Pembantu itu masuk ke dalam rumah, sampainya di dalam rumah ia menutup pintu dan menguncinya dari dalam.Dia menghapus air mata yang tadi terus menerus membasahi pipinya.
Wajahnya pun berubah dari sedih menjadi bahagia. Dia melihat ke sekeliling rumah Kania. Ia mulai melangkahkan kaki secara perlahan mendekati sebuah meja yang letaknya tak jauh dari dirinya.
Meja itu berisi tiga foto Kania dan dua vas mahal milik Kania, melihat ada foto Kania di atas meja. Pembantu itu memegang foto pertama yang ia lihat.
Dia mengambil foto itu. Dia melihat foto itu beberapa detik.
Tak berselang lama, wajahnya berubah menjadi kesal dan marah.Ia membanting satu persatu foto Kania yang berada di atas meja. Dengan penuh amarah, ia berbicara dengan melihat foto Kania yang sudah berserakan di lantai dengan nada kesal.
"Selama ini aku selalu menjadi budak kamu, tapi sekarang tidak. Sekarang semua ini milik ku bukan milikmu lagi karena kamu sudah mati maka dari itu tenang saja di atas sana." Pembantu itu melangkahi foto Kania yang berada di lantai. Dia berjalan menuju ke kamar Kania.
Sesampainya di depan kamar, Kania memegang gagang pintu kamar Kania.
Ketika kamar sudah terbuka, pembantu tersebut melihat kamar indah dan besar. Dia melihat banyak tas mahal, sepatu mahal dan barang lainnya. Ia masuk kedalam kamar Kania dengan sangat bahagia.
"Kamar ini ... Kamar ini, sekarang menjadi milik ku," ucap pembantu. Dia melanjutkan melangkahkan kakinya ke meja rias yang berada di dalam ruangan itu.
"Dan meja rias ini, sekarang miliki akan menjadi milikku" ucap si pembantu dengan senyum senyum sendiri.
Ia kemudian menoleh ke arah rak sepatu Kania yang berada tak jauh dari meja rias.
"Sepatu sepatu itu juga milikku,"si pembantu itu berhenti sesaat, is tertawa bahagia dengan suara lantang dan percaya diri.
" Semua ini milikku, milik ku!." Ia sangat bahagia. Namun, kebahagiaan itu tiba tiba sirna, saat bel rumah berbunyi dan mengagetkan dirinya.
Merasa ada orang yang datang, si pembantu itu kembali meneteskan air mata. Dia keluar dari kamar Kania dengan raut muka berpura-pura sedih.
Setelah ia keluar kamar ia menutup pecahan foto itu dengan sebuah keset.
Tak berselang lama, ia memegang gagang pintu dan keluar rumah. Saat ia berada di luar rumah betapa terkejutnya ia karena ia tak melihat siapa pun di luar rumah.
Ia merasa merinding karena ada yang mengetuk pintu namun tidak ada orang di depannya,merasa di tipu ia kemudian kembali menutup pintu namun saat ia ingin menutup pintu seutuhnya ia melihat sebuah kotak kecil di depan pintu rumah. Melihat ada sebuah kotak pembantu itu kembali membuka pintu lalu mengambil kotak itu.
"Kotak apa ini?" ucap si pembantu sambil melihat kesana kemari namun ia tak melihat seseorang pun di area rumah Kania.
"Siapa pengirimnya?" ucap si pembantu masih dalam keadaan kebingungan dan heran namun ia tak mempedulikan pengirimnya tak berselang lama ia membawa masuk kedalam rumah.
Si pembantu itu tak menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya di balik semak semak yang tengah memantau dirinya.
Di dalam rumah,si pembantu masih terlihat kebingungan dengan kotak yang ia dapatkan dari orang misterius itu,namun tak berselang lama ia akhirnya memutuskan membuka kotak itu.
Ia terlihat lebih heran dan kebingungan setelah melihat sebuah kertas yang berada di dalam kotak itu.
"Kertas apa ini?" ucap si pembantu dengan heran lalu ia mengambil kertas itu dan membacanya.
Di dalam kertas itu tertulis seperti sebuah ancaman yang di lontarkan untuk si pembantu, kalimat yang ada di dalam kertas.
"Kamu bisa menikmati semua harta yang Kania punya saat ini karena malam ini adalah malam terakhir kamu menikmati semua harta itu!!!" setelah membaca tulisan itu si pembantu langsung melemparkan kotak itu dan wajahnya berubah ketakutan begitu pula di hatinya.Ia sangat ketakutan di dalam rumah tubuhnya gemetar dan seperti mengigil.
Waktu berlalu begitu cepat,malam pun tiba keadaan masih sangat sunyi dan sepi.Ia terlihat masih ketakutan di pojok ruangan dengan gemetar,merasa akan segera banyak orang yang datang melakukan pengajian untuk Kania ia melawan ketakutannya dan mulai membersihkan pecahan pecahan kaca itu.
Tak berselang lama orang orang pun beransur ansur datang ke rumah Kania untuk melakukan tahlilan untuk mendoakan mendiang Kania.Ia terlihat menyambut orang orang yang akan tahlilan di rumah Kania dengan senyuman yang sedikit takut.
Semua keluarga Juli datang ke acara tahlilan itu dengan bersamaan dan juga mengenakan baju yang kompak. Mereka kemudian duduk bercampur dengan orang orang itu kecuali Juli dan Toni yang duduk di kursi.
Tahlilan pun berjalan sangat hikmat hingga tanpa di sadari okeh orang orang yang melakukan tahlilan hari sudah sangat malam,saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 21;55 malam terlihat semua orang yang melakukan tahlilan sudah pergi semua kecuali keluarga Juli. Keluarga Juli baru akan pergi saat pukul 22:00 malam,dan jam sepuluh malam pun tiba Juli dan keluarga keluar dari rumah.
Mereka semua tak menyadari ketakutan yang di rasakan oleh Si Pembantu,keluarga Juli merasa keadaan si pembantu normal normal saja.
Keluarga Juli pun meninggalkan si pembantu itu di rumah Kania sendiri,setelah rumah sepi si pembantu masuk kedalam rumah dan langsung mengunci rumah secara rapat.
Di dalam rumah Ia sangat ketakutan,tubuhnya gemetar ia duduk di suduk ruangan untuk bersembunyi dari orang yang ingin membunuh dirinya.
Tak berselang lama tanpa sebab tanpa akibat lampu rumah Kania yang tidak pernah mati tiba tiba mati dan hanya terdapat cahaya remang remang bersinar dari luar rumah,kematian lampu itu langsung membuat si pembantu itu lebih ketakutan lagi dan ia dengan merangkak berjalan menuju ke kamar Kania.
Ia perlahan lahan membuka kamar Kania dan tak berselang lama ia masuk kedalam ruangan itu dengan ketakutan yang luar biasa.
Setelah ia berhasil masuk ke dalam kamar Kania,ia langsung pergi ke bawah tempat tidur yang berada di kamar Kania.
Ia menutup mulutnya dengan gemetar dan ketakutan setengah mati,beberapa detik kemudian ia mendengar suara siulan di rumah Kania yang gelap gulita.
Hal itu membuat si pembantu lebih ketakutan lagi dan lebih gemetar, ia menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara dari mulutnya.
Tak berselang lama ia mendengar suara gagang pintu yang di gerakkan oleh seseorang lalu beberapa detik kemudian ia mendengar suara perlahan langkah kaki seseorang mendekati tempat tidur.
Setelah itu si pembantu melihat sepasang kaki berdiri di hadapan si pembantu itu selama beberapa detik tak berselang lama sepasang kaki itu pergi meninggalkan kamar itu.
Merasa sudah aman dari orang itu si pembantu perlahan lahan keluar dari kolong tempat tidur secara perlahan lahan. Setelah ia keluar dari kolong tempat tidur ia pun berdiri tanpa ia sadari tiga orang misterius yang tak terlihat wajahnya karena gelap berada tepat di belakang dirinya.
Salah satu dari orang misterius itu terlihat memegang sebuah balok kayu,orang misterius yang memer kayau itu perlahan lahan mengangkat balok kayu itu lalu memukul leher bagian belakang si pembantu hingga ia jatuh ke tanah dengan tengkurap di lantai.
Ia terdengar merintih kesakitan karena pukulan itu,melihat si pembantu sudah tak berdaya dua preman yang lainnya mulai memegang tubuh si pembantu dan membantu si pembantu bangun dari jatuhnya.
Merasa tubuh nya di pegang oleh seseorang yang tak di kenal si pembantu itu langsung teriak teriak meronta ronta untuk melepaskan diri dari para preman itu, namun usahanya sia sia karena setiap ia bentakan keluar dari para preman yang memegangi tubuhnya.Mereka langsung membawa si pembantu mendekati sebuah rak sepatu yang terbuat dari kaca,setelah ia berada di depan rak sepatu itu.
