💝💝💝💝💝💝
.
.
"Adel, bersiap-siaplah, kamu ikut El ke Apartemen ya? Mama bukan tidak boleh kamu di sini. Tapi---"
"Iya, Adel mengerti kalau niat Mama baik. Kalau begitu Adel mau bersiap-siap dan menganti gaun ini dulu," sela gadis itu tidak ingin ibu mertuanya semakin bersalah. Lagian Adel tahu bahwa setiap wanita yang sudah memiliki suami, maka harus tinggal dengan laki-laki tersebut. Baik suka maupun duka.
Walaupun dia dan El hanya menikah kontrak, tetap saja mereka berdua adalah pasangan suami-istri yang sah. Lagian mereka juga sudah ada surat perjanjian bahwa Adel tidak diharuskan melayani suaminya baik itu memasak atau kebutuhan biologisnya.
"Iya, sayang! Terima kasih, kamu memang menantu idaman," Nyonya Risa memberikan pelukan beberapa saat. Lalu ia lepaskan lagi karena El berdiri melihat mereka yang berpelukan.
"Pergilah ke kamar, bawa pakaian yang ada di lemari. Mana yang kamu suka bawa semua, karena itu Mama belikan khusus untukmu," ucap beliau yang diangguki oleh Adelia.
"Iya Ma, sekali lagi terima kasih! Adel akan ke kamar dulu," tidak ingin El menunggu dirinya terlalu lama. Adelia pun pergi ke kamarnya untuk berganti pakaian serta membawa beberapa barang keperluannya.
Sebab Nyonya Risa melarang dia membawa barang apapun dari rumah pamannya. Alhasil gadis itu tidak memiliki barang lain, selain pakaian yang dibeli sang mertua yang baik hati.
"Tenanglah Adel, tidak akan terjadi sesuatu padamu. Mama Risa sudah berjanji akan melindungi mu, dari anaknya," sambil berkemas Adel berbicara sendiri. Di dalam kamarnya sudah tersedia dua koper dengan ukuran berbeda-beda. Sepertinya memang sengaja disiapkan untuk dibawa dirinya.
Namun, Adel hanya mengambil yang berukuran kecil. Sebab dia berencana setelah satu Minggu dari sekarang. Adelia akan mencari pekerjaan. Dia tidak kuliah, makanya berniat untuk mencari pundi-pundi uang seperti biasanya. Setidaknya dia bisa membeli untuk kebutuhannya sendiri.
Sedangkan uang yang diberikan oleh Tuan Arka, akan dia tabung untuk anaknya nanti.
Sebab apa yang ia miliki sekarang hanyalah sementara. Setelah anaknya lahir, maka dia akan pergi meninggalkan semua kemewahan itu.
"Sudah selesai, aku tinggal menganti gaun ini," ucapnya berdiri dari pinggir ranjang. Sebab sambil memasukkan pakainya kedalam cover. Gadis itu memilih untuk duduk di sisi ranjang, takutnya tiba-tiba kepalanya akan pusing.
Semenjak berbadan dua, Adel mudah lelah dan gampang pusing secara tiba-tiba. Mungkin bawaan hamilnya.
"Huh!" sebetulnya sedih juga meninggalkan rumah ini. Soalnya aku suka disini, karena aku bisa berteman dengan Raya," menghela nafas panjang, lalu ia hembuskan dengan perlahan.
Lalu sambil menarik cover bajunya. Adelia melangkah menuruni tangga satu persatu. Namun, baru saja dia akan tiba di ruang keluarga. Tanpa sengaja, sayup-sayup Adelia mendengar pembicaraan ibu mertuanya dan Elvino. Lalu karena takut menganggu ibu dan anaknya. Adelia memelankan langkah kakinya.
"El, awas kamu ya, jika berani berbuat macam-macam pada menantu Mama," ancam Nyonya Risa menatap pada El yang kembali duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Mama... terima kasih! Mama benar-benar membuat aku berani menghadapi semua ini. jika tidak, entah apa yang akan aku lakukan. Apalagi bila mendapatkan ibu mertua kejam seperti di novel -novel."
Gumam Adel tersenyum kecil di sudut bibir atasnya. Dia benar-benar merasa bahagia mendengar perkataan Nyonya Risa. Wanita paruh baya itu selalu melindungi dirinya.
"Mama tidak perlu khawatir, El tidak akan menyentuhnya. Dia bukanlah gadis tipe Elvino, Ma," jawab El yang tidak tahu bahwa Adelia mendengar ucapannya.
"Apa aku tidak salah dengar? Percaya diri sekali dia berkata seperti itu. Aku juga tidak mau dengan manusia bajingan sepertinya. Jika bukan karena demi status anakku. Maka aku tidak mau menikah dengannya,"
Adelia kembali bergumam di dalam hatinya. Dia benar-benar tidak habis pikir, kenapa ibu dan ayah mertuanya bisa memiliki anak seperti Elvino. Pemuda itu seperti bukan anak kandung mertuanya. Sangat berbeda dengan Raya, gadis itu sangatlah baik dan ramah.
"Ck, bukan tipe, bukan tipe! Tapi kamu bukan hanya menyentuh. Tapi sudah menghamilinya," decak Nyonya Risa mengelengkan kepalanya.
"Itu karena El sedang mabuk, bila lagi sadar seperti ini tentu saja tidak---"
"Ma," sela Adelia tidak ingin mendengar perkataan pedas Elvino yang akan menyakiti dirinya.
"Sayang! A--apakah kamu---"
"Tidak, Adel tidak mendengar apapun," Adelia kembali lagi menyela di sertai senyuman kecil. Agar Nyonya Risa tidak mengetahui bahwa dia mendengar semuanya.
"Oh, iya baiklah! Jika begitu kalian pergi saja. Selagi belum turun hujan, soalnya diluar mendung sekali," kata Nyonya Risa kembali memberikan pelukan sebagai perpisahan. Hari ini entah berapa puluh kali dia memeluk sang menantu.
"Iya," Adel mengangguk dan menjawab singkat. Lalu setelah El berpamitan pada mamanya. Adel pun mengikuti Elvino dari belakang. Sedangkan koper bajunya sudah di bawakan oleh Mbak Eet ke dekat mobil tuan mudanya.
Tiba di garasi.
"Hey... kenapa kamu duduk dibelakang, pindah ke depan!" cegah El saat melihat Adelia mau membuka pintu bagian belakang.
"Kenapa harus didepan? Aku bisa duduk dibelakang," kata Adelia menyergit heran. Dia pikir justru bagus bila mereka duduk secara terpisah.
"Karena aku tidak mau menjadi sopirmu. Jadi cepat pindah ke depan, sebelum kamu, aku tinggal," jawab pemuda tersebut sudah masuk lebih dulu. Tidak ada acara membukakan pintu mobil buat sang istri. Padahal mereka baru saja menikah hari ini.
Tidak ingin bertengkar karena takut Ibu mertuanya mendengar hal tersebut. Adelia pun hanya menurut pindah ke bangku yang berada di samping kemudi.
Braaak!
Suara pintu mobil yang ditutup oleh Adel dengan cara membantingnya cukup keras. Sebab dia begitu jengkel pada perlakuan Elvino yang menganggapnya seperti musuh. Padahal yang harus marah itu adalah dia, bukan malah sebaliknya.
"Lain kali jika kamu menumpang mobilku, tidak boleh membanting pintunya seperti barusan. Bisa-bisa mobilku akan rusak dalam waktu satu minggu," tegur El yang tidak dihiraukan oleh Adelia. Gadis itu berlaku cuek seakan tidak mendengar suara apapun.
Tidak mendapatkan tanggapan apapun dari istrinya. Elvino pun mulai menjalankan kendaraan roda empatnya, meninggalkan kediaman keluarga Wijaya. Menuju Apartemen milik Elvino yang terletak di pusat ibukota dan lebih dekat dengan kampusnya.
Alasan itulah yang menjadi Elvino jarang pulang ke rumah. Sebab jarak dari rumah orang tuanya ke Universitas tempat dia menimba ilmu beberapa tahun terakhir ini. memang cukup jauh. Apabila terkena macet, bisa-bisa menghabiskan waktu satu jam kurang lebih.
Selama di dalam perjalanan, mereka berdua saling diam tidak ada berbicara sepatah kata pun. Adelia yang melihat pedagang makanan di kaki lima, hanya bisa menelan liurnya sendiri. Sebab ingin meminta Elvino berhenti karena dia ingin membeli sesuatu. Adelia tidak berani untuk menyampaikan keinginannya.
Bukan, bukan! Adelia bukan tidak berani. Hanya saja dia malas untuk berdebat, karena sudah pasti Elvino akan menolak permintaannya. Sebab tahu sendiri jika orang kaya mana mau membeli makanan di penjual kaki lima.
Berbeda dengan Adelia, dia memang sudah terbiasa menikmati makanan di penjual kaki lima. Apalagi sebelum kejadian naas yang menimpa dirinya. Hampir disetiap pulang bekerja, Adel selalu membeli berbagai macam makanan untuk paman dan keluarganya.
"Ayo turun! Apa kamu akan tidur di dalam mobil?" ajak Elvino sudah turun dari mobil lebih dulu. Padahal jika dia memiliki hati, apa salahnya mengajak dengan cara baik-baik.
Adelia yang senang melihat Elvino membenci dirinya, sedikit memiliki keberanian bahwa sang suami tidak akan berbuat macam-macam pada dirinya.
Penghuni Apartemen yang melihat mereka berjalan berdua. Semuanya menatap dengan heran. Sebab gadis yang berjalan di belakang Elvino menarik sebuah koper kecil. Ya, Elvino membiarkan istrinya itu membawa koper bajunya sendiri.
Untung saja Adelia sudah terbiasa bekerja keras Jika dia adalah gadis manja mungkin sudah menangis harus membawa kopernya sendiri menuju ke lantai tiga puluh delapan di gedung tersebut.
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Fatima Azzahra
😂😂😂
2023-04-07
0
Fatima Azzahra
Mertua idaman banget
2023-04-07
0
Kar Genjreng
biar berbuat sesukanya El...suatu hari dia akan meminta belas kasih terhadap Adel...sukuri saja apa yang akan terjadi semoga tidak di sakiti fisiknya saja bila itu terjadi ada hukum'nya 🥺🥺😚😚
2023-03-19
0