💝💝💝💝💝💝
...HAPPY READING......
.
.
"Apa kamu yakin ingin makan di sini?" tanya El untuk kesekian kalinya. Saat ini mobil mereka berhenti didepan pedagang kaki lima yang berjualan berbagai macam makanan. Dari yang pedas dan juga manis.
"Iya, aku mau makan di sini, sepertinya makanannya enak sekali. Saat kita lewat tadi sore aku sudah ingin membelinya," jawab Adel jujur. Dapat El lihat mata istrinya berbinar-binar seakan baru menemukan tumpukan uang saking senangnya.
"Lalu kenapa tidak minta berhenti dan malah diam saja," kata El yang akhirnya mau tidak mau mengikuti Adelia turun dari mobil. Seumur-umur baru kali ini El mampir di warung pinggir jalan seperti saat sekarang ini.
"Aku tidak ingin merepotkan mu," jawab Adel apa adanya. Namun, baru saja El akan berkata, si pemilik warung sudah menyapa mereka.
"Selamat datang, Tuan, Nona. Kalian mau makan apa?" sambut penjual yang merupakan laki-laki berumur empat puluh tahunan. Warung tersebut sudah mulai sepi karena bapak penjual sudah mangkal dari sore tadi.
"Saya tidak pesan apa-apa, tapi ini istri Saya yang ingin makan di sini," jawab El tanpa ia sadari menyebut Adel istrinya.
Deg!
"El bilang aku istrinya? Apa dia lagi mabuk?"
Gumam Adelia menoleh kearah suaminya. Sebelum suara bapak penjual bertanya padanya.
"Nona, Anda ingin memesan apa?" tanya bapak itu lagi.
"Eum... Saya ingin nasi uduk sama sambel dan lalapannya. Tapi Saya mintanya ayam kampung sama bakar ikan gurame," tunjuk Adel pada menu makanan yang terpampang pada dinding warung.
Adelia hanyalah gadis kampung yang sudah biasa hidup susah. Jadi makanan seperti itu tidak jadi masalah..Berbeda dengan suaminya yang tahunya Restoran mewah dan cafe saja.
"Maaf, mau makan di sini apa dibungkus dibawa pulang, nona?" tanya bapak itu lagi.
"Makan di sini saja, Pak. Sama tambah satu lagi minumannya teh hangat saja,"
"Baiklah, kalau begitu Anda silahkan cari tempat duduk. Saya akan menggorengnya terlebih dahulu," Adelia hanya mengangguk lalu memutar tubuhnya untuk mencari tempat yang masih kosong.
"El, itu ko---"
"Ayo ikut aku, jangan duduk di dekat orang yang merokok. Asapnya tidak baik untuk kesehatan ibu hamil dan calon anaknya," entah sengaja atau tidak, El kembali berkata yang membuat Adel menatap padanya, dan juga pemuda itu menarik tangan istrinya kearah meja kosong yang tidak ada pengunjung lain di sekitarnya.
"Ayo duduk! Kenapa malah menatap padaku?" titahnya sudah duduk duluan.
"I--iya, terima kasih," Adel sedikit tersenyum kecil.
"Kamu memesan makanan seperti itu apakah tidak akan muntah?" pertanyaan El tentu membuat wajah Adelia yang lapar langsung berubah sendu. Dia sangat kecewa bila tidak bisa menikmati makanan tersebut. Apalagi perut Adel sudah bertabuh minta di isi.
"Entahlah!" jawabnya singkat dengan mata berkaca-kaca seakan siap menjadi anak sungai.
"Aku hanya bertanya, bukan melarang mu untuk makan, jadi jangan menagis. Coba saja dulu, mudah-mudahan kamu bisa memakannya," ucap El merasa kasihan juga melihat betapa menderitanya gadis itu gara-gara ulah dia dan ke-dua sahabatnya.
"Baiklah, aku akan mencobanya sedikit. Semoga saja tidak muntah, soalnya aku sangat lapar," Adel menyentuh perutnya sendiri. Sehingga Elvino juga ikut menoleh kearah perut istrinya yang masih datar.
"Bayi... eum, entahlah! Aku bingung harus memanggilmu siapa. Tapi aku hanya ingin mengatakan. Jika kau memang anakku, maka izinkanlah ibumu makan. Aku hanya takut dia mati di Apartemen ku, gara-gara dia kelaparan,"
Gumam Elvino di dalam hatinya. Apa yang ia lakukan tentu bukan karena menganggap bayi tersebut anaknya. Namun, sebagai rasa pedulinya saja pada Adel yang kelaparan tidak bisa makan.
"Ini silahkan dinikmati,. Nona. Maaf tempat kami membuat kalian merasa tidak nyaman," bapak si pemilik warung sudah menyajikan semua pesanan Adelia dibantu oleh satu anak laki-laki yang masih remaja.
"Agh, tidak apa-apa, Pak. Terima kasih atas hidangannya," jawab Adel tersenyum. Setelah penjual itu pergi, Adel pun langsung mencuci tangannya dan mulai menikmati makanan yang ia pesan.
Satu suap belum terjadi apa-apa. Lalu Gadis itu kembali menyuap untuk yang kedua. Adelia sengaja hanya menyuapi sedikit-sedikit, agar bila dia ingin muntah tidak banyak yang keluar.
"Bagaimana? Apakah tidak ingin muntah?" tanya El khawatir. Adelia yang makan dia yang merasa was-was takutnya Adel kembali muntah-muntah.
"Tidak, aku tidak Ingin muntah, sepertinya anakku menerima makanan ini," jawab Adelia mulai makan dengan benar. Berbeda dengan El yang mendengar jika Adelia mengakui itu anaknya sendiri. Dia justru bergelut dengan pikirannya.
"Sepertinya dia juga anakku, kita lihat saja setelah dia lahir, Adel. Bayi mu akan mirip siapa? Mirip aku, Hendra atau Aiden. Jika benar dia anakku maka aku akan memberikan sebagian hartaku untuknya,"
Ucap Elvino bermonolog didalam hatinya. Selama Adel makan El hanya memperhatikan saja. Istrinya itu nampak sangat menikmati makanan yang ala kadarnya. Namun, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam. El merasa senang karena akhirnya Adelia bisa makan dan tidak kelaparan seperti tadi.
"Minum dulu, jangan terburu-buru seperti itu. Aku tidak akan meminta makanan milikmu," El menyodorkan air teh hangat yang dipesan oleh Adelia tadi, karena melihat istrinya makan dengan lahap tanpa minum.
"Iya, terima kasih," jawab Adel menerima gelas tersebut dan langsung meminumnya sampai hampir setengah.
"Kamu sangat lapar ya?" Elvino menelan salitanya sendiri karena melihat istrinya sangat menikmati ikan bakar dan juga ayam goreng yang ada di hadapan mereka berdua.
"Iya, aku sangat lapar," menjawab tanpa rasa malu, karena apa yang dialami oleh Adel karena ulah suaminya itu. "Jujur saja mungkin semenjak aku hamil, ini adalah kali pertamanya aku makan sampai sebanyak ini, karena biasanya baru mencium bau makanan saja aku sudah muntah-muntah," tutur Adel sambil melanjutkan makannya.
"Maaf," imbuh El yang terdengar seperti gumaman. Akan tetapi Adelia masih bisa mendengarnya.
"Maaf buat apa? Aku justru ingin mengucapkan terima kasih karena kamu sudah mau mengantarku membeli makanan di sini," Adelia yang tidak paham akan perkataan El malah paling bertanya meminta maaf untuk apa.
"Ya minta maaf saja, karena, karena... aku tidak bisa membuat makanan seperti ini," jawab Elvino asal. Tidak mungkin dia mengatakan ingin minta maaf, karena sudah memperkosa Adelia. Sehingga membuat gadis itu hamil. Bisa-bisa sambal terasi yang ada di piring kecil berpindah tempat ke mukanya.
"Ha... ha... meskipun kamu bisa membuatnya aku juga tidak ingin memakan masakan buatanmu, karena aku takut nanti malahan akan menjadi sakit perut," tawa Adel mengira bahwa apa yang dikatakan oleh suaminya itu benar. Padahal semua itu hanya alasan Elvino agar tidak terjebak pada ucapannya sendiri.
"Sudah jangan tertawa lagi, habiskan makanannya. Setelah ini kita pulang," ucap Elvino sempat terpesona melihat Adelia yang tertawa lepas. Sehingga kecantikan alaminya semakin terlihat dengan jelas.
"Apa kamu mau dipesankan untuk dibawa pulang?" tanya Elvino setelah Adelia berhenti tertawa.
"Tidak, ini sudah cukup," jawab gadis itu sudah merasa kekenyangan padahal makanannya masih ada sedikit lagi.
"Iya, jika kamu ingin sesuatu bilang saja, jangan ditahan sendiri seperti tadi,"
"Oke, nanti aku akan bilang," Adelia yang semulanya ada rasa takut pada Elvino. Malam ini melihat kebaikan pemuda itu rasa takutnya sedikit mengurang.
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Fatima Azzahra
awas...makin hari kamu yg awalnya terpesona akhirnya jatuh cinta betulan.
2023-04-07
0
Sakura
senangnya melihat perkembangan dari hubungan mereka. El mulai memberikan perhatian dengan tulus. Namun aku ikut sedih, sepertinya niat Adel itu bulat ingin hidup berdua dengan anaknya saja
2023-04-07
1
Kar Genjreng
El El..apa apa di ukur dengan kekayaan Mu..Adel itu tidak menginkan kekayaan yang Kamu miliki hanya ingin Kamu bisa mengakui atas perbuatannya..dan bila waktunya tiba anak itu lahir dan.perbolahkan Adel pergi akan membawa buah hatinya ♥️♥️ tidak perduli kehidupannya kelak..toh yang nya seorang Ibu akan rela melakukan apa saja demi sang buah hati ❤️🌹..bukan berarti Adel tidak butuh uang..butuh cuma ingin hidup mandiri..itu yang di inginkan jangan paham salah'ya..👍👍💪💪
2023-03-26
4