Qhien Guan menghentikan aksi makannya, kemudian ia menyembuhkan wajahnya yang babak belur dengan menggunakan sihir penyembuh miliknya.
Tak butuh waktu lama, wajahnya yang cantik telah kembali seperti semula.
“Seminggu yang lalu Kerajaan para Penyihir di bantai habis-habisan oleh Kerajaan Langit. Waktu itu seluruh Penyihir telah tertidur, para Ksatria Langit pun turun malam itu juga dan menyerang para Penyihir secara membabi buta. Rumah, ladang, ternak bahkan bayi pun habis dibantai tanpa belas kasihan” Ucap Qhien Guan menjelaskan dengan rasa sedih dan emosi yang meluap-luap menjadi satu.
“Waktu itu orangtuamu sedang menginap di Kerajaan karena ada tugas yang harus segera diselesaikan, orantuamu dan Raja bertarung menyelamatkan Kerajaan para Penyihir. Namun sayangnya Raja terluka parah, bahkan untuk berjalan saja sudah tidak sanggup lagi, dan orangtuamu…” Qhien Guan menghentikan perkataannya sesaat.
“Apa yang terjadi dengan orangtua hamba Tuan Putri ?" Tanya Mika penasaran.
“Orangtuamu tewas saat sedang bertarung melindungi Kerajaan. Seluruh keluarga Cahaya tewas pada malam itu” Ucap Qhien Guan.
“Ayah…Ibuu.. Hiks” Air mata Mika mengalir membasahi pipi, ia menangis dalam diam.
“Aku juga tidak tau nasib Raja dan Ratu bagaimana. Ratu membuka portal untukku, beliau menyuruhku untuk mencari keberadaan batu sihir”
“Tuan putri” Ucap Mika dengan suara lirih.
“Para Penyihir percaya hanya kekuatan dari batu sihir itu yang dapat mengalahkan para Ksatria Langit dan menyelamatkan Kerajaan Penyihir. Entah masih sempat menyelamatkan Kerajaan, aku tidak tahu, yang jelas semuanya telah hancur. Mungkin Raja dan Ratu juga sudah tewas disana” Tiba-tiba raut wajah Qhien Guan berubah menjadi sangat sedih, air mata yang dibendungnya sedari tadi telah menetes membasahi pipinya.
“Tuan Putri, hamba yakin Kerajaan masih bisa diselamatkan ! Kita harus mencari batu sihir itu demi Kerajaan kita Tuan Putri !!” Ucap Mika dengan penuh semangat, ia tidak ingin melihat Qhien Guan larut dalam kesedihannya.
“Kau benar !! Tidak ada waktu untuk bersedih saat ini !!” Jawab Qhien Guan.
“Tapi aku tidak mengenali aura dari batu sihir itu. Menurut iblis yang telah aku kalahkan, batu sihir itu berada di sekitar rumah ini. Apa kau bisa merasakannya ?” Tanya Qhien Guan kepada Mika.
“Tidak !! Hamba juga tidak mengenali aura dari batu sihir itu, tapi mungkin Pak Tua berjanggut sumber informasi dapat mengetahui keberadaan batu sihir itu Tuan Putri”
“Pak Tua berjanggut ?”
“Ya !! Dia adalah sumber informasi terpercaya. Seluruh Penyihir yang ada di dunia ini mencari informasi dari Pak Tua itu. Beliau dapat menerawang jauh ke masa lalu. Kita hanya perlu membayarnya dengan sejumlah uang tunai yang digunakan oleh manusia” Kata Mika menjelaskan.
“Seluruh Penyihir ? Mungkinkah ada banyak Penyihir di dunia ini ?” Tanya Qhien Guan penasaran.
“Benar Tuan Putri !! Di dunia ini banyak sekali para Penyihir yang hidup bersama manusia. Ada yang kaya dan ada yang miskin, bahkan ada yang seperti saya tidak punya tempat tempat tinggal sama sekali” Jawab Mika.
“Sebenarnya tujuan awal para Penyihir hanya ingin mencari keberadaan dari batu sihir itu, namun tidak ada seorangpun yang mengetahui keberadaannya. Hanya Pak Tua berjanggut saja yang mengetahui keberadaan dari batu sihir itu, tapi sayangnya Pak Tua berjanggut tidak ingin membocorkan keberadaan dari batu sihir itu” Ucap Mika menjelaskan.
“Jangankan menjelaskan, memberitahu bentuk dan warna auranya saja ia tidak mau Tuan Putri” Lanjutnya.
“Kalau begitu, ayo kita temui dia sekarang !” Perintah Qhien Guan.
“Sebaiknya kita cari besok aja Tuan Putri !! Sebab hamba sendiri tidak tau keberadaannya. Menurut Penyihir yang pernah hamba temui, Pak Tua berjanggut itu ada di hutan Selatan”
“Baiklah, besok kita ke hutan Selatan !! Jangan sampai Ksatria Langit itu datang dan memusnahkan kita !!”
“Ksatria Langit ada disini ?”
“Ya !! Dia megikutiku menyebrang ke dunia ini, aku tidak akan mengampuninya !” Seketika Qhien Guan mengingat Asta yang telah datang untuk memburunya.
“Benar !! Kita harus memusnahkan mereka sebab mereka telah membunuh keluargaku !” Ucap Mika dengan penuh amarah.
Keesokan harinya Alice bersiap untuk berangkat bekerja seperti biasa.
“Guan !! Kau tidak ikut denganku ?” Teriak Alice dari dalam kamarnya.
“Tidak !! Aku ada urusan hari ini” Balas Qhien Guan.
“Aku sudah siapkan sarapan dan bekal ya !!” Lanjutnya.
Mendengar itu, Alice lansung bergegas menuju meja makan untuk mengambil bekal dan mengisi perutnya di pagi hari. Namun sesampainya di meja makan, yang ia dapatkan adalah menu yang sama seperti yang telah di buat oleh Qhien Guan pada hari sebelumnya yaitu nasi hitam dan telur hitam.
“Aku tidak jadi makan !! Kalian makan saja nasi perang iblis ini !!” Kata Alice sedikit kesal.
“Kenapa tidak makan ? Aku membuatnya spesial untukmu loh” Ucap Qhien Guan.
“Tiba-tiba perutku sudah kenyang, tadi malam aku bermimpi makan di restoran bintang lima”
“Wah benarkah ?” Tanya Qhien Guan yang percaya begitu saja dengan ucapan Alice.
“Makan di alam mimpi ? Luar biasa sekali manusia ini, dia juga punya sihir mimpi yang bisa membuatnya kenyang di dunia nyata” Gumam Mika yang merasa takjub dengan kekuatan yang di miliki oleh Alice.
“Yasudah aku pergi dulu !!” Ucap Alice seraya meninggalkan Qhien Guan dan Mika.
“Hah, aku tidak yakin rumah bakalan aman jika meninggalkan mereka sendirian” Batin Alice.
“Semoga rumahku baik-baik saja” Ucapnya kemudian sambil meninggalkan rumahnya dengan mengendarai mobil mewahnya.
“Tuan Putri, hamba sudah tidak sanggup lagi” Tampak Mika sedang menyantap hidangan yang telah disediakan oleh Qhien Guan.
“Hei, kau tidak boleh membuang makanan seperti itu !! Kau baru memakannya dua sendok” Ucap Qhien Guan.
“Makanlah yang banyak agar tenagamu terisi penuh !!” Lanjutnya.
“Ba..Baik Tuan Putri” Dengan sangat terpaksa Mika harus menghabiskan sepiring nasi hitam buatan Qhien Guan.
“Kalau masih kurang, kau bisa minta lagi !”
“TIDAAAKK TUAN PUTRI” Spontan Mika berteriak.
“Ada apa dengan suaramu ? Aku duduk di depanmu tapi kau malah berteriak”
“Ma..Maafkan hamba Tuan Putri”
Mika adalah seorang Penyihir pengendali elemen cahaya, ia sangat pintar dan cerdas. Selain itu, ia juga dapat membaca situasi dengan sangat cepat sehingga membuatnya selalu menang di dalam setiap pertempuran. Sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Qhien Guan yang tidak mengerti apapun selain makan dan berperang.
“Tuan Putri, sebaiknya kita bergegas mencari pak tua berjanggut itu !!” Ucap Mika.
“Ah kau benar sekali, jangan sampai Ksatria Langit yang menemukannya duluan !” Jawab Qhien Guan dengan antusias.
“Maaf Tuan Putri, hamba tidak dapat membuka portal untuk menuju ke hutan Selatan. Kalau bersedia, hamba bisa gunakan sihir agar kita bisa terbang menuju sana”
“Tentu saja bersedia !! Tapi aku tidak ingin menggunakan sapu terbang ya ! Aku sangat tidak nyaman duduk di atasnya, gagang sapunya seperti terselip diantara gunung-gunung bokongku” Ucap Qhien Guan.
“Aku heran, kenapa para penyihir bisa duduk diatasnya ? Apa mereka tidak merasakan seperti yang aku rasakan ya ?” Lanjutnya.
“Kita bisa terbang menggunakan karpet itu tuan putri ! Kebetulan hamba bisa menggunakan mana yang besar dalam waktu lama” Jawab Mika sambil menunjuk sebuah karpet merah yang terpampang disana.
“Wah itu ide yang bagus, tunggu sebentar !!” Ucap Qhien Guan.
Tampak Qhien Guan sedang mengorek-ngorek isi lemari pendingin alias kulkas. Ia mengambil cemilan, buah-buahan beserta minuman yang ada di dalam lemari pendingin untuk dimasukkan ke dalam sebuah kantong plastik besar yang dipegangnya.
“Sudah selesai !!” Ucap Qhien Guan sambil memegang sekantong plastik besar makanan yang telah di ambilnya dari dalam lemari pendingin.
“Maaf Tuan Putri, kalau boleh hamba tau, untuk apa barang-barang itu dibawa ?” Tanya Mika penasaran.
“Untuk kita makan nanti !! Lebih enak terbang sambil makan, ah sungguh menyenangkan hidup”
“Baik Tuan Putri, hamba mengerti !!”
Qhien Guan dan Mika pun pergi dengan menggunakan sebuah karpet merah yang dibalut dengan sihir agar karpet itu dapat terbang menuju hutan Selatan.
“Nah makanlah !” Qhien Guan memberikan sebuah cemilan keripik singkong kepada Mika.
“Ba..Baik Tuan Putri” Mika yang merasa tidak enak terpaksa menerima pemberian dari Qhien Guan dan ikut menyantap cemilan-cemilan yang dibawa oleh Qhien Guan.
Tiba-tiba
“Loh, apa itu ?” Albert melihat sebuah karpet melayang di udara.
“Karpet ? Ada orang di atasnya ?” Tampaknya Albert melihat dua orang berada di atas karpet terbang sedang menyantap makanan sambil menikmati pemandangan dengan sangat santai.
“Itu bukannya Guan ??” Ucap Albert dari dalam mobil mewahnya.
Albert mengucek matanya dan kembali melihat ke udara, ternyata sebuah karpet yang melayang tadi sudah tidak berada disana.
“Oh ternyata hanya halusinasiku saja” Ucap Albert kemudian.
“Sepertinya aku harus ke dokter untuk memeriksa kesehatanku” Ucapnya lagi.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments