keluarga Paman Herman

jam 12 siang, Paman Herman pulang bekerja. sebelum melanjutkan lagi pekerjaannya nanti sore,Paman Herman terbiasa makan siang di rumah jadi Tante Dewi dan Sri sudah memasak untuk semuanya makan siang bersama. Paman Herman mengajak Sri untuk membantunya di rumah Pak Budi nanti sore jam 4 untuk membersihkan taman dan kolam ikan di rumah Pak Budi.

Sore hari Sri dan Paman Herman pergi ke rumah Pak Budi. Paman Herman mengetuk pagar Rumah Pak Budi dan pembantu mereka membukakan pintu pagar.

Karena Paman Herman setiap minggunya selalu datang untuk membersihkan taman dan kolam ikan. Paman Herman pun langsung menuju kebelakang rumah tempat kolam ikan Pak Budi.

Sri melihat ada laki-laki berumur sekitar 28 tahunan duduk di atas kursi roda. Dia memberi makan ikan-ikan itu, sambil menikmati Gemercik suara air dari kolam ikan itu dan angin yang sepoi-sepoi menerbangkan rambut laki-laki itu. Sedangkan Sri hanya bisa memandangi laki-laki itu dari belakang Paman Herman.

" Selamat sore mas david," Paman Herman menyapa laki-laki yang duduk di atas kursi roda itu.

"Mas David. Eh... Pak Herman silangkan Pak," laki-laki itu mempersilahkan Paman Herman untuk bekerja.

Laki-laki berkursi roda itu pun. Meninggalkan Sri dan Paman Herman masuk kedalam dengan memutar roda kursinya.

Sri dan Paman Herman mulai bekerja membersihkan kolam ikan. Sri yang begitu semangat karena ini pekerjaan pertamanya di Jakarta tidak menyisakan sedikit pun lumut yang ada di kolam. Dengan teliti Sri membersihkan semuanya. Sedangkan Paman Herman memotong rumput yang sudah mulai panjang di sekitar kolam.

Pekerjaan sore ini sudah selesai, Sri dan Paman herman pamit pulang kepada Bibi Ijah pembantu yang tadi membuka pintu pagar untuk kami. Bibi Ijah masuk kedalam sebentar untuk mengambilkan upah Sri dan Paman Herman yang sudah bekerja membersihkan kolam dan taman. Setelah beberapa menit Bibi Ijah keluar dengan membawa sebuah amplop.

"Ini Pak Herman," Bibi Ijah menyerahkan amplop.

"Iya Bi... Terimakasih," ucap Paman Herman kepada Bibi Ijah.

" Ini siapa Pak Herman?" Bibi Ijah bertanya tentang Sri kepada Paman Herman.

" Ini Bibi Ijah kenalkan keponakan saya baru datang dari kampung, kesini untuk mencari kerja," Paman Herman bercerita kepada Bibi ijah tentang Sri.

"Oh... nanti kalo ada kerjaan Bibi Ijah kasih tau ya," ucap Bibi Ijah sambil memandangi Sri.

"Oh iya Pak Herman, besok di suruh Pak David untuk kesini lagi membersihkan gudang yang ada di belakang ya!" ujar Bibi Ijah.

Paman Herman pun langsung mengangguk senang saat mendengar besok masih ada pekerjaan.

Sri dan Paman Herman pulang ke rumah, karena sudah mendapatkan uang upah Paman Herman singgah untuk memberi martabak manis kesukaan Cindy dan Tante Dewi.

sambil menunggu martabak manis itu siap, Paman Herman memberikan Sri uang upah hasil membersihkan kolam tadi.

Sri sangat senang saat Paman Herman memberikan uang itu, Sri memang membutuhkan uang itu untuk keperluan sehari-hari nanti untuk berkeliling mencari kerja.

"Paman Herman yang tadi duduk di atas kursi roda itu siapa?" Sri bertanya tentang David kepada Paman Herman.

