Mobil yang di lajukan Sisil pun kini berhenti di parkiran perusahaan miliknya, Sisil dan Dewi segera keluar dari mobil kemudian melangkahkan kaki masuk ke dalam perusahaan.
Dewi pamit undur diri dengan Sisil ingin langsung ke ruangannya, begitu juga dengan Sisil yang langsung menuju ruangan suaminya dan setelah mengetuk pintu ruangan suaminya serta suaminya memerintahnya untuk masuk.
Sisil pun melangkahkan kaki masuk ke dalam ruangan suaminya, kemudian Sisil mendaratkan bokongnya di sofa yang ada di ruangan suaminya sembari meletakkan sebuah MAP di atas meja yang ada di hadapannya.
"Apa ini?" tanya Mas Rangga yang sudah berada di dekat Sisil sembari mengambil sebuah MAP tersebut
Rangga membuka MAP itu dan membaca isi surat perjanjian tersebut, Rangga begitu tercengang setelah membaca isi surat perjanjian itu dan ia benar-benar tak menyangka bahwa Sisil begitu cepat bertindak.
"Kamu benar-benar hebat, sayang. Hanya berapa jam, kamu sudah mengetahui lokasi Lisa dan bahkan langsung bisa mengertak Lisa" kata Mas Rangga memuji kehebatan Sisil sembari mendaratkan bokongnya di samping Sisil dan mencium pipi Sisil
Sisil tak menyahut sama sekali namun bibirnya menyunggingkan senyuman, Sisil pernah berjanji jika miliknya di ganggu oleh orang lain tentu ia akan mempertahankannya sampai kapan pun meski nyawa taruhannya.
"Kalau kamu udah lihat surat perjanjian itu, sekarang aku mau ke ruanganku. Ingin menyelesaikan pekerjaanku, bukankah sebentar lagi Raya libur sekolah dan kita sudah janji mau liburan ke Bali" kata Sisil pada suaminya kemudian beranjak dari duduknya
"Ohh iya, aku juga akan menyelesaikan pekerjaanku biar nanti ketika kita liburan gak ada yang di pikirkan lagi" kata Mas Rangga baru teringat rencana mereka akan liburan ke Bali
Sisil pun mencium sekilas bibir suaminya kemudian melangkahkan kaki keluar dari ruangan suaminya, sedangkan Rangga yang mendapat ciuman dari Sisil tentu tersenyum karena sekarang Sisil lebih agresif.
Tiba di ruangannya seperti biasa Sisil akan di sibukkan dengan memeriksa laporan soal produk skincare, Sisil yang melihat data penjualan semakin berkembang pesat harus meningkatkan lebih banyak lagi produksi skincare-nya agar para agen dan reseller tidak menunggu lama.
Cukup lama berkutik dengan laporan-laporan tersebut, Sisil pun menghubungi bagian pabrik meminta untuk meningkatkan lagi produksi skincare agar tak ke habisan terus karena ia merasa tak enak hati pada para agen dan reseller yang selalu kehabisan stok.
Setelah pekerjaannya selesai dan sebentar lagi putrinya pulang sekolah Sisil pun bersiap-siap akan menjemput putrinya itu, saat keluar dari ruangan ternyata suaminya telah menunggunya meski saat ini suaminya tengah berbicara dengan salah satu karyawan mereka.
"Ayo sayang, kita jemput Raya dan seperti biasa kita makan di luar" kata Mas Rangga setelah selesai berbicara dengan karyawan mereka langsung menghampiri Sisil yang berdiri di ambang pintu ruangan
"Ayo, ohh ya Mas. Aku periksa laporan penjualan bulan ini semakin meningkat, jadi kita tetap kasih bonus kepada seluruh karyawan setiap penjualan meningkat" kata Sisil ketika mereka melangkahkan kaki beriringan keluar dari perusahaan
"Iya sayang, seperti biasa. Kamu atur aja mau kasih bonus berapa ke seluruh karyawan" kata Mas Rangga sembari tersenyum
Kini Sisil dan Rangga sudah berada di dalam mobil, mobil pun mulai melaju meninggalkan perusahaan milik Sisil dan menuju sekolahan putri mereka yang memang tak terlalu jauh dari perusahaan milik Sisil.
Selama di perjalanan Sisil juga menghubungi bagian kepala gudang untuk memberi hadiah ke setiap paket yang akan di kirim ke para agen dan reseller, karena berkat mereka juga produk skincare Sisil selalu kehabisan.
Sisil memang menerapkan soal bonus dan hadiah itu setiap bulan, dan jika penjualan semakin meningkat maka bonus untuk seluruh karyawannya dan hadiah untuk para agen serta para resellernya.
Tanpa terasa mobil yang di lajukan suaminya telah memasuki halaman sekolah putri mereka, segera mereka berdua keluar dari mobil dan melangkahkan kaki di koridor sekolah yang tampak sudah sangat sepi menuju ruang kelas putri mereka.
"Nah itu dia mama sama papa Raya udah jemput" kata Bu Marisa wali kelas Raya
"Mama papa" kata Raya senang akhirnya mama dan papanya datang juga untuk menjemputnya
Rangga segera merentangkan dua tangannya sembari jongkok agar putri mereka mau memeluknya, dan benar saja putri mereka langsung berlari mendekati Rangga setelah itu Rangga langsung mengendong putri mereka itu.
"Kok sudah sepi Bu Marisa, apa kami terlambat menjemput Raya?" tanya Sisil kepada wali kelas putrinya itu
"Iya Bu Sisil, tadi ada rapat guru secara mendadak dan saya sudah menghubungi Bu Sisil namun nomor ibu sibuk jadi karena belum ada yang menjemput Raya saya menemaninya bermain" jelas Bu Marisa panjang lebar
"Ya ampun, maaf Bu Marisa. Saya memang sedikit sibuk hari ini tadi, ada urusan yang harus saya selesaikan. Sebelumnya terima kasih Bu Marisa sudah menemani Raya" kata Sisil yang tak enak hati dengan wali kelas putrinya itu
"Iya sama-sama, sudah kewajiban saya menjaga anak murid saya" kata Bu Marisa sembari tersenyum ramah
"Sekali lagi terima kasih, Bu. Ohh iya, kita pamit pulang takutnya Raya kelaparan apalagi ini sudah waktunya makan siang" kata Sisil pamit undur diri dengan wali kelas putrinya itu
"Iya Bu Sisil" jawab Bu Marisa sembari menganggukkan kepala
Sisil pun segera melangkahkan kaki pergi dari hadapan Bu Marisa setelah pamit, ingin menyusul suaminya dan putrinya yang kini sudah di halaman sekolah karena tadi putrinya merengek minta beli somay yang ada di depan sekolah.
Setengah jam kemudian dan disini lah mereka bertiga di restoran milik Fika yang menjadi langganan mereka ketika makan siang di luar, namun kali ini sepertinya putri mereka tak mau makan karena perutnya sudah kenyang akibat makan somay tadi.
Awalnya Sisil ingin melarang putri mereka makan somay namun sesekali tak masalah, di lihat juga yang jualan somay itu pembersih apalahi terlihat dari gerobak yang di dorong penjual somay itu tadi nampak bersih.
Sisil yang terlalu mengatur pola makan putrinya karena putrinya sewaktu usia dua tahun pernah masuk rumah sakit sampai di rawat, itu di akibatkan putrinya makan makanan sembarangan maka dari situ Sisil begitu ketat menjaga asupan nutrisi yang di konsumsi putrinya.
Hanya berapa menit pesanan Sisil dan suaminya pun tiba, para pelayan mulai menata semua makanan tersebut di atas meja yang ada di hadapan Sisil dan suaminya setelah selesai para pelayan pun undur diri dari situ lalu Sisil dan suaminya mulai menyantap semua makanan yang terhidang itu dengan lahap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments