3. Setelah Kematian

    Setelah polisi memberi garis polisi ditempat mayat Shela,tak berselang lama ambulance pun datang lalu mereka membawa mayat Shela kedalam mobil dan kemudian pergi ke rumah sakit. Bu Laras hanya menangis sesegukan di tempat kejadian,ia kemudin menelepone Juli untuk memberi kabar buruk itu.

Saat itu Juli masih terlihat tertidur pulas di kamarnya,tak berselang lama ia mendengar bunyi ponsel berbunyi,setelah mendengar ponsel berbunyi ia meraba ponsel yang berada di atas meja.Ia kemudian mengangkat ponsel itu.

"Hallo,siapa ini?,"tanya Juli dengan malas lalu di dalam ponsel terdengar suara Bu Laras ia menjawab Juli"Juli ini Ibu Laras?."

Mendengar suara Bu Laras yang sedih dan menangis hingga sesegukan Juli langsung bangun dan terkejut.

"Ada apa Bu? Kenapa Bu Laras menangis?.Apa terjadi sesuatu?,"

tanya Juli dengan heran karena Bu Laras menangis

"Iya terjadi sesuatu,Shela...."jawab Bu Laras

"Shela kenapa Bu?,tolong kasih tau aku apa yang terjadi kepada Shela? ,"ucap Juli dengan khawatir

"Shela meninggal!!,"jawab Bu Laras dan langsung menangis hingga sesegukan.Mendengar ucapan Bu Laras Juli langsung terkejut dan ia menangis,air matanya mengalir sontak ia lsngsung pergi ke kamar Toni lalu membangunkan Toni.Setelah

Toni terbangun Juli memberi tau tentang meninggalnya Shela,wajah Toni pun langsung berubah ia sedih dan terdiam tanpa berkata kata.Namun tanpa

Toni sadari air matanya menetes Juli kemudian keluar kamar Toni dan masuk ke kamar Ayah Toni, ia kemudian membangunkan Ayah Toni bahwa Shela meninggal.Semua orang pun tetkejut kecuali Kania,Kania terlihat duduk di kursi rumahnya sambil melihat berita kematian Shela.Ia kemudian tersenyum jahat setelah melihat berita itu.Tak berselang lama Kania memakan buah buahan di atas meja namun ia merasa aneh karena biasanya ada pisau yang digunakan untuk mengupas buah tetapi saat itu tidak ada. Merasa ada yang kurang Kania kemudian memanggil pembantu nya,beberapa saat kemudian pembantunya pun datang dengan membawa sebuah pisau dan tanpa Kania sadari pisau yang digunakan Kania sama seperti barang bukti.Kania kemudian menggunakan pisau itu untuk mengupas buah.

      Di rumah Shela suasana duka sangat terasa,Bu Laras menangis di samping mayat Shela yang sudah tertutup kain putih.Di rumah terlihat banyak wartawan yang menayangkan berita ke matian Shela,terlihat beberapa polisi hadir di rumah Shela tak terkecuali Inspektur Adi. Inspektur Adi adalah polisi yang menyelidiki kasus ini,ia saat itu tengah membawa sebuah pistol dan borgol di tangannya.Saat itu Juli,Toni dan Ayah Toni baru sampai,setelah mereka turun dari mobil Juli dan yang lainnya langsung disambut para wartawan dengan beberapa pertanyaan.Namun Juli menghindar dari para wartawan tanpa mengatakan sepatah katapun begitu pula Toni dan Ayahnya.Wajah Juli sangat sedih karena ia kehilangan Shela,ia kemudian menghampiri Inspektur Adi dengan sedih.Sedangkan Ayah dan Toni masuk kedalam rumah.

"Inspektur apa penyebab kematian Shela?,"tanya Juli setelah berada di depan Inspektur Adi

"Sebelum saya menjawab saya ingin mengatakan saya ikut berduka atas kepergian Shela,"ucap Inspektur Adi dengan sedih.Juli kemudian menjawab anggukan lalu Inspektur Adi menjawab"Semua ini terjadi karena pembunuhan,Shela meninggal bukan karena ia bunuh diri atau pun di tabrak orang tetapi ini adalah Pembunuhan."

"Pembunuhan? Kenapa Pak Inspektur bisa mengatakan itu?,"jawab Juli dengan heran

"Karena kami memiliki bukti kalau Non Shela dibunuh,mari saya tunjukkan buktinya!,"ucap Inspektur untuk menegaskan ucapannya yang sebelumnya.

