Bab 10 Hati yang bersalah

Di keheningan malam angin sepoi - sepoi meniup rambut panjang milik Tiara. Dia menatap tajam dan menahan amarah pada orang yang dia duga sebagai orang yang selama ini dia cari. Orang yang telah merenggut kakak tercintanya.

"Kakak ... maaf, aku belum bisa membalaskan dendam mu dan belum bisa mencari keadilan untukmu. Tapi aku berjanji, aku akan membuat orang itu menerima hukumannya!."

Ketika perjalanan menuju kantor Tiara berpapasan dengan Reyhan. Sebenarnya bukan karena kebetulan. Tiara memang sengaja ingin bertemu dengan Reyhan.

Saat mereka berhadapan,

"Tiara, ada yang ingin aku katakan padamu."

Tiara hanya diam tidak menjawab perkataan Reyhan.

"Apa kamu masih menduga bahwa aku pelaku yang melakukan kejahatan pada kakak mu?."

"Ya!," jawab Tiara.

"Apakah selama ini perlakuan mu terhadap ku, semua perhatianmu, sikap baik mu itu hanya pura-pura? Hanya untuk menyelidiku?."

"Ya!."

"Baiklah, jika memang itu semua tidak tulus dari hatimu ... dan kau menganggap ku hanya sebagai penjahat ... dan ingin balas dendam padaku ...."

Reyhan meraih sebuah belati tajam dari sakunya lalu menyerahkannya pada Tiara.

"Jika kamu tidak mempercayai aku, ambil pisau ini, dan tusukan tepat di dadaku."

Reyhan mengarahkan belati itu tepat di dadanya, lalu membiarkan Tiara memegangnya.

Tanpa pikir panjang Tiara langsung menusukan pisau kecil yang tajam itu tepat di dada Reyhan. Reyhan pun meringis kesakitan dan menitikan air mata. Bukan karna sakitnya tusukan sebuah pisau, tapi Reyhan menangis atas ketidakpercayaan Tiara padanya.

Tiara melepaskan tusukan nya dan membuang pisau itu ke bawah sambil menangis, karena dalam hatinya dia tidak benar-benar ingin melakukannya. Lalu Tiara pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa lagi. Reyhan terlihat sedih menatap kepergian Tiara sambil memegangi dadanya yang sakit.

Di rumah. Tiara merasa kesal dan sedikit bersalah. Sekilas bayangan Reyhan yang penuh kecewa melintas di pikirannya. Karena dalam hati kecilnya, Tiara meragukan kalau Reyhan pelaku sebenarnya. Juga dalam hatinya sudah sedikit tumbuh bibit - bibit cinta.

Reyhan di rawat di rumah sakit karna luka itu. Sekarang Reyna dan Arga sedang berada di sana menjenguk Reyhan.

"Kamu kenapa bisa terluka seperti itu?."

"Aku hanya tidak sengaja terkena pedang saat latihan taekwondo," jawab Reyhan.

"Seharusnya kamu lebih berhati-hati saat latihan, kakakmu sangat mengkhawatirkan mu," nasihat Arga.

Tiara sedang memasak dan menyiapkan bubur, karena hari ini dia berencana menjenguk Reyhan di rumah sakit.

"Hmmmp ... buburnya sudah siap."

Reyna sampai di rumah sakit mengendarai sepeda motor nya.

"Selamat siang Suster. Maaf, kalau pasien yang bernama Reyhan di ruangan mana?."

"Sebentar saya cek dulu ya ...."

"Di ruangan kenanga nomor 2 lantai 4."

"Baik, terima kasih Sus...."

"Iya, sama-sama."

Saat di depan kamar Reyhan, ketika Tiara akan mengetuk pintu tiba-tiba Arga keluar dari pintu itu sehingga bukannya pintu yang di ketuk Tiara melainkan dada bidang Arga.

Tiara terkejut, begitu pun Arga. "Kau...!! Apa yang kau lakukan?."

Mendengar keributan di depan pintu, Reyna pun menghampiri.

"Ada apa?." kemudian melihat ke arah Tiara.

" Tiara....?."

" Selamat siang nyonya...?."

Reyhan merasa senang karena mendengar bahwa yang datang adalah Tiara.

"Kamu kesini mau menjenguk Reyhan?."

"Iya." singkat Tiara.

Arga hanya melihat percakapan keduanya. Dan menelisik penampilan Tiara dengan remeh yang membuat Tiara merasa tidak nyaman. Lalu Tiara melihat ke arah Arga, kemudian Arga langsung memalingkan mukanya ke sembarang arah.

Kemudian Reyna mempersilahkan Tiara masuk.

"Reyhan ... kakak pamit dulu. Lain kali jangan ceroboh kalau latihan bermain pedang." menasehati adiknya.

"Iya Kak ...."

Lalu kakak dan kakak iparnya itu pergi berpamitan. Kini di ruangan itu hanya tinggal mereka berdua.

****

Jangan lupa kasih like vote favorit hadiah juga komentar terbaik ny ya...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***







Episode sebelumnya