Sudah hampir satu minggu Sri bekerja di rumah Mas David. Dan setiap satu minggu sekali Sri harus memberikan laporan tentang perkembangan Mas David kepada Ibu Santi. Pekerjaan yang cukup besar tanggung jawabnya tapi gajih yang diberikan Ibu Santi untuk melakukan pekerjaan itu juga cukup besar sehingga Sri menerima pekerjaan yang diberikan Ibu Santi.
Dengan jadwal rutinnya Sri selalu mengajak Mas David untuk berjemur dan memijat kaki Mas David. Dan entah mengapa saat Sri memijat kaki Mas David yang sebelah kiri, kaki itu merespon yang berarti pertanda baik untuk perkembangan kesembuhan kaki Mas David.
Bukannya senang Mas David ternyata tidak suka akan hal itu. Mas David menyuruh Sri untuk mengantarnya ke kamar.
sesampainya di kamar.Mas David menyuruh Sri untuk diam dan jangan memberitahu kepada siapa pun tentang kondisi kakinya.
Lalu Mas David mengambil Hp di laci lemari di samping tempat tidurnya dan menelpon dokter pribadinya untuk membuat janji pertemuan.
Keesokan harinya Sri diajak Mas David untuk pergi ke dokter memeriksakan kondisi kakinya. Dengan diantar supir, Sri dan Mas David menuju ke rumah sakit yang besar dengan peralatan dokter yang lengkap untuk melakukan terapi.
Sesampainya di rumah sakit Mas David melakukan banyak pemeriksaan dari mulai berdiri dan melangkah menggunakan pegangan di dalam ruangan itu. Sri hanya bisa melihat dari luar ruangan.
Setelah Mas David selesai dengan pemeriksaannya Mas David yang diantar perawat pun langsung menemui Sri yang duduk di ruangan luar. Lalu Mas David memberi perintah kepada Sri.
"Kamu liat sendiri kan Sri, aku tidak mengalami kemajuan apa pun, jadi jangan memberikan laporan kepada siapapun dan tentang apa pun!" ucap Mas David.
Sri pun hanya mengangguk ketika diperintah Mas David, Sri yakin betul kaki kiri mas david sebenarnya sudah bisa bergerak. Tapi dokter tidak mungkin bisa ditipu pikir Sri yang saat itu sangat bimbang, Sri pun akhirnya menurut saja dengan apa yang diucapkan Mas David dan melupakan tentang kaki Mas David.
Malam harinya Sri dipanggil oleh Ibu Santi untuk berikan laporan tentang kondisi Mas David . Dan ditanyakan masalah perkembangan Mas David.
" Bagaimana perkembangan dari Mas David Sri?" tanya Ibu Santi.
"Mas David untuk satu minggu ini belum memiliki perkembangan apapun Ibu Santy," ucap Sri kepada Ibu Santi.
" Saya sangat berharap ada perkembangan dari hal interaksi Mas David kepada orang lain yang sebaya dengannya Sri, " ucap Ibu Santi.
Ibu Santi hanya ingin Mas David kembali ceria, walau kondisi kakinya tidak dapat disembuhkan, dengan mencarikan pembantu yang seumuran dengan Mas David.
Ibu Santi berharap Mas David tidak merasa kesepian lagi di rumah ini.
Melihat Ibu Santi yang sedih melihat anaknya yang sakit membuat Sri juga ikut sedih, Sri merasa tidak berguna. Sri berjalan menuju keruangan Mas David karena tasnya tertinggal di sana.
Pada saat ingin mengetuk pintu Sri mendengar Mas David berbicara ditelpon dengan seorang laki-laki.
Dari hasil pembicaraannya seperti hal yang sangat dirahasiakan. Sri pun mencoba menguping pembicaraan itu. Di bukanya secara perlahan pintu kamar Mas David. Sri masuk secara perlahan dan saat Mas David selesai dengan pembicaraannya Mas David kaget melihat Sri yang ada di dekat pintu.
" Sri... Apa kamu mendengar semua pembicaraan saya tadi?" tanya Mas David dengan sedikit kaget karena melihat Sri ada di balik pintu kamarnya.
