Sesampainya di kantor.
“Ingat kamu jangan sampai membuat masalah !” Ucap Alice kepada Qhien Guan.
Tiba-tiba
“Alice ?” Sapa Albert yang kebetulan lewat.
“Eh selamat pagi pak ! Saya mohon ijin untuk membawa dia bersama saya” Ucap Alice.
Seketika Albert melihat ke arah Qhien Guan.
“Ke ruangan saya ya !” Perintah Albert.
“Baik pak”
“Ohh kamu bawa dia juga ke ruangan saya”
Alice memandang Qhien Guan sejenak “Baik pak” Jawabnya kemudian.
Deg !
Jantung Alice berdetak kencang, ia takut Albert akan memberikan surat peringatan kepadanya karena telah membawa orang lain ke kantor. Ia juga takut dianggap sebagai karyawan yang tidak professional.
“Ayo !” Ajak Alice.
Qhien Guan pun pergi bersama Alice menuju ruangan Albert.
Tok tok tok
Alice mengetuk pintu ruangan Albert.
“Masuk !” Jawab Albert dari dalam ruangan.
“Permisi pak”
“Silahkan duduk !”
“Baik pak”
Alice pun duduk di sofa panjang yang berada diruangan Albert.
“Hei, duduk sini !” Alice manarik tangan Qhien Guan yang masih berdiri memandangi seisi ruangan.
“Kenapa kamu bawa dia ke sini ?” Tanya Albert tanpa basa-basi.
“Maaf pak, dia baru saja berada di kota ini. Saya khawatir meninggalkannya di rumah sendirian karena di daerah kami itu sangat rawan orang jahat pak” Alice mencoba mencari sebuah alasan agar Albert memberikan ijin kepada Qhien Guan.
“Oh iya, kemarin malam juga ada preman datang ke rumahmu ya” Kata Albert mempercayai ucapan Alice.
“Nah benar pak !! Saya takut preman itu datang lagi untuk membalaskan dendam karena kemarin dia gagal merampok kami”
“Okey baiklah, dia saya ijinkan untuk ikut bersama kamu di kantor ini”
“Terimakasih banyak pak” Ucap Alice.
“Hei, perkenalkan dirimu kepada pak Albert !” Bisik Alice kepada Qhien Guan.
“Oh ! Hai pria tampan, saya Qhien Guan, salam kenal !” Qhien Guan memperkenalkan dirinya sambil membungkukkan tubuhnya sebagai tanda rasa hormatnya.
“Qhien Guan ?” Seketika Albert melirik Alice.
Alice hanya mengangguk ringan.
“Seperti tidak asing namanya” Batin Albert.
“Yasudah kalian boleh pergi sekarang !” Ucap Albert kemudian.
Sementara itu di tempat lain, tampak Asta tengah berada di daerah perumahan tempat kediaman Alice. Ia bagaikan seorang pencuri yang sedang mengintai rumah mangsanya.
Beruntungnya tidak ada satu orangpun terlihat disana, jadi ia dapat dengan leluasa mengawasi rumah Alice tanpa ada yang menegurnya. Perumahan itu tampak sunyi dan senyap, para penghuni rumah biasanya pergi meninggalkan rumah mereka untuk bekerja.
Saat ini Asta tidak merasakan aura Qhien Guan di sekitar rumah Alice, ia mengamati rumah itu sekali lagi dari kejauhan namun yang ditemukan adalah aura yang berbeda.
Seketika Asta mengeluarkan kedua pedangnya dan terbang menuju rumah Alice.
Sosok iblis dengan tinggi badan enam meter berdiri tegap di samping rumah Alice. Terdapat enam buah tanduk pada kepalanya bagaikan sebuah mahkota yang menghiasi kepala dan tiga buah ekor pada bagian belakang kepalanya. Sosok iblis tersebut hanya memiliki satu buah mata yang terletak pada wajahnya, sedangkan mulutnya terletak pada dadanya. Warna kulitnya juga sangat menyeramkan yaitu berwarna hitam pekat.
“Cih ! Hanya iblis tingkat delapan tapi berani muncul di sini” Ucap Asta.
“Mengapa pemimpin Kerajaan Langit berada di bawah ?” Kata Iblis tersebut.
“Aku tidak ada urusan dengan ksatria langit, pergilah !” Ucap Ilbis itu kemudian.
“Tidak ada tempat untuk iblis di dunia ini !” Ucap Asta.
“Jika itu keinginanmu akan aku ladeni” Jawab Iblis tersebut.
“Besar juga nyalimu !!” Sahut Asta.
Bussshhh
Semua tanaman dan hewan-hewan yang berada di sekitar rumah Alice tiba-tiba mati secara mendadak. Ternyata iblis tingkat delapan telah mengambil nyawa mahkluk hidup untuk mengeluarkan sihirnya.
“Hahahaha ! Aku adalah iblis yang merebut energi segala makhluk hidup, mereka yang tidak dapat bertahan akan mati” Ucap iblis tingkat delapan.
