💝💝💝💝💝💝
...HAPPY READING......
.
.
Ceklek!
"Ayo masuk! Kenapa kamu hanya berdiri saja?" Elvino melihat kearah belakang tubuhnya. Adel hanya diam tidak bergerak dari tempatnya berdiri di depan pintu masuk. "Kamu tidak usah takut, aku tidak akan menggangu mu, karena aku masih waras," ucapnya lagi seakan lagi merendahkan Adel.
"Apa maksudmu? Kamu pikir aku gadis seperti apa?" tanya Adelia menatap tajam kearah Elvino. "Aku juga bisa gila, bila selalu berdekatan dengan mu," kata Adel tak kalah sengit. Lalu karena lagi kesal diapun menerobos masuk dan menyenggol tubuh El sesuka hatinya.
"Awas! Jagan menghalangi jalan ku," ucapnya berjalan masuk seperti Apartemen miliknya sendiri.
"Astaga! Inikan Apartemen ku, kenapa kamu sok berkuasa?" El menutup pintu Apartemen dan mengikuti sang istri dari belakang. Dia malah terlihat seperti anak kecil yang takut kehilangan ibunya.
"Ini memang tempat mu, tapi aku adalah tamu di sini. Jadi tamu harus lebih dihargai seperti ratu," jawab Adel santai. Lalu dia berhenti secara mendadak untuk menanyakan kamar tidurnya. Sehingga terjadi tabrakan dengan tubuh Elvino yang masih mengikutinya.
Bruuk!
"Aaagh! Apa yang kamu lakukan!" teriak Adel langsung menyilang kan kedua tangannya didepan dada. Anggap saja gadis itu lagi mencoba melindungi dirinya.
"Aku bukannya mau melakukan apa-apa padamu. Tapi kamu yang berhenti mendadak," bela El atas tuduhan terhadap dirinya.
"Kan tubuh aku, mau berhenti secara mendadak itu urusan ku. Jadi yang salah itu kamu, kenapa mengikuti aku?" Adel menatap El dengan tajam. Kesal pada suaminya yang malah menyalahkan dia.
"Oh ya Tuhan! Kenapa aku bisa mendapatkan istri seperti dia? Galak sekali," ujar El meninggalkan Adel. Lalu dia berjalan kearah kamarnya sendiri. Namun, baru beberapa langkah ia berjalan Adelia yang kembali mengikutinya.
"Kenapa kamu mengikuti ku? Menjauh lah, karena aku tidak suka dekat-dekat dengan wanita jadi-jadian sepertimu," ucap Elvino menoleh kearah belakang karena tahu jika gadis itu mengikutinya.
"Ck, percaya diri sekali aku mengikuti mu. Aku ingin pergi ke kamarku. Cepat tunjukkan, karena aku sangat lelah ingin istrirhat," decak Adel. Sebab gadis itu memang sangat lelah karena hampir seharian ini dia belum beristirahat.
"Bukannya tadi kamu berjalan masuk seperti pemilik tempat ini Lalu kenapa masih bertanya padaku?" ternyata El bukan hanya tukang mabuk dan pemalas. Namun dia juga suka berdebat, meskipun dengan perempuan.
Seharusnya dia tidak perlu menjawab seperti itu, dan tinggal menunjukkan saja di mana letak kamar istrinya.
"Sekarang aku tanya, tadi yang menyuruhku masuk siapa? jadi jangan menyalahkan aku," kata Adel mengeluarkan ponselnya yang bergetar. Sehingga membuat Elvino langsung bertanya padanya. Sebab pemuda tersebut memiliki pemikiran lain.
"Eh, kamu mau menelepon siapa?" tanyanya dengan wajah yang terlihat begitu khawatir.
"Aku mau menelepon... Mama Risa, untuk menanyakan Di mana letak kamarku jawab Adel tersenyum menyeringai. mendengar hal tersebut tentu saja membuat mata Elvino membola keluar.
"Adel, Kamu sengaja ya, ingin menelpon mama agar dia memarahiku?" seru El menanggapi dengan serius. Padahal tadi Adelia hanya melihat siapa yang menelpon dirinya. Takutnya yang menghubungi adalah paman dan sang tante.
"Tidak! Aku tidak sengaja! Tapi aku benar-benar hanya ingin menanyakan di mana letak kamarku,"
"Huh!" Elvino menghembuskan nafas kasar ke arah udara lalu berkata. "Ayo aku antar ke kamar mu," ajaknya berjalan ke arah kanan dari depan kamarnya. Ternyata letak kamar mereka tidak berjauhan. Hampir berhadap-hadapan.
Ceklek!
El membuka pintu kamar buat sang istri. "Ini kamar mu, kunci pintunya dengan bagus," pesannya seperti pada anak kecil. Adelia tidak menjawabnya, karena tanpa El suruh saja. Dia juga akan mengunci pintu kamarnya dengan sangat rapi.
Braaak!
Suara pintu kamar tersebut yang ditutup Adelia dengan cara membantingnya. Lalu pintunya dia kunci dari dalam. Sehingga membuat Elvino terlonjak kaget.
"Astaga! Dia gadis atau Gonderuwo sih? Kenapa menjadi sangat menakutkan sekali, tidak sama seperti malam itu," gumam El sambil berlalu kearah kamarnya sendiri.
Setibanya di dalam kamar El melepaskan jaket dan sepatunya. Lalu dia pun ikut merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Kenapa aku harus terjebak pernikahan dengan gadis sepertinya? Bisa jatuh harga diriku. Apalagi jika sampai para wanita yang ngefans sama aku mengetahui bahwa aku sudah menghamili Adel." rutuk El pada dirinya sendiri. Pemuda itu benar-benar sangat menyesali atas apa yang sudah terjadi.
Lalu kenangan saat kejadian malam itu pun melintas di dalam benaknya. Masih sangat jelas El mengigat disaat sebelum kejadian itu.
Flashback on...
"El, ayo minum lagi. Masa' iya hanya dua botol saja kamu sudah menyerah. Mana nih si Elvino yang biasanya bisa bertahan sampai menghabiskan hampir satu lusin botol minuman," ucap Aiden kembali menuangkan minuman pada gelas yang ada dihadapan pemuda itu.
Merasa tertantang, El pun menghabiskan setiap gelas yang diisi. Sebab kedua temannya juga ikut minum. Sambil menikmati musik DJ yang terus saja berdentum tanpa jeda. Mereka bertiga akhirnya sama-sama mabuk berat.
"Agh! Kepalaku pusing sekali. Aku mau pulang sekarang, jika kalian masih mau disini silahkan saja. Besok biar aku yang membayar semua tagihannya." kata El berdiri sambil mengambil kunci mobilnya diatas meja bar.
Dia memang sudah biasa seperti itu. Apabila sudah mabuk, El akan pulang lebih dulu, karena dia tidak mau ada yang mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Ketahuilah, meskipun El anak nakal dan tidak menurut perkataan kedua orang tuanya. Akan tetapi dia juga tidak mau sampai menghamili para wanita malam yang akan merusak nama baik keluarganya.
"Eh, enak saja! Kami berdua mau pulang mengunakan apa? Bukannya tadi kita berangkat bersama," cegah Hendra ikut berdiri dan langsung memanggil seorang wanita yang mengantarkan minuman ke meja mereka untuk membayar semua minuman yang sudah habis.
Setelah itu Hendra dan Aiden pun ikut pulang bersama Elvino. sebab saat berangkatnya dia dan sahabatnya memang hanya menumpang pada mobil El.
"El, sini biar aku yang membawa mobilnya. Kamu terlihat mabuk sekali," kata Aiden menengadahkan tangan untuk menerima kunci mobil Elvino.
Padahal dia sendiri jauh lebih mabuk. Sebab diantara mereka bertiga, El adalah yang terhebat bila menghabiskan minuman. Lebih hebatnya lagi, walaupun sudah mabuk, dia selalu kembali ke Apartemen dan masih bisa menyetir sendiri.
"Ini, awas ya jika sampai kamu membawa aku dan Hendra kecelakaan. Maka kami berdua akan menikahkan mu dengan seorang janda tua," ancam El memberikan kunci mobilnya dengan cara dilempar ke arah tangan sang sahabat.
Dasar orang mabuk! Padahal jika mereka mengalami kecelakaan, bagaimana mungkin bisa menghukum Aiden.
Setelah Aiden membuka kunci otomatis mobil mewah, yang bermerk Lamborghini Gallardo. Mereka bertiga pun masuk dan meninggalkan tempat tersebut.
Kali ini yang menyetir mobil tersebut Aiden, dan duduk disebelah bangku kemudi adalah Hendra. Sedangkan Elvino memilih duduk di belakang, karena dia ingin merebahkan tubuhnya.
Namun, ketika mereka sudah tidak terlalu jauh dari Apartemen milik Elvino. Tepatnya saat melintasi jalan sekitar Taman ibukota. Aiden menginjak rem secara mendadak. Sehingga membuat El yang baru saja mau tidur, kembali membuka matanya cukup lebar.
"Aiden, apa yang kamu lakukan? Seperti melihat hantu saja," sentak Hendra kesal, karena ponsel mahalnya terjatuh ke bawah lantai mobil.
"Sorry, soryy! Aku bukan melihat hantu. Tapi bertemu malaikat tak bersayap," jawab Aiden melihat kearah gadis yang berjalan seorang diri. Gadis tersebut adalah Adelia yang kebetulan malam ini pulang sudah larut dari tempatnya bekerja.
...BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Fatima Azzahra
masih penasaran dengan bagaimana kisah itu terjadi
2023-04-07
1
Fatima Azzahra
😂😂😂😂 pengen lihat kamu jadi gila El....mungkin juga bawaan si bayi yg ingin balas dendam sama kamu
2023-04-07
1
Fatima Azzahra
Mantap kata kata Adel. mulut Suami gituan perlu dibungkam dengan kata kata yg pendek namun "menskat" lawan bicara🤗
2023-04-07
0