Bab 20

Seperti janji mereka semalam, kini Sisil dan Rangga setelah sarapan pagi segera mengajak putri mereka untuk berkeliling di tempat wisata yang ada di Bali ini dan ingin menelusuri semua pantai.

Dan disinilah mereka bertiga berada yaitu di pantai atuh, yang menjadi tempat wisata paling populer tentu wajib di kunjungi ketika sedang berlibur ke Bali suguhan alam pesisir pulau yang sangat indah dan menarik.

Pantai Atuh berpasir putih menghadap ke arah Timur sehingga menyuguhkan pemandangan sunrise spektakuler dan instagramable, namun sayangnya Sisil dan Rangga serta putri mereka datang di saat matahari sudah terbit.

Sehingga tak bisa menikmati sunrise, namun tak masalah bagi mereka bertiga yang terpenting saat ini mereka bisa menikmati hamparan pantai pasir putih yang terlihat cantik dan air laut yang sangat jernih.

"Masyaallah benar-benar indah sekali ciptaan tuhan" kata Sisil membentangkan kedua tangannya menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya

"Iya ma, Raya suka banget" kata Raya mengikuti gerakan sang mama

Rangga yang melihat kedua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya hanya tersenyum, sembari mengabadikan momen kebersamaan mereka sekarang agar suatu saat nanti bisa di lihat lagi.

Mereka bertiga pun mulai berjalan beriringan sembari bergandengan tangan, menelusuri hamparan pasir putih yang terbentang luas itu serta melihat-lihat tebing karang dan pulau-pulau karang yang terlihat unik.

Tentu tak lupa mereka bertiga mengabadikan setiap momen langkah mereka saat ini, cukup jauh menelusuri pantai atuh Sisil dan Rangga pun duduk sejenak di hamparan pasir putih itu melihat putri mereka yang sedang bermain air laut.

Kini matahari mulai naik ke atas kepala mereka, dan terik matahari mulai terasa sangat panas Sisil dan Rangga pun memutuskan mengajak putri mereka untuk pergi dari pantai atuh tersebut dan mencari tempat wisata lain lagi.

Namun karena saat ini waktunya makan siang, mereka bertiga menyempatkan diri untuk ke restoran dahulu ingin mengisi perut mereka yang mulai terasa lapar apalagi terakhir mereka mengisi perut pas sarapan tadi pagi.

Restoran yang mereka pilih masih dekat dengan pantai sehingga ketika sedang menikmati makanan yang terhidang di atas meja, mereka bertiga bisa sembari menikmati hamparan laut yang terbentang luas itu dengan gelombang laut.

"Ma, nanti kita kesini lagi ya. Ajak kak Azzam" kata Raya yang selalu teringat dengan saudara sepupunya itu yang tak pernah terlihat bahagia semenjak kehilangan kedua orang tua

"Iya sayang, doain kak Azzam mau" jawab Sisil kemudian memasukkan suapan makanan tersebut ke dalam mulutnya

"Kenapa ya, Azzam gak mau tinggal di rumah kita aja. Biar bisa sekolah bareng Raya" kata Mas Rangga ikut nimbrungi dalam percakapan Sisil dan putri mereka

"Gak taulah, Mas. Bukannya kita sudah berusaha mengajak Azzam secara baik-baik tapi dia tetap mau tinggal dengan kakek dan neneknya" kata Sisil yang juga bingung mengapa Azzam tak mau tinggal di rumah mereka.

Padahal Sisil sudah menganggap Azzam seperti anak kandung sendiri, apalagi Azzam adalah anak sang kakak yang telah lama pergi meninggalkan mereka semua untuk selama-lamanya.

Selesai makan dan membayar bill makanan mereka, Sisil dan Rangga serta putri mereka memutuskan beranjak dari situ kemudian mereka bertiga melangkahkan kaki keluar dari restoran dan hendak ke tempat wisata lain lagi.

Sekarang mereka bertiga telah tiba di tempat wisata yang populer juga yaitu elephant safari park, tanpa menunggu lama putri mereka begitu antusias hendak menunggangi gajah sehingga mau tak mau Sisil dan Rangga menuruti kemauan putri mereka.

Sebelum menunggangi gajah putri mereka melihat para pengelola memberi makan dahulu gajah, dan lagi-lagi Rangga mengabadikan momen itu sehingga membuat HP-nya penuh dengan gambar putri mereka maupun mereka.

Setelah itu putri mereka mulai naik ke punggung gajah yang di pengangi para pengelola gajah itu, perlahan gajah mulai berjalan membuat putri mereka bahagia sedangkan Sisil dan Rangga juga ikut tersenyum.

Pengelola gajah itu terus berada di samping gajah yang saat ini di tunggangi putri Sisil dan Rangga, gajah itu menelusuri hutan taro yang ada di sekitarnya membuat siapa saja menikmati momen ini tak kan terlupakan.

"Udah sayang naik di atas punggung gajahnya, sekarang waktunya kita ke museum itu. Kita akan belajar tentang organ tubuh gajah, OKE" kata Sisil pada putrinya saat sudah kembali ke tempat semula

"OKE, ma" jawab Raya kemudian perlahan turun dari punggung gajah dengan di bantu pengelola gajah itu

"Dah dah gajah...." kata Raya melambaikan tangan kepada gajah yang habis di tunggangi barusan

Gajah itu seperti mengerti segera mengangkat belalai panjangnya itu, kemudian mengelus-ngelus ke pipi putri Sisil dan Rangga sehingga putri Sisil dan Rangga merasa kegelian.

Sisil dan Rangga justru tersenyum melihat kejadian barusan, gajah itu memang sudah menganggap setiap pengunjung seperti sahabat sendiri sehingga tak takut dan selalu membuat pengunjung bahagia.

Kini Sisil dan Rangga serta putri mereka sudah masuk ke dalam park museum, tempat yang menjadi replika kerangka mammoth lengkap di dunia dan bisa menjadi pembelajaran tentang dunia gajah.

Putri mereka yang begitu cerewet dan serba ingin tau mulai bertanya-tanya di pengelola museum tersebut, tentu pengelola museum itu dengan semangat menjelaskan setiap apa yang ada disitu.

Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat, kini sudah menjelang sore tempat wisata terakhir yang akan di kunjungi mereka bertiga sore ini yaitu danau beratan dan sekarang mereka bertiga sudah berada di danau beratan.

Danau beratan merupakan tempat wisata yang populer juga, bahkan danau beratan adalah danau terluas nomor dua di Bali ini dan fungsi utama sebagai sumber irigasi di daerah-daerah yang terletak di bagian tengah bali.

Bahkan pemandangan alam yang ada di sekitar danau sangat menakjubkan yang membuatnya menjadi salah satu danau terbaik dan terindah yang ada di dunia, apalagi suhu udara yang ada di sekitar danau sangat sejuk dan segar.

"Ayo, Mas kita naik sampan itu" kata Sisil sembari menarik tangan suaminya yang saat ini tengah mengendong putri mereka

"Iya ayo" jawab Mas Rangga mengikuti langkah kaki Sisil yang mulai menuruni anak tangga hendak menuju sampan itu

Para penjaga danau itu segera membantu Sisil dan Rangga serta putri mereka untuk naik ke sampan, setelah duduk tenang dan diam perlahan penjaga danau itu mengayuh sampan itu menuju ke tengah danau.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!