dipaksa menikah

Yanto sebenarnya adalah orang yang baik dan lumayan ganteng apalagi dengan statusnya sebagai anak bos, membuat kesannya dikalangan gadis-gadis begitu populer. Dan banyak yang ingin minta dinikahi olehnya.

Dengan perawakan tinggi, hitam manis dan dengan hidung yang mancung. membuat Yanto makin gagah dipandang mata, Penampilan Yanto pun selalu bersih dan rapi dalam hal penampilan.

serta tutur katanya pun selalu sopan kepada siapa saja.

Dengan hujatan dan makian yang dilakukan Paman Pur kepada Sri, serta gosip-gosip yang disebarkan oleh Paman Pur membuat para tetangga bergosip tentang Sri dan mengejek Sri saat Sri sedang berada diluar rumah. Hal itu membuat Ibu Sri bersedih dan terganggu dengan ocehan para tetangga serta menjadi beban pikirannya. Karena anaknya Sri jadi bahan pembicaraan di kampung.

Walau pun Ibu Sri bilang semua keputusan diserahkan kembali kepada Sri, karena Sri yang akan menjalankan pernikahan ini. Tapi Sri juga tetap memikirkan Ibunya yang selama ini berusaha menghidupinya, dan Ayah yang hanya bisa terbaring di tempat tidurnya.

Itulah yang paling tidak bisa Sri tahan, melihat ibunya bersedih dan mempunyai beban pikiran, Sri tidak ingin beliau sakit karena sudah cukup dengan ayah Sri yang sakit dan dirawat oleh Ibunya serta adik Sri yang masih kecil-kecil, jadi tanggungan Ibu Sri selama ini dan Sri tidak ingin menambah beban pikiran kedua orang tuanya.

bahkan Sri rela bekerja dari pagi sampai malam untuk membantu Ibunya mencukupi kebutuhan di rumah. itu pun Sri lakukan semata-mata hanya untuk meringankan beban Ibunya selama ini.

Sri dengan terpaksa mau menikah dengan Yanto tapi Sri meminta agar hutang Paman Pur tetap harus dibayar dan artinya hutang itu tetap ada walau Sri sudah menikah dengan Yanto. dengan itulah aku membalas perbutan Paman Pur yang memperlakukanku tidak baik, dan semena-mena selama ini.

Dulu sebelum Sri pergi merantau Paman Pur menjanjikan Sri uang gajih yang lumayan cukup untuk orang tuanya di kampung, tapi nyatanya satu sen pun Sri tidak diberi gajih selama hampir satu tahun di rumah Paman Pur.

Sekarang Sri malah dijadikannya sebagai bahan pelunasan hutangnya.kepada keluarga Yanto anak bos sembako di pasar.

Dengan badan putih tinggi serta rambut Sri yang hitam tebal. Lesung pipi Sri menambah manis diwajahnya, Sri orang yang ramah dan mudah bergaul, ditambah Sri yang rajin bekerja membantu Paman Pur.

Orang satu kampung mengenal Sri karena sebelum Sri pergi merantau, Sri sering ikut membantu Ibunya keliling berjualan. Itulah sebabnya Ibu Sri sangat mudah mendengar gosip-gosip tentang Sri dikalangan ibu-ibu.

Paman Pur sudah mendengar tentang hutang yang tetap harus dibayar itu walau aku menikah dengan Yanto. itu adalah syarat yang Sri ajukan kepada Yanto. Walau Sri sudah menikah dengannya hutang Paman Pur harus tetap dibayar. Sri tau Paman Pur pasti akan marah dengannya, karena itulah Paman Pur langsung pergi kembali ke kalimantan tanpa berucap apapun.

Akhirnya Sri menikah dengan Yanto, acara pernikahan digelar di kampung diRumahnya Sri. Selang waktu satu minggu Sri kembali ke kalimantan karena harus membantu mengelola usaha Yanto yang berada di sana.

Yanto diberikan orang tuanya toko sembako yang harus dikelola olehnya. Sri pun harus membantu suaminya di toko, dan di rumah Sri harus beres-beres mengurus rumah,mencuci, memasak semua pekerjaan rumah harus Sri lakukan sendiri. Di rumah yang sebesar ini tanpa adanya seorang pembantu. Apa lagi adik-adik Yanto yang masih kecil-kecil selalu membuat rumah ini berantakan.

Sri seperti pembantu di rumah ini walau bergelar istri seorang anak bos sembako dan perhiasan di badan Sri sangat mewah menambah cantiknya wajah Sri. Dan banyak wanita-wanita yang iri melihat kehidupan Sri yang mempunyai banyak perhiasan.

Hari-hari Sri terus berlanjut. Sudah hampir 1 tahun Sri menikah, Sri tidak kunjung hamil. Di sinilah Paman Pur mulai merasuki pikiran Ibu mertuaku. Sri tau, Paman Pur yang dendam akan masalah hutang itu, mulai menjalankan fitnah-fitnahnya, mengatai Sri tidak subur dan mandul.

Sebenarnya Paman Pur merasa iri juga kepada Sri. Karena Sri tinggal di rumah besar, memakai baju yang bagus dan perhiasan. Kemana-mana Sri pergi menggunakan mobil. Beliau iri dan marah akan hidup Sri yang sekarang penuh dengan harta dan orang tua Sri yang dijamin hidupnya oleh Yanto.

Tapi dia tidak tau kehidupan Sri yang sebenarnya. Sri seperti pembantu di rumah besar ini. Semua pekerjaan Sri yang melakukannya sendiri. Bahkan jika ada tamu di malam hari, Sri selalu dibangunkan Ibu mertuanya diwaktu tidur untuk membuat teh atau menjamunya dengan makanan.

Akibat fitnah dari Paman Pur, tentang Sri yang dibilangnya mandul. Mertua Sri selalu memojokkan Sri. Dan menyalahkan Sri karena Yanto belum diberikan momongan.

Yanto pun mulai terpengaruh dengan hasutan dari Ibunya, selama ini Yanto tidak pernah menekan Sri atau mengatai Sri mandul. Tapi sekarang Yanto bahkan mengancam Sri dan akan menghentikan uang bulanan kepada Ibu Sri di kampung jika aku tidak kunjung hamil.

Paman Pue merasa bahagia melihat Sri yang terus disalahkan oleh mertuanya. Apapun yang Sri lakukan selalu salah dimatanya. Sampai suatu hari mertua Sri menyuruh anaknya Yanto untuk menikah lagi agar bisa mendapat keturunan.

Sri pun hanya pasrah dengan perlakuan Ibu mertuanya. Sri ikhlas jika Yanto menikah lagi dan menceraikannya nanti.

Seperti biasa gosip tentang Sri cepat sekali menyebarnya. Ibu Sri mendengar berita itu dari seseorang yang bukan lain adalah Paman Pur sendiri, orang yang sangat suka melihat kami susah.

Ibu Sri mencoba menelpon anaknya dengan menggunakan telepon pak RT. Tapi setiap Ibu Sri menelpon Sri selalu dibilang tidak ada di rumah. Sampai suatu ketika telpon itu berdering disaat semua orang tidak ada di rumah.

"Kring... Kring... Kring..., "suara telpon berdering.

"Halo assalamualaikum," sapa Sri saat mengangkat telpon.

"Halo nak, ini kamu kan Sri," ujar ibu Sri ditelpon.

"engih Ibu, ada apa Ibu menelpon Sri?" ujar sri bertanya kepada ibunya.

"Ibu sudah mendengat semua gosip tentangmu di sana nak... Kalo kamu tidak kuat di sana pulanglah ke rumah Sri!" ujar Ibunya.

Sri tidak ingin membuat ibunya khawatir.

"Aku tidak apa-apa bu... Semua hanya gosip, " ucap Sri kepada ibunya.

Sri mengakhiri telponnya. Agar Ibunya tidak bertanya lebih banyak lagi, Karena Sri tidak mau berbohong lebih banyak lagi.

Dan Sri juga takut kalo secara tiba-tiba Ibu mertuanya pulang ke rumah. Ibu mertua Sri sangat marah jika Sri menggunakan telpon di rumahnya. Mertua Sri sebenarnya hanya takut kalo Sri bercerita tentang kehidupan sebenarnya di rumah ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!