" Maaf Mas David Sri tidak tau kalo Mas David sedang menelpon, tadi pintu kamar terbuka sedikit jadi Sri langsung masuk, " Ucap Sri dengan perasaan tidak bersalah dan pura-pura bodoh.
" Oke... Baiklah Sri aku tau kamu tidak bodoh, dan berhentilah berpura-pura bodoh sekarang,Sekarang kamu sudah tau rencana ku untuk pura-pura tetap lumpuh parah walau nyatanya aku sudah bisa menggerakkan kakiku,"Ucap Mas David kepada Sri.
Mas David meneruskan ucapannya.
" Aku tidak mau siapa pun tau kalo aku hampir sembuh Sri, aku harus menemukan siapa pelaku yang membuat Rem mobil Ayahku Pak Budi jadi rusak sehingga mengakibatkan Ayahku meninggal dan keadaanku seperti ini," Ucap Mas David.
" Baik Mas David Sri mulai hari ini akan membantu Mas David dalam hal apa pun termasuk mencari pelaku perusak rem mobil Pak Budi, "Ucap Sri
Selesai itu Sri pamit kepada Mas David untuk pulang kerumahnya karena hari sudah malam. Disepanjang jalan Sri berpikir tapi pikirannya tidak sampai langsung di kejutkan oleh Paman Herman.
" Dor...,"tangan Paman Herman Sambil menepuk bahu Sri, Sri pun langsung berteriak karena kaget.
" Ya ampun Paman Herman," ucap Sri yang sambil memegangi dadanya dengan kedua tangannya. Dada Sri hampir di buatnya copot.
"Ha ha ha...(Paman Herman tertawa) Kenapa kamu Sri, Paman Herman panggil-panggil dari tadi tapi tidak mendengar dan malah melamun, "Ucap Paman Herman.
" Sri sudah sangat ngantuk Paman Herman." sambil nyengir Sri hanya bilang kalo dirinya sedang ngantuk, "
Paman herman dan Sri pun melanjutkan perjalanan pulang kerumahnya.
Sri dan Paman Herman sudah sampai di rumahnya, dan Sri pun langsung masuk kedalam kamarnya.
Tante Dewi dan Paman Herman bingung melihat Sri yang tidak seperti biasanya. Sri biasanya selalu ceria dan pasti menyempatkan makan makan tapi malam ini Sri langsung masuk ke kamarnya.
Didalam kamar Sri memikirkan tentang Mas David. Sri tidak menyangka bahwa Mas David adalah korban pembunuhan yang selamat dan sekarang mencari pelaku pembunuhan orang tuanya. Sri menyangka selama ini Mas David hanyalah korban kecelakaan biasa yang di akibatkan keteledoran dari pengemudi.
Sri ingin sekali memberitahukannya kepada Paman Herman tapi Sri sudah berjanji kepada Mas David. Tapi apakah Ibu santi tau akan hal ini. Pembunuhan Pak Budi dan Mas David. Semakin Sri memikirkannya semakin Sri dibuatnya pusing.
Sri berangkat lebih pagi dari biasanya, sampai Sri tidak sempat sarapan.
Sesampainya di rumah Mas David. Sri mencari Bibi Ijah.
Sambil membantu Bibi Ijah, Sri bertanya bagaimana kejadian kecelakaan Pak Budi waktu itu.
"Bibi Ijah Sri mau bertanya tentang kecelakaan yang terjadi waktu Pak Budi kecelakaan?" tanya Sri kepada Bibi Ijah sambil membantunya menyiapkan makanan.
" Bibi Ijah tidak terlalu tahu Sri, yang Bibi Ijah tau penyebabnya karena rem mobil yang rusak. Dan setelah itu pun supirnya Pak Budi langsung dipecat oleh Pamannya Mas David," cerita Bibi Ijah kepada Sri.
Hanya itu yang Bibi Ijah Tahu, dan sedikit informasi yang didapatkan Sri bagaimana Sri bisa membantu Mas david kalo seperti itu.
Sambil meyiapkan makanan Mas David Sri memikirkan itu sendirian untuk membantu kegelisahan hati Mas David.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments