Seminggu kemudian
Sisil dapat kabar bahwa Lisa keguguran, Sisil merasa kasihan tapi mau bagaimana lagi mungkin sudah takdir dan ada rasa senang juga sebenarnya di hati Sisil karena artinya ia tak perlu membiayai anak yang di kandung oleh Lisa karena sudah tak ada lagi.
Pagi ini setelah mengantar putri mereka ke sekolah Sisil dan Rangga memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, karena Lisa sering gonta ganti pasangan dan Sisil takut Rangga terkena penyakit HIV atau sejenisnya jadi memutuskan untuk periksa kesehatan.
Hanya berapa menit mobil yang di lajukan Rangga sudah memasuki kawasan rumah sakit terbesar di kota A, Sisil dan Rangga pun segera keluar dari mobil dan melangkahkan kaki menuju ruangan Dokter spesialis penyakit dalam yang sudah di hubungi Sisil dan sudah membuat janji berapa hari yang lalu.
Tanpa menunggu lama Rangga pun segera di minta Dokter masuk ke dalam ruang praktek dan Dokter pun mulai mengambil sempel di tubuh Rangga seperti mengambil air liur dan mengambil darah setelah selesai Dokter mempersilahkan Rangga untuk menunggu di luar ruangan
Dan disinilah Sisil dan Rangga sekarang duduk di depan ruang tunggu menunggu hasil pemeriksa kesehatan Rangga, Rangga yang begitu takut terus menggenggam jari jemari milik Sisil bahkan terasa sekali kalau genggaman tangan Rangga begitu dingin.
"Dari hasil pemeriksaan pak Rangga di nyatakan negatif terkena HIV" jelas Dokter itu sembari memperlihatkan kertas hasil pemeriksaan tadi
"Alhamdulilah" ucap Sisil dan Rangga secara bersamaan
Sisil dan Rangga begitu senang mendengar hasil pemeriksaan yang di bacakan oleh Dokter barusan, setelah panjang lebar Dokter menjelaskan kepada Sisil dan Rangga, mereka pun pamit.
Kemudian Sisil dan Rangga melangkahkan kaki keluar dari ruangan Dokter itu sembari bergandengan tangan dan menuju parkiran dimana mobil mereka terparkir di antara kendaraan-kendaraan lainnya, saat tiba di mobil mereka pun segera masuk ke dalam mobil.
"Sayang maafin aku ya, aku benar-benar menyesal" kata Mas Rangga sembari menggenggam jari jemari milik Sisil dan di ciumnya dengan penuh cinta
"Iya gak apa-apa, aku harap ke depannya Mas benar-benar berubah dan gak mengulangi lagi kesalahan yang sama" kata Sisil sembari menyunggingkan senyuman
Rangga pun langsung memeluk Sisil dan berkali-kali mengucapkan terima kasih karena sudah di beri kesempatan oleh Sisil, Rangga benar-benar menyesal dan hampir saja ia akan kehilangan wanita sebaik istrinya sekarang.
.
.
Waktu berjalan begitu cepat minggu telah berganti bulan, kini Rangga lebih banyak menghabiskan waktu di rumah kadang ikut ta'lim mendengar ceramah dari ustad-ustad dan mengisi waktu luangnya dengan hal yang positif seperti memperbanyak ibadah serta membaca al-quran.
Sisil yang melihat perubahan suaminya sekarang tentu sangat bahagia, bahkan sekarang rumah tangga mereka sudah kembali harmonis seperti awal mereka menikah dulu dan ia berharap tak ada lagi di luar sana pelakor-pelakor yang akan ia hadapi lagi.
Drrtt.....
Bunyi HP milik Sisil, Sisil yang tengah mengintip suaminya yang sedang membaca al-quran di dalam kamar terkejut saat mendengar bunyi HP-nya kemudian ia pun bergegas pergi dari depan kamar dan segera menerima telepon dari Fika temannya itu.
"Hallo, Assalamualaikum" kata Sisil setelah menerima telepon dari Fika
"Walaikumsalam, aku ada kabar baru untuk kamu" kata Fika di seberang telepon
"Apa, kalau penting aku dengerin kalau gak penting aku matiin" kata Sisil yang kadang kesal dengan temannya satu ini suka iseng semenjak hubungannya dengan suaminya membaik
"Ini soal Lisa, ada yang bilang kalau Lisa itu sengaja gugurin kandungannya bukan keguguran" kata Fika begitu semangat kalau ngegibahin orang
"Ahh biarin lah, aku juga gak ada urusan lagi dengan dia" kata Sisil yang sudah tak peduli lagi
"Iya-iya, udah dulu aku cuma mau nyampe itu aja tadi. Assalamualaikum" kata Fika kemudian mematikan sambungan telepon
Sisil yang melihat sambungan telepon sudah di matikan Fika hanya bisa geleng-geleng kepala, belum sempat ia menjawab kebiasaan temannya satu itu main mati sambungan telepon aja dan Sisil pun memutuskan untuk bersantai di sofa ruang keluarga mumpung weekend.
Sisil yang sedang duduk memilih membuka aplikasi warna pink yang berlogo camera, Sisil membaca status Lisa yang menyindir teman-temannya sendiri setelah semua kebusukannya terbongkar.
Sisil yang membaca status Lisa itu hanya menyunggingkan senyuman tak menyangka watak dan sifat asli Lisa pun akhirnya terlihat juga dengan jelas, tampangnya saja yang kelihatan polos nyatanya tak seperti itu.
.
.
Keesokan harinya
Sisil sekarang memilih kembali ikut terjun mengurusi perusahaan miliknya bersama dengan suaminya, dan ia juga sudah bisa mengatur waktu antara urusan perusahaan dengan waktu mengantar jemput putri mereka tepat waktu.
Bahkan sekarang Sisil mempekerjakan ART di rumahnya karena tak mungkin juga ia sibuk di perusahaan harus sibuk juga dengan pekerjaan rumah, dan syukurnya suaminya mendukung semua keputusannya.
"Ohh ya Dew, tolong kumpulkan rekapan laporan keuangan dari tiga tahun yang lalu ya. Entar antar ke ruangan saya" kata Sisil kepada Dewi karyawannya yang kini menggantikan posisi Lisa
"Baik Bu, secepatnya saya akan antar ke ruangan ibu" kata Dewi sembari membungkukkan tubuhnya
Dan hanya setengah jam Dewi pun sudah membawakan semua rekapan laporan keuangan dari tiga tahun yang lalu, setelah mengantarkan rekapan tersebut Dewi pun undur diri keluar dari ruangan Sisil.
Sisil pun mulai memeriksa satu persatu rekapan tersebut dari tiga tahun yang lalu sampai terakhir Lisa bekerja, dan benar saja ada yang mengganjal yang baru Sisil ketahui yaitu ada puluhan juta uang masuk ke rekening pribadi milik Lisa selama bekerja di perusahaan milik Sisil.
Kemudian Sisil segera menghubungi staff keuangan melalui telepon yang ada di ruangannya, meminta staff keuangan menghubungi Lisa dan meminta balikin uang perusahaan tpi setelah staff keuangan menghubungi Lisa, justru Lisa langsung memblokir mereka.
Dan makin jelas bahwa Lisa memang telah mengelapkan uang perusahaan selama ini, Sisil pun beranjak dari ruangannya dan melangkahkan kaki ke ruangan Rangga yang kebetulan hanya bersebelahan dengan ruangan Sisil.
"Mas, lihat ini" kata Sisil meletakkan rekapan laporan keuangan
Rangga yang melihat rekapan laporan keuangan itu tentu terkejut dan marah, Rangga tak menyangka selama ini telah di tipu oleh Lisa yang membawa kabur uang perusahaan bahkan sampai berpuluh-puluh juta.
Rangga pun segera menghubungi nomor telepon Lisa namun tak aktif dan sepertinya nomor Rangga juga di blokir oleh Lisa seperti nomor Sisil, Rangga yang frustasi hanya bisa menjambak rambutnya secara kasar benar-benar marah dengan Lisa yang ternyata selama ini memang sengaja membodohi Rangga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Firgi Septia
inilah kelemahan yg bisa membuat masalah muncul lagi perempuannya terlalu bodoh suami selingkuh dan TDK ada tegasnya dari awal di pertahankan klo aku sdh lama minta cerai
2024-12-05
0
Hanipah Fitri
Rangga ya yg bodoh atau Lusanya yg pintar
2023-10-15
0