Pernyataan Cinta Edward

Lexo membuka pintu rumah jenazah, tetapi saat masuk mereka berpindah tempat ke sebuah kamar mewah. Lexo menoleh ke belakang dan melihat wanita itu menatapnya sayu.

"Cium aku!" titahnya membuat sang wanita langsung mencium Lexo. Ciuman panas pun tak terelakan. Selebihnya entah apa yang terjadi, ranjang berderit, karena goyangan keduanya.

*

*

Seorang pria tampan duduk di kursi penjaga rumah sakit. Dia menggenggam tangan hangat istrinya. Merasa amat bersalah, karena gagal melindunginya.

"Hey, ini sudah dua hari! Kenapa belum bangun? Apa di sana lebih indah dan nyaman, sehingga kamu enggan sadar?"

Edward bertanya dengan suara lembut. Dia sadar kalau Jessica telah bertahta di hatinya, meski terkadang tertutupi oleh rasa benci. Edward mengecup punggung tangan sang istri penuh kasih sayang.

"Maaf, kalau aku banyak menyakitimu selama ini. Apa kau dengar, Jessi? Aku minta maaf, karena sudah menyakitimu? Apa kamu tidak mau bangun juga?" tanya pria itu dengan suara parau.

Menatap sendu istrinya, sakit sekali hatinya, melihat sang istri terbaring koma. Dokter mengatakan Jessica mengalami luka dalam yang tidak terlalu parah, hanya saja tubuh Jessica mengalami shock dan trauma berat, sehingga membuat semua trauma dan ingatan buruk di masa lalu muncul kembali.

Itulah sebabnya Jessica enggan bangun, karena takut menghadapi trauma nya. Dia memilih untuk larut dalam alam bawah sadar. Edward yang mendengarnya pun sangat terpukul. Dia merasa bersalah pada istrinya. Teringat jelas bagaimana perlakuan kasar yang ia berikan pada Jessica setelah mereka menikah.

Bukan pelukan pertama, melainkan kata-kata menyakitkan. Dia juga menyakiti fisik Jessica, untungnya gadis ini kuat dan tetap berbaik hati bersikap seolah tak terjadi apa-apa di antara mereka.

Bahkan, Jessica memberikan darah suci untuknya saat kastil nya di serang oleh vampir liar.

"Kamu tahu, Jessi. Aku sangat kesepian selama kamu tidak ada! Rasanya sangat menyakitkan bagiku. Tidak ada tawa mu, tidak ada manja mu, tidak ada senyum mu. Hari-hari ku terasa sangat hambar tanpamu. Oleh karena itu, kamu harus sadar dan bertanggung jawab, karena sudah membuatku jatuh ke dalam pesona mu!"

Edward bercerita, dokter mengatakan Jessica dapat mendengar suara orang berbicara di sekitarnya. Menganjurkan agar Edward sering-sering menceritakan hal-hal baik dan manis, guna merangsang kesadaran Jessica.

"Kamu berhasil membuatku jatuh cinta, tapi, kamu sangat jahat. Karena tidak bertanggung jawab setelahnya. Bangunlah, Jessi. Sadarlah … aku sangat merindukanmu! Aku janji akan menjadi suami yang baik untukmu."

Edward mengecup punggung tangan istrinya berkali-kali. Bentar apa kata orang, kalau setelah tiada baru terasa. Menjengkelkan memang, namun itulah kenyataan nya.

Penyesalan selalu datang diakhir, karena yang awal itu namanya pendaftaran.

Rasanya Edward sangat geram. Dia marah pada dirinya sendiri.

Pria itu bercerita banyak hal.

"Ayo bangunlah, tidak akan ada lagi yang menyakitimu, karena sudah ada aku yang selalu menjagamu. Bahkan, aku sudah menghabisi vampir yang menyakitimu kemarin!"

Edward mengajak sendu wajah pucat istrinya. Rasa takut kehilangan kembali hadir, istrinya bukan vampir yang gampang di sembuhkan bila hanya mengalami luka kecil. Tetapi, Jessica manusia biasa, luka kecil bagi vampir, adalah luka besar bagi manusia.

Bahkan, vampir tertentu bisa beregenerasi sendiri bila terluka. Kecuali memang tubuhnya dibakar dengan api dan jantungnya tidak dilukai.

"Benarkah, kamu mencintai ku, Ed?"

