5. Interogasi

     Beberapa saat kemudian Kania dan polisi itu sampai di kantor polisi,sesampainya di kantor polisi Kania di bawa oleh Inspektur Adi ke dalam ruangan introgasi.Sesampainya ia di ruang introgasi ia disambut dengan subuh meja dan kursi yang terbuat dari kayu.Kania kemudian duduk dikursi itu dan tak berselang lama Inspektur Adi menarah semua barang bukti di atas meja.

"Apa lagi yang ingin Pak Inspektur tau?,"ucap Kania dengan nada marah

"Kami perlu tau banyak hal Nona Kania,banyak hal!"jawab Inspektur Adi dengan nada serius lalu ia mengambil sebuah foto yang gambarnya tentang sebuah mobil yang mirip mobil Kania.

"Apakah ini mobil Non?,"tanya Inspektur Adi dengan serius

"Lihat dong plat nomornya sama apa enggak,enggak kan? Gitu aja kok gak tau,"jawab Kania bernada tinggi dan tanpa melihat foto

"Saya bukannya tidak tau tapi lihatlah baik baik foto ini sebelum menjawabnya,"jawab Inspektur Adi lalu Kania melihat foto yang di berikan Inspektur Adi.Ekspresi mukanya langsung terkejut setelah melihat foto itu karena mobilnya sangat mirip dengan mobil yang ia punya.

"Kami melihat mobil itu dirumah Anda Kania,apa itu mobil Anda?,"ucap Inspektur Adi dengan nada serius

"Bukan kok,itu bukan mobil ku," jawab Kania dengan terpatah patah dan ragu ragu

"Kalau memang seperti itu kenapa nada bicara Anda berubah terpatah patah?,"jawab Inspektur Adi.

"Karena aku nerves dekat dengan Pak Inspektur jadi jangan dekat dekat dengan ku,"jawab Kania dengan mengelak

"Oke,"jawab Inspektur Adi dengan santai lalu ia mengeluarkan pistol. Wajah Kania berubah takut,ia gemetar

"Apa yang Pak Inspektur ingin lakukan?,"ucap Kania dengan gemetar dan ketakutan.

"Hanya ingin membersihkan saja!," jawab Inspektur Adi lalu ia mengeluarkan sebuah saputangan dari salah satu sakunya.Ia kemudian membersihkan pistolnya dengan sapu tangan itu lalu beberapa saat kemudian menaruh pistol itu di atas meja dan Kania hanya melihat dengan ketakutan dan menelan ludah. Inspektur Adi kemudian memukul meja hingga membuat terkejut dan ketakutan.

"Kenapa Bapak mengagetkan saya?," jawab setelah terkejut

"Oh saya membuat kamu terkejut sorry,but you want coffie,"jawab Inspektur Adi

"Enggak!,"jawab Kania dengan singkat lalu mempalingkan wajahnya dari hadapan Inspektur Adi.

"Oke."Inspektur Adi kemudian bangun dari kursinya dan meninggalkan Kania di ruangan itu sendiri.Tak berselang lama Inspektur Adi membawa secangkir kopi ke dalam ruangan itu dan menaruhnya di atas meja,ia kemudian meminum seseruput kopi itu lalu menaruhnya kembali ke atas meja dan ia melanjutkan berkata" Dimana Anda saat malam setelah acara awards itu?"

"Aku dirumah aja!!!,"jawab Kania dengan cepat

"Okeh,"jawab Inspektur Adi dengan santai.Ia kemudian kembali mengambil secangkir kopi itu dan meminumnya lagi lalu menaruhnya lagi di atas meja.Beberapa saat kemudian ia mengeluarkan sebuah saputangan yang ia keluarkan dari saku kanannya.Ia tetap memasukkan tangan nya masuk ke saku dan berdiri layak nya seorang bos yang memarahi karyawannya.

"Itu....itu memaang cincin ku,"jawab Kanian dengan ketakutan lalu ia melanjutkan berkata dengan tangan terlipat dan mata yang berkaca kaca ia berkata"Tapi saya bersumpah pak bukan saya pelakunya,orang lain pelakunya."

"Lalu,bagaimana dengan pisau itu? Apakah pisau itu memang milik Anda?"

"Itu memang pisau ku tapi pisau itu hanya aku gunakan untuk mengupas dan memotong pisau tidak untuk menyakiti manusia,"jawab Kania dengan masih sedikit terpatah patah.Ia kemudian melanjutkan brrkata"Aku tidak tau bagaimana bisa berada di tempat kejadian? Saya bersumpah Pak saya tidak tau apa pun."

"Oke,"jawab Inspektur Adi dengan santai dan seperti tidak ada masalah.Ia kemudian berdiri dari bangkunya dan akan pergi namun saat ia baru melangkah beberapa langkah, langkahnya di hentikan oleh Kania.

"Pak,saya boleh pergi kan!,"ucap Kania dengan nada sedikit ketakutan

Mendengar ucapan Kania langkah Inspektur Adi langsung terhenti dan ia kemudian menoleh ke arah Kania dengan raut muka serius.Ia perlahan lahan menghampiri Kania,setelah berada di dekat sebuah meja ia memukul meja dengan tanhannya hingga membuat Kania terkejut. Inspektur Adi kemudian mendekatkan wajahnya ke arah Kania dan ia berkata dengan wajah serius"Dengarkan aku baik baik Anda boleh pergi dari tempat ini tapi kalau Anda lari maka hukuman untuk Anda akan bertambah berat!."

"Iya Saya berjanji tidak akan berlari dari pengawasan polisi,saya berjanji!" 

jawab Kania lalu ia berdiri dan pergi dengan terburu buru meninggalkan ruangan introgasi.Inspektur Adi kemudian hanya melihat Kania pergi.

      Di tempat Juli berada ia tengah berada di ruang makan,saat itu Toni dan Ayah Toni tengah duduk di ruang makan dan bersiap makan.Tak berselang lama ponsel yang berada di atas meja berbunyi.

"Jul ponsel kamu berbunyi,mungkin itu penting,"ucap Ayah Toni setelah melihat ponsel Juli berbunyi.

"Iya Kak,"sahut Toni lalu Juli menghampiri ponselnya yang tengah berbunyi diatas meja.Ia kemudian mengambil ponsel itu

"Halo,ada apa?,"jawab Juli dan  beberapa saat kemudian wajahnya berubah terkejut dan panik ia kemudian melanjutkan berkata"Apa? Kamu gak bohong kan.Oke aku segera ke sana!."

Ayah dan Toni pun langsung berdiri setelah melihat Juli berubah ekspresi

"Apa yang terjadi Jul?,"tanya Ayah Toni

"Ayah polisi membebaskan Kania,dia melepaskan Kania begitu saja.Seharusnya Kania dihukumkan, tidak dibiarkan bebas begitu aja,"jawab Juli dengan kesal

"Apa?!!,Kania dibebaskan mana mungkin bisa?,"jawab Ayah Toni dengan terheraan heran

"Maka dari itu Ayah aku akan pergi ke kantor polisi untuk bertanya kepada Inspektut Adi,"jawab Juli dengan terburu buru.

"Iya kamu tanya ke Inspektur Adi,"jawab Ayah Toni

"Kak aku ikut,"sahut Toni

"Iya,ayo pergi,"jawab Juli lalu pergi keluar rumah,saat mereka sudah berada di halaman rumah Juli meminta supirnya untuk menyiapkan mobil.Ia pergi dengan terburu buru setelah mobil siap Juli dan Toni langsung masuk mobil dan pergi ke kantor polisi.Tak berselang lama Juli dan Toni sampai di kantor polisi,ia menemui Inspektut Adi dengan raut muka marah.Saat itu Juli melihat Inspektur Adi tengah duduk di kursi sembalih melihat lihat bukti,merasa kesal terhadap Inspektur Adi Juli langsung datang dan menghampiri  Inspektur Adi.Sesampainya ia di dekat meja Juli langsung memukul meja lalu mendekatkan wajahnya dan berekspresi serius.

"Kenapa Inspektur mengeluarkan Kania?,"ucap Juli dengan nada serius

"Tenang,saya bisa menjelaskan Juli," jawab Inspektur Adi dengan berdiri dan santai

"Apa?!! Tenang?,tenang kata Inspektur.Bagaimana aku bisa tenang kalau pembunuh Shela keliaran diluaran sana? Bagaimana? Bagamana Inspektur?,"jawab Juli dengan raut muka kesal dan marah

"Saya bisa jelaskan,Kania tidak bebas!"

"Kalau Kania tidak bebas,seharusnya dia dipenjara bukan keluar dari penjara,"jawab Juli lalu ia melangkah dua langkah ke arah Inspektur Adi.Juli kemudian menarik kerah Inspektur Adi dan berkata dengan serius"Dengar kan aku Inspektur Adi Permana kalau Inspektur tidak segera memasukkan aku Kania ke penjara,saya akan meminta atasan Bapak untuk memecat Bapak.Ingat itu!."

"Anda berani mengancam saya,"jawab Inspektur Adi dengan serius

"Saya tidak takut dengan Inspektur, saya akan melakukan apa pun agar Kania masuk penjara.Aku akan melakukan apa pun itu,apa pun itu!."

Juli kemudian mendorong Inspektur Adi dan melepaskan kerahnya lalu ia pergi,setelah itu Toni pun mendekati Inspektur Adi dan mengikuti ucapan Juli sambil tangan nya menunjuk Insprktur Adi.

"Aku akan melakukan apa pun itu,apa pun itu!,"ucap Toni dengan sedikit menghina Inspektur Adi.Setelah kepergian Juli dan Toni,Inspektur Adi mulai berpikirkan sesuatu.Ia terlihat sangat heran karena Juli begitu kesal dengan dirinya.

      Dihalaman kantor polisi Juli berhenti sesaat lalu ia berbalik dan melihat kantor polisi dengan marah, tangan mengepalkan kedua tangannya dan menghentakkan kaki kanannya lalu berbalik dan pergi masuk mobil. Didalam mobil Toni duduk di samping Juli dengan santai ia bertanya kepada Juli"Kak sekarang kita kemana? Apa kita akan pulang dengan tangan kosong seperti ini?"

"Tidak!,kita akan pergi ke suatu tempat,"jawab Juli dengan serius

"Kemana?,"jawab Toni dengan ekspresi heran

"Nanti kamu juga tau,"jawab Juli lalu meminta melajukan mobilnya.

Tak berselang lama Juli dan Toni sampai di sebuah rumah yang mewah dan besar namun ternyata rumah itu adalah kediaman Kanian.Toni kemudian melihat kerumah itu

"Kak ini bukannya rumahnya Kania?," tanya Toni dengan ekspresi bingung

"Yes,true.Ini adalah rumah Kania,"jawab Juli lalu turun dari mobil dan menghampiri pintu.Sesampainya di depan pintu Juli langsung mengedor gedor pintu dan memanggil manggil nama Kania dengan nada marah. Bahkan ia sampai memukul mukul pintu,tak berselang lama Kania keluar dan membuka pintu.Ia terlihat sangat heran dengan kedatangan Juli dengan marah marah.

"Ada apa ini Jul?,"tanya Kania dengan heran

"Kamu tanya ada apa,kamu itu tersangka jadi kamu harus di penjara tidak keliaran kesana kemari,"jawab Juli dengan kesal lalu memegang tangan Kania dan menarik nya"Ayo ikut aku ke mobil!"

Kania pun hanya meronta ronta kesakitan dan berusaha membela diri dengan teriak teriak ia tidak bersalah namun semua itu tidak di anggap oleh Juli dan tetap menarik tangannya ke mobil dengan memaksa Kania.Setelah Kania masuk kedalam mobil ia duduk di samping Toni.

"Toni jaga dia!,"ucap Juli dengan serius lalu Toni pun menjawab anggukan Juli kemudian duduk di samping supirnya. Ia kemudian melanjutkan berkata"Pak antar kami ke kantor polisi!."

"Tidak Juli aku mohon sama kamu,jangan bawa aku ke kantor polisi

aku mohon,"jawab Kania dengan mata berkaca kaca dan menangis

"Permohonan kamu aku tolak,setiap pembunuh harus mempertanggung jawabkan atas perbuatannya!.Jalan Pak,"jawab Juli dengan serius lalu supir pun menjalankan mobilnya.

Tak berselang lama Juli dan Toni dan Kania sampai di kantor polisi,Ia kemudian menarik Kania keluar dari mobil.Kania hanya menangis dengan perlakuan Juli.Juli pun membawa Kania masuk kedalam kantor polisi,sesampainya di ruangan introgasi Juli melihat Inspektur Adi tengah melihat lihat bukti dengan mundar mandir kesana kemari. Melihat perbuatan Inspektur Adi yang hanya memegangi secangkir kopi dan mundar mandir kesana kemari Juli kesal,ia kemudian langsung melemparkan Kania hingga jatuh dan tersungkur di kaki Inspektur Adi dan hanya menangis hingga sesegukan. Melihat perbuatan Juli yang sangat kejam kepada Kania,Inspektur Adi pun membela Kania

"Kamu ini kenapa? Dia itu wanita, kamu bisa di pidana atas semua ini," ucap Inspektur Adi kemudian membantu Kania.Juli kemudian bertepuk tangan sebanyak tiga kali "plaak,plaak,plaak,"suara tepukkan tangan.

"Baguus Inspektur baguus,"jawab Juli dengan di sertai tepukan tangan dan ia kemudian melanjutkan berkata"Bantu dia berdiri,bantu dia!."

"Perbuatan kamu salah Juli,"jawab Insprktur Adi dengan kesal

"Oke!.Aku salah lalu bagaimana dengan Pak Inspektur yang membantu penjahat apa kah benar?,"jawab Juli lalu berhenti sesaat namun Inspektur Adi tak menjawab Juli apa pun lalu Juli pun melanjutkan berkata"Aku ingatkan Inspektur kalau Inspektur tidak memenjarakan Kania maka aku akan lapor kepada atasan Bapak, aku tidak takut dengan pistol Bapak."

Tak berselang lama Juli pun pergi dengan Toni,Inspektur Adi pun terdiam beberapa saat lalu wajah nya berubah serius dan kemudian ia menghampiri Kania lalu menarik Kania keluar ruangan introgasi,ia kemudian membawa Kania ke sel penjara.Kania terlihat meronta ronta menolak di masukkan ke dalam penjara namun Inspektur Adi tidak mempedulikan Kania dan tetap memasukkan Kania ke dalam penjara. Sesampainya di depan sel Inspektur Adi langsung mendorong Kania ke dalam penjara hingga membuat Kania jatuh tersungkur di lantai penjara.

"Juli itu benar orang yang salah tidak pantas untuk di bantu dia lebih pantas di dalam ruangan ini," ucap Inspektur Adi lalu mengunci pintu sel.Melihat pintu penjara di kunci oleh Inspektur Adi Kania langsung bangun dari jatuh nya.Ia langsung memegang beberapa jeruji besi,ia kemudian berkata dengan baik kepada Inspektur Adi.

"Saya mohon Inspektur jangan penjara kan saya,saya tidak salah apa pun.Saya memang mengancam Shela tapi belum tentu saya yang membunuh Shela," ucap Kania untuk Inspektur Adi agar ia tidak di penjara namun semua itu sia sia karena Inspektur Adi tidak mempedulikan dia dan tetap pergi meninggalkan Kania di dalam sel penjara.Kania pun kesal kepada Inspektur Adi untuk nengungkapkan kekesalannya Kania terlihat menghentakan kaki kanannya lalu ia melanjutkan dengan mengerang kesal kepada Inspektur Adi yang sudah pergi dari hadapannya.

       Di halaman kantor polisi terlihat keadaan tengah ramai banyak orang lalu lalang kesana kemari begitu pula banyak sepedah motor yang juga banyak lalu lalang.Juli kemudian sesaat berhenti sambil melihat keramai an di jalanan,beberapa detik kemudian Toni menghampiri Juli dan berkata "Sekarang kita kemana Kak?"

"Kita pulang dan memberi tau Ayah tentang semua ini," jawab Juli lalu masuk kedalam mobil dan tak berselang lama Toni pun juga masuk kedalam mobil.Setelah Toni dan Juli masuk mobil,mobil pun mulai berjalan

dan meninggalkan kantor polisi.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!