Tampak Qhien Guan dan Mika si Penyihir asing sedang duduk bersama menikmati makan malam. Meski baru pertama kali bertemu namun mereka sudah terlihat sangat akrab.
“Makanan ini sudah pernah coba belum ?” Tanya Qhien Guan kepada Mika sambil menunjukkan sepotong sosis.
“Belum, apa itu bisa dimakan Tuan Putri ?” Tanya Mika.
“Tentu saja bisa ! Nih, coba makanlah ! Rasanya enak sekali seperti daging sapi di bakar pakai sihir api” Ucap Qhien Guan sambil memberikan sepotong sosis sapi kepada Mika.
“Benarkah ?”
“Ya coba makan saja !”
“Wah benar Tuan Putri ! Ini mirip daging sapi yang dibakar pakai sihir api bahkan lebih enak”
“Benar kan ? Mungkin para manusia membakarnya dengan penuh mana”
“Hebat sekali ! Mereka memakai mana yang besar hanya untuk memasak ? Pasti sangat menguras tenaga”
“Ya ! Manusia di dunia ini memang hebat !” Ucap Qhien Guan.
Alice yang sedari tadi berdiri diantara mereka merasa aneh mendengar percakapan Qhien Guan dengan Mika.
“Mana apaan ? Jelas-jelas itu dimasak pakai kompor” Celoteh Alice.
“Eh kau disitu rupanya, Sini duduklah ! Mari makan bersama kami !” Ucap Qhien Guan kepada Alice dengan ramah.
“Makanlah ! Sebuah kehormatan jika Tuan Putri mengajakmu makan bersama” Sambung Mika.
“Cih ! Sebuah kehormatan apa ? Justru kalian yang tidak tahu diri” Ketus Alice.
“Sudah duduklah ! Makan dulu !” Kata Qhien Guan.
“Aku ditawarin makan dirumahku sendiri ! Belanja makanan juga pakai uangku sendiri” Ucap Alice kesal.
“Sudah-sudah jangan di pikirkan ! Santai saja !” Ucap Qhien Guan sambil mengunyah sosis di mulutnya.
“KAU PIKIR INI RUMAH SIAPA ? SIAPA YANG MENUMPANG DISINI ?!" Kesal Alice sembari melayangkan sebuah pukulan pada Qhien Guan.
Mika yang menyaksikan itu tampak terdiam penuh kebingungan.
“Iya maaf ! Kami tidak tahu harus menumpang kemana lagi” Jawab Qhien Guan dengan suara manjanya bagai seorang anak kecil yang meminta permen pada ibunya.
“Tuan Putri” Lirih Mika.
“Hoi kau ! Bantulah aku !” Kata Qhien Guan kemudian kepada Mika.
“Oh baik Tuan Putri ! Aku akan melenyapkannya !” Ucap Mika sambil mengeluarkan sihirnya.
Plak
Spontan Qhien Guan melayangkan sebuah pukulan kepada Mika dengan tangannya sendiri.
“Kau ini bodoh sekali ya !” Ucapnya.
“Maa..Maaf Tuan Putri” Jawab Mika sembari memegang kepalanya yang telah di jitak oleh Qhien Guan.
“Kau harusnya bantu dengan cara meminta maaf sama manusia cerewet ini agar kita bisa tenang tinggal disini !” Ucap Qhien Guan tanpa memperhatikan Alice yang telah emosi mendengar ucapannya.
“Cepat kau minta maaf juga ! Aku tidak akan melindungimu jika dia mengeluarkan jurus bibir tercepatnya” Kata Qhien Guan lagi.
Jurus bibir tercepat yang dimaksud adalah perkataan Alice yang keluar dari bibirnya dengan kecepatan maksimal pada saat ia sedang mengomel.
“Baik Tuan Putri” Jawab Mika.
Mika pun berlutut di hadapan Alice serta membungkukkan tubuhnya.
“Maafkan hamba atas perlakuan hamba !” Ucap Mika kepada Alice dengan penuh rasa hormat.
Melihat itu, Alice menjadi salah tingkah. Tidak ada manusia di dunia ini yang meminta maaf dengan cara seperti itu kepadanya.
“Hamba mohon ijin untuk tinggal disini” Ucapnya kemudian.
“Eem.. Duh.. Tidak perlu sampai begini ! Ya su..uu..dah tidak apa-apa ! Hehehe !” Jawab Alice gugup.
“Ya ! Bagus !! Teruskan seperti itu sampai dia tenang !" Perintah Qhien Guan dengan penuh percaya diri.
Plak
Secara tiba-tiba Alice melayangkan sebuah pukulan ke kepala Qhien Guan.
“Aduh kenapa kau memukulku ?!” Tanya Qhien Guan.
Plak
Plak
Plak
Kembali Alice melayangkan pukulannya secara berkali-kali kepada Qhien Guan.
“Apa salahku manusia cerewet ?” Tanya Qhien Guan sambil merintih kesatikan.
“Tuan Putri” Ucap Mika lirih.
“SEHARUSNYA KAU YANG MEMINTA MAAF !! BUKAN TEMANMU !!” Bentak Alice.