Terdengar suara lirih dan serak Jessica. Gadis itu berbicara dengan suara serak membuat Edward terkejut bukan main. Dia sangat bahagia, melihat istrinya bangun. Edward langsung menekan tombol nurse, tak berselang lama dokter pun masuk.

Wanita tua berpakaian jas putih itu pun memeriksa keadaan Jessica.

"Ini berapa, Nona?" tanya sang dokter menunjukkan di jarinya.

"Dua," jawab Jessica pelan.

"Ini?"

"Empat," jawabnya lagi.

Sang dokter pun tersenyum. Dia menjelaskan pada Edward kalau tak ada yang harus dikhawatirkan. Karena semuanya baik-baik saja.

"Istri Anda sudah membaik, Tuan. Tidak ada luka serius, tapi, masih harus dirawat selama dua hari, agar kami bisa memantau perkembangan nya. Apakah benar-benar sembuh total atau tidak."

"Baik."

Edward hanya menjawab singkat. Dokter pun segera keluar dari sana, meninggalkan sepasang suami istri yang kini tampak canggung.

Jessica menatap Edward dengan sorot mata tajam. Sedangkan Edward salah tingkah, dia sangat malu, karena Jessica mendengar pernyataan cintanya.

"Hais, apa yang harus aku lakukan?" batin Edward bertanya-tanya. Dia sangat gugup.

"Ed, kamu belum menjawab pertanyaan ku! Apa kamu benar jatuh cinta padaku? Kalau masih tidak mau menjawab, lebih baik aku tidur lagi aja!" ancam Jessica membuat Edward langsung panik.

Panik, nggak?

Panik, nggak?

Ya panik lah. Masa enggak. Jessica mengancam koma lagi, tentu saja membuat jantung Edward hampir copot. Dia tidak mau berpisah dengan istrinya lagi.

"Jangan?! Kamu ini, main ancam-ancam saja. Apa kamu tidak tahu kalau aku galau dua hari dua malam tidak bisa tidur, huh??" sentak Edward dengan nada kesal tak membuat Jessica sedih atau takut. Malah dia tertawa senang, akhirnya Edward yang ia jumpai saat pertama kali telah kembali.

"Oh my God, Ed. Kemari lah, aku ingin memeluk mu!" pinta Jessica seraya merentangkan kedua tangannya membuat Edward langsung membuang mukanya ke arah lain.

Dia malu, tak tahukah Jessica akan hal itu? Istrinya sedang malu saat ini.

Jessica yang melihatnya pun terkikik geli. Wajah pucat Edward tak pernah merona, kecuali pas pemanasan yang mereka lakukan beberapa hari yang lalu.

Kini wajah Edward kembali memerah, menandakan pria itu benar-benar sedang malu.

"Ed, ayolah! Kalau kamu tidak mau, lebih baik aku peluk Jack, atau Axel saja!" ancam Jessica lagi membuat pria itu langsung menatap tajam ke arahnya.

"Berani kamu peluk pria lain, aku akan menghabisi pria itu langsung saat itu juga!" ancam Edward dengan nada tegas membuat Jessica tertawa terbahak-bahak.

"Ya ampun … ha ha … aku sangat bahagia, Ed. Tidak rugi aku koma, karena bayarannya aku bisa melihat mu cemburu! Dan mendengar kalimat cinta keluar dari mulutmu."

Jessica berbicara di sela tawanya. Edward tak bisa menahan rasa kesalnya. Andai saja Jessica tidak koma, maka dia akan bersikap acuh tak acuh dan tidak mau menyatakan cintanya.

"Terserah kau saja!" balas Edward pura-pura cuek.

"Ayolah, Ed. Tangan ku pegal ini! Kemarilah, aku sangat rindu pelukanmu!"

Jessica kembali merayu suaminya. Membuat Edward malu-malu naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Jessica.

"I love you," bisik Jessica di dekat telinga Edward, lalu mencium leher jenjang suaminya membuat mata Edward terpejam menhna hasrat.

*

*

Boleh tidak author minta komentar 30 saja. Sebagai kado ulang tahun author hari ini 🤭🙏🥺😁

Bersambung.

Jangan lupa like coment vote dan beri rating 5 yah kakak 🥰🥰

Salem Aneuk Nanggroe Aceh ❤️

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

maka nya Edward, hargailah Jessica selagi masih sedar....bila sudah begitu nah pasti menyesal....

2024-12-20

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

HBD kak thor, semoga panjang umur dan sehat selalu...

2024-12-20

0

EBI

EBI

HBD thor

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!