Di kantor polisi pembantu itu terlihat kebingungan karena tanpa sebab tanpa akibat ia dibawa ke dalam kantor polisi.Ia sangat kebingungan karena ia di masukan kedalam ruang introgasi dan ia di masukkan kedalam ruangan yang hanya terdiri dari dua kursi satu meja dan sebuah dokumen yang bertuliskan pentig dan rahasia berada di atas itu.Ia terlihat sangat bingung ia menengok ke sisi kanan dan ke sini kiri dengan bengong.
Beberapa saat kemudian Inspektur Adi datang dengan di bantu oleh beberapa anak buahnya dan di bantu sebuah tongkat.
Inspektur Adi kemudian mulai bertanya pertama tama ia bertanya tentang kabar si pembantu.
"Apa kabar Bik?," tanya Inspektur Adi lalu duduk di kursi yang berada di depan si pembantu.Namun si pembantu tidak menjawab Inspektur Adi dengan benar.Ia di tanya justru berbalik tanya,ia bertanya dengan nada kesal.
"Ada apa ini Inspektur? Kenapa Inspektur membawa saya kemari?"
"Bik kenapa nada bicara Bibik sangat berbeda? Ada apa Bik?.Apa Bibik terkejut dengan tindakan kami yang membawa Bibik kesini?" jawab Inspektur Adi dengan santai dan melihat lihat dokumen.
"Jelas saya terkejut Inspektur Adi lagi pula apa kesalahan saya? Hingga Inspektur memborgol saya dan membawa saya kemari," jawab si pembantu.
"Menurut Bibik apa kesalahan Bibik?" jawab Inspektur Adi masih dengan santai.
"Saya tidak punya kesalahan apapun!" jawab si pembantu lalu ia melanjutkan berkata"Saya sudah jawab pertanyaan Bapak kalau tidak ada pertanyaan yang penting aku akan pergi," lalu pembantu itu berdiri dari bangku introgasi.
Ia kemudian ingin melangkahkan kaki namun langkah nya terhenti ketika Inspektur Adi bertanya keberadaan Kania kepada si pembantu namun ia bertanya dengan tetap fokus kepada dokumen yang berada di atas meja.
Setelah mendengar itu si pembantu pun berbalik ke arah Inspektur Adi dan wajah nya berubah serius,ia kemudian sedikit menundukkan tubuhnya lalu berkata dengan serius.
"Apa maksud Inspektur Adi? "
Inspektur Adi kemudian menghentikan tindakannya dan berbalik melihat si pembantu dengan serius.
"Saya tanya dimana keberadaan Kania?" ucap Inspektur Adi dengan serius.
"Bukannya dia ada di tempat ini Inspektur," jawab si pembantu lalu ia kembali duduk dan berpura pura tak tau.
"Bukannya Bibik sudah tau kalau Kania kabur dari penjara ini!."
"Apa maksud Inspektur Adi?"jawab pembantu dengan seolah tak melakukan apa pun.
Inspektur Adi pun mengambil flashdisk yang ada di saku kemeja bagian kirinya.Si pembantu sempat heran dengan tindakan Inspektur Adi namun untuk memecah perasaan herannya si pembantu itu bertanya kepada Inspektur Adi.Ia bertanya dengan serius.
"Apa yang Inspektur ingin tunjukan ke saya?"ucap pembantu itu dengan mata yang tetap fokus melihat ke arah Inspektur Adi.
"Nanti Bibi juga tau,"jawab Inspektur Adi lalu menanjapkan flashdisk ke leptop.Beberapa saat kemudian Inspektur Adi memutar leptop nya dan menunjukkan sebuah video kepada Si pembantu itu.
Tak berselang lama si pembantu itu pun melihat video yang di tunjukan kepada dirinya namun baru beberapa detik menonton wajah Si pembantu langsung berubah terkejut karena ternyata video yang di tunjukan kepada si pembantu itu adalah video pertemuannya dengan para penjahat itu.
Melihat wajah pembantu terkejut melihat video itu Inspektur Adi langsung berkata dengan sedikit merintih kesakitan karena Luka nya masih belum sembuh.
"Aaaghh,ada apa Bi? Kenapa wajah Bibi begitu terkejut melihat video itu?. Apa Bibik melihat pelaku pembunuh Shela?"ucap Inspektur Adi.
Mendengar ucapan Inspektur Adi si pembantu langsung memukul meja yang ada di depannya dan nada bicara si pembantu pun berubah meninggi.
"Saya bukan pelaku pembunuh Shela!"
ucap Si pembantu itu dengan serius dan kesal.
"Siapa yang mengatakan kalau Bibi pelaku pembunuh Shela? Saya tidak mengatakan kalau Bibi pelakunya bisa saja kedua orang yang bersama Bibi." Ucap Inspektur Adi lalu mengepalkan dan memukulkan ke meja.
"Siapa mereka? Dan dimana mereka?"
"Saya tidak mengenal mereka.Itu bukan saya!."
"Jangan bohong Anda kalau Anda bohong,saya tidak akan ragu ragu memasuk ke dalam Anda ke dalam.Tidak akan ragu!"jawab Inspektur Adi lalu ia kembali duduk dengan santai.Namun pembantu itu tak meredakan amarahnya dan tetap berbicara dengan nada tinggi.Dengan tubuh yang sedikit menundukkan dan wajahnya serius.
" Saya tegaskan sama Bapak,saya tidak mengenal mereka sama sekali tidak mengenal mereka!."
"Lalu? Lalu kenapa? Bibik berbicara dengan mereka jika tidak mengenal mereka dan apa yang kalian bicarakan?" ucap Inspektur Adi.Tak berselang lama si pembantu terdiam dan memikirkan sesuatu dan ternyata yang ia pikirkan adalah kejadian yang berada di video itu.
Suasana pun berubah,saat itu hari sudah malam di sebuah tempat yang dekat dengan semak semak,sepi,hanya bercahaya remang remang dan dengan hawa dingin yang menusuk tulang , terlihat si pembantu bertemu dengan dua orang yang masih belum terlihat wajah nya. Saat itu suasana sedikit tegang karena kedua orang itu terlibat cekcok dengan pembantu itu.Kedua orang itu mengancam si pembantu
"Apa yang kalian inginkan? Dan siapa kalian?," ucap pembantu itu dengan nada serius lalu salah satu dari para preman itu menjawab "Kamu tidak perlu tau siapa kami? Kedatang kami tidak untuk menyakiti kamu tapi kami ingin memberi tau keberadaan Kania."
"Kania? Bukannya dia di dalam penjara," jawab pembantu itu dengan sedikit heran.
"Dia sudah bebas dan sekarang dia ada bersama kami," jawab preman pertama lalu di lanjutkan preman kedua mengeluarkan pisau dan bermain pisau di hadapan si pembantu
itu.
Melihat preman kedua mengeluarkan pisau wajahnya berubah menjadi ketakutan dan panik.
"Apa yang kalian inginkan sebenarnya? Apakah uang,emas,properti,atau apa? Kenapa kalian menyandra Non Kania?" ucap pembantu dengan kesal dan serius.
"Kami tidak ingin uang,emas atau pun properti milik Kania,yang kami ingin kan kamu harus membunuh orang tua Toni," jawab preman pertama.
Mendengar ucapan salah satu preman pembantu itu langsung terkejut.
"Apa?! Aku tidak bisa melakukannya!" lalu ucapan itu di sahut oleh preman kedua "Kalau kamu tidak melakukan nya maka,aku tidak akan segan segan menghabisi Kania.Tidak akan segan segan dan aku hanya akan beri kamu dua pilihan melakukan perintah kami atau Kania mati di tangan kami."
Mendengar ucapan para preman itu si pembantu pun hanya terdiam dengan tatapan kosong mengarah ke tanah.
Tak berselang lama keadaan pun kembali seperti semula,ia berada di dalam ruangan introgasi dan duduk di kursi kayu yang berada di dalam ruangan itu.
"Lalu apa jawaban Bibik tentang ucapan kedua preman itu?"tanya Inspektur Adi setelah suasana kembali seperti sediakala.
"Saya bingung Pak,makanya saya memilih iya," jawab Si Pembantu dengan raut muka sedih dan air mata nya bercucuran.
"Apakah Bibik tau keberadaan Kania?"
"Tidak Pak,saya tidak tau," jawab Si Pembantu lalu menundukkan wajahnya dan menangis.
Melihat si pembantu menangis Inspektur Adi pun mengambil kan sebuah sapu tangan yang berada di saku kemeja bagian kirinya.Ia kemudian memberikan kepada pembantu itu lalu dengan keadaan kaki yang masih terluka dan berjalan pincang Inspektur Adi pergi meninggalkan pembantu itu menangis sendiri di ruangan introgasi.
Setelah Inspektur Adi keluar ruangan itu ia menghampiri salah satu anak buahnya yang berada tak jauh dari ruangan. Anak buahnya pun datang menghampiri Inspektur Adi dengan baik.
"Ada apa Pak?" jawab anak buah Inspektur Adi yang di panggil.
"Tolong kalian jaga Juli dan keluarganya di rumah sakit jangan sampai ada orang yang tidak di kenal menyakiti mereka," jawab Inspektur Adi dengan serius dan tak berselang lama anak buah Inspektur Adi pun pergi dari hadapan Inspektur Adi.
Tak berselang lama Inspektur Adi kembali masuk kedalam ruangan introgasi lagi dan kembali duduk di hadapan si pembantu, saat berada di dalam ruangan itu terlihat si pembantu masih menangis hingga ia sesegukan.
"Lalu dimana keberadaan kedua preman itu?," ucap Inspektur Adi setelah duduk di depan si pembantu.
"Saya tidak tau Pak," jawab si pembantu dengan tulus namun Inspektur Adi masih tak percaya dan menganggap si pembantu masih berbohong.
Inspektur Adi terus menerus mentanyakan keberadaan kedua preman itu namun sayang si pembantu tetap mengatakan tidak tau apa apa tentang si kedua preman itu.
Merasa masih tak percaya dengan perkataan si pembantu Inspektur Adi pun memanggil salah satu polisi yang terlihat sangat garang.Polisi itu pun datang dengan sigap dan tanggap.
"Ya Pak,ada apa?" ucap polisi wanita itu setelah langkah nya terhenti di depan Inspektur Adi.
"Tidak ada,tapi kamu tunggu dulu di sini," jawab Inspektur Adi lalu ia melanjutkan berkata "Pilihan ada di tangan Bibik, jadi mengaku dengan saya Bibik aman atau tetap tidak mengaku dan akan mengaku jika di pukuli oleh polisi ini!."
"Inspektur Adi,apa yang harus aku akui ? Aku sudah mengatakan kalau aku tidak tau keberadaan para preman itu," jawab si pembantu.
"Bohong!" jawab Inspektur Adi dengan nada membentak lalu Inspektur Adi pun memberi aba aba kepada polisi wanita itu.
Polisi wanita itu pun langsung menghampiri si pembantu dan ia kemudian menarik rambut si pembantu dengan menggunakan tangan kirinya hingga membuat si pembantu mengerang kesakitan.
Inspektur Adi kemudian kembali memberi pertanyaan yang sama kepada si pembantu namun jawab nya pun tetap sama.Inspektur Adi pun kesal kepada si pembantu akhirnya ia meninggalkan pembantu itu dengan polisi wanita itu.
Siksaan yang di berikan kepada si pembantu Itu sangat parah, polisi wanita itu tetap menarik rambut si pembantu dengan tangan Kirinya sedangkan tangan kanannya menampar pipi si pembantu setiap mendengar jawab yang sama dari mulut si pembantu,polisi itu berulang kali melakukan hal yang sama karena ia Mendengar jawab yang sama terus menerus.
Di luar ruangan Inspektur Adi langsung di sambut oleh salah satu anak buahnya yang lainnya.Anak buahnya kasihan melihat keadaan si pembantu yang di siksa oleh polisi.
"Pak apa Bapak tidak keterlaluan dengan menyiksa dia seperti itu?" ucap anak buahnya.
"Itu hukuman yang pantas untuk seorang pembunuh seperti dia," jawab Inspektur Adi dengan serius lalu anak buah Inspektur Adi berusaha memotong ucap Inspektur Adi namun belum mengucapkan kata"Tapi" Inspektur Adi meletakkan jari telunjuknya di mulutnya seolah memberi tau berhenti berbicara dan diam.
Melihat tanda itu anak buahnya Inspektur Adi pun langsung berhenti berbicara dan tak berselang lama Inspektur Adi pun pergi dengan pincang meninggalkan anak buahnya itu.Anak buahnya pun hanya terdiam melihat sikap Inspektur Adi yang sedikit ada perubahan sikap,mereka terlihat heran dengan sikap Inspektur Adi.
Saat di halaman kantor polisi Inspektur Adi langsung di hampiri seseorang yang tak di kenali dirinya. Orang itu terlihat membawa sebuah benda yang kecil di tangannya.Orang itu terlihat semakin mendekat ke Inspektur Adi setelah orang itu dekat dengan Inspektur Adi orang itu berhenti di hadapan Inspektur Adi.
"Apakah Bapak adalah Pak Inspektur Adi?" tanya orang itu setelah berhenti di depan Inspektur Adi.
"Iya betul,saya Inspektur Adi.Ada apa ya?," jawab Inspektur Adi dengan heran karena ia didatang orang yang tak di kenal.
Orang itu pun memegang tangannya Inspektur Adi dan ia kemudian meletakkan benda kecil itu di tangannya Inspektur Adi,setelah memberi kan benda kecil itu orang itu langsung pergi meninggalkan Inspektur Adi.
Inspektur Adi pun terlihat sangat kebingungan karena ia mendapatkan sebuah benda dari orang asing.Lalu ia membuka tangannya dan betapa terkejutnya ia karena kembali melihat sebuah flashdisk.
"Flashdisk? Apa maksudnya?," ucap Inspektur Adi dengan heran dan kebingungan.Ia terlihat banyak pertanyaan di pikirannya setelah ia melihat flashdisk itu.Tak berselang lama ia masuk kedalam mobil nya,saat berada di dalam mobil Inspektur Adi meletakkan flashdisk itu di saku kanannya kemudian ia pergi ke rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments