"Berhenti di tempatmu, Edward?!" titah sang ayah dengan nada dingin. Membuat Jessica merasa takut, karena suara pria tampan di hadapannya sangat menyeramkan. Wajahnya mirip dengan Edward, terlihat seperti adik kakak. Nyatanya mereka adalah ayah dan anak. Vampir memang tidak bisa menua.
"Ayahanda, menakuti istriku!" desis Edward seraya merangkul pinggang Jessica. Dia berusaha menenangkan Jessica yang tampak sangat takut.
Sang ayah dalam hitungan detik sudah berada di hadapan Edward.
"Ayahanda," gumam Edward pelan.
Ctakk.
Sang ayah menjentikkan jarinya, membuat Jessica berada dalam pelukannya. Sontak saja Edward mengeraskan rahangnya, dia tidak suka apa yang menjadi miliknya di sentuh orang lain.
"Kembalikan istriku kepadaku, Ayahanda?!" tegas Edward membuat Jessica terkejut. Dia tadinya sedang berada dalam pelukan Edward, tetapi, dalam hitungan detik sudah berada dalam pelukan mertua laki-lakinya.
Dia mendongak, menatap rahang tegas wajah ayah Edward.
Sontak saja Jessica memberontak, ingin kembali ke suaminya.
"Lepaskan aku?!" teriak Jessica berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya dari cengkraman mertuanya.
"Ayahanda?!" desis Edward lagi, pria itu telah mengeluarkan taringnya, dan warna bola mata Edward pun telah berubah. Sontak saja melihat hal itu sang ayah tersenyum sinis.
"Aku hanya ingin mencicipi darah suci istrimu," balas ayahanda datar membuat wajah Edward langsung mengeras. Sedangkan Jessica meneteskan air matanya. Karena ketakutan.
"Aku juga ingin darah suci, Suamiku!" Sang ibu tiba-tiba menghilang dari singgasana dan sudah berada di dekat suaminya.
Raja dan Ratu vampir memang terkenal kejam. Mereka adalah vampir turah, tidak segan untuk membunuh vampir maupun manusia yang bersalah.
"Ayahanda, ibunda! Berhentilah?! Jangan membuat istriku takut dan trauma datang kemari?!" balas Edward dengan nada tegas.
Namun, sang ayah tak menghiraukan nya. Dia malah menyibakkan rambut Jessica. Lalu dengan santainya dia menjilat leher jenjang Jessica. Membuat gadis itu mennagis ketakutan. Air mata Jessica mengalir mengenai kalung kristal nya.
Sontak saja cahaya putih itu kembali bersinar dan membuat ayah Edward terhempas ke dinding istana.
Bugh.
Pria itu mengeluarkan seteguk darahnya. Dia terkejut mendapatkan serangan mendadak. Begitupun dengan istrinya, dia segera berlari membantu suaminya.
"Suamiku?!" pekiknya.
Sedangkan Jessica langsung di peluk oleh Edward. Gadis itu menangis sesenggukan dalam pelukan Edward.
"Ayah kamu mengerikan! Dia sudah melecehkan ku, aku akan melaporkannya kepada polisi!" ujar Jessica di sela-sela tangisnya. Membuat Edward tertawa cekikikan.
"Yang ada polisinya mati, Jessi." Edward berkata membuat Jessica semakin kesal. Dia mengeratkan pelukannya, membuat Edward paham kalau istrinya kini sedang sangat sedih.
Kembali lagi pada Barack, Ayahanda Edward. Raja vampir itu tersenyum sinis, dia menghapus darahnya. Kekuatannya yang sudah sangat hebat, membuat lukanya bisa beregenerasi sendiri.
"Waw, sihir cahaya! Sudah sangat lama aku tidak berhadapan dengan pemilik sihir cahaya! Terakhir kali beberapa abad yang lalu!" ujar Barack dengan nada santai.
Dia dan istrinya dalam hitungan detik sudah berada di hadapan Edward. Kali ini Barack tak lagi mengganggu menantunya.
"Ed, aku mau pulang! Aku takut melihat ayahmu yang m*sum itu!" rengek Jessica di sela-sela tangisnya membuat Barack dan istrinya tertawa.
"Maafkan aku, Nak. Tadi, aku hanya bercanda dan ingin melihat seberapa berharganya dirimu bagi Edward! Beruntung nya klan vampir bisa memiliki mu di sisi kami!"
Barack berkata dengan santai. Tidak ada lagi keangkuhan dan sikapnya yang dingin. Membuat Jessica langsung menoleh ke arahnya. Gadis cantik itu melihat raut wajah Edward sudah sangat bersahabat. Begitupun dengan ibu Edward.
"Kemarilah! Aku ingin memelukmu!" pinta ibu Edward dengan suara lembut.
Seolah terhipnotis, Jessica segera memeluk erat tubuh ibu Edward.
"Tidurlah," bisik Ibu Edward membuat Jessica langsung terlelap dalam pelukan wanita vampir itu.
"Kenapa Ibunda membuat Jessica tidur?" tanya Edward tak mengerti.
Sang ibu yang bernama Liliana tersenyum lembut. "Segera lakukan tugasmu, ibu telah mencium aroma klan Drakula sedang menuju ke sini. Waktumu tak lama lagi! Bila tidak melakukannya sekarang, maka jangan harap gadis manusia ini menjadi milikmu!" tegas sang ibu lemah lembut membuat Edward melebarkan bola matanya.
Dia mengerti maksud sang ibu. Segera dia mengambil alih Jessica. Dalam hitungan detik, dirinya sudah berada di dalam kamar milik Edward.
Jessica merasa tubuhnya memanas. Dia membuka matanya perlahan, tampak Edward sedang menindih tubuhnya. Gadis itu langsung memeluk leher Edward.
"Ed, aku menginginkanmu," bisik Jessica dengan suara parau membuat pria itu tersenyum lembut.
"Aku juga menginginkan mu, Jessi," lirih Edward pelan dengan nada sensual.
*
*
Di sisi lain, klan Drakula sudah memasuki wilayah kerajaan Vampir. Mereka memakai tudung hitam.
"Hey, apa kau tahu kalau Pangeran Edward sudah kembali pulang! Dia membawa istrinya yang merupakan manusia, tapi, aroma istrinya sangat manis. Seperti adonan manis tubuh pemilik darah suci beberapa abad yang lalu!"
"Iya, aku juga mendengarnya. Dan aku juga dengar kalau kekuatan pangeran Edward semakin dahsyat. Banyak vampir yang berada di tingkat raja langsung bersimpuh, saat pangeran Edward mengeluarkan auranya."
Para tetua klan dracula yang mendengarnya pun kesal. Mereka mengepalkan tangan dengan erat.
"Sepertinya kita harus bertindak sekarang!" ujar Fedrick melalui telepati.
"Benar, kita akan melakukannya sekarang!" balas Lincoln.
*
*
Di dalam istana vampir. Para pengawal tiba-tiba jatuh pingsan. Portal teleportasi terbit di depan gerbang. Seorang pria bertubuh kekar keluar dari sana. Dia tersenyum sinis.
"Sudah lama aku tidak bersenang-senang," gumamnya pelan.
Dia segera masuk ke dalam istana tanpa ada halangan. Karena semua pengawal sudah terkena mantra tidurnya. Baru saja membuka pintu istana, sudah bertemu dengan seorang pria tampan yang tak lain adalah Jack.
"Lama tidak bertemu Lucifer!" ujar Jack dengan nada santai membuat Lucifer terkikik geli.
"Aku sedih bila harus membunuhmu sekarang. Alangkah lebih bijak kalau kau pergi dari sini, Jack. Karena aku tidak akan menahan diri untuk membunuh siapapun yang menghalangiku!" balas Lucifer dengan nada santai.
Jack tersenyum sinis. Dulu dia pernah berkelahi dengan Lucifer, dan tubuhnya nyaris terbakar. Untung saja ada Edward yang datang menolongnya.
"Dan aku tidak akan membiarkan siapapun mengusik kediaman, Tuanku!" tegas Jack dengan nada dingin.
*
*
Bersambung.
Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰.
Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
syukur lah,ibu Edward datang memberi tahu tentang rencana Drakula
2024-12-20
0
Yunerty Blessa
dunia vampir berbeza dengan dunia manusia 🤣🤣
2024-12-20
0
Yunerty Blessa
mantap Jack yang patuh pada Edward..
2024-12-20
0