Atas kasus inilah, Samuel akan melarikan diri. Padahal, Samuel selalu menyetor uang pajak pada pemerintahan, bahkan uang sogok pada kepolisian, agar polisi tak mau mencampuri bisnis haramnya. Tapi, pengkhianatan anak buahnya telah menghancurkannya.
"Bos sudah saatnya kita pergi."Ujar Mark, sang asisten dengan ekspresi datarnya. Ia tak menyangka masa mereka telah habis. Kejayaan mereka telah runtuh, akibat pengkhianatan sang anak buah.
Samuel beranjak dari tempat duduknya. Ia sama sekali tak menjawab ucapan sang asisten. Karena Samuel adalah tipe pria yang pelit bicara. Ia lebih banyak bertindak dari pada ngoceh. Bahkan, ia tak pernah curhat kesiapapun. Padahal jujur, ia sangat ingin memiliki teman cerita. Semua kegundahan dalam hatinya ia pendam.
Samuel dan asisten Mark, kini telah menaiki jet pribadinya, yang juga bisa berfungsi sebagai pesawat tempur. Baru juga lepas landas di ketinggian 20 meter. Dari atas sudah terlihat iring iringan mobil Polisi memasuki mansionnya. Ini adalah hunian termegah dan terbesar miliknya Samuel. Walau sebenarnya di setiap kota besar, dia memiliki rumah. Luas bangunannya ini 2 ha, sedangkan luas areal itu adalah 10 hektar. Di pekarangan mansion itu juga terdapat kebun binatang. Landasan pacu udara, serta tempat penyimpanan barang selundupan, dan juga gudang penyimpanan minuman ber alkohol yang ia produksi secara Ilegal.
Samuel tak mau menatap berlama-lama ke rumah utamanya itu. Ia kini fokus sedang memikirkan rencananya di tempat hunian barunya. Di sebuah pulau terpencil dan tak terbaca oleh peta.
"Bos, astaga. Kita dikuntit!" Lapor sang pilot dengan paniknya.
Samuel tak gentar akan laporan pilot handle nya itu. Ia tak takut ditangkap atau mati. Ia hanya berusaha menyelamatkan diri. Karena ia masih ingin hidup dan berbuat baik pada sesama. Jika ia harus mati juga di pesawat ini, dia sudah siap.
Serangan tembakan dilancarkan oleh Pesawat kepolisian ke pesawat tempurnya Samuel. Pilot yang handle bisa mengelakkan serangan tembakan itu. Tapi, sang pilot tak jamin mereka akan aman jika terus dapat serangan.
Ciuuss...
Asap terlihat jelas di atmosfer, serangan pesawat militer tidak tepat sasaran. Aksi di udara terlihat sangat tegang. Apalagi, di saat pesawat tempurnya Samuel, membalas serangan pesawat militer. Lawan tak seimbang. Ada tiga pesawat tempur yang menyerang pesawat nya Samuel.
"Siapkan semuanya. Kita terjun dari pesawat ini. Sandy, Mark, Lisa, dan Robert. Pakai parasut!" titah Samuel tegas. Semua anak buahnya sudah disiapkan mental untuk tidak takut mati. Samuel bisa prediksi, jumlah pesawat tempur akan bertambah untuk menaklukkan mereka
Pilot Sandy mengambil jalur yang cocok untuk mereka mendarat dengan terjun payung. Karena merkea sudah pastikan, pesawat yang mereka tumpangi sekarang, akan dihancurkan polisi militer. Tapi, pilot Sandy tetap saja melancarkan serangannya.
Puawrr...
Puaarr...
Kembali mereka diserang dengan tembakan dari pesawat militer.
Ciuuss...
Kali ini pesawat nya Samuel yang menyerang. Dan tepat sasaran. Satu pesawat tempur angkatan udara meledak.
"Yes...!" teriak Pilot senang.
Beda dengan Samuel, yang tak bangga akan keberhasilan mereka menghancurkan satu pesawat polisi itu. Ia sudah yakin, Kalau mereka akan kalah.
"Kita harus terjun. Lawan kita banyak. Ini tak sebanding lagi. Kalau kita tetap di sini. Kita hanya tinggal abu."
"Iya bos. Kami siap terjun!" sahut Mark dengan semangat pantang menyerah. Tangannya ia kepal dan acungkan.
"Siap....!" Teriak Samuel, mempertegas intruksinya
"Siap bos..!"
Mereka pun terjun payung secara terpisah. Tentu saja Pilot dan Co pilot yang terakhir terjun. Dan sekarang pesawat tempur mereka tak ada yang kendalikan.
Dan
Duarr
Pesawat yang Di tumpangi Samuel, kena tembak. Dan hancur. Apalagi sudah tak ada yang jadi pilotnya. Suara ledakan terdengar keras. Tekanan udaranya bahkan terasa ke Samuel dan anak buahnya saat ini. Yang membuat mereka kena melayang dengan tak seimbang.
Ternyata mengambil keputusan untuk terjun payung bukan solusi yang tepat dan aman. Polisi Militer tetap saja menembakkan serangan ke arah mereka saat ini. Bahkan Samuel bisa melihat Co pilotnya, Robert. Parasutnya telah rusak akibat kena tembakan, dari serangan Polisi Militer. Robert tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya. Dia pun terjun bebas dan tidak tahu kemana mendaratnya. Yang Jelas, saat ini mereka telah berada di atas hutan yang lebat. Tujuan untuk lari ke pulau yang tak terbaca peta masih sangat jauh.
Samuel yang lihai olah raga terjun payung, bisa mengelak dari serangan pesawat tempur itu. Keadaan Di udara semakin tegang. Di mana, semua anak buahnya Samuel, sepertinya sudah kena bidik polisi. Dan jatuh ke hutan belantara.
Samuel berang, Samuel emosi. Tak terima anak buahnya tewas dalam pelarian mereka. Sungguh, kali ini. Dewa fortuna tak memihak Samuel. Ia apes, sangat apes. Hari ini sepertinya tamatlah riwayatnya. Dan hanya akan tinggal nama.
Dooor
"Aauuww... !" teriak Samuel, sepertinya salah satu organ tubuhnya telah kena sasaran tembak polisi.
"Hahhaha... Kita akan dapat penghargaan. Mafia Sampret, telah tewas.... Yes...!" teriak para polisi yang ada di dalam pesawat tempur.
Para polisi membuat gelar Samuel, sebagai Mafia Sampret.
Kalau Samuel masih hidup dan ditemukan di dalam hutan itu. Dia akan diadili, dan kemungkinan besar akan di hukum mati, atau penjara seumur hidup.
Sepertinya Samuel, akan bertaubat di dalam penjara.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
febriliani
walau sepi, tetap semangat
2023-02-17
1