Serangan Vampir Liar

Edward melebarkan bola matanya saat Jessica mencium lembut bibirnya. Pria pucat itu menatap Jessica yang tampak kaku mencium bibirnya. Hati Edward yang sudah beku perlahan mencair, sedikit demi sedikit tanpa pria itu sadari.

"Dasar amatir," desis Edward dalam hati.

Segera pria itu merangkul pinggang Jessica, membalas ciuman sang istri dengan lembut. Jessica membuka matanya saat merasakan balasan ciuman Edward. Dalam hati dia tersenyum, merasa senang karena sang suami mau membalas ciumannya.

Jessica yakin kalau Edward masih mencintainya. Hanya saja vampir yang satu ini sangat dingin, pura-pura cuek pada Jessica, padahal wanita itu menebak kalau Edward punya rasa padanya.

Saat ciuman sudah semakin panas, barulah Edward melepaskan ciuman itu. Jessica menelan ludahnya sendiri saat Edward menatapnya tajam. Bibir gadis itu terasa sangat kebas karena Edward menciumnya.

"Berani sekali kamu menciumku? Dapat keberanian dari mana kamu, hemm? Apa kamu tidak takut mati?"

Edward bertanya dengan suara dingin, namun terkesan menggoda membuat pipi Jessica merona. Dia memberanikan diri untuk menatap Edward, keduanya beradu pandang. Jessica tak bisa menyelami bola mata Edward, hanya ada kekosongan di dalam sana.

"Kamu suamiku, tentu saja aku berani mencium mu karena aku punya hak atas mu!"

Jessica membalas dengan suara pelan, dia memberanikan diri untuk membelai rahang tegas sang suami. Dia tersenyum manis, membelai pipi Edward yang terasa sangat halus dan mulus. Apalagi pria itu tak marah.

Edward mendengar balasan Jessica pun tersenyum sinis. Dia merasa tertarik dengan keberanian Jessica, padahal dia telah melakukan hal yang jahat pada wanita bodoh ini, namun dia cukup bersyukur karena Jessica tidak dendam padanya. Dia memiliki sebuah rencana besar untuk masa depan.

“Sepertinya akan menyenangkan kalau aku sedikit bermain dengan gadis ini.” Edward berbicara dalam hati, entah apa yang ada dalam otaknya. Sepertinya tidak akan baik bagi Jessica.

“Benarkah, lalu bagaimana dengan ini, apa kamu masih berani padaku?” Edward bertanya dengan santai membuat Jessica menatapnya penuh kebingungan.

Edward langsung mencium rakus bibir Jessica membuat gadis itu terkejut bukan main. Berbeda dengan ciuman pertama, kali ini terasa sangat cepat dan rakus, Edward membuat bibir Jessica terasa kebas.

Gadis itu memejamkan matanya saat tangan Edward menjalar ke mana-mana. Suhu tubuhnya naik secara tiba-tiba, membuat Jessica mencengkram erat pundak Edward. Pria itu tak memberikan waktu bagi Jessica untuk sekedar bernafas.

Dada Jessica terasa sesak, karena tak bisa bernafas dengan baik. Dia memukul dada bidang Edward, membuat pria itu baru melepaskan ciuman tersebut.

"Kau gila? Huff … aku tidak bernafas, Ed!"

Gadis itu menatap galak Edward, tatapan yang tak pernah Edward lihat selama ini. Ada rasa aneh menjalar dalam hatinya ketika melihat wajah Jessica yang tampak menggemaskan, ketika marah.

"Makanya jangan pancing aku untuk berbuat lebih dari ini. Baru saja ciuman, tapi kau sudah tidak bisa bernafas!"

Edward meledek Jessica, membuat gadis itu menundukkan wajahnya karena malu. Benar apa yang di katakan oleh Edward, ini

dengan 'itu'.

Ahh … apa yang Edward katakan? Kenapa membuatnya malu begini?

"A-aku akan belajar biar bisa bernafas sambil ciuman," balas Jessica dengan suara terbata-bata. Gadis itu pun langsung mendorong Edward dan berlari keluar kamar. Dirinya terlalu malu untuk sekedar bertatap muka dengan Edward, sebab tak bisa berciuman dengan baik.

"Dasar gadis bodoh, di goda sedikit sudah saling," gumam Edward pelan. Pria itu tersenyum senyum sendiri. Tak sadar kalau dirinya juga ikutan bodoh.

Mungkin kalau anak buah Edward melihat wajahnya yang sekarang, mereka pasti akan terkejut. Sebab pangeran vampir tersenyum bodoh seperti manusia.