" itu Mas David beliau adalah pewaris dari perusaan besar, Beliau memakai kursi roda semenjak kecelakaan mobil bersama Pak Budi ayahnya Mas David, Pak Budi ayahnya Mas David meninggal langsung di tempat ketika kecelakaan dan Mas David mengalami kelumpuhan akibat dari kecelakaan itu,Jadi sekarang Mas David hanya tinggal berdua dengan Ibunya," cerita Paman Herman.

Martabak manis pesanan Paman Herman sudah siap. Sri dan Paman Herman kembali melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

Ketika masuk gang menuju rumah Paman Herman. Sri melihat pemuda-pemuda yang sedang nongkrong di pos ronda.

Para pemuda itu pun langsung menyapa Paman Herman dan bertanya tentang Sri yang ada di samping Paman Herman.

"wah siapa ini Pak Herman?" tanya salah satu pemuda yang bernama Anto.

"Ini keponakan saya, jadi jangan diganggu ya!"ucap Paman Herman kepada Anto.

Anto adalah ketua dari perkumpulan para remaja lelaki itu.Anto terlihat gagah dengan badannya yang sedikit berotot, dan juga sedikit berandal.

Sri dan Paman Herman melanjutkan perjalanan pulang ke rumah.

Sesampainya di depan rumah, Cindy langsung berlari melihat Ayahnya pulang dengan membawa sesuatu bungkusan di tangan Ayahnya. Cindy memeluk dan mencium Ayahnya. Melihat Cindy yang begitu bahagia membuat Sri teringat akan kenangan bersama Ayahnya sebelum Ayahnya dengan tiba-tiba terkena struk.

Sri teringat saat dia berkumpul bersama orang tuanya dan ketiga adiknya. Tertawa bersama dan bercanda gurau di teras rumah, Ayah Sri adalah seorang Ayah yang penyayang dan sabar kepada anak-anaknya, apa lagi karena Ayah Sri sering pergi ke kota selama berhari-hari membuat mereka selalu dimanja ketika Ayahnya kembali pulang ke rumah.

" Sri... Sri,ayo masuk dan tutup pintunya cepat," Paman Herman menghilangkan lamunan Sri.

Sri terkejut saat Paman Herman memanggilnya, baru saja Sri mengingat kembali kenangannya yang indah bersama Ayahnya.

" Iya Paman Herman," sahut Sri

Sri pun langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintu sesuai perintah Paman Herman.

sebelum makan malam Sri terlebih dahulu membersihkan badannya. Setelah selesai Sri langsung menuju dapur untuk menyiapkan makanan bersama Tante Dewi sedangkan Cindy masih bermain bersama Ayahnya,paman Herman.di meja makan, makan sudah siap.dan Tante Dewi memanggil Cindy dan Paman herman untuk segera makan.

" Cindy, Ayah ayo cepat makan, "teriak Tante Cindy dari dapur.

Paman Herman pun datang bersama Cindy yang ada di belakang punggung Paman Herman. Cindy yang ada di punggung Ayahnya itu tersenyum-senyum karena seperti naik kuda.

Paman Herman bercerita kepada Tante Dewi kalo besok sore, Sri masih ikut bekerja di rumah Pak Budi, Ayahnya Mas david.

" Mah... Besok sore Sri masih ikut ayah bekerja di rumah Pak Budi,"cerita Paman herman kepada Istrinya Tante Dewi.

" Alhamdulillah kalo besok masih bekerja yah... dan besok pagi Sri tidak usah ikut Tante Dewi pergi ke warung-warung dan ke pasar ya," ucap Tante Dewi kepada Sri dan Paman Herman yang sedang duduk di meja makan

Sri hanya mengangguk tanda setuju akan perintah Tante Dewi. Paman Herman, Tante Dewi dan Sri pun melanjutkan untuk makan karena tadi tertunda dengan pembicaraan pekerjaan untuk besok sore di rumah Pak Budi.

setelah selesai makan malam Sri pamit untuk pergi tidur cepat karena lelah sudah bekerja keras membersihkan kolam ikan di rumah Pak Budi. dan besok sore pun Sri akan bekerja kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!