16. Pembunuhan Kania

    Waktu berlalu begitu cepat,hari berubah menjadi malam yang gelap dan penuh bintang.

Di dalam sebuah ruangan yang gelap,sunyi,dan menyeramkan terlihat Kania duduk di tempat itu sendiri dengan tangan dan kaki terikat,mata tertutup dan mata yang tertutup oleh sebuah lakban.

Ia berusaha melepaskan diri dengan mengoyang goyangkan dan berusaha meraih tali yang mengikat tangannya namun semua itu sia sia karena tali yang mengikat dirinya sangat kuat.

Tak berselang lama Kania mendengar suara langkah kaki beberapa orang mendekati dirinya, ia pun langsung menghentikan tindakannya dan berusaha menenang kan diri.Setelah beberapa orang itu menghentikan langkah nya,salah satu dari mereka membuka penutup mata Kania dan mulut Kania.

Saat penutup mata dan mulutnya terbuka Kania langsung terkejut karena melihat tiga orang yaitu kedua preman itu dan satu orang memakai pakaian misterius dan masih belum terlihat wajahnya.

Kania langsung ketakutan setelah melihat  mereka bertiga.

"Siapa kalian? Dan apa yang kalian inginkan dari ku?"ucap Kania dengan terpatah patah dan ketakutan.

"Kami ingin bersenang senang dengan kamu,"jawab preman pertama.

"Apa yang ingin kalian lakukan?"ucap Kania lalu kedua preman itu perlahan lahan mendekati Kania.

Secara bersamaan Kania berusaha menjauhi mereka dengan cara ngesot namun semua yang ia lakukan sia sia karena kedua preman itu bisa menangkap Kania dan menyeretnya keluar dari ruangan gelap itu.

Kania berusaha melawan mereka namun tak bisa karena kedua tangan dan kaki nya di ikat oleh para preman itu.Namun Kania tak kalah akal ia teriak meminta tolong dengan sekuat tenaga tetapi tak ada yang mendengar teriakan nya.

Ia pun akhirnya hanya bisa pasrah atas semua yang terjadi di masa depannya.

Beberapa menit kemudian para preman itu sampai di sebuah ruangan, sesampainya di dalam ruangan itu para preman itu membangunkan Kania dan langsung mendorong Kania ke tempat tidur.

Tak berselang lama para preman itu melepas ikat pinggang nya dan orang yang masih belum terlihat wajahnya memegang sebuah kamera untuk merekam kejadian itu.

Para preman itu pun langsung memukuli punggung Kania dengan ikat pinggang itu,mereka melakukannya secara bergantian dan berulang kali.Kania yang mendapatkan  cambukan dari kedua preman itu hanya bisa teriak kesakitan bersamaan dengan ia yang menerima cambukan  dari kedua preman itu.

Penderitaan Kania tak berakhir di situ,beberapa detik setelah kejadian itu prema kedua melepas ikatan tangan dan kakinya.

Ia tidak di biarkan bebas,ia malah di bawa kesebuah tempat dan sesampainya di tempat itu,Kania langsung di hadapkan sebuah benda yang di sebut Pasung.

Kania yang hanya merintih dan mengerang kesakitan tak berdaya melakukan apa pun,ia tak bisa melawan semua tubuhnya terluka dan lukanya membekas di sekujur tubuhnya.

Kedua preman itu memasung Kania di tempat itu,setelah Kania terpasung para preman itu kembali memukuli Kania dengan sabuk yang berada di tangan nya.Kania sangat kesakitan terdengar dari suara rintihannya yang bercampur dengan suara isak tangis Kania.

Melihat Kania sangat kesakitan orang misterius itu pun langsung meminta melepaskan Kania dari pasungnya dan para preman itu menuruti apa yang di perintahkan orang misterius itu.Setelah Kania terlepas dari pasung,ia langsung duduk bersendekul dengan lemah di hadapan orang misterius itu.Lalu Kania menundukkan kepalanya dan tangan melipat kedua tangannya sembalih menangis piluh memohon ampun kepada orang misterius itu.

"Sa...saya mohon lepaskan saya,apa kesalahan saya kepada kamu? Kenapa kamu menyiksa saya?"ucap Kania dengan sedih dan bercucuran air mata.

Mendengarkan ucapan Kania orang misterius itu langsung memberikan kamera kepada salah satu preman nya lalu orang misterius itu melihat ada sebuah batu yang lumayan besar sebesar gengaman tangan orang misterius itu.

Setelah melihat batu itu orang misterius itu membantu Kania bangun namun tanpa Kania sadari orang mengambil batu yang berada di dekatnya.

Setelah Kania terbangun orang misterius itu langsung memukul kan batu itu ke kepala bagian dahi sisi kiri.

Tak berselang lama kepala Kania mulai mengeluarkan darah,Kania langsung berjalan menjauhi orang itu dengan langkah yang sempoyongan seperti orang mabuk.

Melihat Kania berusaha kabur dari dirinya ia langsung melemparkan batu itu dan batu itu kembali mengenai kepalanya.

Setelah menerima lemparan batu kedua Kania langsung terjatuh dengan terlentang di lantai.Orang misterius itu pun terdiam beberapa saat lalu preman kedua menghampiri orang misterius itu.

"Ini Bos pistol dan pisaunya." Orang misterius itu menerima pemberian dari preman kedua,lalu orang misterius itu mengangkat meja kaca yang berada tak jauh dari dirinya.

Setelah ia berhasil mengangkat meja itu,ia langsung berlari menghampiri Kania dan membanting meja kaca itu ke perut Kania dan tiba tiba terdengar suara benda pecah berkeping dan ternyata meja kaca itu yang pecah di area perut Kania.

Setelah mendapatkan hantaman yang begitu keras seketika Kania langsung batuk batuk dan mulut nya mengeluarkan darah.

"A...apa yang se...sebenarnya ka...kamu ingin...kan.Kenapa kamu...,"ucap Kania dengan terpatah patah dan tak berselang lama nafasnya terengah engah dan "Aaaaghh,si...siapa kamu sebenarnya?"

Orang misterius itu tak menjawab Kania ia lebih memilih pergi namun perginya ia bukan pergi untuk mengakhiri kekejamannya,ia pergi untuk mengambil sebuah benda dan ternyata benda itu adalah sebuah benda yang terbuat dari besi.

Melihat orang misterius itu semakin jadi Kania akhirnya berusaha melarikan diri dari dekapan mereka.Namun usahanya sia sia preman kedua mengejarnya karena Kania tak bisa berlari atau berjalan dengan cepat akhirnya preman kedua berhasil menangkap Kania.

Preman itu langsung memegang kepala Kania dengan penuh amarah,lalu preman kedua membenturkan kepala Kania ketembok yang berada tak jauh dari keduanya.Preman itu membenturkan kepala Kania sebanyak tiga kali,saat preman kedua membenturkan kepala Kania yang terakhir.

Preman itu mendengar suara permohonan dari Kania.

"Saya mohon lepaskan saya,"ucap Kania dengan lirih,sesaat preman itu berhenti lalu menjawab Kania.

"Saya akan melepaskan kamu tapi tidak untuk saat ini,"lalu preman itu menghantamkan kepala Kania lagi dengan sekuat tenaganya.

Kania pun terlihat sangat memprihatinkan kepalanya penuh dengan darah dan ia terlihat sudah tak kuasa membuka matanya.

Sontak ia langsung jatuh dan terbaring di lantai lagi,beberapa detik kemudian orang misterius itu menghampiri Kania yang terbaring di lantai.

Setelah ia dekat dengan Kania orang misterius itu langsung memukul kan tongkat yang ia bawa ke beberapa baguan tubuh Kania,Kania yang merasa pukulan itu hanya bisa mengeliat liat kesakitan di lantai.

Setelah melakukan kekejamannya orang misterius itu langsung meninggalkan Kania dalam keadaan yang sangat memprihatinkan,sesaat setelah orang misterius itu pergi kedua preman itu pun ikut menyusul orang misterius itu.

Tanpa rasa belas kasihan mereka meninggalkan Kania di lantai begitu saja,Kania yang tak berdaya hanya mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu dari mereka namun semua itu sia sia karena tak  ada yang melihat tangannya.

Kania pun menjatuhkan tangannya setelah tak ada orang yang mempedulikan dirinya.

       Di rumah sakit terlihat Inspektur Adi tengah berbicara dengan seseorang di telepon namun saat di tengah perbincangan salah satu suster menghampiri dirinya dengan membawa sebuah kotak kecil.

"Apakah Anda Inspektur Adi?"tanya suster.

"Iya Sus benar,ada apa ya Sus?"jawab Inspektur Adi lalu menjauhkan telepon nya dari mulut Inspektur Adi.

"Saya mendapatkan titipan dari seseorang katanya dia adalah salah satu teman Anda,"jawab Suster lalu memberikan kotak kecil itu kepad Inspektur Adi.

"Apa ini Sus? Dan siapa yang mengirim ini untuk saya?"tanya Inspektur Adi dengan heran.

"Maaf Pak saya tidak tau,permisi."

Mendengar jawaban Suster itu Inspektur Adi sempat kebingungan beberapa saat dengan orang yang di maksud,namun ia tak mempedulikan nya lagi setelah ia melihat isi dari kotak itu adalah sebuah flashdisk.

"Flashdisk?"ucap Inspektur Adi lalu langsung mematikan teleponnya dan pergi dengan buru buru ke ruang cctv.

Sesampainya di ruangan cctv Inspektur Adi langsung memberikan flashdisk itu kepada salah satu penjaga yang berada di dalam ruangan itu.

Ia meminta kepada penjaga untuk memeriksa flashdisk itu dan setelah flashdisk di periksa muncul lah beberapa foto dan video dari flashdisk itu.

Foto itu ternyata foto Kania dan video penyiksaan Kania.

"Kania?"ucap Inspektur Adi dengan terkejut lalu ia menghubungi salah satu anak buahnya yang berada di kantor polisi.

"Halo,apa Pembantu Kania ada di sana?"

"Iya Pak,beliau ada disini,"jawab anak buah Inspektur Adi yang berada di kantor polisi lalu ia menoleh ke arah Si Pembantu yang berada di dalam ruangan interogasi.

"Ya sudah,saya akan kesana!"ucap inspektur Adi lalu ia mematikan teleponnya.

Ia kemudian meminta flashdisk itu dari penjaga setelah penjaga memberikan flashdisk itu,ia langsung pergi meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kantor polisi.

      Beberapa menit kemudian Inspektur Adi sampai di kantor polisi,ia langsung buru buru masuk ke ruangan introgasi sesampainya di ruangan introgasi ia langsung menemui si pembantu itu.

"Maafkan saya Bik,"ucap Inspektur Adi dengan menyesal.

"Maaf Inspektur! Kenapa? Bukannya Inspektur ingin saya seperti ini,bukan nya inspektur tidak percaya dengan saya,"jawab Pembantu itu dengan sedikit kesal.

"Saya tau saya salah, saya minta maaf karena saya sudah tak percaya dengan Bibik tapi untuk saat Bibik harus memberi tau saya dimana Bibik bertemu dengan kedua preman itu?" ucap Inspektur Adi dengan baik.

"Saya bertemu mereka di taman belakang rumah!"jawab Bibik lalu ia berdiri dan meninggalkan Inspektur Adi dan pergi dengan muka babak belur karena berulang kali mendapatkan tamparan.

Setelah mendapatkan informasi Inspektur Adi langsung pergi ke tempat yang di beri tau.

       Di tempat Kania berada ia masih terlihat tergeletak di lantai dengan keadaan yang sangat memprihatinkan, kepalanya bersimpah darah,dan tubuhnya penuh dengan luka dimana mana.

Ia berusaha bangun dari terbaringnya dengan sekuat tenaga ia sempat gagal berulang kali namun ia tak menyerah ia berusaha kembali setelah gagal berulang kali dan usaha akhirnya berhasil ia mampu berdiri walaupun langkahnya tertatih dan sempoyongan.

Ia berjalan dengan merayap dan meminta bantuan benda benda di sekitarnya seperti tembok sova dan yang lain lainnya untuk menuju ke sebuah pintu yang ada tak jauh dari dirinya.

Setelah itu ia akhirnya berhasil berada di dekat pintu,ia kemudian membuka pintu itu dan keluar.

Sesampainya ia di luar ruangan itu ia berjalan dengan sempoyongan dan menyusuri setiap ruangan untuk mencari jalan keluar dari rumah itu.

Tak berselang lama ia berhenti di dekat sebuah meja kecil yang di atasnya terdapat sebuah beberapa perabotan,setelah ia berhenti di dekat meja itu jalan ia tak bisa menopang tubuhnya sendiri hingga akhirnya ia terjatuh dan tanpa sengaja ia menjatuhkan salah satu benda yang berada di atas meja itu.

Mendengar ada suara benda terjatuh dari luar ruangan para preman itu langsung pergi dari dalam kamar yang berisi banyak komputer didalamnya.

Mereka berdua langsung mencari asal usul suara benda jatuh itu dan tak berselang lama para preman itu melihat Kania tengah berusaha kabur.

"Woooiii,jangan kabur!"teriak salah satu preman lalu para preman itu berlari sekuat tenaga menghampiri Kania.

Mendengar teriakan dari salah satu preman dengan sekuat tenaga Kania bangun dari jatuhnya,setelah ia berusaha keras akhirnya ia berhasil bangun dari jatuhnya dan langsung pergi dari tempat itu dengan langkah tertatih dan sempoyongan.

Para preman itu berlari dengan sekuat tenaga nya begitu pula Kania ia berjalan sekuat tenaga dengan sesekali berhenti dan memegangi kepalanya yang bersimpah darah.

Para preman itu menteriaki Kania agar ia berhenti namun semua itu tak di pedulikan oleh Kania ia tetap berjalan dengan langkah tertatih.

Merasa Kania berani melawan preman pertama langsung mengambil pisau yang berada di ikat di pinggang nya,setelah preman itu mengambil pisau itu.

Pisau itu terlihat sangat tajam lalu ia melemparkan pisau itu ke arah kaki Kania dan pisau itu melayang ke arah Kania,saat pisau berada di udara pisau itu berputar putar di udara sebanyak beberapa kali lalu tak berselang lama pisau itu menanjap kaki kirinya.

Seketika Kania langsung teriak sekuat tenaga dan beberapa detik kemudian ia terjatuh kelantai dan merintih kesakitan.Ia tetap berusaha bangun dan berlari dari para preman itu dengan kaki yang tertusuk pisau ia berjalan dan menyeret kaki kirinya.

Kania pun kembali berhasil berjalan beberapa langkah dari tempat  ia tertusuk pisau namun saat ia sudah di dekat pisau orang misterius itu langsung mengagetkan Kania dengan ia berdiri di depan Kania,Kania sempat menghentikan langkahnya namun terlambat orang misterius memukul kepalanya Kania dengan sebuah vas.

Kania pun tak bisa berkata kata dia langsung jatuh terlentang di lantai dengan pecahan vas berserakan di mana mana.

Melihat sudah ada Bosnya para preman itu pun berhenti berlari dan datang menghampiri Kania dan bos mereka dengan perlahan lahan.

Orang misterius itu kemudian membangunkan Kania yang terbaring di lantai,setelah Kania berhasil terbangun orang misterius itu langsung memegang kepala Kania dan menghantam kepala Kania ke meja kecil yang tak jauh dari tempat ia dan orang misterius itu berdiri.

Kania tak bisa berbicara lagi ia terlihat sangat pucat,setelah orang misterius itu menghantamkan kepala Kania ke meja orang misterius itu kemudian membangunkan Kania lalu dengan penuh dendam dan amarah  orang misterius itu membenturkan kepala Kania ke tembok hingga tembok meninggalkan bercak darah.

Merasa belum puas orang misterius itu kembali membenturkan kepala Kania hingga Kania benar benar tak berdaya.

Beberapa detik kemudian Kania langsung jatuh terlentang di lantai dengan keadaan terbaring lemas dan darah di sekujur tubuh nya.

Setelah melihat Kania tergeletak orang misterius itu membuka cadar yang ia gunakan untuk menutupi setengah mukanya setelah cadar terbuka Kania langsung terkejut karena orang misterius itu adalah salah satu orang yang ia kenal.

Melihat wajah orang misterius itu tak asing bagi Kania,ia langsung mengangkat tangan kanan Kania secara perlahan lahan dan menunjuk orang misterius itu.

"Ka...kkamu,"ucap Kania dengan tangan kanannya menunjuk orang misterius itu.

Orang misterius itu kemudian mendekatkan tubuhnya ke tubuh Kania lalu orang misterius itu memegang tangan Kania dan meletakkan sebuah saputangan di tangan kanannya.

Kania terlihat sangat kesal kepada orang itu namun ia tak bisa mengatakan nya,ia hanya bisa menunjukkan melalui ekspresi muka.

Tak berselang lama orang misterius itu melepaskan tangannya dari tangan Kania dan secara bersamaan tangan Kania jatuh kelantai dengan lemas.

Setelah itu orang misterius itu menjauhi tubuh Kania dan mengeluarkan sebuah pistol dari sakunya.Kania terlihat sangat pasrah karena nyawanya ada di tangan orang misterius,ia kemudian mengarahkan pistol itu ke salah satu bagian tubuh Kania.

"Doorr," suara tembakan pun terdengar di ruangan itu.

Ternyata suara tembakan itu berasal dari pistol yang di pegang oleh orang misterius itu dan ia tembakan ke kepala Kania seketika Kania pun langsung meninggal di tempat.

Merasa Kania sudah meninggal orang misterius itu meminta para preman itu mengangkat dan membuangnya ke sebuah tempat.

Setelah para preman itu pergi orang misterius itu hanya berdiri di tempat kejadian ia membunuh Kania,saat itu terlihat orang misterius tengah  membersih kan pistol yang ia gunakan untuk membunuh Kania dengan sebuah sapu tangan.

       Beberapa menit kemudian kedua preman itu sampai di sebuah jalan yang sepi dan di sekelilingnya hanya terdapat sebuah semak semak belukar.

Melihat tempat itu cocok untuk membuang mayat Kania para preman itu pun menurun kan sebuah karung yang bersimpah darah dari bagasi mobil.

Mereka terlihat membawa karung itu ke salah satu semk belukar, setelah mereka membuang mayat Kania salah satu preman menelepon Bosnya.

"Halo Bos kami sudah membuang mayat itu,"ucap preman pertama lalu melanjutkan "Sekarang apa yang kita lakukan?"

Orang misterius itu pun menjawab rencana selanjutnya namun suara dari orang misterius itu tak terdengar dan hanya di dengar oleh preman pertama.

Preman pertama pun hanya mendengar rencana selanjutnya dari orang misterius itu,setelah bosnya selesai menjelaskan rencana yang berikutnya lalu preman pertama mendekatkan dirinya ke telinga preman kedua dan ia membisikkan rencana yang di jelaskan oleh Bos mereka,setelah selesai memberi tau preman pertama dan preman kedua pergi meninggalkan mayat itu.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!