*

*

Jessica berlari keluar rumah megah itu. Dia memegang pipinya yang terasa panas. Untuk pertama kalinya dia berciuman dengan pria, dan itu adalah suaminya sendiri.

"Ahh … ini sangat memalukan," gumam Jessica pelan seraya menepuk pipinya yang terasa panas.

Entah apa yang dipikirkan olehnya, dia tahu kalau Edward bukan manusia, tetapi tak takut sedikitpun. Sebab, dari kecil hingga dewasa, Jessica sudah sering mendengar cerita tentang vampir, peri dan siluman serigala.

Apalagi sebelum dia memakai kalung pemberian neneknya, Jessica sering mendapatkan gangguan dari makhluk misterius.

"Tuan putri, kenapa wajah Anda memerah?" tanya Jack yang sedari tadi berdiri di luar rumah guna menjaga keamanan.

Vampir itu melihat Jessica yang berlarian seperti anak kecil dan berbicara sendiri seperti orang gila.

Jessica yang baru sadar kalau ada Jack di sana pun langsung malu. Wajahnya semakin merah merona.

"Ah, Jack. Aku tidak tahu ada kamu di sini!, Apa yang kamu lakukan di luar?"

Jessica sengaja mengalihkan pembicaraan mereka. Tak ingin lebih salah tingkah lagi kalau sampai Jack tahu kalau dirinya habis berciuman dengan Edward.

"Saya sedang berjaga-jaga, Putri. Agar tidak ada vampir liar yang masuk ke dalam wilayah pangeran Edward!" jelas pria itu sopan dengan mimik kaku.

Jessica menganggukkan kepalanya. Dia memilih duduk di kursi yang berada di dekat Jack. Gadis itu ingin bertanya banyak hal tentang vampir.

"Aku ragu kalau kamu vampir, Jack!"

Jessica berbicara seraya menopang dagu dagunya pada meja. Menatap lekat wajah Jack yang tampan, tetapi lebih tampan Edward.

Jack tersenyum sinis mendengar pertanyaan bodoh istri majikannya.

"Kenapa bisa ragu, Putri?" tanya Jack membalas tatapan Jessica. Keduanya beradu pandang, mata Jack yang berwarna hitam tiba-tiba berubah menjadi merah. Membuat Jessica terpukau.

Kemudian, Jack tersenyum menampakkan deretan giginya yang berjejer rapi. Gigi taring Edward pun keluar, alhasil bulu kuduk Jessica pun berdiri.

"Ihhh, Jack. Kau sangat mengerikan. Sekarang aku percaya kalau kau vampir!" Jessica mengelus bulu kuduknya yang berdiri gara-gara melihat perubahan Jack saat menjadi vampir.

Jack pun kembali normal, dia tersenyum mendengar ucapan gadis itu. Setidaknya sifat Jessica baik dan polos, membuat Jack juga teman-temannya menyukai karakter Jessica.

"Kalau kalian haus, kalian akan membunuh manusia dengan cara menghisap darah mereka sampai habis ?"

Jessica bertanya demi memuaskan rasa penasarannya.

Jack menggelengkan kepalanya.

"Kamu vampir legal, tidak akan membunuh manusia tanpa sebab, kami membeli darah manusia yang ada di rumah sakit!" jelas Jack dengan santai.

Memang benar apa yang dikatakan Jack, mereka tidak minum darah manusia dengan cara membunuh. Tetapi, membeli darah dari rumah sakit. Terkecuali vampir liar atau vampir ilegal. Mereka akan memburu manusia untuk bertahan hidup.

Tidak termasuk dengan darah suci, manusia yang memilikinya, tetap akan di buru oleh vampir manapun.

"Syukurlah kalau begitu! Aku jadi tenang. Ku kira kalian akan menghisap darah ku," gumam Jessica pelan membuat Jack terkekeh kecil.

"Andai putri tahu, kalau yang menghisap darah Anda adalah pangeran Edward," batin Jack berbicara.

Tiba-tiba ada vampir liar yang masuk ke dalam wilayah Edward dan memburu Jessica.

"Jack, jaga, Putri!" teriak Axel yang baru saja datang.

*

*

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️🙏

Terpopuler

Comments

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

Vampire yang baik 😁

2023-03-06

0

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

💜💜 Mrs. Azalia Kim 💜💜

Ya iyalah...
terus kamu sendiri apa,,,kamu menikmati nyaa

2023-03-06

0

Yunia Afida

Yunia Afida

siapa vampir itu

2023-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!