18. Penemuan Mayat

       Waktu berlalu begitu cepat,malam pun tiba Juli terlihat sangat bahagia karena ia mendapatkan kasih sayang dari orang yang bukan orang tuanya. Juli terlihat duduk di tempat tidur dengan menggunakan baju pasien,saat itu waktu menunjukkan pukul 19;35 malam Juli tengah di suapi makanan oleh Bu Ratna.Juli terlihat berkaca kaca saat di suapi oleh Bu Ratna,tanpa ia sadari air matanya menetes membasahi pipinya.

"Kamu kenapa menagis?"tanya Bu Ratna lalu melanjutkan menghapus air mata Juli yang menetes.

"Saya tidak pernah merasakan sesuatu seperti ini sebelumnya,aku merasa ada hal yang baru di dalam hati saya.Tapi saya tidak bisa menjelaskan apa yang saya rasakan,selama ini saya melakukan apapun sendiri karena saya tinggal di panti asuhan sejak saya kecil.Saya juga tidak tau,siapa orang tua saya.Saya baru merasakan kasih sayang seorang Ibu dari Anda," jawab Juli dengan mata berderai air mata.

Bu Ratna pun menghapus air mata yang terus mengalir dari matanya.

Suasana haru sangat terasa di dalam ruangan, namun tiba tiba suasana itu bubar ketika ponsel yang berada di saku celana milik Inspektur Adi berbunyi.

"Krrrring,krrrrring,krrrring"suar ponsel berbunyi lalu Inspektur mengambil telepon itu.

Setelah ia mengambil telepon gengamnya dari saku,ia melihat sesaat siapa yang menelepon.

"Halo ada apa?" tanya Inspektur Adi kepada orang yang suaranya berada diponsel.

Setelah mendengar suara Inspektur orang yang suaranya berada di ponsel langsung menceritakan sebuah peristiwa penemuan mayat.

"Ada apa Adi?"tanya Bu Ratna setelah melihat Adi panik.

"Aku baru mendapatkan kabar Maa kalau anak buah ku menemukan mayat dalam karung dan mereka curiga kalau mayat itu adalah mayat Kania,"jawab Inspektur Adi.

Juli pun  langsung terkejut mendengar ucapan Inspektur Adi tak hanya Juli Toni pun ikut terkejut karena ia merasa Kania berada di kantor polisi namun ternyata Kania meninggal.

"Apa?!! Bukannya Kania ada di rumah sakit Inspektur,"ucap Juli dengan binggung.

"Iya Inspektur,jelas beberapa hari lalu aaku dan Juli membawa dia ke kantor polisi,"sahut Toni juga dengan binggung dan heran.

"Iya kalian betul,tapi ada sebuah kejadian yang saya tidak bisa menceritakannya sekarang karena sekarang saya harus pergi!."

Inspektur Adi pun pergi meninggalkan keluarganya dengan terburu buru dan panik.Ia pergi menuju ketempat yang di beri tahu oleh anak buahnya,tak berselang lama ia sampai di tempat penemuan mayat.

Saat itu suasana sangat ramai banyak masyarakat dan wartawan yang ingin melihat mayat di dalam karung itu.

"Dimana mayat itu?" tanya Inspektur Adi kepada anak buahnya setelah sampai di tempat kejadian,Inspektur Adi kemudian mendekati mayat itu ia tak kuasa melihat mayat yang terbungkus karung lalu di buang di tempat yang sunyi,bersemak semak dan kotor.

Tak berselang lama ambulance datang,petugas ambulance pun mengangkat mayat itu mereka membawa pulang ke rumah sakit untuk outopsi.

Setelah petugas membawa mayat itu pergi Inspektur Adi langsung disambut dengan pertanyaan para wartawan.

"Pak Inspektur apakah betul bahwa pelaku pembunuhan mayat yang berada di dalam karung itu adalah orang yang sama dengan orang yang membunuh Shela?"tanya wartawan.

"Saya berpikir Anda benar bahwa orang yang membunuh Shela, menyerang Juli dan membunuh orang dan mayat di taruh di dalam karung adalah orang yang sama,"jawab Inspektur Adi lalu pergi ke kantor polisi untuk menunggu hasil outopsi.

         Beberapa menit kemudian Inspektur Adi sampai di kantor polisi lalu ia duduk di ruangan introgasi.Ia tengah berbincang bincang sambil menunggu hasil outopsi keluar.Mereka saling duduk berhadapan di kursi yang berada di dalam ruangan.

