Bab 5. Menatap Haru

Pagi harinya, Yuna bangun terlebih dahulu karena dia merasakan mual yang luar biasa. Dia langsung berlari ke arah wastafel dan mengeluarkan makanan yang sempat masuk ke dalam perutnya.

"Huwek, huwek!"

Yuna mulai merasakan gejala umum yang dirasakan ibu hamil, perutnya terus bergejolak, sementara kepalanya terasa cukup berat.

Sementara di atas ranjang, Fierce merasakan ruang di sampingnya telah kosong, hingga dia menyipitkan kedua mata, detik selanjutnya dia mendengar suara Yuna yang sedang muntah-muntah.

Tanpa banyak kata pemuda itu langsung terduduk dan suara itu semakin mendominasi indera pendengarannya.

"Kak Yuna," lirihnya dengan perasaan cemas, Fierce langsung berlari dan menghampiri Yuna yang masih berusaha mengeluarkan semua isi perutnya.

"Kak Yuna, bagaimana kalau kita pergi ke dokter?" tanya Fierce sambil mengelus tengkuk Yuna dengan lembut. Melihat sang istri yang tampak lemas, Fierce pun merasa tak tega.

Sementara Yuna tak membalas, karena dia sedang merasakan cairan pahit yang mulai keluar dari tenggorokannya. Wajah wanita itu tampak pucat pasi, karena sepagi ini dia sudah harus merasakan mual yang benar-benar menyiksa.

Yuna mencuci mulutnya dengan air mengalir, lalu setelah itu dia menatap Fierce yang sudah terlihat sangat gelisah.

Ibu hamil itu mencoba tersenyum, berusaha untuk nampak baik-baik saja.

"Apa yang terjadi padaku itu wajar, Fierce. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkanku," ucap Yuna, tetapi Fierce tetap tak mau mendengarkan ucapan wanita itu.

"Tidak, kalau Kak Yuna tidak mau ke dokter, aku akan turun ke bawah untuk meminta Mommy membuatkan sesuatu. Aku tidak mau Kak Yuna tersiksa," balas Fierce dengan wajahnya yang terlihat serius. Bahkan tanpa meminta persetujuan dia langsung mengangkat tubuh Yuna yang benar-benar terasa lunglai.

"Fierce!" Yuna yang nampak terkejut, langsung mengalungkan tangannya di sepanjang leher pemuda itu.

"Aku mohon, jangan melarangku ... selagi aku bisa aku pasti akan melakukannya. Aku ingin menjaga Kak Yuna dan anak kita," balas Fierce, sementara Yuna hanya bisa menatap haru, lalu tanpa menunggu jawaban istrinya, dia langsung melangkah menuju ranjang.

Fierce mendudukkan Yuna dengan sangat hati-hati. Lalu dia pamit untuk turun ke bawah, akan tetapi sebelum Fierce melangkah, Yuna langsung mencekal pergelangan suaminya.

"Tapi setelah ini kita pulang yah," ucap Yuna dengan suara memohon, karena dia merasa tak nyaman tinggal bersama keluarga Fierce. Dia tidak ingin merepotkan siapapun.

Fierce langsung membalik tubuhnya lalu menggenggam tangan Yuna.

"Kondisi Kak Yuna belum terlalu baik, lagi pula rumah ini juga rumah Kakak, semua yang ada di sini adalah keluarga Kakak juga," balas Fierce, agar wanita itu tak merasa sungkan dengan anggota keluarganya.

"Tapi aku tidak ingin merepotkan Ibumu, Fierce. Aku ingin pulang ke rumah kontrakanku," balas Yuna dengan wajah tertunduk.

Fierce terdiam sesaat, dia menghela nafas panjang karena pada akhirnya dia tidak bisa menolak keinginan Yuna.

"Baiklah, tapi ingat, aku tidak akan mengizinkan Kakak untuk langsung pergi mengajar. Hari ini aku akan mengurus masalah kuliahku dulu, supaya aku bisa bekerja dan mencari uang untuk kebutuhan kita," ujar Fierce dengan suara yang terdengar begitu lembut tetapi dipenuhi ketegasan. Dia sama sekali tak ingin membuat Yuna merasa terbebani.

Mendengar penjelasan Fierce, akhirnya Yuna menganggukkan kepala. Dia melepaskan pegangan tangannya, dan membiarkan sang suami keluar untuk membuatkan ramuan herbal pereda mual.

Sementara di sisi lain, tepatnya di rumah kedua orang tua Yuna. Sintia yang merupakan ibu tiri wanita itu tampak sedang membuat sarapan.

Ketika Bram — ayah Yuna masuk ke dapur, wanita paruh baya itu lantas berkata. "Aku masih tidak menyangka kalau Yuna akan hamil duluan. Bahkan pemuda itu adalah muridnya sendiri."

Mendengar istrinya yang menggerutu tentang putri semata wayangnya, Bram nampak sedikit tak terima. "Namanya juga kecelakaan."

"Hah, kecelakaan apanya? Mungkin ini alasan dia ingin mengontrak rumah, pasti karena pemuda itu sering menginap," gerutu Sintia, padahal jika Yuna tinggal dengan mereka, dia masih bisa meminta uang bulanan pada anak tirinya itu. Kalau sekarang kan beda cerita.

"Yuna bukan wanita yang seperti itu, Sintia, lagi pula apa yang kamu ributkan? Semuanya sudah terjadi!" cetus Bram dengan memutar bola matanya jengah.

Sintia meletakkan kopi yang dia buat di atas meja, tatapannya tiba-tiba berubah seketika. "Tapi dia pintar juga yah, keluarga suaminya terlihat sangat kaya raya. Pasti setelah ini Yuna akan hidup enak."

Mendengar itu, Bram semakin merasa muak. Paginya yang cerah, berubah gelap seketika karena mendengar ocehan istrinya. Karena tak ingin hatinya dipenuhi rasa kesal, akhirnya Bram memutuskan untuk langsung pergi bekerja.

"Lho kamu mau ke mana?" tanya Sintia ketika melihat Bram bangkit dari duduknya, padahal nasi goreng yang sedang dia masak belum matang.

"Aku berangkat," balas Bram dengan ketus, Sintia ingin menjawab tetapi pria itu sudah lebih dulu meninggalkan dapur, membuat Sintia mendengus kasar.

"Tidak anak tidak ayah, suka sekali marah-marah, padahal aku bicara apa adanya!" cerocos Sintia.

