Sebelum pulang ke rumah, Sri pergi ke ruangan Ibu Santi untuk memberikan laporan tentang perkembangan keadaan Mas David.
"Tok... Tok... Tok... Permisi Bu Santi," Sri mengetuk pintu ruangan kamar Ibu Santi.
"iya silahkan masuk Sri," ucap Ibu Santi dari dalam kamarnya. Saat itu Ibu Santi sedang duduk di depan kaca cermin untuk membersihkan wajahnya sebelum tidur.
"ini Bu. Saya mau memberitahukan keadaan Mas David. Hari ini Mas David pergi ke dokter dan alhamdulillah kaki kirinya sudah mulai bisa di gerakkan Bu," ucap Sri.
"benarkah itu Sri,Alhamdulillah," ucap Ibu Santi, beliau terlihat senang dengan kabar yang sudah di sampaikan oleh Sri. Tangan Ibu Santi menadah keatas mengucapkan rasa syukurnya.
"nanti kalo ada kabar yang lainya tolong sampaikan kepada saya segera ya Sri," perintah Ibu Santi. Ibu Santi tidak sabar dengan kesembuhan Mas David.
"baik Bu Santi, Sri ijin pulang dulu," Sri pamit ijin pulang karena memang saatnya Sri pulang kerumahnya.
Paman Herman sudah menunggunya di luar untuk pulang bersama menikmati jalanan malam di gang-gang sempit di kota jakarta. Dan Paman Herman juga berjanji akan menelpon orang tua Sri malam ini untuk menebus rasa kangen Sri kepada orang tuanya.
Sri dan Paman Herman berjalan melewati gang-gang sempit unjuk menuju rumahnya agar bisa lebih cepat sampai dengan jalan pintas Dan sesudah sampai di rumah. Paman Herman langsung menelpon ke Pak RT.Pak RT dekat dengan rumah ibunya Sri dan, karena orang tuanya Sri tidak mempunyai telpon hanya Pak RT lah yang satu-satunya untuk dimintai pertolongan agar Sri bisa berkomunikasi dengan Ibunya.
"halo, Assalamualaikum Pak RT," ucap salam Paman Herman.
"wallaikum salam Pak Herman, ada perlu sama Ibunya Sri pak?" Pak RT langsung paham karena sering Paman Herman menghubungi ibu Sri lewat beliau.
"iya ini Pak RT, Sri kangen orang tuanya," ucap Paman Herman.
"iya mengerti Pak Herman, ditunggu kira-kira 5 menit lagi saya menuju rumah Ibunya Sri," ucap Pak RT.
Pak RT begitu baik karena selalu mau menyampaikan pesan atau pun menyambungkan telpon dari Paman Herman kepada Ibu Sri.
Setelah menunggu sekitar 5 menit, Paman Herman kembali menelpon Pak RT.
"halo... Assalamualaikum," Paman Herman mengucapkan salam.
"wallaikum salam Herman," ucap Ibu Sri di dalam telpon. Mungkin setelah mengangkat telpon Pak RT langsung memberikannya ke Ibu Sri.
Dari suaranya Ibu Sri sangat senang karena di telpon Paman Herman karena pasti akan berbicara pada anaknya.
"ini lo kak. Sri mau bicara, katanya kangen," ucap Paman Herman sambil memberikan telponnya kepada Sri.
"halo ibu. gimana kabar Bapak dan Ibu di sana ?" tanya Sri yang sangat kangen dengan orang tuanya.
"Alhamdulillah kabar Ibu dan Bapak sehat Sri, dan Bapak sudah mulai ada kemajuan tangannya sudah mulai bisa digerakkan," ucap Ibu Sri yang merupakan kabar yang sangat gembira untuk Sri.
Paman Herman dan Tante Dewi pun turut bahagia mendengar kabar baik tentang Bapaknya Sri.
"Allahamdulillah.semoga Bapak bisa cepat sehat kembali ya Bu," ucap Sri.
"Aamiin... Ya sudah dulu ya Sri, tidak enak terlalu lama-lama pakai telponnya Pak RT," ucap Ibunya Sri. Dan telpon pun di matikan oleh Ibunya Sri, padahal Sri belum puas untuk melepas kangen dengan Ibunya tapi bagaimana lagi, Ibu Sri merasa tidak enak dengan Pak RT yang menunggu telponnya di pakai.
Sri sangat senang mendengar kabar tentang Bapaknya yang mulai membaik keadaanya. Karena besok Sri akan bekerja lagi di rumah Mas David. Sri pun pergi tidur setelah pamit kepda Paman Herman dan Tante Dewi.
Karena Sri sangat bahagia sampai-sampai ia terbawa di dalam mimpinya Sri sedang bermain bersama Bapaknya.di dalam mimpi itu Bapaknya sangat sehat dan ceria, ia bermain berlari-lari an Seperti waktu dia kecil dulu, di dalam mimpinya Sri bermain di halaman berumput seperti di tanah lapangan yang sangat luas. Rasanya Sri tidak ingin bangun dari mimpinya tapi apa daya Sri harus pergi bekerja, dengan keadaan yang terpaksa Sri bangun dan mengguyur badannya dengan air dingin agar ia tidak merasa malas lagi. Sri pun berangkat berkerja sedikit siang, dari hari-hari sebelumnya itu disebabkan karena Mas David pergi kekantor siang nanti. Jadi Sri mempunya sedikit waktu luang di pagi hari.
Sesampainya di rumah Mas David, Sri langsung menuju Kamar Mas David. Dan Ia melihat Mas David berusaha untuk berdiri dengan kedua kakinya sendiri tanpa alat bantu untuk berdiri dan karena Mas David belum terlalu kuat Mas David terlihat oleng dan Sri pun langsung berlari kecil Menyanggah tubuh Mas David yang ingin terjatuh. Dan di saat itulah Sri dan Mas David saling bertatapan wajah. cukup lama Mas David memandang wajah Sri sehingga membuat Sri menjadi salah tingkah di buatnya dan Mas David yang sadar pun merasa malu.
"Mas David tidak apa-apa," ucap Sri yang berusaha mencairkan suasana. Karena takut ketahuan kalo ia merasa salah tingkah.
"iya tidak apa-apa," ucap Mas David yang memalingkan wajahnya ke jendela.
"tolong siapkan sarapan ku ya Sri," ucap Mas David lagi.
"baik Mas David," ucap Sri sambil berjalan keluar kamar menuju dapur.
"kenapa wajahmu merah Sri ?" tanya Bibi Ijah.
"hah... Tidak ada apa-apa Bi," ucap Sri yang langsung pergi setelah mengambil makanan Mas David di dapur dan makanan itu sudah di siapkan Bi ijah jadi Sri hanya datang untuk mengambilnya.
Sri merasa malu dengan apa yang sudah terjadi tadi. Walau pun Sri sudah pernah menikah tapi rasanya lain saat melihat wajah Mas David. Sri merasa deg-deg kan dengan tatapan mata Mas david yang tajam dan wajah gantengnya yang membuat hati terasa meleleh jika memandangnya
Sri mencoba menghilangkan perasaan itu. Dan bersikap seperti biasanya. Sri mengantarkan makanan Mas David ke kamarnya dan menunggunya sampai selesai makan. Setelah itu pun Sri membawa Mas David ke kolam Ikan untuk bersantai dan memijat kaki Mas David agar peredaran darahnya bagus.
"kamu hari ini terlihat sedikit ceria Sri, Ada apa?" tanya Mas David yang memandang wajah Sri dari kursi rodanya dan posisi Sri saat duduk di lantai.
"Sri cuma senang karena Bapak Sri kesehatannya ada kemajuan Mas David." ucap Sri sambil memijat kaki Mas David.
"oh pantas saja kamu terlihat begitu bahagia Sri," ucap Mas David.
Sri hanya tersenyum mendengar Mas David berbicara.
Hari sudah siang, Mas David dan Sri bersiap untuk pergi ke kantor dengan di antar supir, mobil Mas David melaju dengan baik di sepanjang jalan menuju kantornya. Tapi tidak di sangka Mas david menyuruhnya mampir kesebuah butik baju wanita langganan Ibu Santi. Mas David yang di bantu supir masuk dengan kursi rodanya dan langsung di sapa oleh pemilik butik ini.
"selamat siang Mas David. Lama tidak mampir bersama Ibu Santi." ucap sang pemilik butik, terlihat bahwa toko ini adalah tempat langganan Ibu Santi.
"Sri tolong cari baju yang menurut kamu bagus ya," ucap Mas David.
Sri pun lalu memilih baju yang menurutnya bagus dan cocok untuk Ibu Santy. Dan setelah berdiskusi dengan Mas David dan dirasa memang bagus Mas David pun pergi dari butik setelah membayar baju itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments