Satu bulan kemudian.
Sang nenek tak mau lagi membahas keinginan nya, untuk menikahkan Nisya dan Samuel. Karena Nisya keberatan sekali akan permintaan wanita tua itu. Sejak membahas pernikahan itu, sikap Nisya juha banyak berubah. Ia jadi sering murung dan melamun. Ia juga tak mau lagi jadi guru ngajinya Samuel. Bahkan, ia selalu menghindar dari Samuel.
Hari ini mereka panen jahe merah. Dan rencananya jahe itu, akan dijual ke pasar. Jarak Tempat mereka tinggal ke pusat, sejauh 15 km. Dan untuk kesana, mereka harus jalan kaki sejauh 10 km. Dan setelah Itu, bisa menumpang di kenderaan truk barang.
Kaki Samuel sudah sembuh. Ia sudah bisa berlari dan bekerja keras membantu Nisya berkebun. Tapi, tak ada percakapan di antara mereka, saat.memanen hari ini
Selama beberapa hari ini, Samuel yang sudah pulih total, mengumpulkan batang bambu. Ia akan menyekat gubuk mereka. Agar Nisya, nenek dan Ismail. Ada tempat privasi. Nenek senang akan ide Samuel. Jadi, hari ini mereka fokus menyekat gubuk itu, sebagai kamar untuk Nisya, nenek dan Ismail. Dan juga setelah selesai menyekat gubuk itu, Samuel akan membenarkan atap gubuk mereka yang bocor.
Nisya yang rajin, tentu ikut bertukang membenarin atap gubuk mereka. Ia dengan semangat menaiki tangga memeriksa keadaan atap gubuk yang bocor. Setelah ia periksa, ia akan menjelaskan pada Samuel, gimana cara menempelkan atap rumbia itu, tanpa bantuan paku untuk melekatkannya.
"Mama....!" Ismail sangat senang melihat Sang ibu naik tangga. Ia beranggapan ibunya Itu sedang bermain tangga dengannya.
"Ya sayang..!" Nisya terlihat hendak turun. Tapi, entah bagaimana jadinya. Ia malah membelakangi tangga. Melambaikan tangan pada Ismail, yang terus saja mengoceh padanya.
"Mama....Naik... Itut..!" Ismail kini memegang tangga yang tebuat dari kayu itu.
"Jangan sayang..!" Ujar Nisya, ia turunkan kakinya, sambil menatap Ismail. "Aauuww...!" Nisya terpleset, posisi tubuhnya menghadap tanah saat hendak terjatuh.
Melihat Itu, Samuel berlari. Siap siap menangkap Nisya. Nisya yang ogah untuk ditangkap Samuel. Terlihat menjauh dari Samuel. Tapi, Samuel tak nyerah, ia ikutin tubuhnya Njsya yang hampir menyentuh tanah.
Dan..
"Aauuww....! Sialann..!"
Plaakk..
Satu tamparan keras mendarat di pipinya Samuel. Yang kini meninggalkan jejak jemarinya Nisya berwarna merah di pipi pucatnya Samuel. Wanita Itu terkejut sekali, karena saat ia ditolong Samuel. Kedua tangannya Samuel malah mendarat di gunung kembarnya Nisya. Salah sasaran, padahal Samuel ingin meraih lengannya Nisya.
"Brengsek...!" Ketus Nisya, menatap kesal Samuel yang nampak terkaget kaget itu.
"Haaahh... Samuel tersadar
Ia tatap kedua tangannya dengan mengulum senyum. Mengingat kejadian itu membuat dadanya berdebar hebat. Padahal baru memegang gunung kembarnya Nisya masih dalam balutan pakaian. Kejadian kecil itu malah sangat berkesan buatnya.
Dengan mengulum senyum, Samuel menggerakkan kedua tangannya seperti sedang menari, membuka dan menutup jemarinya.
" Iiisshh...! Ciihh..!" Samuel tak sadar akan tingkah konyolnya yang sejak tadi diamati oleh Nisya dari kejauhan.
Nisya yang kesal karena merasa dilecehkan. Menyeret kakinya cepat, menghampiri Samuel dengan muka masamnya. Cara berjalannya sudah seperti sumo yang emosi. Yang menimbulkan getaran di sekitar.
"Mama...!" Ismail yang heran dengan tingkah sang mama, berlari mengejar mamanya itu. Hal itu tentu menarik perhatian Samuel. Pria itupun menoleh ke arah Nisya, yang melangkahkan kakinya bak sumo.
"Eeehh... Parah, parah ini..!" Ujar Samuel dengan paniknya. Ia pun melarikan diri. Ia tak mau kena amuk oleh Nisya. Tentu saja Nisya mengejarnya. Samuel berlari ke belakang rumah, dan Nisya terus mengejarnya. Hingga mereka mengitari gubuk itu. Dan sudah 3 kali putaran. Samuel merasa sudah lelah, apalagi kakinya yang sudah sembuh, masih terasa sakit jika dibawa berlari.
"Baahh...!" Samuel yang beristirahat sebentar, malah membuat Ia dan Nisya saling bertemu
"Iiihh.. Kesal...!"
Baabb..
Nisya menimpa tubuhnya Samuel. Nisya yang emosi menyandung kakinya sendiri. Samuel bergerak cepat menangkap wanita itu, dan sialnya. Samuel juga terpleset, karenanya. Jadilah mereka berdua terjatuh.
Hahhaha..
Ismail tertawa bahagia, melihat kedua orang tuanya terjatuh dalam keadaan yang romantis.
Keduanya bangkit, sambil menepiskan tanah yang menempel di baju mereka.
"Nisya...!" Langkahnya Nisya terhenti, disaat Samuel memanggil namanya. "Maafkan Aku..!"
Sreett..
Nisya memutar lehernya, melirik Samuel yang menampilkan ekspresi wajah sedih itu. Ia tak menjawab permintaan maaf dari Samuel. Ia tinggalkan Samuel di tempat itu, setelah meraih Ismail dalam pelukannya
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments