"Tok... Tok... Tok...,"Suara Pintu ruangan Mas David yang diketuk, bertanda ada seseorang yang ingin masuk.
" masuk," ucap Mas David,dari balik pintu itu ternyata adalah Laki-laki yang Sri temui tadi.
"hai david, apa kabar?" tanya Alex yang masuk ke dalam ruangan david.
Alex berjalan masuk dan duduk di depan David.
Alex adalah sahabat David dan juga manager keuangan di kantor ini.
"seperti yang kamu liat,cukup baik," ucap David kepada sahabatnya itu.
"aku senang melihatmu lagi di kantor ini vid, dan semoga kakimu bisa cepat pulih,"ucap Alex.
" iya, berkat Asisten hebat ku ini kakiku sudah lumayan baik," ucap David sambil menunjuk Sri yang duduk di sofa belakang Alex.
"selamat siang Pak Alex," ucap Sri yang kepalanya sambil sedikit menunduk. Sri membaca nama yang ada di dada Pak Alex dan dengan cepat untuk memberi salam.
"oh kamu yang tadi kan," Ucap Alex sambil menatap Sri.
"oh iya karena sudah hampir jam makan siang, ayo kita pergi ke kafe samping kantor bagaiman Sri," ajak Alex untuk makan bersama, Alex sepertinya ada sedikit rasa suka kepada Sri.
"Sri ikut Pak David saja," ucap Sri, Sri disuruh untuk mengucapkan kata Bapak kepada Mas David jika di kantor agar lebih sopan.
"mungkin lain kali saja Alex, Aku ingin segera pulang," ucap David yang sedang membereskan barang-barangnya di bantu oleh Sri.
Mas David dan Sri keluar dari ruangan kantor di antar oleh Alex menuju depan kantor, Alex membantu sahabatnya itu agar Sri lebih mudah membawanya saat menuruni lift dan membantu mendorong kursi roda David.
Siang ini Mas David harus pergi ke rumah sakit tempat dia memeriksakan kesehatannya, dia mengambil hasil laporan yang kemarin sekaligus terapi untuk kesembuhan kakinya.
Mas David dan Sri di antar supir menuju ke rumah sakit. Mas David memandangi Sri yang tertidur di kursi belakang, dan membiarkannya untuk istirahat.
"mungkin Sri merasa lelah," pikir David yang saat itu sedang duduk di depan sambil mendengarkan radio.
Sesampainya di rumah sakit David Memperhatikan Sri yang sedang mengurus adminitrasi nya. Mas David merasa kagum kepada Sri dan sekaligus memuji kecantikan Sri yang begitu natural dan Sri juga begitu berbakti kepada orang tuanya.
"Mas David, adminitrasi nya sudah selesai, ayo kita keruangan tunggu," ucap Sri.
Sri pun membantu Mas David dengan mendorong kursi rodanya menuju ruangan tempat tunggu terapi.
Kali ini Mas David memperbolehkan Sri untuk masuk ke dalam ruangan terapi untuk menyaksikan perkembangan kesehatan kakinya.
"yang semangat Mas David," ucap Sri sambil mengepalkan kedua tangannya. Sri sangat berharap Mas David bisa melewati ujiannya ini.
Mas David yang berpegangan di antara dua besi yang melintang mencoba untuk mengangkat kaki kirinya dan ternyata berhasil walau tidak terlalu tinggi. Tapi kaki kanan Mas David yang digerakkan, Sri melihat kaki itu sangat kaku bahkan wajah Mas David seperti menahan berat yang tak sanggup di angkatnya.
Terapi hari ini selesai, Mas David dan Sri pulang menuju rumah.
"Mas David, apakah Sri boleh memberitahukan perkembangan kesehatan Mas David kepada ibu Santi?" tanya Sri.
"terserah kamu saja Sri," ucap Mas David.
Sri pun tersenyum karena bisa memberikan laporan kepada Ibu Santi, setidaknya ia tidak seperti makan gajih buta.
Setibanya di rumah, Mas David mempersilahkan Sri untuk pergi ke ruangannya untuk beristirahat. Mas David memberikan ruangan ini agar Sri bisa beristirahat karena sekarang pekerjaannya bertambah dan gajih nya juga di tambah.
Hal itulah yang membuatnya senang karena bisa mengirimi orang tuanya di kampung uang dan bisa membantu keluarga Paman Herman. Hitung-hitung Sri menganggap itu sebagai uang makannya selama diam di rumah Paman Herman.
Setelah beristirahat sekitar 2 jam Sri keluar dari kamarnya dan menuju kolam ikan di belakang rumah, di sana ia berjumpa dengan Paman Herman.
"Paman herman," tegur Sri yang baru datang.
"eh Sri... Sudah pulang dari kantor kamu Sri?" tanya Paman Herman.
"iya sudah Paman, hari ini Sri cuma sebentar menemani Mas David di kantor soalnya Mas David harus ke dokter untuk terapi kakinya Paman," jelas Sri yang duduk di samping kolam ikan memperhatikan Paman Herman yang sedang bersih-bersih.
Sri yang duduk di samping kolam ternyata sedang melamun, ia merindukan kedua orang tuanya di kampung. Melihat Mas David terapi tadi ia juga ingin ayahnya mendapatkan pengobatan yang baik dan lengkap seperti di rumah sakit tapi apa daya keluarganya hanya mampu sebatas di urut secara tradisional. Paman Herman yang sadar Sri sedang melamun lantas langsung bertanya kepada Sri.
"ada apa Sri,kenap kamu melamun?" tanya Paman Herman.
"Sri cuma ingat bapak di kampung Paman, coba kalo kita orang kaya pasti bapak sudah Sri ajak ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan yang baik," ucap Sri
Dan tiba-tiba Bibi Ijah datang dengan membawa minuman dan makanan kecil ke kolam ikan.
"yang penting itu doanya Sri, pengobatan itu semua sama, tapi yang menyembuhkan segala penyakit itu datangnya dari Allah," ucap Bibi Ijah, rupanya Bibi ijah mendengarkan percakapan ku dengan Paman herman.
"iya Bibi, Sri tidak pernah lupa untuk selalu berdoa untuk ibu dan bapak, "ucap Sri
"ya sudah nanti malam kita telpon aja Pak RT terus minta di sambungkan ke ibumu," ucap Paman Herman.
" iya Pama," sahut Sri
Sudah jam 7 malam Sri pun ijin pamit untuk pulang kepada Mas David.
"apa masih ada yang diperlukan Mas Davi? " tanya Sri.
"tidak ada, sudah cukup Sri," ucap Mas David.
"kalo begitu Sri ijin pamit untuk pulang Mas," jawab Sri.
Sri sudah di tunggu oleh Paman Herman di luar untuk pulang bareng.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments