4. Penangkapan Kania

        Sesampainya di kediaman Kania,para polisi itu dan keluarga Shela langsung disambut dengan sebuah mobil yang sama persis seperti di rekaman video hanya berbeda plat nomornya sedang terparkir di bagasi.

"Pak ini bukannya seperti mobil yang ada di rekaman itu ya,"ucap

Juli setelah melihat mobil yang sama dengan mobil pelaku.

"Iya sama,hanya saja plat nomor nya yang berbeda,"ucap Inspektur Adi tanpa ada perasaan heran.Namun berbeda dengan Inspektur Adi,Juli langsung terlihat curiga dengan Kania.Mereka kemudian menghampiri pintu depan dan tak mempedulikan mobil itu. Setelah sampai di depan pintu Inspektur Adi mengetuk pintu.Di dalam rumah Kania tengah menonton penayangan ulang pemakaman Shela melalui ponsel,mendengar ada tamu yang mengetuk pintu Kania meminta pembantunya membuka pintu.

"Bik ada tamu buka pintunya!," ucap Kania setelah mendengar ada yang mengetuk pintu.Tak berselang lama pembantu itu keluar dan pergi membuka pintu,setelah pintu terbuka betapa terkejutnya ia karena melihat rombongan polisi,Juli, Toni dan Ayah Toni berdiri di depan pintu.Sesaat ia tak bisa berkata kata,ia hanya menatap polisi polisi itu dengan mulut ternganga.

"Apakah benar ini kediaman Nona Kania?,"tanya Inspektur Adi.Mendengar ucapan inspektur itu pembantu itu langsung menjawab"Iya betul,ada apa ya Pak? Kenapa mencari Non Kania?"

"Kami ingin menangkap Non Kania,"ucap Inspektur Adi

"Apa?!!,"ucap Pembantu itu dengan terkejut.Ia kemudian berbalik dan memanggil Kania beberapa kali.Setelah itu Kania keluar dengan santai

"Ada apa Bik?,"ucap Kania lalu ia terkejut dan heran karena melihat polisi dan Juli"Ada apa ini? Kenapa ada polisi disini?"

"Apa cincin ini milik Anda Nona Kania,"ucap Inspektur Adi dengan menujukkan sebuah cincin yang di letakkan didalam kantung plastik lalu Juli menyahut juga"Iya Kania,apa cincin itu milik kamu?"

"Bukan,aku tidak pernah punya cincin seperti itu,"jawab Kania dengan mengelaknya

"Kalau pisau ini?,"tanya Inspektur Adi dengan menunjuk kan pisau yang dikantungi sebuah plastik.Kania dan Pembantu itu terkejut karena pisau yang di jadikan barang bukti sama dengan pisau yang biasa digunakan untuk mengupas atau membelah buah.

"Tunggu!.Pisau itu...,"lalu Pembantu itu masuk kedalam rumah dan ingin mengambil sesuatu.Melihat pembantu itu langsung masuk setelah melihat pisau yang di bawa Inspektur Adi,Inspektur Adi dan orang orang yang lain heran.Pembantu itu kemudian mengambil pisau yang berada di piring buah,ia menunjukkan pisau itu kepada Inspektur Adi.

"Apakah pisau ini sama dengan pisau itu?,"tanya pembantu itu

dengan menunjukkan tangannya.

"Iya sama,"jawab Inspektur Adi

Pembantu itu kemudian terkejut dan secara perlahan langsung menjatuhkan pisau ke tanah. Nafasnya langsung terengah engah,ia ketakutan melihat Kania dan ia kemudian menunjuk Kania sambil berkata dengan terpatah patah"Kamu pembunuh!."

"Pak inspektur semua sudah jelas Kania lah yang melakukannya ," jawab Juli dengan tegas

"Apa yang aku lakukan?,"jawab Kania dengan nada tinggi

"Kamu ingin tau!.Lihat,lihat cincin itu aku tau kamu pemilik cincin itu dan pisau itu,pisau itu jelas milik kamu dan kedua barang itu adalah barang bukti yang di temukan oleh para polisi ditempat kejadian Shela meninggal.Lalu buat apa kamu mengelak lagi? Jelas kamu pelakunya!,"jawab Juli dengan nada serius.

"Ini gak betul,aku tidak melakukan apa pun ,"jawab Kania dengan mengelak

"Kamu masih mengelak Kania,"ucap Juli lalu dilanjutka "sudah lah Pak tangkap dia."

Inspektur Adi kemudian menghampiri Kania dan ia membrogol Kania.Kania berusaha membela diri namun semua itu sia sia,Inspektur Adi tetap membrogol Kania. Beberapa saat kemudian Zandra datang dan ia berpura pura heran

"Ada apa ini?,"ucap Zandra.

Melihat Zandra datang Kania terlihat sangat bahagia dia merasa kalau Zandra akan membantu dirinya,namun sayang semua itu hanyalah harapan palsu karena Zandra tidak membantu dirinya.

"Zandra syukurlah kamu datang tolong jelaskan kepada mereka kalau aku tidak melakukan apa pun kepada Shela,"ucap Kania dengan sedih dan khawatir

"Memangnya apa yang terjadi di sini?,"jawab Zandra lalu disahut Juli"Teman kamulah yang membunuh Shela!"

"Apa?!!,"jawab Zandra dengan mulut ternganga dan melihat ke arah Kania.

"Itu bohong Zandra kamu tau kejadiannya kamu harus ungkap kejadian yang sebenarnya," jawab Kania

"Iya kamu memang benar,aku  harus mengungkapan kebenaran nya,aku harus mengungkapkan nya,"jawab Zandra dengan serius lalu melanjutkan berkata"Kamu memang pembunuhnya Kania, kamu pembunuhnya!"

"Apa?!! Kamu tidak mendukung aku tapi kamu mendukung Juli," jawab Kania dengan terkejut dan kesal.

"Aku tidak mendukung Juli," ucap Zandra dengan serius lalu melanjutkan berkata"Aku hanya mengatakan kebenarannya Kania

kamu ingat malam itu Kania, kamu mengancam Shela."

"Aku tidak pernah mengancam Shela,"jawab Kania dengan nada bicara meninggi lalu melanjutkan berkata"Tidak pernah!."

Mendengar ucapan Kania Juli langsung kesal kepada Kania dan ia langaung menghampiri Kania.

"Oh yeah,benarkah kamu tidak mengancam dia? Lalu apa?.Apa arti kalimat kamu memang memenangkan penghargaan itu Shela tapi kamu harus ingat, kamu harus membayar dengan mahal semua ini?.Apa arti kalimat itu?hah Apa?,"ucap Juli dengan marah

"Aku mengatakannya karena aku kesal dengan kamu,kamu menghina ku.Selalu,selalu dan selalu,"jawab Kania dengan membentak dan mata nya berkaca kaca.Ia kemudian menangis seperti putus asa,tak berselang lama ia menghapus air matanya dan mulai menghampiri Juli.Ia kemudian berkata"Kamu mengatakan aku pembunuh Shela,oke.Aku terima,"ucap Kania sambil berdiri di hadapan Juli lalu ia menghampiri Zandra dan berdiri di depannya.Ia kemudian melanjutkan berkata"Dan kamu Zandra bukankah kamu juga  mengatakan kalau aku pembunuh Shela,oke aku terima. Dan inspektur sudah melihat bukti buktinya,semuanya mengarah ke aku.Lalu apa lagi? Hah,iya memang aku pembunuh Shela.Aku pelakunya lalu apa lagi yang kalian inginkan,aku sudah mengaku apa lagi yang kalian inginkan?,"ucap Kania dengan nada semakin meninggi.

Juli kemudian mendekati Kania dan memegangi lengan Kania.

"Yang aku ingin kan,kamu di penjara atas perbuatan kamu.Bawa dia Pak!,"ucap Juli dengan nada serius.

"Oke,aku akan ikut mereka tapi aku ingatkan kamu kalau aku akan buktikan kalau bukan aku pelakunya,"jawab Kania dengan serius dan tegas lalu ia kemudian dibrogol oleh Inspektur Adi. Setelah ia di borgol dengan raut muka serius dan menatap Juli dengan lirikan yang tajam sepanjang ia berjalan menuju ke mobil polisi.Melihat Kania yang sudah pergi dengan polisi itu,Juli

langsung mendekati Zandra. Secara bersamaan pembantu Kania masuk kedalam rumah,lalu Juli berkata terima kasih kepada Zandra karena Zandra mau membantu Juli.

"Terima kasih sudah mau membantu aku untuk memenjarakan Kania,"ucap Juli di dekat Zandra namun tanpa melihat Zandra.

"Aku tidak membantu kamu,aku hanya membela Kebenaran "jawab Zandra ia kemudian ingat kedatangan Juli dan Inspektur polisi yang datang sebelum penangkapan Kania.

Saat itu Zandra tengan makan namun tiba tiba ia mendengar orang mengetuk pintu.Merasa ada tamu Zandra langsung meninggalkan piring nya dan pergi membuka pintu.Setelah ia berada didepan pintu,ia kemudian memegang gagang pintu dan membukanya.Betapa terkejutnya ia setelah ia membuka pintu karena ia melihat Juli dan beberapa polisi di belakang Juli.Perasaannya pun langsung campur aduk,ia takut, khawatir dan panik dengan gemetar ia bertanya kepada Juli.

"Ada apa ini Juli?,"tanya Zandra dengan gemetar

"Kamu jangan takut Zandra kedatangan kami kesini tidak untuk menangkap kamu,tapi kami ingin minta bantuan kamu,"jawab Juli dengan baik

"Bantuan apa?,"tanya Zandra

"Ini tentang She...,"jawab Juli namun di potong oleh Zandra

"Tunggu!,jangan diceritakan di sini.Mari masuk!."

Tak berselang lama Zandra,Juli dan para polisi masuk kedalam rumah.Setelah berada di dalam rumah Zandra meminta para polisi dan Juli duduk di ruang tamu.

"Apa yang bisa aku bantu?," tanya Zandra

"Aku ingin kamu mengatakan kejadian di malam setelah acara awards itu,"jawab Juli

"Apa maksud kamu? Aku harus mengatakan kalau Kania marah dengan Shela dan yang lain lainnya.Kenapa?"Zandra sangat heran mendengar ucapan Juli lalu Inspektur Adi menjawab dengan memperlihatkan sebuah cincin.

"Kami menduga Kania adalah pelaku dari pembunuhan Shela!,"

jawab Inspektur Adi

"Kenapa Inspektur bilang seperti itu?,"jawab Zandra dengan heran.

Inspektur Adi kemudian menunjuk cincin yang berada di dalam sebuah plastik.Inspektur Adi kemudian berkata"Karena kami menemukan cincin ini di tempat kejadian."

"Ini milik Kania!,"jawab Zandra dengan melihat lihat dan memegangi cincin itu.

"Maka dari itu kita butuh bantuan kamu kalau ini tidak tentang aku atau Shela,tolong kamu lakukan ini demi kebenaran karena aku tau kalau Kania akan mengelak jika ia di tuduh,"ucap Juli dengan baik

"Iya kamu benar,aku akan membantu kamu tapi bukan untuk kamu atau pun Shela.Aku melakukannya karena aku membela kebenaran.Aku harus mengungkap faktanya,"jawab Zandra dengan serius

"Iya aku mohon sama kamu," jawab Juli.

Zandra kemudian berdiri dari kursi dan pergi untuk menganti baju,tak bersrlang lama Zandra keluar dengan pakaian yang sudah rapi,bersih dan indah.Juli kemudian berdiri dari kursi yang ia duduki lalu pergi kerumah Kania,tak berselang lama mereka sampai di rumah Kania sesampainya di rumah Kania Juli meminta Zandra bersembunyi di balik semak semak.

Keadaan kembali seperti saat Juli  dan Zandra di depan halaman rumah Kania.

"Aku hanya membela kebenaran tidak membantu kamu atau pun menjerumuskan Kania kedalam polisi,"jawab Zandra lalu pergi meninggalkan Juli sendiri di halaman rumah Kania.

        Di rumah Shela Toni menghampiri ibunya yang tengag menangis sesegukan dan ia terliha tengah duduk di sebuah kursi sambil memegangi foto Shela.Ia menghampiri ibunya dengan kesal dan marah.

"Mah!,"panggil Toni dengan marah

"Toni!.Ada apa Ton?,"jawab Bu Laras lalu menghapus air matanya

"Kanapa Mama tidak memberi tau kita kalau Mama sudah melihat bukti tentang pembunuhan Shela?"ucap Toni dengan kesal dan bernada tinggi.

Tak berselang lama Bu Laras pun bengun dari tempat duduknya dan menghampiri Toni.

"Mama ingin memberi tau tapi Mama lupa,"jawab Bu Laras dengan sedih

"Lupa!,Lupa kata Mama.Aku pikir Mama tidak lupa tetapi Mama menyembunyikan ini dari kita semua kenapa Mah? Kenapa?"jawab Toni dengan sangat marah,matanya melotot dan nada bicaranya meninggi lalu Ayah Toni menyahut Toni

"Toni,kamu jangan seperti itu dia Ibu kamu!."

"Aku tau Ayah,aku tau dia adalah Ibu ku tapi dia Ibu yang menyebalkan,"jawab Toni dengan kesal.

Tiba tiba secara bersamaan Juli datang dari belakang Toni dan Ayahnya,ia kemudian menyahut ucapan Toni yang kesal dengan ibunya.

"Kamu tidak perlu kesal dengan Bu Laras Toni,"ucap Juli lalu Toni dan Ayah berbalik,Juli kemudian menghampiri Toni.Toni sangat heran dengan ucapan Juli

"Kenapa aku tidak boleh kesal dengan Ibu,Kakak tau kan Ibu merahasiakan tentang barang bukti itu,"jawab Toni

"Iya aku tau,tapi kamu kali ini harus bahagia terlebih dahulu," jawab Juli dengan memberi senyuman kecil kepada Toni.Toni sangat heran karena Juli terlihat bahagia setelah kepulangannya dari rumah Kania.

"Apa yang terjadi? Kenapa Kakak terlihat berbeda setelah pulang dari rumah Kania?,"tanya Toni dengan raut muka heran.

"Kita semua harus bahagia, karena pelaku dari pembunuh Shela sudah di tangkap,"jawab Juli dan langsung membuat raut muka Bu Laras terkejut.

"Apa?!!,"ucap Bu Laras dengan mulut tenganga dan ia menghampiri Juli lalu melanjut kan berkata"Apa maksud kamu pemilik semua bukti itu?"

"Iya, Kania sudah di tangkap polisi karena semua bukti sudah mengarah kepada dia,"jawab Juli mendengar ucapan Juli Toni langsung berubah ekspresi dari kesal menjadi bahagia.

"Kakak mengatakan yang sebenarnya,"ucap Toni dengan sangat bahagia dan bersemangat namun Juli tidak fokus ke Toni ia lebih fokus kepada Bu Laras karena Bu Laras terlihat tidak bahagis dengan berita itu. Melihat Bu Laras tak bahagia dengan berita itu Juli kemudian menghampiri Bu Laras dan bertanya.

"Bu Laras,kenapa Ibu terlihat tidak bahagia mendengar pelaku pembunuhan Shela sudah di tangkap oleh polisi?,"tanya Juli dengan baik

"Tidak kok,aku bahagia"jawab Bu Laras dengan tersenyum secara terpaksa.

"Oke,"lalu Juli memeluk Ayah Toni dan berkata secara perlahan di saat ia memeluk Ayah Toni" Sekarang kita akan menuju ke hari keadilan Ayah!"

Ayah Toni pun mengelus elus kepala Juli dan mata berkaca kaca.

"Iya kamu benar kita akan menuju ke hari keadilan,"jawab Ayah Toni lalu tersenyum merasa terbawa suasana akhirnya Toni ikut memeluk Ayahnya.Namun tidak dengan Bu Laras ia terlihat sangat khawatir dan panik, namun saat itu Juli,Toni dan Ayah Toni tak menyadari ke panikan yang di perlihat oleh Bu Laras.Beberapa saat kemudian Bu Laras pergi meninggalkan mereka bertiga yang tengah ber pelukan.Juli kemudian melepas pelukannya,ia kemudian melihat kearah Bu Laras berdiri namun ia tak melihat Bu Laras lagi.

"Oh ya,dimana Bu Laras tadi dia disini?,"ucap Juli dengan kebingungan dan melihat kesana kesini.

"Mungkin Mama kalian sedang ke toilet,"jawab Ayah Toni lalu di sahut Toni"Iya Kak mungkin memang Mama lagi ke toilet."

Juli kemudian menjawab anggukan dan senyuman  walaupun masih ada pertanyaan yang tidak bisa di jawab Juli sendiri.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!