💝💝💝💝💝💝
...Happy reading......
.
.
"Ayo duduk bersama Mama dan Tante mu saja," ajak Nyonya Risa dengan lembut. Agar Adelia tidak ketakutan. Gadis itu hanya menurut, tapi tidak berkata apa-apa. Melihat muka Elvino membuat Adel emosi dan ingin sekali memberikan pelajaran pada pria itu. Sekarang dia tidak takut lagi, tapi justru menjadi berani.
"Huem!" Paman Hasan berdehem sebelum memulai pembicaraan. "Nak, keluarga Tuan Arka ingin melamar mu untuk putranya. Kita sudah pernah membicarakan hal ini, jadi paman harap kamu bisa mengambil keputusan sekarang juga. Agar Tuan Arka dan keluarganya tahu jawabanmu," ucap Paman Hasan dengan hati-hati karena takut bila Adel salah paham pada dia dan istrinya.
"Hasan, biarkan dia tenang dulu, tidak perlu buru-buru," yang dijawab oleh Tuan Arka. Dia memang sangat berharap agar Adel mau menerima putranya, karena nasip perusahaan Afkar ada pada gadis itu. Agar tidak ada yang mengancamnya lagi.
"Nak," panggil Tante Mona yang duduk disebelah kiri Adel. Gadis tersebut diapit oleh dua wanita paruh baya itu agar tidak takut dan bisa lebih tenang.
"Adel, Om datang ingin meneruskan apa yang kita bicarakan beberapa hari lalu. Perjanjiannya terserah padamu, jika ingin ditambah juga tidak apa-apa. Semua ini karena bayi yang kamu kandung, dia harus memiliki seorang ayah," ucap Tuan Arka sedikit berbohong bahwa sebetulnya dia mendapatkan ancam dari seseorang.
Beberapa hari lalu, beliau memang sudah berbicara pada Adel, jika pernikahan tersebut hanya sebuah kontrak. Sebab Adelia menolak bila menikah baik-baik dengan putranya. Tujuan mereka melamar lebih dulu karena tidak ingin merampas hak Adelia yang berstatus seorang gadis baik-baik.
"Adel, Adel mau kan menerima anak Mama?" tanya Nyonya Risa mengelus bahu Adel yang hanya menunduk belum berkata sepatah katapun. Setelah diceritakan oleh suaminya tadi siang. Jika Adelia menolak saat pertama kali dimintai untuk menikah dengan Elvino. Wanita paruh baya itu berubah pikiran dalam hitungan menit.
Nyonya Risa begitu mendukung pernikahan tersebut, bahkan dia sangat berharap agar Adel bisa menjadi menantunya untuk seterusnya. Dia tidak menyangka jika ada gadis yang menolak putranya yang tampan. Maka dari itu, Nyonya Risa semakin menyukai Adel, karena dari penolakan tersebut sudah bisa dipastikan bahwa Adelia benar-benar gadis baik tidak matre seperti mantan putranya yang sering datang ke rumah mereka.
Sebetulnya bila tidak mendapatkan ancaman. Tuan Arka tetap akan memberikan uang buat Adel menghidupi bayi yang mungkin saja memang cucunya. Bahkan beliau ingin menjadikan Adelia putri angkatnya. Sebab beliau juga seorang ayah yang memiliki anak perempuan. Jadi tahu apa yang dirasakan oleh keluarga gadis itu, bila mereka sebagai orang tua dari pelaku malah lepas tangan tidak perduli.
"Tapi jika kamu tidak mau, jangan dipaksakan. Mama juga tidak ingin kamu semakin tersiks---"
"Tidak, Adel mau. Tapi Adel ingin menambah syarat pada perjanjian itu," sela Adelia cepat.
"Wah, benarkah? Katakan saja Nak, syarat apa yang harus kita tambah?" seru Tuan Arka merasa lega.
"Eum... Adel tidak mau satu kamar dengannya," jawab Adelia membuat semuanya tersenyum. Dikira mereka Adel akan meminta hal lainnya.
"Tentu, tentu saja!" masih Tuan Arka yang menjawab, karena Elvino masih diam dengan sesekali mencuri pandang pada Adelia. Gadis tersebut walaupun hanya memakai baju tidur dan tidak memakai riasan apapun, tapi tetap terlihat cantik dan membuat Elvino ingin melihatnya terus-menerus.
"El, kamu dengar kan apa yang dikatakan oleh Adel?" ucap Tuan Arka pada putranya.
"I--iya Pa, El juga tidak mau satu kamar dengannya," jawab Elvino jujur. Selain tidak menyukai Adel, El juga takut jika saat dia tidur Adel balas dendam lalu membunuh dirinya.
"Baguslah, jika begitu tiga hari dari sekarang, kalian akan menikah," ucap Nyonya Risa. Dia tiba-tiba mengambil keputusan sendiri, karena takut jika Adelia berubah pikiran lagi.
"Apa!" seru Adel dan El secara bersamaan. Lalu mereka berdua saling pandang dan berakhir Elvino yang memutuskan pandangan mata mereka. Sebab dari tatapan Adel pada dirinya seperti lagi berkata. Awas kau, akan aku balas perbuatan mu, Padahal semua itu hanya pikiran Elvino sendiri.
"Nyonya bukannya ini terlalu buru-buru? Kami harus mempersiapkan semuanya dan tidak bisa dalam waktu tiga hari selesai," kata Tante Mona terkejut dengan keputusan tersebut.
"Mona, Hasan, maaf sebelumnya, Saya lupa memberitahu kalian. Bahwa Saya ingin Adel dan El menikah di rumah kami saja," tutur Nyonya Risa.
"Ma.. jangan mengambil keputusan sendiri," tegur Tuan Arka tidak tahu jika istrinya mengambil keputusan sendiri. Bahkan dia sendiri belum berkata apa-apa.
"Pa, semua ini demi kebaikan Adel, Mama tidak ingin tetangga sekitar sini mengira jika pernikahan ini karena hanya terpaksa. Tapi jika mereka menikahnya di rumah kita, orang-orang tidak akan berpikiran seperti itu," jelas Nyonya Risa agar calon besannya mengerti tidak salah paham.
"Bagaimana Hasan, Mona? Sepertinya usul dari istri Saya ada benarnya. Jujur meskipun pernikahan ini hanya bentuk tanggung jawab atas perbuatan Elvino dan hanya pernikahan kontrak. Tapi Saya akan menganggap Adelia seperti menantu pada umumnya. Sebab jika mereka saling menyukai, kami tidak keberatan sama sekali," ungkap Tuan Arka panjang kali lebar.
"Jika soal itu lebih baik kita serahkan pada Adelia sendiri, Tuan. Sebab Saya tidak mau membuat dia merasa tertekan dengan semua ini," jawab Paman Hasan menatap keponakannya meminta jawaban.
"Adel, bagaimana? Nyonya Risa ingin kalian menikah di rumah mereka?" tanya Tante Mona sama seperti suaminya. Mereka hanya bisa mengikuti saja, semua keputusan tersebut ada pada Adelia.
"Baiklah, tidak apa-apa, tapi... setelah menikah Adel akan tinggal di mana?" tanya Adel harus tahu dengan jelas lebih dulu. Jangan asal mengambil keputusan.
"Kalian akan tinggal di rum---"
"Kita akan tinggal di apartemen ku," sela Elvino yang langsung menjadi pusat perhatian semuanya. "Eum... El ingin tinggal di apartemen saja, Pa. Soalnya agar kami bisa lebih mandiri lagi," dusta El berbohong. Jika dia tinggal bersama orang tuanya itu sama saja mempersulit dia untuk pergi bersama kedua sahabatnya.
Selama ini El memang lebih sering tinggal di Apartemen miliknya. Dia akan pulang bila mamanya datang ke Apartemen atau setidaknya menelpon meminta dia buat pulang ke rumah.
"Tapi kamu tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan, semuanya harus ada persetujuan dari Adel. Sebab semua ini karena perbuatan mu," ujar Tuan Arka, karena perjanjian dia dan Adel saat meminta agar gadis itu mau menikah dengan anaknya adalah. Semuanya Adelia yang putuskan.
"Tidak apa-apa Tuan, Saya tidak masalah. Asalkan dia tidak pernah menganggu Saya. Saya juga tidak mau memasak untuknya, jadi harus mengurus diri masing-masing," ucap Adelia manambah poin dalam perjanjian mereka yang sudah dibuat.
"Bagus! El sangat setuju dengan usulnya, Pa," Elvino merasa lega karena tanpa harus ia pinta. Ternyata Adel mengajukan persyaratan seperti itu lebih dulu.
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Aska
biar adek balas dendam burung mu dipotong sm Adel El
2023-07-01
0
RinNi
hihihihi.. takutkan.. singa betina klo dh bls dendam ngeriiiiii... 😂
2023-05-16
1
Sakura
aku sih kaget kirain apa syarat yg mau diajukan si Adel. wah itu wajar aja sayangku Adel. Syarat yg kamu ajukan itu wajar aja.
2023-04-07
1