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

ibu tiri rupanya zuka uang dari yuna. gk teu malu

2024-05-25

0

fitriani

fitriani

hadeh.... sintia udh mulai ngadi2 dy😁😁😁

2023-04-02

1

🍾⃝ͩᴅᷞεͧsᷠsͣ​᭄𝐀⃝🥀

🍾⃝ͩᴅᷞεͧsᷠsͣ​᭄𝐀⃝🥀

kau hanya ingin supaya Bram jg mencemooh anaknya hadeh Mak Lampir

2023-03-29

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Aku Akan Bertanggung Jawab
2 Bab 2. Dinyatakan Hamil
3 Bab 3. Aku Mencintai Kalian
4 Bab 4. Hanya Ada Perasaan Bersalah
5 Bab 5. Menatap Haru
6 Bab 6. Harusnya Sedih
7 Bab 7. Menerima Pekerjaan
8 Bab 8. Canggung
9 Bab 9. Bahan Baku Energi
10 Bab 10. Sudah Dimaafkan
11 Bab 11. Kamu Itu Berharga
12 Bab 12. ATM
13 Bab 13. Berita Buruk
14 Bab 14. Kembali Hancur
15 Bab 15. Aib
16 Bab 16. Semua Orang Terperangah
17 Bab 17. Kelak Aku Akan Marah
18 Bab 18. Memupuk Kepercayaan Diri
19 Bab 19. Kalah Sebelum Berjuang
20 Bab 20. Usia Labil
21 Bab 21. Kamu Suka, Fierce?
22 Bab 22. Periksa Kandungan
23 Bab 23. Hak Yang Utuh
24 Bab 24. Kedatangan Sintia
25 Bab 25. Berbelanja
26 Rahasia Istri Culun by Itta Haruka07
27 Bab 26. Persalinan
28 Bab 27. Seperti Anakku Sendiri
29 Bab 28. Tidak Mirip
30 Bab 29. Baby Blues Syndrome
31 Bab 30. Sarapan Yang Lain
32 Bab 31. Persiapkan Dirimu
33 Bab 32. Mengingat Tentang Kita
34 Bab 33. Untung Sudah Selesai
35 Bab 34. Ungkapan
36 Bab 35. Terlambat Kerja
37 Bab 36. Menggoda Istri
38 Bab 37. Ke Suatu Tempat
39 Pawang Tuan Impoten by DHEVIS JUWITA
40 Bab 38. Aku Ingin Menyelidikinya
41 Bab 39. Hasil
42 Bab 40. Bicara
43 Bab 41. Garda Terdepan
44 Bab 42. Jatuh Sakit
45 Bab 43. Menyerah
46 Bab 44. Ke Mana Lagi
47 Bab 45. Aku Tidak Akan Diam
48 Bab 46. Ingin Menang Sendiri
49 Bab 47. Aku Sangat Mencintaimu
50 Bab 48. Meringkus Tikus
51 Bab 49. Aku Akan Membuatmu Menyesal
52 Bab 50. Kejutan
53 Bab 51. Makan Malam Keluarga
54 Bab 52. Cucuku Bertambah Lagi?
55 Bab 53. Pesulap Merah
56 Bab 54. Makan Siang
57 Bab 55. Membuat Seluruh Wanita Iri
58 New Novel
59 New Novel
60 New Novel
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Bab 1. Aku Akan Bertanggung Jawab
2
Bab 2. Dinyatakan Hamil
3
Bab 3. Aku Mencintai Kalian
4
Bab 4. Hanya Ada Perasaan Bersalah
5
Bab 5. Menatap Haru
6
Bab 6. Harusnya Sedih
7
Bab 7. Menerima Pekerjaan
8
Bab 8. Canggung
9
Bab 9. Bahan Baku Energi
10
Bab 10. Sudah Dimaafkan
11
Bab 11. Kamu Itu Berharga
12
Bab 12. ATM
13
Bab 13. Berita Buruk
14
Bab 14. Kembali Hancur
15
Bab 15. Aib
16
Bab 16. Semua Orang Terperangah
17
Bab 17. Kelak Aku Akan Marah
18
Bab 18. Memupuk Kepercayaan Diri
19
Bab 19. Kalah Sebelum Berjuang
20
Bab 20. Usia Labil
21
Bab 21. Kamu Suka, Fierce?
22
Bab 22. Periksa Kandungan
23
Bab 23. Hak Yang Utuh
24
Bab 24. Kedatangan Sintia
25
Bab 25. Berbelanja
26
Rahasia Istri Culun by Itta Haruka07
27
Bab 26. Persalinan
28
Bab 27. Seperti Anakku Sendiri
29
Bab 28. Tidak Mirip
30
Bab 29. Baby Blues Syndrome
31
Bab 30. Sarapan Yang Lain
32
Bab 31. Persiapkan Dirimu
33
Bab 32. Mengingat Tentang Kita
34
Bab 33. Untung Sudah Selesai
35
Bab 34. Ungkapan
36
Bab 35. Terlambat Kerja
37
Bab 36. Menggoda Istri
38
Bab 37. Ke Suatu Tempat
39
Pawang Tuan Impoten by DHEVIS JUWITA
40
Bab 38. Aku Ingin Menyelidikinya
41
Bab 39. Hasil
42
Bab 40. Bicara
43
Bab 41. Garda Terdepan
44
Bab 42. Jatuh Sakit
45
Bab 43. Menyerah
46
Bab 44. Ke Mana Lagi
47
Bab 45. Aku Tidak Akan Diam
48
Bab 46. Ingin Menang Sendiri
49
Bab 47. Aku Sangat Mencintaimu
50
Bab 48. Meringkus Tikus
51
Bab 49. Aku Akan Membuatmu Menyesal
52
Bab 50. Kejutan
53
Bab 51. Makan Malam Keluarga
54
Bab 52. Cucuku Bertambah Lagi?
55
Bab 53. Pesulap Merah
56
Bab 54. Makan Siang
57
Bab 55. Membuat Seluruh Wanita Iri
58
New Novel
59
New Novel
60
New Novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!