"Bagimana kamu bisa mengetahui kalau ada mayat di tempat itu?"tanya Inspektur Adi kepada anak buahnya.

"Saya menerim telepon dari seseorang Pak,"jawab anak buahnya lalu menunjukkan nomor yang menelepon dirinya.Inspektur pun sesaat melihat nomer itu lalu ia berkata"Kamu bisa menceritakan kejadiannya."

Anak buahnya pun mulai menceritakan kejadiannya saat ia mendapat telepon dari seseorang yang tak ia kenal.

"Saat itu saya baru sampai di kantor setelah kita mencari Kania, sesampainya di kantor polisi seperti biasa kami saling menyapa lalu....," suasana pun berubah menjadi seperti yang di ceritakan anak buah Inspektur Adi yaitu polisi itu baru datang dari luar kantor polisi,ia terlihat menyapa satu persatu rekan kerja yang ia temui namun tak berserselang lama ponsel yang berada di saku celananya berbunyi.

Ia pun menghentikan langkahnya lalu mengangkat telepon itu.

"Halo siapa ini?"tanya anak buah Inspektur Adi lalu orang yang suara nya ada di dalam ponsel itu menjawab "Tidak perlu tau siapa saya,saya hanya ingin memberi tau ada mayat di dalam karung!."

"Dimana?"jawab anak buah Inspektur dengan panik lalu orang yang menelepon anak buah Inspektur Adi memberi tau keberadaan mayat itu dan tak berselang lama ia mematikan panggilan itu.

Setelah ia menerima telepon itu ia langsung masuk kedalam kantor.Suasana pun kembali seperti semula seperti saat ia dan Inspektur Adi duduk berhadapan di ruangan Interogasi.

"Seperti itu cerita yang sebenarnya Pak Adi,saya juga bingung dengan orang yang menelepon saya.Saya juga sudah mencoba melacak nomor itu tapi nomor itu sudah tidak di gunakan lagi oleh si pemakainya,"ucap Anak Buah Inspektur Adi setelah ia menceritakan kejadian sebelum penemuan mayat itu.

"Siapa dia sebenarnya?" ucap Inspektur Adi dengan kebingungan dan heran.

Beberapa menit kemudian Inspektur Adi menerima telepon dari pihak rumah sakit mereka telah selesai melakukan outopsi.

Mendengar kabar itu Inspektur Adi dan beberapa anak buahnya langsung pergi kerumah sakit yang tak jauh dari rumah sakit yang di tempati Juli dan keluarga nya.

Tak berselang lama Inspektur Adi dan yang lainnya sampai di rumah sakit itu,dokter langsung memberikan hasil outopsi berserta barang bukti yang di temukan di dalam karung berserta dengan mayat itu.

"Inspektur,kami sudah mengoutopsi mayat itu dan kami menemuka banyak bekas luka tidak hanya satu tempat saja tapi di beberapa tempat di bagian tubuh mayat itu," ucap dokter untuk menjelaskan kepada Inspektur Adi dan beberapa orang yang lainnya.

"Apa saya bisa melihat mayat itu dokter?" tanya Indprktur Adi lalu melanjutkan berkata"Saya hanya ingin melihat wajahnya saja dokter,apakah bisa?"

"Maaf Inspektur saya tidak bisa menigizinkannya tapi saya bisa memperlihatkan wajahnya melalui foto saja," jawab dokter lalu masuk kedalam ruangan outopsi untuk mengambil foto foto itu.

Tak berselang lama dokter keluar membawa beberapa foto di tangannya lalu ia memberikan foto foto itu kepada Inspektur Adi.

Setelah Inspektur Adi menerima foto foto itu betapa terkejutnya ia karena melihat mayat itu adalah Kania orang yang selama beberapa hari ini ia cari.

"Ini Kaniakan,dokter kapan perkiraan kematian dari Kania?" tanya Inspektur Adi dengan panik.

"Saya kira sekitar dua sampai tiga hari yang lalu Insprktur," mendengar ucapan dokter Inspektur Adi langsung memikirkan bahwa si pembantu dua hari yang lalu masih di dalam penjara hal tersebut memperkuat dugaan bahwa bukan si pembantu pelaku sebenarnya.

Ia terlihat kebingungan karena bukan Kania atau si pembantu pelaku yang sebenarnya,beberapa detik kemudian dokter kembali memberi sebuah sapu tangan yang tertuliskan huruf AM ditengah tengah sapu tangan.

"Saya juga menemukan ini," sambil menunjukkan sebuah saputangan yang berada di dalam plastik.

"Saputangan ini ini lagi? Siapa pemilik yang sebenarnya?" ucap Inspektur Adi dengan kebingungan.Ia kemudian melanjutkan berkata"Apakah mayat Kania bisa di makamkan dokter?"

"Bisa Inspektur Adi,tapi saya tidak mengizinkan untuk saat ini besok baru saya akan mengizinkan mayat di bawa pulang dan di makam kan," ucap dokter lalu dijawab Inspektur Adi dengan kata"baik." Beberapa detik kemudian dokter melanjutkan berkata "Dan saya berharapan Inspektur segera mencari pelaku yang sebenarnya karena saya khawatir kalau tidak segera di cari maka akan ada korban lagi," ucap dokter dengan sedih.

"Iya Dokter," jawab Inspektur Adi lalu pergi.

        Inspektur Adi pun keluar rumah sakit ia pergi ke rumah sakit yang di tempati oleh Juli,saat itu terlihat Juli akan tidur.Namun tak berselang lama Inspektur Adi datang hingga membuat Juli tak jadi tidur dan lebih memilih bangun dari tempat tidur.

Saat itu semua sudah terlihat terlelap tertidur di tempat masing masing yang terbangun hanya lah Juli karena saat itu waktu menunjukan pukul 24:55.

"Inspektur Adi?" ucap Juli dengan lirih,mendengar Juli masih terbangun Inspektur Adi meminta maaf karena ia merasa ia mengganggu tidur Juli.

"Maaf Jul,aku menganggu tidur mu," ucap Inspektur Adi dengan menyesal.

"Tidak papa Inspektur," jawab Juli dengan santai lalu ia turun dari tempat tidur dengan di bantu oleh Inspektur Adi.

Setelah Juli berhasil turun dari tempat ia langsung menanyakan tentang mayat itu.

"Gimana mayat itu Inspektur? Apakah benar mayat itu adalah Kania?" ucap Juli dengan ekspresi bertanya tanya.

"Iya dia memang Kania," jawaban itu langsung membuat Juli terkejut lalu ia berkata"Tapi bagaimana bisa? bukannya dia di dalam penjara."

"Saat kamu koma pertama kali,aku sangat menyesal.Aku menyalahkan diri ku atas semuanya aku berusaha meminta maaf ke kamu,aku terlalu fokus kepada kamu hingga aku tak mempedulikan Kania yang berada di dalam penjara.Tak berselang lama aku mendapatkan informasi dari salah satu anak buah ku dia mengatakan kalau Kania kabur di bantu dengan seseorang,saat itu masih tidak mempedulikan Kania.Aku hanya meminta kepada anak buahku mencarinamun mereka tak menemukan Kania.Di hari hari berikutnya kamu mulai sadar namun kamu mendapatkan serangan dari seseorang,aku mengira orang yang menyerang kamu adalah Kania tetapi bukan melaikan orang lain yang tidak bisa aku duga ternyata orang itu adalah pembantu Kania. Namum semua itu salah pelakunya bukan Kania atau si pembantu melainkan orang lain,"ucap Inspektur Adi untuk menceritakan kejadian saat Juli koma.

"Bagaimana Inspektur Adi tau kalau bukan pembantu itu prlakunya?"ucap Juli dengan heran.

"Dua hari lalu,tepatnya sebelum kamu sadar ada seseorang yang memberi aku flashdisk di kantor polisi namun flashdisk itu rusak saat di rumah sakit karena terlindas oleh kendaraan lalu aku mendapaatkan flashdisk dari seseorang yang tidak aku kenal satu hari lalu,dan isi flashdisk itu adalah foto dan video prnyiksaan Kania yang tidak di lakukan oleh pembantu itu melainkan oleh pelaku yang sebenarnya!," ucap Inspektur Adi dengan serius.

Perbincangan itu seketika terhenti ketika Bu Ratna mulai menyadari bahwa Juli tidak ada di tempat tidur.

"Andi!" panggil Bu Ratna dengan tangan meraba ketempat tidur.Melihat hal itu Inspektur Adi langsung membantu Juli naik ke tempat tidur dan secara bersamaan Bu Ratna terbangun dari tidurnya.

"Adi kamu apain Andi?" tanya Bu Ratna dengan sinis.

"Tidak Tante,Inspektur Adi hanya membantu saya saja naik ke atas tempat tidur," jawab Juli dengan baik.

"Tante?" sambil sedikit memiringkan kepalanya dan bernada heran.

"Maaf maksud saya Mama," jawab Juli tidak enak lalu ia melanjutkan berbaring di atas tempat tidur dan tak berselang lama ia terlelap tidur.

        Keesokan harinya cuaca sangat cerah namun kecerahan itu tak berarti karena suasana duka menyelimuti kediaman Kania banyak orang menangis di area sekitar rumah.

Terutama si pembantu ia merasa sangat kehilangan ia terlihat memeluk erat foto Kania dan ia menangis hingga sesegukan,air matanya terus menerus berderai di matanya.Dirinya tak percaya karena orang yang selama ini memberi ia tempat tidur,makan dan yang lain lainnya sudah tiada.Ia tak percaya atas meninggalnya Kania secepat itu.

Beberapa menit kemudian keluarga Juli sampai di kediaman Kania dengan menggunakam mobil berwarna hitam, ia turun dari mobil dengan di bantu oleh Toni dan Inspektur Adi.

Setelah Juli berhasil keluar mobil Bu Ratna menyediakan kursi roda untuk Juli, perasaan sedih juga tergambar dari  pakaian  yang ia gunakan serba hitam. Juli menuju ke depan rumah Kania dengan bantuan kursi roda dan ia di dorong oleh Inspektur Adi,Juli terlihat sangat sedih karena di sepanjang perjalanannya ia melihat kesedihan di mata para fansnya yang selalu cinta dengan Kania.

Sesampainya ia di depan rumah Kania ia melihat bendera kuning yang tertempel di tiang rumah,melihat bendera itu berkibar Juli meminta Inspektur Adi menghentikan sesaat.Ia kemudian menatap bendera itu lalu dalam hatinya ia berkata "Kania,aku memang benci dengan kamu karena ancaman yang kamu berikan kepada Shela, tapi kamu juga tidak layak kamu harus mendapatkan keadilan atas semua ini."

Setelah itu Juli menundukan wajahnya dengan sedih lalu ia kembali meminta Inspektur Adi membuat dirinya masuk kedalam rumah.

Sesampainya di dalam rumah ia melihat pembantu Kania sangat sedih dan sangat kehilangan.Secara perlahan lahan dengan di bantu Inspektur Adi menghampiri si pembantu itu lalu ia mengatakan kepada si pembantu.

"Aku ikut berduka cita atas kepergian Kania," ucap Juli dengan sedih dan si pembantu itu pun menjawab anggukan dengan air mata yang terus menerus mengalir membasahi pipi.

Saat itu ia masih memperhatikan wajah si pembantu yang berwarna biru biru dan bengkak,satu persatu keluarga Juli pun mengucapkan perasaan dukanya kepada si pembantu itu.

Waktu berlalu begitu cepat jenazah Kania pun tiba di kediamannya,ia langsung  disambut tangis oleh teman teman,fans dan kerabat kerabatnya.

Pemakaman Kania pun berjalan tak berselang lama setelah ia sampai di rumah, perjalanannya ke tempat peristirahatan terakhir di warnai tangis oleh keluarga dan kerabat kerabatnya begitu pula saat ia sampai di pemakanan suasana sedih mengiringi kepergian Kania.

Beberapa menit kemudian pemakaman Kania pun usai,semua orang pergi meninggalkan makam Kania begitu pula si pembantu.

       Tak berselang lama keluarga Juli dan Inspektur Adi kembali kerumah Kania bersamaan dengan si pembantu.

Pembantu itu meminta tolong kepada Inspektur Adi agar segera menemukan pelaku yang sebenarnya.

"Saya mohon Inspektur tolong segera temukan pelaku yang sebenarnya," ucap si pembantu dengan nada masih sedih.

"Jangan khawatir saya akan segera menemukan pelaku yang sebenarnya," jawab Inspektur Adi lalu ia melanjutkan berkata "Kami permisi dulu."

Si Pembantu itu menjawab anggukan dan tak berselang lama Juli pulang ke rumah keluarga Adi dan ia meninggalkan si pembantu itu sendiri.

Setelah melihat semua orang pergi si pembantu itu masuk kedalam rumah.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!