"Nanti ya Pak saya ingin bertemu Shela terlebih dahulu,"ucap Juli lalu Inspektur itu menjawab anggukan.Beberapa saat kemudian ia pergi meninggalkan Inspektur itu.

Sesampainya didalam rumah Juli tak bisa berkata kata karena orang yang ia sayang ternyata sudah terbaring lemas tak bernafas.Air matanya bercucuran,ia menangis hingga sesegukan.Beberapa menit kemudian pemakaman Shela pun dilakukan dengan penayangan langsung di televisi,Kania yang menyaksikan itu hanya duduk manis dan tertawa dengan bahagia.

    Beberapa saat kemudian Juli diajak oleh Inspektur Adi ke sebuah ruangan.Ruangan itu sama sekali tidak celah untuk cahaya matahari masuk,semua sisi berdinding dan tak terlihat keadaan di luar begitu pun di dalam.Disisi kanan terdapat satu pintu untuk keluar atau masuk.

Merasa ada yang aneh,Juli pun langsung menanyakan kepada Inspektur Adi.

"Pak kenapa kita kemari? Bukankah ini ruang introgasi?," ucap Juli dengan heran

"Aku mengajak kalian kemari bukan untuk mengintrogasi tapi saya ingin memberi tau Anda tentang barang buktinya,"jawab Inspektur Adi

"Saya? Hanya saya?,"jawab Juli dengan salah satu tangannya menunjuk dirinya sendiri.

"Iya hanya Anda,"ucap Inspektur Polisi dengan serius

"Tapi mereka?,"jawab Juli dengan tangan menunjuk Toni dan Ayahnya.

"Kami tidak bisa menunjukkan bukti bukti penting ini ke banyak orang,"jawab Inspektur polisi

"Tapi mereka keluarga Shela," ucap Juli untuk menekan Inspektur polisi.

"Maaf kami tidak bisa mengizin kan,saya hanya memberi Anda dua pilihan mereka pergi dan melihat bukti atau tidak melihat apapun,"ucap Inspektur dengan menggretak Juli.Mendengar ucapan Inspektur Juli langsung menoleh ke arah Toni dan Ayahnya.

"Toni!,Om!.Aku minta maaf aku gak bisa aja kalian,"ucap Juli dengan menyesal lalu Toni dan Ayahnya menjawab anggukan. Juli dan Inspektur itu kemudian masuk kedalam ruangan itu. Setelah ia masuk kedalam ruangan itu,Juli langsung di hadapi sebuah meja dengan kursi yang terbuat dari kayu.Inspektur itu kemudian menyuruh Juli duduk di kursi itu.Beberapa saat kemudian Juli pun duduk dikursi itu lalu Inspektur itu memberikan sebuah dokumen yang berisi foto foto badang bukti,juga sebuah DVD yang menunjukkan kejadian saat Shela dibunuh.Inspektur itu kemudian menaruh tiga peluru,dua pisau,sebuah cincin dan sapu tangan yang terdapat gambar lingkaran di tengah tengah.Benda benda itu di letak kan di dalam sebuah kantung plastik,Juli pun langsung heran dengan yang dilakukan inspektur itu.

"Apa ini Pak?,"tanya Juli setelah melihat peluru dan benda benda yang lain

"Ini lah bukti yang saya maksud, saya mengatakan ini adalah kasus pembunuhan dan itu benar Shela meninggal karena dia dibunuh oleh seseorang,"jawab Inspektur Adi

"Lalu apa maksud dari dua pisau ini?,"tanya Juli dengan menunjuk kedua pisau itu.Inspektur itu hanya tersenyum lalu duduk di kursi yang berada di depan Juli.

"Apakah Nyonya Laras tidak memberi tahu sama sekali,"jawab Inspektur Adi setelah duduk dikursi.

"Tidak!,kami yang tinggal di rumah Ayah tidak tau apa pun tentang semua ini!."Jawab Juli dengan heran lalu melanjutkan berkata"Yang kami tau,kami mendapatkan kabar kalau Shela meninggal dari Bu Laras setelah mendengar kabar itu kami langsung siap siap dan pergi kembali kerumah Shela itu saja."

"Baiklah,ini adalah pisau yang di gunakan untuk melukai Shela!.Kamu bisa melihat foto selanjutnya,"ucap Inspektur Adi.

Juli kemudian membuka halaman selanjutnya dan betapa terkejutnya dia saat ia melihat foto kedua karena ia melihat kaki Shela dan tangannya terluka.Ia pun kembali menangis

hingga sesegukan.

"Kami juga menemukan sidik jari seseorang di kedua pisau ini,"ucap Inspektur dan langsung membuat Juli terkejut dan berhenti menangis.

"Apa?! Kalau begitu siapa pemilik pisau ini?,"jawab Juli dengan sedikit menangis

"Kami masih mencari sidik jari siapa yang ada di pisau ini,"jawab Inspektur Adi.

Juli kemudian membuka halaman selanjutnya dan ia melihat foto sebuah mobil yang menabrak Shela.

"Lalu ini siapa?,"ucap Juli sambil menunjuk foto yang memperlihatkan sebuah mobil.

"Saya pikir itu adalah mobil dari bos mereka!."

"Apa Pak Inspektur tidak berusaha mencari?,"tanya Juli dengan sedih

"Kami masih sedang berusaha mencari,"jawab Inspektur Adi

"Inspektur apakah mungkin pelaku dari semua ini adalah orang yang sama?,"

"Itu mungkin saja,karena aku merasa dari semua ini masih ada kelanjutannya,"jawab Inspektur Adi dengan khawatir

"Apa maksud dari ucapan Bapak? Apa maksud Bapak akan ada korban lagi?,"jawab Juli dengan mendekatkan wajah ke arah Inspektur itu.

"Aku merasa seperti itu,"jawab Inspektur itu.Mendengar ucapan Inspektur Adi wajah Juli pun berubah sedih ia menangis ketakutan bahkan ia melipat tangannya dan memohon kepada

Inspektur Adi.

"Saya mohon Pak,tolong segera cari pelaku pembunuh Shela. Saya tidak ingin orang orang yang saga sayangi menjadi korban lagi!,"ucap Juli dengan berlinang air mata,ia kemudian menundukkan wajahnya dan ia menagis dengan melihat ke arah tanah.Beberapa saat kemudian datanglah seseorang informen polisi yang berlari dengan terburu buru dan tergesa gesa. Polisi itu kemudian langsung masuk kedalam ruangan itu tanpa mengetuk pintu,hal itu langsung membuat Inspektur Adi terkejut dan langsung bangun dari kursi dan menghampiri polisi itu.

"Ada apa? Kenapa kamu tergesa gesa hingga tak mengetuk pintu?.Apa kamu tidak melihat ada orang sedih?,"ucap Inspektur Adi dengan kesal

"Maaf Pak,ini sangat penting," jawab polisi itu dengan gugup

"Apa yang ingin kamu katakan?,"

tanya Inspektur Adi

"Saya sudah menemukan siapa pemilik mobil itu,"jawab polisi itu.

Juli pun langsung berhenti  menangis dan langsung berdiri dengan terkejut.

"Apakah benar kamu mengetahui siapa pemilik mobil itu?,"ucap Juli dengan nada terkejut

"Iya saya tau,"jawab polisi

"Siapa?,"tanya Juli dengan penuh pertanyaan dipikirannya

"Mari ikut saya."

Juli pun langsung menghapus air matanya dan mengikuti polisi itu.Setelah ia keluar dari ruangan itu ia melewati Toni dan Ayahnya tanpa mempedulikan mereka.Tak berselang lama mereka samapi di ruang informasi,ruangan itu berisi puluhan komputer dan pekerja yang mencari informasi.Polisi itu kemudian memperlihatkan komputernya dan saat Juli melihat ke komputer itu,ia sangat terkejut karena ia melihat bahwa mobil itu milik Kania. Langkah Juli pun langsung sempoyongan,ia kemudian melangkah mundur dengan menangis dan sempoyongan.Ia kemudian menabrak Inspektur Adi dan ia langsung jatuh lemas tak berdaya,namun Inspektur Adi memegangi Juli.

"Ada apa?,"ucap inspektur itu

Juli kemudian menunjuk komputer itu dan Inspektur Adi pun langsung melihat ke arah komputer itu.

"Kenapa dengan kemputer itu?," tanya Inspektur Adi dengan heran

"Pe... Pelakunya!.Pelakunya Kania,"ucap Juli dengan sulit mengatakannya dan tersendat sendat.Inspektur Adi kemudian mengambilkan kursi untuk Juli, ia kemudian mendudukan Juli di kursi itu dan ia melanjutkan pergi ke arah komputer itu ia kemudian melihat yang di lihat Juli.

"Apakah benar kalau Kania aktris itu yang memiliki mobil itu?,"ucap Inspektur Adi

"Iya Pak benar."

"Cari informasi lebih lanjut tentang dia,"jawab Inspektur Adi.Ia kemudian melihat Juli yang sedang sedih,ia kemudian duduk di depan Juli layak nya kakak yang menyemangati adiknya.

"Kamu yang tabah ya!,"ucap inspektur itu,beberapa saat kemudian ia teringat sesuatu.Ia langsung menghentikan tangisan nya dan langsung berdiri.

"Aku ingat sesuatu!,"ucap Juli

"Apa itu?,"jawab Inspektur Adi

"Jadi,malam setelah acara awards itu,kami melihat Kania dia sedang marah marah di tengah jalan dia marah ke temannya yang bernama Zandra.

Dia marah karena Shela meraih dua penghargaan yang selama bertahun tahun dapatkan," terang Juli lalu dipotong oleh Inspektur Adi"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?."

"Lalu kami menghampiri Kania dan Zandra,aku berusaha membuat Kania sadar kalau dia bukan lagi pemilik gelar aktris terbaik ataupun sinetron terbaik.

Aku memanas manasi dia agar dia mau mengucapkan selamat untuk Shela.Tapi,tiba tiba....,"jawab Juli lalu kembali ke waktu saat setelah acara awards selesai sebelum Shela menmeningg

"Sudahlah jul jangan seperti ini, jangan menjelekkan Kania lagi.

Kania itu aktingnya bagus."

"Kamu gak usah sok baik dihadapanku Shela,dan lo jaga mulut lo jangan asal ngehina,"jawab Kania lalu pergi namun saat baru melangkah satu langkah Kania berbalik lagi dan berdiri dihadapan Shela dengan berkata"Kamu memang sudah memenangkan penghargaan itu Shela tapi kamu harus ingat kamu harus membayar mahal atas semua ini,ingat itu"ancaman untuk Shela lalu Kania pergi.

Beberapa detik kemudian Kania pergi dan disusul Zandra.Lalu suasana kembali disaat Juli berada di ruang informasi

"Itulah yang dikatakan Shela,dan aku yakin dia memang pembunuhnya.Aku mohon sama Pak Inspektur tolong tangkap Kania karena aku percaya kalau pelakunya memang Kania,bukan orang lain"ucap Juli dengan menangis

"Baik,tolong buat laporan tentang Kania,"jawab Inspektur Adi.

Juli dan Inspektur Adi pun keluar dari ruang informasi.Setelah ia berada di luar ruang informasi Juli langsung di sambut oleh Toni dan Ayahnya.Juli keluar dari rumah dengan menangis dan langsung memeluk Ayah Toni.

"Kenapa dengan anak saya? Apa yang kamu lakukan dengan anak saya?.Kenapa dia menangis?," ucap Ayah Toni dengan kesal dan marah.Ia kemudian melepaskan pelukan Juli dan mulai menghampiri Insprktur polisi itu lalu menarik kerah inspektur itu.

"Saya tidak melakukan apa pun kepada Juli,"jawab Inspektur itu dengan santai tanpa ada perasaan takut.

"Iya Pah Inspektur mengatakan yang sebenarnya ia memanh tidak melakukan apapun ke aku,"jawab Juli dengan menangis.Mendengar ucapan Juli ia langsung melepas kerah polisi itu dan mendekat ke Juli.

"Lalu kenapa kamu menagis?," tanya Ayah Toni dengan heran namun saat ia Juli akan menjawab tiba tiba datang polisi yang membawa surat perintah penangkapan Kania.

"Ini Pak surat penangkap untuk Non Kania,"ucap polisi itu dengan memberi sebuah surat.

"Kenapa kalian menangkap Kania?,"tanya Ayah dengan heran lalu di sahut oleh Toni"Iya kenapa?"

"Karena Kania adalah pelaku dari pembunuhan Shela,semua bukti sudah mengarah ke dia!,"jawab Juli dengan berlinang air mata

"Iya itu betul,"jawab Inspektur itu.

Wajah Ayah Toni pun langsung berubah ia sangat terkejut dengan apa yang di ucapkan Juli dan Inspektur Adi.

"Selain itu,ternyata Bu Laras sudah tau tentang semua bukti tapi dia tidak memberi tau kita,"ucap Juli

"Apa?!! Ibu tau itu gak mungkin,"

jawab Toni dengan tidak percaya

lalu Inspektur Adi menyahut ucapan Toni"Apa yang dikatakan Juli itu benar sebelum memberi tau Juli kami memberi tau Bu Laras!."

Wajah Toni pun berubah kesal

"Kenapa Ibu menutupi semua ini dari kita?,"ucap Toni dengan kesal lalu mereka berangkat pergi ke kediaman Kania dengan membawa rombongan polisi dan Juli dengan yang lain lainnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!