Ucap Reyhan di telepon dengan penyesalan.
"Tidak apa-apa, kamu bisa kesini lain kali." Reyna menenangkan sambil tersenyum.
Acara pun selesai. Tamu undangan sebagian sudah pulang dan yang lainnya pun berangsur meninggalkan pesta.
Tinggal seorang yang belum pulang yaitu Tiara. Reyna melihat Tiara dan bertanya,
"Kenapa kamu belum pulang?."
Tiara langsung berlutut dan membuat Reyna juga kedua asisten nya merasa heran.
"Apa yang kamu lakukan?," tanya Sarah.
Arga yang berada di lantai atas mendengar dan melihat kejadian itu. Dan memperhatikan nya.
"Maaf nyonya, saya ingin mengatakan sesuatu."
"Ada apa?." tanya Reyna.
"Tapi sebelumnya, aku akan mengatakannya jika nyonya berjanji tidak akan marah."
Tiara meminta syarat, padahal dia yang berbuat salah, Owalah Tiara! Hihi.
Reyna keheranan dan penuh tanda tanya.
"Iya, silahkan katakan."
"Sebenarnya saya telah membohongi nyonya. Hadiah yang divisi berikan harusnya baju bersulam sutra dan emas, tapi atas kecerobohanku, aku menghilangkan hadiah itu. Jadi aku menggantikannya dengan bahan lain. Ini semua kesalahan ku. Jadi, kalau mau menghukum, hukum saja aku." tegas Tiara.
Arga diatas yang sedari tadi memperhatikan juga merasa tersulut emosinya.
"Kamu ini benar-benar! berani sekali kamu membohongi nyonya seperti itu!." bentak Nayla.
"Nayla." Sarah menenangkan Nayla yang emosi.
Reyna maju selangkah dan membantu Tiara berdiri.
"Aku ingin bertanya padamu, sebelumnya aku memperhatikanmu terus membiarkan orang lain dahulu yang memberi hadiah dan kamu ingin yang terakhir, kenapa?."
"Karna saya menunggu hadiah yang akan diberikan pak Arga pada Nyonya. Nonya akan bahagia karna mendapat hadiah yang indah dari pak Arga. Jadi kalaupun hadiah saya tidak sesuai anda tidak akan terlalu marah," jawab Tiara.
Reyna memicingkan matanya. "Jadi kamu memanfaatkan kesempatan itu?." tanya Reyna.
"Iya, benar."
"Kamu ini...!!."tunjuk Reyna kesal pada Tiara.
Tidak lama, Reyna langsung tertawa.
"Hahha.... Haha... Haha...."
"Siapa namamu?," tanya Reyna.
"Nama saya Tiara."
"Silahkan pergi, Aku sudah memaafkanmu."
Tiara merasa heran karena dia tidak dapat hukuman. Kemudian Tiara langsung mengangkat kepalanya yang dari tadi menunduk lalu mengucapkan,
"Terima kasih." dan segera pergi dari sana.
"Nyonya kenapa anda membiarkan dia pergi begitu saja?."
"Hmmm ... Dia sangat lucu, dia gadis yang pintar juga jujur. Aku menyukai gadis itu, Karna tidak banyak orang yang melakukan kesalahan dan berani mengakuinya seperti tadi."
Arga melihat kepergian Tiara dari balkon rumah nya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Di perjalanan menuju pulang, Tiara berpikir keras tentang siapakah yang sengaja mencuri hadiah itu.
Pagi hari di kantor.
Dina tergesa-gesa mengeluarkan sesuatu dari lokernya. Dengan memperhatikan kondisi sekitar dia berusaha menyembunyikan sesuatu.
"Dina, kamu datang sepagi ini. Bukankah sekarang kamu tidak piket?."
Dina menjatuhkan tas yang dia pegang lalu menoleh ke belakang dan mengelus dadanya. Dia beruntung karna yang datang adalah Rena.
"Tidak apa-apa, aku hanya ingin berangkat pagi saja. Memang masalah buat kamu?."
Rena melihat tas Dina yang terjatuh, lalu berniat untuk membantuku mengambilnya. Rena terkejut karena melihat kado yang hilang. Kado yang seharusnya di berikan kepada istri bosnya sebagai hadiah ulang tahun.
"Dina, bukankah ini?."
Dina merasa terpojok, lalu dia segera mengambil tas nya dan memperingati Rena.
"Kamu jangan mencampuri urusanku! Minggir!."
Dina pergi dengan sengaja menabrak Rena sehingga terpental ke dinding.
"Aneh."
Rena berjalan menuju tempat kerjanya, lalu berpapasan dengan Tiara.
"Jangan melamun, nanti kesambet lho."
"Tiara ...!."
Tiara tertawa karena temannya itu merasa kaget.
"Tiara, aku ingin bicara padamu."
"Ada apa?."
"Mengenai hadiah yang hilang itu, aku merasa Dina yang telah mengambilnya."
"Rena, kamu jangan bicara sembarangan."
"Benar, tadi aku melihatnya sendiri. Dina menyembunyikan kado itu di tas nya."
Di saat Tiara dan Rena sedang berbicara, Dina baru akan masuk ke tempat kerja, lalu di hadang oleh Tiara.
"Dina, aku ingin bicara denganmu."
Dina yang merasa cemas karena takut ketahuan, berpura-pura sibuk dan segera pergi.
"Dina!."
Tiara menarik tangan teman kerjanya itu.
"Ada apa Tiara? Aku akan bekerja."
"Apakah kamu yang mengambil kado untuk nyonya Reyna?."
"Apa? Kamu sendiri yang menghilangkannya, tapi kamu ingin memfitanhku?."
Suara Dina yang keras menarik perhatian semua orang, lalu dalam sekejap mereka di kelilingi banyak orang.
Dina berpura-pura menangis dan mengaku di tindas oleh Tiara.
"Tiara kamu sangat jahat! kamu memfitnahku agar kamu terbebas dari hukuman hiks hiks hiks."
Semua orang melihat Tiara dengan tatapan cemooh.
"Baiklah. Dina aku hanya memberimu satu pertanyaan, tapi kamu bereaksi keterlaluan. Bagaimanapun aku akan membuktikan kebenarannya."
Setelah selesai bekerja, Tiara langsung menemu security yang bertugas memonitor cctv. Dia meminta kejadian hari sebelum pesta ulang tahun.
Akhirnya ... Kebenaran terungkap setelah menyaksikan cctv tersebut. Memang benar Dina lah yang mencuri kado itu untuk mencelakakan Tiara. Setelah melaporkan kejadian itu, Dina di pecat dari kantor.
****
Jangan lupa kasih like vote favorit hadiah juga komentar terbaik nya ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Aurora
Berani bertanggung jawab 👍
2023-03-03
1
Aurora
Jadilah orang yang jujur 😘
2023-03-03
2
Aurora
Kejujuran di atas segalanya
2023-03-03
2