“Cih ! Caramu busuk sekali !” Kesal Asta.
Hyaaattt !!
Iblis tingkat delapan mengeluarkan sihirnya dan melancarkan serangan kepada Asta.
Set
Asta menghindari serangan tersebut dengan mudahnya.
Perbedaan level Asta dengan iblis tingkat delapan tersebut sangatlah jauh. Asta bukanlah tandingan yang sepadan dengan iblis tingkat delapan tersebut.
“Oohh jadi beginilah kemampuan Ksatria Langit yang di takuti oleh seluruh makhluk !! Hahaha !” Celoteh Iblis tersebut.
Wusshh
Baamm
Iblis tingkat delapan tersebut kembali melancarkan serangan kepada Asta, namun sayangnya serangan tersebut masih dengan mudahnya di hindari oleh Asta.
Wuussshhh
Hyaaatt
Berkali-kali iblis itu menyerang Asta, namun hasilnya sama saja. Bahkan iblis tersebut bagaikan sebuah permainan yang sangat mudah di kuasai dan begitu membosankan.
“Kenapa kau tidak menyerangku ?” Tanya iblis tersebut.
“Simpel saja ! Aku hanya ingin melihat sebesar apa kemampuanmu !” Jawab Asta dengan santai tanpa mengurangi kewibawaannya sedikitpun.
“Cih ! Ternyata Ksatria Langit sombong juga ya ?!” Ucap Iblis itu dengan sinisnya.
“Aku akan tunjukkan kemampuanku sebenarnya ! Aku tidak akan memberi ampun padamu !” Iblis tingkat delapan itu mengeluarkan seluruh kemampuannya.
Ketiga ekor pada kepalanya tiba-tiba berdiri tegap disebabkan oleh mana yang begitu besar, tanduk-tanduknya pun memancarkan cahaya merah membara.
Mana yang sangat besar terpancar dari tubuh iblis tingkat delapan itu.
“Aku akan mengakhiri ini dengan cepat wahai Ksatria Langit ! Rasakan ini !!"
Wusshh
Baam
Wussshh
Iblis tingkat delapan itu melancarkan serangan terdasyatnya berkali-kali kepada Asta.
Namun tetap saja serangan itu tidak ada apa-apanya bagi Asta yang sangat kuat.
Syuungg
Baaamm
Dengan kecepatan yang secepat kilat, Asta terbang kearah iblis tersebut dan menancapkan kedua pedangnya pada leher iblis itu, kemudian ia menebas kepala dari iblis tersebut dengan menggunakan kedua pedangnya.
Byuurr
Seketika darah hitam menyembur dengan derasnya melalui lehernya yang telah tertebas.
Bruukk
Iblis tingkat delapan itu pun jatuh dan kalah.
“Meladeni iblis rendahan sepertimu hanya menjatuhkan harga diriku saja !! Semoga kau bereinkarnasi menjadi manusia yang berkelakuan baik” Ucap Asta sambil menyaksikan tubuh iblis itu menghilang secara perlahan.
Tiba-tiba
“Woi nak ! Kenapa kau ada di atas genteng ? Apa yang kau lakukan disana ?” Teriak seorang lelaki yang ternyata adalah pak Asep yang baru saja datang untuk membersihkan pekarangan rumah Alice.
Spontan Asta melihat kebawah.
“Sepertinya wajah anak itu tidak asing” Batin pak Asep.
Ia lupa bahwa Asta lah yang mendobrak pintu rumah Alice kemarin malam.
“Nak, turunlah ! Bahaya diatas sana !!” Teriak pak Asep lagi.
Braakk
Dengan cepat Asta pun turun dari atap rumah.
“Astaga !!” Ucap pak Asep yang tampak terkejut melihat Asta melompat dari atap rumah dengan mudahnya.
“Nak kamu tidak apa-apa ?” Tanya pak Asep sedikit khawatir.
Asta tidak menjawab apapun, ia justru pergi meninggalkan pak Asep sendirian tanpa kata-kata.
“Loh loh loh ! Di tanya kog malah pergi ?” Ucap pak Asep.
“Anak muda zaman sekarang memang sangat berbeda dengan anak muda zaman dulu” Ucapnya lagi.
“Ah yasudahlah ! Yang penting semua aman, tentram dan damai” Lanjutnya.
“Eh tunggu dulu ! Ini kan rumah non Alice, trus anak muda itu kenapa bisa ada disini ? Naik ke atas genteng lagi, pakai apa dia naiknya dan ada apa di atas genteng ?” Pak Asep yang penasaran akhirnya memutuskan untuk melihat atap rumah.
Ia pun pergi mengambil sebuah tangga, secara perlahan ia naik menggunakan sebuah tangga yang telah di ambilnya tadi untuk menyaksikan apa yang ada di atap rumah Alice.
“Tidak ada apa-apa kog” Ucap pak Asep ketika sampai di atap.
“Aneh sekali” Ucapnya kemudian.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments