Tatapan Membunuh.

💝💝💝💝💝💝💝

...HAPPY READING......

.

.

"Huh! Kenapa aku jadi gugup, sih!" sudah berulangkali Elvino menarik nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan. Guna menenangkan hatinya yang terasa nano-nano. Entah mengapa dia begitu gugup untuk masuk ke rumah sederhana. Namun, seperti rumah horor bagi seorang Elvino Raditya Wijaya.

"El, tenanglah! Kamu bukan mau bertemu hantu. Anggap saja di dalam hanya ada nenek -nenek dan kakek lansia," ucapnya menenangkan hatinya sendiri.

"Tenang, tenang!" setelah bisa menguasai kegugupan jantung yang bertalu-talu. Elvino keluar dari mobil dan berjalan sangat tampan bak seorang model papa atas. Padahal dia hanya akan masuk sebuah rumah sederhana dan lebih parahnya lagi. El harus melepas sepatu yang ia pakai. Sebab bukan kediaman mewah Wijaya yang masuk rumah boleh membawa alas kaki.

"Astaga! Kenapa kamu harus menikah dengan orang miskin El? Ini nih salah satu yang bikin kesal. Mau masuk rumah saja harus berjongkok terlebih dahulu." ujarnya terus saja mengoceh. Sehingga melupakan rasa gugup yang ia rasakan tadi.

"El, kenapa kamu hanya diam saja? Ayo masuk!" ucap Tuan Arka melihat putranya berdiri di depan pintu masuk seperti orang yang lagi minta sumbangan.

"Agh... i--iya," jawab El terbata. Ternyata jiwa premannya hilang begitu saja karena akan berhadapan dengan Adelia dan keluarganya.

"Selamat ma--malam, Om. Tante," ucapnya lagi menyalami Mona dan suaminya. Meskipun ini adalah pertemuan kedua kaki antar El dengan paman dan bibi Adelia, tetap saja pemuda itu merasa gugup.

"Iya, selamat malam, silahkan duduk!" ucap Hasan paman Adelia. Laki-laki yang sudah gadis itu anggap seperti ayahnya sendiri. Hasan dan Mona istrinya begitu menyayangi Adel. Mereka tidak pernah pilih kasih terhadap keponakan dan anak kandungnya.

Adelia bekerja atas keinginan gadis itu sendiri, sebab ia sangat ingin kuliah. Dia sadar diri jika paman dan bibinya orang tidak mampu. Sudah diberi makan dan tempat tinggal secara gratis saja dia sudah berterima kasih.

"Iya, Om," jawab Elvino duduk di sofa singgel. Namun, sebelum benar-benar duduk, El sempat menatap ke sekeliling mereka. Untuk melihat gadis bernama Adelia yang akan ia nikahi. Terkesan aneh memang, sebelum dilamar calon istrinya sudah ia hamili lebih dulu. Akan tetapi dia hanya melihat dua gadis remaja perempuan dan laki-laki, yang seumuran dengan Raya adiknya.

"Kemana gadis itu? Apakah dia tidak akan keluar? Aku begitu penasaran dengan wajahnya. Jangan-jangan dia adalah nenek tua yang statusnya saja yang masih gadis."

Gumam El pada dirinya sendiri. Sekarang dia sedikit tenang, walaupun masih dirundung rasa penasaran akan sosok Adelia.

"Bu, coba panggil Adel," titah Hasan pada sang istri, karena semenjak kejadian itu keponakannya lebih tertutup, tidak mau bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.

"Baik, Yah." sahut Tante Mona berdiri dari duduknya. "Nyonya, sebentar ya, Saya akan panggil Adel," ucapnya lagi sebelum meninggalkan ruang keluarga.

Keluarga Adelia memang sempat marah atas perbuatan biadab yang dilakukan oleh Elvino. Namun, hanya waktu itu saja, sebab yang namanya musibah, maut dan takdir, siapa bisa mencegah nya. Meskipun orang miskin, tapi Pak Hasan tidak mau mengambil keuntungan dari musibah yang menimpa keponakan satu-satunya itu.

Keputusan beliau mau menerima lamaran dari Tuan Arka. Selain yang memperkosa Adel adalah Elvino. Pak Hasan tidak mungkin juga membiarkan keponakannya hamil diluar nikah. Walaupun tetangga sekitar tahu bahwa kehamilan Adel karena dia diperkosa bukan karena pergaulan seperti gadis di luar sana.

Tok!

Tok!

"Adel, Adel, ini Tante," panggil wanita tersebut mengetuk pintu kamar sang keponakan.

"Iya Tante, sebentar Adel buka pintunya," sahut gadis itu berjalan mendekati pintu. Rasanya jika tidak memikirkan untuk bertemu dengan Tuan Arka dan istrinya. Adel sangat malas untuk keluar dari kamar.

Ceklek!

"Astaga, Nak! Kenapa belum menganti baju mu?" seru Tante Mona melihat Adel masih mengunakan baju tidur berlengan panjang. Dia sudah mandi, tapi tidak memakai gaun yang dikirim oleh calon ibu mertuanya.

"Tante... Adel di sini saja," keluhnya penuh permohonan.

"Kenapa? Bukannya kita sudah membahasnya dua hari lalu?" dengan penuh kesabaran Tante Mona menarik sang keponakan masuk kedalam kamar dan diajak duduk dipinggir ranjang tempat tidur. Beliau sangat mengerti seperti apa hancurnya kehidupan gadis itu. Bukan hanya diperkosa, tapi hamil pun tidak tahu anak laki-laki yang mana.

"Tante," lirih Adel langsung memeluk Tante Mona sambil menagis pilu. Adailah dia masih memiliki orang tua sendiri, maka Adel akan menolak pernikahan tersebut. Namun, karena tidak ingin menyusahkan sang paman. Mau tidak mau, Adelia harus menerimanya. Sudah cukup selama ini dia menyusahkan sang paman dan istrinya.

"Ada apalagi, huem? Nak Elvino dan keluarganya datang dengan niat baik. Jangan takut, mereka tidak akan menyakitimu," ucap Tante Mona merenggangkan pelukan mereka dan menatap muka Adel. Guna menyakinkan gadis itu.

"Sekarang ayo ganti bajunya, biar Tante bantu," ucap wanita paruh baya itu lagi.

"Tidak, Adel tidak mau keluar, cukup Tante dan paman saja yang menemui mereka," tolak Adel tiba-tiba berubah pikiran. Tangannya tiba-tiba mengeluarkan keringat dingin dan tubuhnya gemetaran.

"Adel, jangan takut, ada paman dan Tante. Kami tidak akan membiar siapapun menyakitimu," ujar Tante Mona yang sudah tidak dihiraukan lagi oleh Adel. Dia meringkuk kearah kepala ranjang. Sama seperti seseorang yang lagi berusaha melindungi diri.

"Pergi, pergi!" teriak Adel kembali histeris.

"Adel, Adel tenanglah! Ini Tante, Nak," melihat Adel seperti itu akhirnya Tante Mona keluar dari kamar untuk memberi tahu suaminya.

"Bu, mana Adel?" tanya Paman Hasan melihat istrinya hanya keluar seorang diri.

"Eum... Adel ada di kamarnya, dia tidak mau keluar dan sekarang lagi menagis seperti waktu itu," tutur beliau dengan muka khawatir.

"Apa! Bagaimana bisa," seru Paman Hasan merasa heran, karena sebelumnya dia sudah menanyakan pada Adelia dan keponakannya menjawab bersedia untuk di nikahi.

"Entahlah, saat aku masuk dia masih memakai baju tidurnya, dan saat disuruh menganti gaun yang Nyonya Risa belikan dia malah menangis histeris," papar beliau juga bingung tidak tahu kenapa.

"Mona, izinkan Saya berbicara dengannya, apa boleh?" imbuh Nyonya Risa berdiri untuk membujuk calon menantunya.

"Silahkan Nyonya, biasanya dia tidak seperti itu, kecuali saat habis kejadian," kata Tante Mona mempersilahkan. Lalu Nyonya Risa pun mengikuti Tante Mona untuk melihat keadaan Adelia.

"Apakah dia mengalami trauma, gara-gara perbuat kami?"

Tanya El didalam hatinya.

Sementara itu di dalam kamar.

"Adel, hei... ini Mama Risa, Nak. Jangan takut, diluar tidak ada siapa-siapa," ucap Nyonya Risa menyentuh pundak Adel. Sehingga membuat gadis itu menoleh kearah beliau.

"Jangan takut, tidak ada hal buruk apapun. Tenang ya, jangan seperti ini, ada Mama dan Tante mu," ucap Nyonya Risa kembali menenangkan.

"Tante Mona, Mama," lirih Adel menyapu air matanya sendiri.

"Iya, ada Tante Mona dan Mama, jangan takut ya. Kamu harus bisa melawan mereka, ada Mama yang akan menghukum mereka semua, Oke!" ujar Nyonya Risa tersenyum melihat betapa cantik calon menantunya itu. Tidak heran jika dalam keadaan mabuk putranya sampai memperkosa Adel.

"I--iya," Adel mengaguk pelan.

"Sekarang kamu harus keluar dan menganti baju lebih dulu. Agar paman mu bisa menyelesaikan masalah ini," bujuk Tante Mona kembali membahas pakaian.

Namun, Adelia kembali mengelengkan kepalanya. Entah kenapa mendengar kata pakaian tiba-tiba dia merasa tidak suka.

"Tapi---"

"Mona, sudah tidak apa-apa. Adel tidak perlu mengganti baju nya. Dia sudah cantik meskipun hanya memakai baju tidur seperti ini," sela Nyonya Risa berdiri dari sisi ranjang dan mengulurkan tangannya untuk membantu Adelia turun dari atas tempat tidur.

"Ayo, kita keluar, kamu harus berani. Semuanya akan baik-baik saja," entah dorongan dari mana. Adel menerima uluran tangan tersebut dan mengikuti Tante Mona dan calon ibu mertuanya.

Begitu melihat kedatangan Adelia, semua yang ada di ruang keluarga menoleh, termasuk Elvino.

Deg!

El menelan Saliva nya sendiri setelah menatap gadis yang di gandeng oleh mamanya.

"Apakah dia gadis itu? Kenapa matanya sangat menakutkan?"

Gumam Elvino membuang pandangan matanya. Melihat tatapan seperti membunuh dari Adelia, tiba-tiba El merasa bergidik ngeri.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Santi Haryanti

Santi Haryanti

hayoloooo

2023-08-24

0

Aska

Aska

kapok

2023-07-01

0

Sakura

Sakura

apa sih Yang bisa dibanggakan dari Elvino ini. Dia benar benar pengangguran yg tak berguna, malah buat masalah aja. untung orang tuanya adalah orangtuan yg bertanggung jawab

2023-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Harus Bertanggung Jawab.
2 Barang Buat Lamaran.
3 Tatapan Membunuh.
4 Syarat Adelia.
5 Datang Ke rumah Calon Mertua.
6 Alasan Adelia.
7 Dokter Spesialis Jantung.
8 Tukang Pijit Dadakan.
9 Pernikahan Elvino Dan Adelia.
10 Mengakui Sebagai Cucu.
11 Seperti Musuh.
12 Malaikat Tak Bersayap.
13 Bidadari Versi Elvino.
14 Menjadi Bibit Kecebong.
15 Pandai Memasak.
16 Tidak Tega ( Elvino )
17 Bebek jantan.
18 Bayi Siapa?
19 Anggap, Tetangga Kamar.
20 Jangan Menyakiti Adelia Lagi.
21 Bertemu Adelia.
22 Ada Hubungan Apa?
23 Pemenang Kontes.
24 Mangga Pak RT.
25 Memang Nakal.
26 Ancaman Elvino.
27 Janji Elvino.
28 Keraguan Elvino.
29 Balas Dendam Si Bayi.
30 Mengajak Pacaran.
31 Untuk Dirimu Sendiri.
32 Panggilan Keramat.
33 Kekhawatiran Elvino.
34 Tetap Istri Dan Anakku. ( Elvino )
35 Dia Juga Anakku.
36 Demi Adelia.
37 Alat Balas Dendam.
38 Tabrakan Mata.
39 Apakah Salah Minum Obat?
40 Memberi Semangat.
41 Sudah Menikah. ( Elvino )
42 Surat Cinta Dari Dosen.
43 Pergaulan Yang Salah.
44 Satu Piring, Berdua.
45 Pengumuman.
46 Adel Pulang.
47 Anakku Laki-laki. ( Elvino )
48 Niat El.
49 Aku Percaya. ( Adelia )
50 Tidak Ingin Membuat Cemburu.
51 Untuk Kalian. ( Elvino )
52 Ibu Hamilku.
53 Mungkinkah, Sudah Jatuh Cinta?
54 Pelukan Pertama.
55 Hari Pertama Bekerja.
56 Mungkin!
57 Enaknya Punya Istri.
58 Ungkap Elvino.
59 Kamu Lebih Berharga ( Elvino )
60 I Love You My Hubby.
61 Sudah Takluk.
62 Terlalu Tampan 2++
63 Dugaan Elvino. 2+++
64 Sikap Posesif. ( Elvino )
65 Tidak Ingin Disepelekan.
66 Konspirasi Musuh.
67 Restoran Anak Muda.
68 Mantan Meresahkan VS Istri Sah.
69 Duplikat Tuan Arka.
70 Pandai Berdebat.
71 Bertambah Cantik.
72 Harus Kuat.
73 Sama-sama Menguatkan.
74 Harus Membayar Mahal.
75 Do'a Mama.
76 Memiliki Cara Bermain.
77 Turunnya, Nilai Saham.
78 Tidak Ingin Diwakilkan.
79 Sembilan Puluh.
80 Sup Iga.
81 Antisipasi.
82 Bukan Pada Tempatnya.
83 Cinta Spesial. ( Elvino )
84 Pemilihan, Model Terkenal.
85 Energi Baru.
86 Tidak Salah.
87 Hanya Perkiraan Dokter.
88 Masalah Baru?
89 Model Dadakan.
90 Operasi Ulang.
91 Pengumuman.
92 Tidak Akan Kalah, Oleh Nasi Goreng.
93 Menjadi Nomor Satu.
94 Bukan Mental Kerupuk.
95 Do'a Elvino.
96 Elvino Junior.
97 Baby Eza.
98 Dia Juga Anakku.
99 Rumah Baru kita.
100 Kebahagiaan Keluarga.
101 Agar Semakin Terikat.
102 Tugas Seorang Suami.
103 Kedatangan Sahabat.
104 Berita Hoax.
105 Tidak Boleh Menangis.
106 Oh My God!
107 Rumah Utama.
108 Yang Membuat Hati Bergetar. Raya )
109 Pengakuan Raya.
110 Laki-laki Yang Aku Benci.
111 Keseriusan Arya.
112 Mencegah Lebih Baik, Daripada Mengobati.
113 Pertunangan Raya Dan Arya.
114 Keputusan Bersama.
115 Hari Penantian.
116 Memiliki Seutuhnya.
117 Jadi Balas Dendam, Atau Tidak?
118 Pemikiran Dewasa.
119 Apakah Sudah Salah?
120 Jujur, Aku Kecewa. ( Raya )
121 Pelajaran Untuk, Arya.
122 Asalkan Bersamamu.
123 Andai Takdir Bisa Memilih.
124 Tidak Bisa Menyangkalnya.
125 Eza Bukan Bayi.
126 Impian Tak Pasti.
127 Nona Muda Wijaya.
128 Penyesalan Arya.
129 Semoga Bisa Bertahan.
130 Harus Kuat.
131 Saat Menjabat Sebagai Playboy.
132 Sama-sama Brengsek!
133 Ikut Kena Imbasnya.
134 Sok Kuat.
135 Digantung Pada Pohon Toge.
136 Rani Pelipurlara. Si Mantan, Meresahkan.
137 Dua Arya.
138 Gara-gara Eza.
139 Bohong Itu Dosa. ( Eza )
140 Berpura-pura Kuat.
141 Sisil.
142 Titisan Playboy Cap Kampak.
143 Surat Gugatan.
144 Akan Melepas Mu. ( Arya )
145 Morning Sickness.
146 Bukan Hamil Anak Mantan.
147 Hadirku, Menyakitimu.
148 Belum Meningal?
149 Uang Bisa Dicari.
150 Paling Tampan.
151 Papa El, Payah.
152 Mau Melahirkan.
153 Merasakan Kontraksi.
154 Pengumuman.
155 Cica Aqila Wijaya.
156 Saling Mencintai.
157 Season 2. Dia Juga Anakku.
158 Orang Kaya Sombong.
159 Pecinta Kucing.
160 Gadis Masa Kecil.
161 Menyanyangi Mama.
162 Laki-laki Kebanggaan.
163 Melecehkan.
164 Olivia.
165 Benar Akan Menikah.
166 Nenek Sapu.
167 Langkah Berat.
168 Menutupi Kesedihan.
169 Tatapan Benci.
170 Pohon Talas.
171 Berkacak Pinggang.
172 KDMP.
173 Mendengkur.
174 Tidak Sudi. ( Eza )
175 Sama-sama Mengancam.
176 Bukan Gunung, Tapi Bisul.
177 Merasa Malu.
178 Dapur Baru.
179 Pernikahan Sementara.
180 Merasa Merdeka.
181 Mengalah Pergi.
182 Menyusul Sang Istri.
183 Manusia Penyu
184 Anak ABG.
185 Tidur Berpelukan.
186 Olivia Hamil.
187 Apakah Eza Suamiku?
188 Tetap Satu Kamar.
189 Nasi Goreng Pedas.
190 Janji Eza.
191 Melepasksan Rindu.
192 Kentang Goreng.
193 Pengumuman.
194 Promo novel Ongoing.
195 Seperti Singa Betina.
196 Terpana ( Eza)
197 Rasyid Anggara.
198 Rencana Elvino.
199 Korban, Bukan Pelakunya.
200 Akhiri Semuanya.
201 Cinta Sejati.
202 Promo Novel Baru.
203 Promo Novel Baru.
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Harus Bertanggung Jawab.
2
Barang Buat Lamaran.
3
Tatapan Membunuh.
4
Syarat Adelia.
5
Datang Ke rumah Calon Mertua.
6
Alasan Adelia.
7
Dokter Spesialis Jantung.
8
Tukang Pijit Dadakan.
9
Pernikahan Elvino Dan Adelia.
10
Mengakui Sebagai Cucu.
11
Seperti Musuh.
12
Malaikat Tak Bersayap.
13
Bidadari Versi Elvino.
14
Menjadi Bibit Kecebong.
15
Pandai Memasak.
16
Tidak Tega ( Elvino )
17
Bebek jantan.
18
Bayi Siapa?
19
Anggap, Tetangga Kamar.
20
Jangan Menyakiti Adelia Lagi.
21
Bertemu Adelia.
22
Ada Hubungan Apa?
23
Pemenang Kontes.
24
Mangga Pak RT.
25
Memang Nakal.
26
Ancaman Elvino.
27
Janji Elvino.
28
Keraguan Elvino.
29
Balas Dendam Si Bayi.
30
Mengajak Pacaran.
31
Untuk Dirimu Sendiri.
32
Panggilan Keramat.
33
Kekhawatiran Elvino.
34
Tetap Istri Dan Anakku. ( Elvino )
35
Dia Juga Anakku.
36
Demi Adelia.
37
Alat Balas Dendam.
38
Tabrakan Mata.
39
Apakah Salah Minum Obat?
40
Memberi Semangat.
41
Sudah Menikah. ( Elvino )
42
Surat Cinta Dari Dosen.
43
Pergaulan Yang Salah.
44
Satu Piring, Berdua.
45
Pengumuman.
46
Adel Pulang.
47
Anakku Laki-laki. ( Elvino )
48
Niat El.
49
Aku Percaya. ( Adelia )
50
Tidak Ingin Membuat Cemburu.
51
Untuk Kalian. ( Elvino )
52
Ibu Hamilku.
53
Mungkinkah, Sudah Jatuh Cinta?
54
Pelukan Pertama.
55
Hari Pertama Bekerja.
56
Mungkin!
57
Enaknya Punya Istri.
58
Ungkap Elvino.
59
Kamu Lebih Berharga ( Elvino )
60
I Love You My Hubby.
61
Sudah Takluk.
62
Terlalu Tampan 2++
63
Dugaan Elvino. 2+++
64
Sikap Posesif. ( Elvino )
65
Tidak Ingin Disepelekan.
66
Konspirasi Musuh.
67
Restoran Anak Muda.
68
Mantan Meresahkan VS Istri Sah.
69
Duplikat Tuan Arka.
70
Pandai Berdebat.
71
Bertambah Cantik.
72
Harus Kuat.
73
Sama-sama Menguatkan.
74
Harus Membayar Mahal.
75
Do'a Mama.
76
Memiliki Cara Bermain.
77
Turunnya, Nilai Saham.
78
Tidak Ingin Diwakilkan.
79
Sembilan Puluh.
80
Sup Iga.
81
Antisipasi.
82
Bukan Pada Tempatnya.
83
Cinta Spesial. ( Elvino )
84
Pemilihan, Model Terkenal.
85
Energi Baru.
86
Tidak Salah.
87
Hanya Perkiraan Dokter.
88
Masalah Baru?
89
Model Dadakan.
90
Operasi Ulang.
91
Pengumuman.
92
Tidak Akan Kalah, Oleh Nasi Goreng.
93
Menjadi Nomor Satu.
94
Bukan Mental Kerupuk.
95
Do'a Elvino.
96
Elvino Junior.
97
Baby Eza.
98
Dia Juga Anakku.
99
Rumah Baru kita.
100
Kebahagiaan Keluarga.
101
Agar Semakin Terikat.
102
Tugas Seorang Suami.
103
Kedatangan Sahabat.
104
Berita Hoax.
105
Tidak Boleh Menangis.
106
Oh My God!
107
Rumah Utama.
108
Yang Membuat Hati Bergetar. Raya )
109
Pengakuan Raya.
110
Laki-laki Yang Aku Benci.
111
Keseriusan Arya.
112
Mencegah Lebih Baik, Daripada Mengobati.
113
Pertunangan Raya Dan Arya.
114
Keputusan Bersama.
115
Hari Penantian.
116
Memiliki Seutuhnya.
117
Jadi Balas Dendam, Atau Tidak?
118
Pemikiran Dewasa.
119
Apakah Sudah Salah?
120
Jujur, Aku Kecewa. ( Raya )
121
Pelajaran Untuk, Arya.
122
Asalkan Bersamamu.
123
Andai Takdir Bisa Memilih.
124
Tidak Bisa Menyangkalnya.
125
Eza Bukan Bayi.
126
Impian Tak Pasti.
127
Nona Muda Wijaya.
128
Penyesalan Arya.
129
Semoga Bisa Bertahan.
130
Harus Kuat.
131
Saat Menjabat Sebagai Playboy.
132
Sama-sama Brengsek!
133
Ikut Kena Imbasnya.
134
Sok Kuat.
135
Digantung Pada Pohon Toge.
136
Rani Pelipurlara. Si Mantan, Meresahkan.
137
Dua Arya.
138
Gara-gara Eza.
139
Bohong Itu Dosa. ( Eza )
140
Berpura-pura Kuat.
141
Sisil.
142
Titisan Playboy Cap Kampak.
143
Surat Gugatan.
144
Akan Melepas Mu. ( Arya )
145
Morning Sickness.
146
Bukan Hamil Anak Mantan.
147
Hadirku, Menyakitimu.
148
Belum Meningal?
149
Uang Bisa Dicari.
150
Paling Tampan.
151
Papa El, Payah.
152
Mau Melahirkan.
153
Merasakan Kontraksi.
154
Pengumuman.
155
Cica Aqila Wijaya.
156
Saling Mencintai.
157
Season 2. Dia Juga Anakku.
158
Orang Kaya Sombong.
159
Pecinta Kucing.
160
Gadis Masa Kecil.
161
Menyanyangi Mama.
162
Laki-laki Kebanggaan.
163
Melecehkan.
164
Olivia.
165
Benar Akan Menikah.
166
Nenek Sapu.
167
Langkah Berat.
168
Menutupi Kesedihan.
169
Tatapan Benci.
170
Pohon Talas.
171
Berkacak Pinggang.
172
KDMP.
173
Mendengkur.
174
Tidak Sudi. ( Eza )
175
Sama-sama Mengancam.
176
Bukan Gunung, Tapi Bisul.
177
Merasa Malu.
178
Dapur Baru.
179
Pernikahan Sementara.
180
Merasa Merdeka.
181
Mengalah Pergi.
182
Menyusul Sang Istri.
183
Manusia Penyu
184
Anak ABG.
185
Tidur Berpelukan.
186
Olivia Hamil.
187
Apakah Eza Suamiku?
188
Tetap Satu Kamar.
189
Nasi Goreng Pedas.
190
Janji Eza.
191
Melepasksan Rindu.
192
Kentang Goreng.
193
Pengumuman.
194
Promo novel Ongoing.
195
Seperti Singa Betina.
196
Terpana ( Eza)
197
Rasyid Anggara.
198
Rencana Elvino.
199
Korban, Bukan Pelakunya.
200
Akhiri Semuanya.
201
Cinta Sejati.
202
Promo Novel Baru.
203
Promo Novel Baru.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!