“Hei kamu, berdirilah ! Kamu tidak ada salah disini ! Tidak apa-apa !” Kata Alice kepada Mika.
“Ba..Baik” Jawab Mika gugup.
“Sekuat itukah jurus kecepatan bibir hingga Tuan Putri tidak berani melawannya ? Bahkan aku pun dilarang untuk melenyapkan si manusia cerewet ini” Gumam Mika.
“Ini pasti demi keselamatan nyawaku ! Sebaiknya aku harus mematuhi ucapan si manusia cerewet ini” Batin Alice kemudian.
“MINTA MAAF YANG BENAR CEPAT !” Perintah Alice kepada Qhien Guan seperti seorang ibu yang sedang menegur anaknya.
“Ba..Baik. Maafkan saya manusia cerewet !”
Plak
Satu pukulan kembali di layangkan kepada Qhien Guan.
“Apa lagi salahku ?” Gerutu Qhien Guan.
“SIAPA YANG KAU SEBUT MANUSIA CEREWET ?!” Bentak Alice.
“Cuma ada kau disini !” Jawab Qhien Guan singkat.
Plak
Plak
Plak
Tiga pukulan di layangkan kepada Qhien Guan. Wajah cantik Qhien Guan kini tampak babak belur seperti sehabis keroyok oleh sepuluh orang.
“Sepertinya kau memang bodoh !” Keluh Alice.
“Hhuufft !!” Alice menghela nafas panjang.
“Mulai besok aku tidak ingin mendengar kau memanggilku dengan sebutan manusia cerewet ! Paham ? Panggil aku Alice ! Paham kan ?!” Kata Alice.
“Ba.. Baik” Jawab Qhien Guan.
“Jadi namanya bukan manusia cerewet ? Oh mungkin jenisnya adalah manusia cerewet ! Aku baru tahu ternyata manusia banyak jenisnya persis seperti hewan. Ada jenis mamalia dan ada jenis lain” Mika menduga-duga di dalam hatinya.
“Baiklah, aku mau pergi istirahat karena besok aku harus bekerja. Jangan lupa bereskan dapur setelah selesai makan !” Ucap Alice seraya meninggalkan Qhien Guan dan Mika di dapur.
“Tuan Putri..” Dengan cepat Mika lansung menghampiri Qhien Guan yang terlihat babak belur.
“Tuan Putri tidak apa-apa ?” Tanya Mika.
“Mengerikan sekali ! Aku harus gunakan sihir penyembuh, tapi aku mau makan dulu” Jawab Qhien Guan dengan wajah bonyoknya.
“Tuan Putri, terimakasih telah melindungi nyawa hamba ! Hiks” kata Mika dengan penuh haru, air mata membasahi pipinya sebagai tanda syukurnya karena Qhien Guan telah menyelamatkan nyawanya dari kekejaman Alice.
Kini Mika merasa bahwa Alice adalah manusia kuat yang memiliki jurus kecepatan bibir yang kejam dan sangat ditakuti. Hal itu dibuktikan dengan Qhien Guan sang Penyihir hebat terlihat tunduk dan takut terhadap serangan Alice. Maka dari itu, Mika memutuskan untuk mengikuti saran Qhien Guan agar patuh terhadap Alice demi melindungi nyawanya.
“Ah tidak apa-apa ! Saranku, jangan sampai kau membuat masalah dengan manusia ce.. eh maksudku dengan Alice !” Ucap Qhien Guan sambil melirik kanan dan kiri, ia takut Alice mendengar ucapannya dan memukulnya kembali.
“Baik Tuan Putri ! Hamba akan laksanakan”
“Yasudah, lebih baik kita makan dulu !” Qhien Guan pun kembali melahap makanan yang berada diatas meja makan.
“Em maaf lancang Tuan Putri ! Sebenarnya ada banyak hal yang ingin hamba tanyakan kepada Tuan Putri”
“Ya tanya saja !"
“Bagaimana kabar Kerajaan kita Tuan Putri ? Apa Tuan Putri mengenal keluarga yang menguasai elemen cahaya ? Orangtua hamba adalah guru dari elemen cahaya !” Ucap Mika dengan sangat riang, tampaknya Mika sangat merindukan keluarganya yang ada di Kerajaan.
Mendegar itu, Qhien Guan lansung menghentikan aksi makannya.
“Hamba dengar Tuan Putri juga menguasai elemen cahaya, sudah pasti orangtua hamba adalah guru dari Tuan Putri karena beliau adalah penguasa sihir elemen cahaya terhebat dalam keluarga cahaya !" Lanjut Mika dengan raut wajah berseri-seri.
“Mika !” Ucap Qhien Guan dengan raut wajah serius.
“Aku harap kau bisa menerima kenyataan apapun yang sudah terjadi !” Kata Qhien Guan kemudian.
Deg !
Seketika jantung Mika seperti tertusuk pisau tajam, ia mengerti bahwa ia akan mendapatkan kabar buruk dari Qhien Guan mengenai keluarganya.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments