Bab 13

Rangga tersenyum melihat Sisil tertidur sangat pulas di samping putri mereka, kemudian Rangga menghampiri kedua wanita yang sangat berharga dalam hidupnya itu dan mencium pucuk kepala mereka secara berganti.

Sisil yang merasakan ciuman itu segera mengerjapkan kedua kelopak matanya, setelah kesadarannya penuh ia tersenyum ketika pertama kali membuka kedua kelopak matanya ternyata yang di lihatnya adalah suaminya.

Sisil pun segera beranjak duduk dan karena terlalu keras bergeser membuat putri mereka juga ikut terbangun, kemudian putri mereka beranjak duduk sembari dengan manja minta di gendong dengan sang papa.

"Kok mas pulangnya cepat?" tanya Sisil kepada suaminya yang kini tengah bercanda dengan putri mereka

"Bukan aku pulang cepat, tapi kalian yang kelamaan tidur" kata Mas Rangga sembari menoleh ke arah Sisil dan tersenyum

Sisil yang tak mengerti dengan perkataan suaminya hanya mengerutkan keningnya, kemudian ia melihat jam weker milik putri mereka yang ada di atas meja kecil samping tempat tidur.

"Ya ampun udah pukul 05.00 sore ternyata, jadi empat jam aku ketiduran bahkan belum ganti baju dari tadi" kata Sisil tersenyum dengan kelakuannya yang tak biasa tertidur sangat lelap

"Sekarang gak perlu ganti baju lagi, sekalian aja mandi. Raya biar aku yang mandiin, nanti setelah itu baru aku mandi" kata Mas Rangga kemudian mengendong putri mereka ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tidur putri mereka

"Ya sudah, aku ke kamar dulu" kata Sisil segera turun dari tempat tidur kemudian mengambil tasnya dan melangkahkan kaki keluar dari kamar

Tiba di kamar utama Sisil langsung menuju kamar mandi, ia segera melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya kemudian masuk ke dalam bathtub berendam di dalam situ ingin merilekkan tubuhnya terasa pegal dengan mengunakan air hangat yang sudah di siapkannya barusan.

Sedangkan di kamar sebelah Rangga yang telah selesai membantu dan menemani putri mereka mandi bahkan putri mereka telah memakai piyama tidur, kini Rangga meminta Bik Mirna menemani putri mereka.

Karena putri mereka ingin menonton TV di ruang keluarga, sedangkan Rangga ingin segera membersihkan tubuhnya yang sudah terasa sangat lengket bahkan kemeja yang melekat di tubuhnya sudah basah kuyup akibat keringat.

Dan untungnya putri mereka mau di temani Bik Mirna karena semenjak Bik Mirna bekerja sebagai ART di rumah mereka, putri mereka justru senang karena rumah mereka kini tampak lebih ramai jika penghuni rumah ini bertambah.

Sebelum meninggalkan putrinya, Rangga mencium pucuk kepala putrinya dahulu sebagai tanda pamitan setelah itu Rangga segera melangkahkan kaki menuju kamar utama dan saat pintu terbuka ia tak melihat Sisil di dalam kamar.

Tapi Rangga melihat ke arah pintu kamar mandi yang sedikit terbuka yang bisa di pastikannya jika Sisil masih di dalam kamar mandi, Rangga pun melangkahkan kaki perlahan masuk ke dalam kamar mandi dan mendapatkan Sisil yang tengah berendam serta memejamkan mata.

Rangga bergegas melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya, kemudian Rangga masuk ke dalam bathtub itu dan Sisil yang merasa ada seseorang segera membuka kedua kelopak matanya dan baru saja Sisil ingin berteriak Rangga sudah membungkam mulutnya.

Bukan bungkaman biasa karena Rangga membungkam mulut Sisil dengan bibirnya, dari hanya mencium biasa kini berubah menjadi ciuman yang menuntun dan Sisil yang sangat merindukan sentuhan suaminya tentu membalas ciuman itu.

Tak perlu waktu lama Rangga dan Sisil pun larut dalam buaian surga dunia yang sama-sama mereka berdua rindukan, sehingga membuat suasana di dalam kamar mandi terasa panas di tambah dengan peluh yang membasahi tubuh mereka berdua.

Rangga dan Sisil benar-benar menikmati permainan mereka dalam penyatuhan kali ini, entah sudah yang ke berapa kali Rangga dan Sisil yang masih terus melanjutkan percintaan mereka.

"Ahhh......"

Akhirnya Rangga dan Sisil sama-sama sampai puncak hingga mereka berdua terkulai lemas di dalam bathtub yang airnya sudah tinggal separoh, kemudian Rangga dan Sisil segera membersihkan tubuh mereka karena sudah lama mereka di kamar mandi.

"Terima kasih sayang, I Love You" kata Mas Rangga sembari mencium kening Sisil

"I Love You too" jawab Sisil kemudian mencium sekilas bibir milik Rangga

Kini mereka berdua pun telah selesai mandi dan segera keluar dari kamar mandi kemudian bergegas memakai piyama tidur, karena sekarang sudah menunjukan pukul 07.00 malam artinya mereka sudah dua jam menghabiskan waktu di dalam kamar mandi tadi.

Mereka berdua tak habis pikir jika bisa ternyata menghabiskan waktu selama itu, kemudian Rangga dan Sisil segera keluar kamar dan melangkahkan kaki beriringan menuju meja makan yang kebetulan putri mereka sudah menunggu dari tadi.

"Papa sama mama, kok lama mandinya" kata Raya sembari mengerucutkan bibirnya tanda ia sedang ngambek dengan sang papa dan sang mama

"Maaf ya, sayang" kata Sisil dan Rangga hampir bersamaan sembari mengelus pucuk kepala putri mereka

"Raya akan maafin kesalahan papa sama mama asal jangan di ulangi lagi ya, janji" kata Raya kemudian menyodorkan jari kelingking sembari tersenyum

"Papa gak bisa janji sayang, karena papa sama mama tadi lagi bikin adik buat Raya" kata Mas Rangga tanpa dosa

Sisil langsung mencubit pinggang suaminya itu dan melototi suaminya, ia tak habis pikir mengapa bisa-bisanya suaminya berbicara seperti itu dengan putri mereka yang masih anak-anak dan Sisil takut putri mereka bertanya yang tidak-tidak.

"Wah benar pa, papa sama mama bikin adik buat Raya. Baiklah gak apa-apa lama-lama kalau memang papa sama mama bikin adik buat Raya, karena dari dulu Raya pengen banget punya adik" kata Raya begitu semangat jika ia bisa memiliki adik yang memang menjadi impiannya dari dulu karena sering kesepian

Sisil langsung menepuk jidatnya mendengar jawaban yang keluar dari mulut putrinya itu, sedangkan Rangga justru tertawa dan mengajak putrinya untuk TOS agar bisa secepatnya membuatkan adik untuk putrinya itu.

Bik Mirna yang sedang menata makanan hanya bisa tersenyum mendengar percakapan majikannya itu, kemudian Bik Mirna pamit ke belakang ingin makan juga di dapur dan Sisil pernah mengajak Bik Mirna untuk makan bersama di meja makan tapi Bik Mirna tak mau.

Karena Bik Mirna merasa tak pantas seorang ART makan satu meja dengan majikan, meski Bik Mirna tau majikannya itu sangat baik tapi tetap saja rasanya canggung jika harus makan satu meja dan karena Sisil tak mau memaksa akhirnya memilih diam saat Bik Mirna memilih makan di dapur.

Terpopuler

Comments

amalia gati subagio

amalia gati subagio

songong arogan narsistis absurd rendom

2023-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!