Para preman itu langsung mendorong si pembantu hingga kepalanya membentur pintu rak kaca hingga membuat kaca pecah berkeping keping dan kepala si pembantu itu berdarah.
Setelah orang misterius itu membenturkan kepala si pembantu ke rak sepatu mereka langsung menariknya ke belakang hingga jatuh terlentang.Ia berusaha bangun dari terlentangnya sambil memegangi kepalanya yang mengeluarkan darah.
"Siapa kalian dan apa mau kalian?" ucap si pembantu itu namun ia tak berdiri dan tetap duduk di lantai lalu si preman pertama menjawab dengan nada serius.
"Kamu tidak perlu tau siapa kami tapi aku akan memberi tau kamu keinginan kamu,kami ingin kamu mati!!!." Preman pertama pun langsung mengeluarkan pistol dan mengarahkan ke si pembantu itu.
"dooorrr," suara tembakan pun terdengar di kegelapan namun tembakan itu meleset tidak mengenai dirinya.
Si pembantu itu sangat ketakutan saat mendengar suara tembakan di kegelapan.Ia mulai sedih,matanya mulai berkaca kaca dan ia berbicara dengan ketiga orang itu dengan air mata yang terus menerus mengalir.
"Apa kesalahan saya? Kenapa kalian ingin membunuh saya?" ucap si pembantu dengan menangis hingga sesenggukan.
"Kamu memang tidak salah apapun, kami melakukan ini karena kami ingin balas dendam," ucap si preman pertama lalu si preman kedua menyahut ucapan si preman pertama.
"Iya dia benar maka dari kamu jangan berani macam macam dengan kami kalau kamu berani macam macam saat ini juga kamu akan mati!!" ucap preman kedua dengan serius.
"Kalau kalian ingin balas dendam kenapa kepada ku? Kenapa tidak kepada musuh kalian?" jawab si pembantu dengan ketakutan bercampur panik juga sedih.
Mendengar ucapan si pembantu salah satu preman yaitu preman pertama mendekati si pembantu,si pembantu tampak ketakutan setelah preman pertama mendekati dirinya,namun ia berhasil melihat wajah si preman pertama dan ternyata betapa terkejutnya ia karena preman yang ingin membunuh dirinya adalah preman yang sama yang ingin memberi tau keberadaan Kania.
"Kamu?" ucap si pembantu setelah mengetahui bahwa orang yang ingin membunuh dirinya adalah orang yang sama yang menemui dirinya di taman.
"Iya aku,kami berdua!"jawab preman pertama lalu preman kedua mendekati si pembantu itu lalu berkata" Kami berdua."
Beberapa detik kemudian preman kedua mengeluarkan pisau dan tak menunggu lama preman kedua menusuk paha bagian kiri si pembantu dengan pisau itu.
"Aaaaaaaa,huuuhh.Aaaaghh," teriak si pembantu juga di sertai erangan kesakitan.
Ia kemudian memegangi paha yang di tusuk pisau oleh preman kedua dengan menangis kesakitan dan teriak teriak histeris.
"Ini tidak seberapa dengan rasa sakit yang akan kamu rasakan setelah ini," ucap si preman kedua dengan nada tegas lalu bos mereka melangkahkan mendekati kursi make up yang berada tak jauh dari dirinya.
Setelah ia memegang kursi itu ia mulai melangkahkan kakinya perlahan lahan dengan membawa kursi itu mendekati si pembantu.
Si pembantu itu masih belum menyadari kalau Bos dari para preman itu berjalan membawa kursi mendekati dirinya, pembantu itu baru menyadari saat bos dari sudah mengangkat kursi itu.
Ia terlihat berusaha menghindar namun semua itu sia sia karena kedua preman itu memegangi dirinya dan tak berselang lama hantaman di sertai teriakan sangat terdengar keras.
Setelah bos para preman itu memukul si pembantu,pembantu itu langsung terbaring lemas tidak berdaya di lantai dengan keadaan kepala yang bersimpah darah lalu Bos dari para preman itu mendekati si pembantu yang sudah terbaring tak berdaya di lantai.
Setelah ia berada di dekat si pembantu ia mengincar kaki si pembantu yang sudah terluka karena tusukan dari si preman kedua. Bos para preman itu kemudian menginjak pisau yang masih menancap di paha si pembantu itu.
"Aaaaaaa," teriak si pembantu dengan sekuat tenaga dengan air mata terus menerus menguras air mata yang berada di matanya lalu melanjutkan berkata "Aku mohon lepaskan aku,aku mohon!."
Permohonan si pembantu itu tak di dengar oleh bos dari para preman itu dan menginjak lebih keras pisau itu,si pembantu itu pun kembali teriak sekuat tenaga karena rasa sakit yang ia rasakan.
Setelah puas menginjak pisau itu,ia mengangkat kakinya menjauhi paha kiri si pembantu.
Melihat si bos menghentikan tindakannya si pembantu nampak terlihat lega namun perasaan lega itu berubah menjadi teriakan karena si bos melemparkan pisau yang sama ke paha kanan si pembantu.
Teriakan ,tangisan dan jerita keluar bersamaan dari mulut si pembantu, air mata terus menerus bersamaan dengan darah yang berada di kepala nya.
Penderitaan si pembantu masih belum berakhir,bos dari para penjahat itu meminta kedua preman nya menginjak pisau yang ada di kedua paha si pembantu.
Si pembantu itu hanya bisa teriak kesakitan dan memohon dengan tangan terlipat kepada para preman itu namun semua tak ada gunanya karena kedua preman itu hanya menuruti bos.
Bos dari para preman itu terlihat meninggalkan ruangan itu dan tak berselang lama lampu pun menyala,setelah lampu menyala para preman itu menghentikan tindakannya dan mereka melihat ke arah jam dinding sudah menunjukkan pukul 24:00malam.
Melihat jam sudah menunjukkan tengah malam para preman itu meninggalkan si pembantu
tapi mereka meninggalkan si pembantu bukan karena siksaan yang di berikan kepada si pembantu sudah selesai melainkan ini lah klimaksnya.
Mereka semua pergi mengambil,saat mereka pergi mengambil sesuatu si pembantu itu berusaha bangun namun tidak bisa karena luka di mana mana dan ia juga kehilangan banyak darah dari tubuhnya.
Si pembantu itu mencoba bangun berulang kali namun hasilnya sama ia tetap tak bisa bangun dari luka nya,ia terlihat kembali berusaha untuk bangun namun ia gagal.
Setelah kegagalan itu beberapa saat kemudian para preman itu masuk kembali ke dalam kamar Kania dengan membawa tongkat yang terbuat dari besi.
"Kamu mau kemana? Mau pergi, iya? Baiklah kamu akan segera pergi," tanya preman pertama dengan nada serius.
Ketiga orang itu mendekati si pembantu itu merasa nyawanya dalam bahaya ia berusaha bangkit namun ia tetap tak bisa.
Ketiga orang itu semakin mendekat merasa sudah tidak ada harapan lagi untuk hidup akhirnya ia pun menerima kematiannya di tangan ketiga orang itu.
Ketiga orang itu memukuli kepala si pembantu dengan tongkat besi itu tanpa sedikit pun ada rasa kasihan atau pun rasa iba di dalam hati mereka.
Si pembantu hanya pasrah tak bisa melawan orang orang itu,setelah beberapa menit dan beberapa kali mereka memukul kepala si pembantu mereka akhirnya menghentikan tindakannya dan bos dari para preman itu mendekatkan dirinya ke wajah si pembantu yang sudah berlumur darah.
Tak banyak bicara atau pun berkata si bos itu membuka penutup mukanya namun hanya si pembantu yang tau siapa dia tetapi yang jelas orang yang berada dekat dengan dirinya.Setelah bos dari para preman itu membuka penutup muka si pembantu berkata dengan tangan berusaha meraih si bos.
"Kamu!!!?" ucap si pembantu lalu di lanjutkan menjatuhkan tangan nya kembali ke tanah.
Bos dari para preman itu pun langsung kembali menutup mukanya dengan penutup lalu ia menjauhkan tubuhnya dari tubuh si pembantu dan ia kemudian mengambil sebuah pistol yang ia letak kan di pinggangnya.
Setelah ia mengambil pistol itu dan mengisi pistol itu dengan beberapa peluru lalu ia mengarahkan pistol itu ke arah si pembantu dan tiba tiba"door,door, door,"terdengar suara tembakan di dalam ruangan.
Penembakan yang ke dua kali ini akhirnya mengenai sasaran dan ketiga peluru itu ia tembakan ke bagian jantung si pembantu.
Seketika pembantu itu langsung meninggalkan di tempat kejadian, setelah mengetahui si pembantu bos dari para penjahat itu menjatuhkan sapu tangan yang di tengah tengah sapu tangan bertuliskan huruf S.
Setelah itu ketiga orang itu pergi meninggalkan si pembantu yang sudah tak bernyawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments