Keesokan harinya
Sisil yang baru tiba di perusahaan miliknya, segera masuk ke dalam perusahaan miliknya dan seperti biasa para karyawannya akan menunduk hormat menyapanya, ia pun membalas dengan senyuman sembari terus melangkah ke ruangan suaminya.
Tok...tok....
Tiba di depan ruang suaminya Sisil mengetuk pintu ruangan suaminya karena takut menganggu, saat mendengar suara suaminya yang memerintahnya untuk masuk Sisil pun segera membuka pintu ruang suaminya itu dan berjalan menghampiri suaminya.
"Gimana, Mas? Udah dapat info rekening si j*lang itu?" tanya Sisil setelah duduk di sofa yang ada di ruangan suaminya itu
"Ini, tapi saldonya cuma ada 1.2 juta dengan 350 ribu" jawab Mas Rangga sembari memperlihatkan apa yang ada di layar HP-nya
"HAH, jangan-jangan uangnya udah di pindahkannya ke rekening lain" kata Sisil tak percaya ternyata Lisa sudah mempersiapkan ini semuanya
"Teman aku cuma bisa kasih tau isi saldo, tapi kalau mau di mutasi gak bisa" jelas Mas Rangga yang sebenarnya juga bingung harus bagaimana
"Ya sudah, biar aku yang ngurus ini semua. Aku ke ruangan aku dulu" kata Sisil sembari beranjak kemudian melangkahkan kaki keluar dari ruangan suaminya
Tiba di dalam ruangannya Sisil segera menghubungi orang yang bisa melacak lokasi Lisa saat ini, dan benar saja berapa menit Sisil sudah mendapatkan lokasi Lisa sekarang yang ternyata Lisa diam-diam kembali ke kota ini bahkan saat ini sedang bekerja di coffee shop yang lagi viral.
Sisil menyeringai dengan kelakuan Lisa sekarang yang mengaku pindah ke kota B, namun nyatanya kembali ke kota ini ingin mengelabuhi Sisil namun tak bisa karena Sisil lebih pintar dari yang Lisa ketahui dan cukup soal perselingkuhan suaminya ia merasa seperti orang bodoh.
Tak ingin menunggu lagi, Sisil pun memutuskan segera keluar dari ruangannya ingin menemui Lisa saat ini juga saat keluar dari ruangannya ia berpapasan dengan suaminya yang kebetulan keluar dari ruangan juga.
"Kamu mau kemana sepertinya terburu-buru sekali?" tanya Mas Rangga sembari menatap Sisil yang membawa tas dan bisa ia pastikan kalau Sisil hendak pergi
"Aku ada urusan sebentar, aku pamit keluar sebentar ya Mas" kata Sisil kemudian sekilas mencium pipi suaminya dan segera melangkahkan kakinya hendak keluar dari perusahaan miliknya
Rangga keluar dari ruangan karena ingin mengadakan meeting dengan para karyawan di perusahaan milik Sisil, ada yang ingin di sampaikannya dan yang pasti itu sangat penting karena membahas produk skincare yang orderannya semakin meludak.
Sedangkan Sisil yang sudah berada di dalam mobil segera melajukan mobil miliknya dengan kecepatan sedang meninggalkan perusahaan miliknya dan menuju coffee shop yang kebetulan dekat dengan sekolah putrinya, hanya berapa belas menit Sisil sudah tiba di depan coffee shop itu.
Sisil mengambil tasnya dan memakai kaca mata hitam yang memang selalu ia sediakan di dalam mobil miliknya, kemudian Sisil turun dengan gaya elegan ia berjalan masuk ke dalam coffee shop itu dan duduk di salah satu kursi kosong.
"Permisi, mau pesan apa?" tanya Lisa berdiri di samping wanita yang memakai kaca mata hitam dan bisa ia lihat bahwa wanita tersebut orang kaya
"Coffee latte size medium ya" kata Sisil sembari melepas kaca mata hitamnya
Lisa yang melihat bahwa di hadapannya sekarang ternyata mantan BOS nya tentu terkejut, sampai ia terdiam mematung dan sedikit gemetaran karena ada rasa takut setelah apa yang di lakukannya selama ini.
"Baiklah tunggu sebentar" kata Lisa yang terdiam sejenak tadi dan berusaha mengatur rasa takutnya kemudian segera berlalu dari hadapan Sisil dan membuatkan pesanan Sisil
Setelah itu Lisa mengantar pesanan Sisil dan di letakkannya di atas meja sembari mempersilahkan Sisil untuk menikmati coffee latte tersebut, saat Lisa hendak pergi dari situ pergelangan tangannya di tahan oleh Sisil membuat Lisa tak bisa melanjutkan langkah kakinya.
"Coffee latte ini berapa harganya?" tanya Sisil sembari sesekali menyeruput coffee tersebut
"56 ribu" jawab Lisa singkat karena ingin segera pergi dari situ
"Ini gak gratis aja gitu? Di potong dengan uang perusahaan yang kamu ambil" kata Sisil sembari menopang dagunya dan menatap Lisa dengan tatapan tajam
"Mbak jangan disini ya, please...." kata Lisa sedikit memohon karena takut BOS nya dan para pengunjung lain mendengar
"56 ribu doang, bayarin ya. uang perusahaan 65 juta loh yang kamu ambil" kata Sisil sembari menyeringai
"Mbak aku mohon" kata Lisa sembari menundukkan kepala
Sisil menganggukkan kepalanya dan meminta Lisa untuk duduk di kursi yang ada di hadapannya, Sisil mulai berbicara sama Lisa dengan serius mengenai uang perusahaan yang telah di ambil oleh Lisa dan Lisa pun berjanji akan mengembalikan uang perusahaan itu meski dengan mencicil.
Sisil yang tak mau hanya dengan omongan saja, segera menghubungi Dewi salah satu karyawannya di perusahaan miliknya dan meminta Dewi membuatkan surat perjanjian sekarang juga sekalian minta di antar ke lokasi Sisil saat ini.
Setengah jam akhirnya Dewi datang ke lokasi Sisil saat ini sembari membawa sebuah MAP yang di dalamnya ada sebuah surat perjanjian yang harus di tanda tangani Lisa, jika Lisa tak mencicil uang perusahaan itu Sisil tak segan-segan akan melaporkan Lisa ke pihak kepolisian.
Tanpa menunggu lama Lisa segera membumbui surat perjanjian itu dengan tanda tangannya, dan Lisa pun berterima kasih dengan Sisil yang masih memberi keringanan kepadanya yang akan mengembalikan uang perusahaan dengan mencicil.
"Kamu ingat kan di dalam surat perjanjian itu dan kamu tau konsekuensinya apa. Kamu salah cari lawan Lis, apa yang menjadi milikku tentu akan aku pertahankan" kata Sisil sebelum beranjak dari situ
"Dan satu lagi pesan aku, kamu harus berubah jangan melakukan hal buruk lagi" kata Sisil kemudian beranjak dari duduknya
Setelah itu Sisil dan Dewi keluar dari coffee shop itu dan melangkahkan kaki menuju mobil milik Sisil, kemudian Sisil kembali melajukan mobil miliknya menuju perusahaan miliknya yang sudah di tinggalkannya berapa jam.
"Aku salut dengan Bu Sisil" kata Dewi saat mobil berhenti di depan lampu merah
"Salut kenapa?" tanya Sisil sembari mengerutkan keningnya
"Bu Sisil tidak membawa ini langsung ke jalur hukum, dan mau menyelesaikan masalah Ibu dengan baik-baik" kata Dewi memuji kesabaran dan kebesaran hati Sisil
"Jika di bawa ke jalur hukum, tidak memungkinkan Lisa akan jera dan tidak dendam dengan kami sekeluarga. Makanya selagi bisa di selesaikan dengan baik-baik kenapa tidak kita lakukan" kata Sisil dengan begitu bijak menghadapi masalah yang sedang di hadapinya
Dewi menganggukkan kepalanya paham maksud Sisil, dan andai itu terjadi dengannya mungkin ia tak bisa sebijak dan sesabar Sisil menghadapi ini semua bahkan bisa di pastikan Dewi ia takkan memaafkan suaminya yang sudah berselingkuh di belakangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Firgi Septia
bukannya salut tapi kelihatan bodohnya terlalu naif jadinya bisa dibodohi suaminya
2024-11-15
1