“Kopi ?!” ucap Qhien Guan lantang, ia tampak penasaran pada kopi tersebut.
“Ya !! Air itu namanya kopi” Albert menunjuk tumpahan kopi yang disentuh Qhien Guan dengan jari telunjuknya.
“Oh !! Jadi air itu namanya kopi !” Batin Qhien Guan.
“Apa kopi bisa diminum ?” tanya Qhien Guan penasaran.
“Tentu saja ! Rasanya manis, ada juga yang pahit ! Semua tergantung selera” jawab Albert menjelaskan.
“Apa kau menginginkan kapi itu ?” tanya Albert kemudian.
“Kau tidak mencoba untuk membunuhku kan ?” ucap Qhien Guan lantang, sembari tetap mengeluarkan sihir kecil didalam tangannya.
“Tentu saja tidak ! Tenanglah !” Albert mencoba membuat Qhien Guan tenang.
“Ikuti aku !! Aku akan membelikan kopi untukmu” Albert pun mencoba mengajak Qhien Guan ke sebuah kantin yang berada di gedung kantor.
Sesaat Qhien Guan terdiam tanpa kata, namun rasa penasarannya terhadap kopi sangat besar, sehingga membuat ia memutuskan untuk mencoba mempercayai Albert.
Ia pun menyimpan kembali sihir yang telah dikeluarkannya sebelumnya.
Secara perlahan Qhien Guan mengikuti Albert dari kejauhan sembari tetap waspada terhadap serangan dari berbagai arah.
Pandangannya sangat tajam dan fokus, ia selalu memperhatikan sebelah kiri dan sebelah kanannya, guna untuk mengantisipasi serangan yang muncul secara mendadak. Ia juga sangat waspada terhadap serangan dari belakang.
“Kau suka rasa apa ?” tanya Albert, mengagetkan Qhien Guan.
“Aku tidak tahu !” jawab Qhien Guan dengan sinisnya.
“Biasanya para wanita suka yang manis, aku akan memesan kopi yang manis untukmu” kata Albert sembari tetap berjalan menuju cafe yang dituju.
Setibanya di cafe, seluruh mata terpaku menyaksikan penampilan Qhien Guan yang terlihat berbeda dengan manusia pada umumnya.
Pakaian aneh yang dikenakannya serta wajah cantiknya membuat ia menjadi pusat perhatian di dalam cafe tersebut.
Seluruh mata yang memandang menganggap bahwa Qhien Guan sedang cosplay menjadi seorang penyihir cantik yang ada di anime.
Hanya Albert saja yang menduga bahwa Qhien Guan sedang sakit jiwa.
“Nih kopi buatmu !” Albert memberikan se cup kopi kepada Qhien Guan berdasarkan seleranya sendiri yaitu rasa manis dan sedikit pahit.
Masih dengan posisi waspada, Qhien Guan menerima kopi tersebut secara perlahan - lahan, lalu dengan cepat pergi meninggalkan tempat itu.
Hanya dalam hitungan detik, wajah Qhien Guan tidak terlihat lagi disana, membuat seluruh pengunjung cafe berpikir bahwa Qhien Guan sedang melakukan triknya seperti yang ada di anime - anime.
Mereka pun bersorak sembari bertepuk tangan menyaksikan trik yang dibuat oleh Qhien Guan.
“Waahh keren sekali !” ucap seorang wanita yang duduk disana.
“Aku pecinta anime, tetapi aku tidak tahu dia cosplay anime yang mana” kata seorang lelaki.
“Siapa yang mengundangnya kesini ? Apa ada yang merayakan ulang tahun ?” ucap lelaki lainnya.
“Aku ingin berfoto dengannya” ucap seorang wanita yang sedang duduk di sudut ruangan.
Sementara itu
“Kasihan sekali, pasti hidupnya sangat berat !” Dimata Albert, sosok Qhien Guan adalah wanita yang sedang mengalami sakit jiwa karena gagal menjadi seorang atlet.
Qhien Guan yang sudah pergi jauh memutuskan untuk mencari tempat yang sepi dimana tidak ada seorangpun disana.
Ia pun duduk disana sembari membawa kopi yang diberikan oleh Albert.
Sesaat ia teringat dengan perkataan Albert bahwa kopi bisa diminum. Ia pun mencoba meneguk kopi tersebut dengan sangat hati-hati.
Gluk !
“Haahh ??! Enak sekali !!” ucapnya sesaat setelah ia mencicipi rasa dari kopi tersebut.
Ia kemudian menyeruput habis se cup kopi yang diberikan Albert. Hanya dalam satu nafas kopi telah habis diminum olehnya.
“Aneh sekali !! Dunia ini sangat aneh !! Mereka punya air yang sangat enak, dan sesuatu mengkilap yang menjulang tinggi !" Qhien Guan menatap gedung kaca yang tinggi dan berkilau disana, pantulan cahaya matahari membuat gadung - gedung kaca itu tampak bersinar seperti sedang memancarkan cahayanya sendiri.
“Apa itu sebuah Kerajaan ?” Qhien Guan pun menduga bahwa gedung tersebut adalah sebuah kerajaan dari dunia ini.
“Bagaimana kabar Kerajaanku saat ini ? Mama, papa ?” Seketika Qhien Guan menatap langit.
Perasaan sedih kembali menyelimuti hatinya mengingat Kerajaannya telah hancur lebur.
Ia juga teringat dengan kedua orangtuanya yang tengah terluka parah saat ia pergi meninggalkan mereka.
“Lalu bagaimana aku bisa mengalahkan pasukan-pasukan Langit ?” Qhien Guan mulai berpikir keras untuk mencari cara mengalahkan pasukan dari Kerajaan Langit.
Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang diucapkan oleh ibunya setahun yang lalu.
Satu tahun lalu
Ratu : Guan, Kerajaan para Penyihir sangatlah dibenci oleh Kerajaan lain.
Qhien Guan: Kenapa begitu ?
Ratu : Karena mereka sangat takut jika sewaktu - waktu kita melakukan sesuatu yang jahat kepada manusia, meskipun kita sebenarnya tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.
Qhien Guan: (Mendengarkan dengan seksama).
Ratu : Suatu saat Kerajaan Langit pasti akan turun untuk memusnahkan Kerajaan ini.
Qhien Guan: Apa ?! Tapi kenapa ?
Ratu : Karena Kerajaan kita memiliki ilmu sihir yang seharusnya tidak dimiliki oleh orang lain. Dulu nenek moyang kita belajar ilmu sihir dari Dewa yang dipujanya, setelah itu dia mengajarkan ilmu itu kepada keturunannya yaitu kita semua. Kerajaan langit tidak terima akan hal ini, sehingga Kerajaan kita dianggap sebagai pendosa.
Ratu menjelaskan sejarah mengapa Kerajaan para Penyihir dianggap sebagai pendosa.
Qhien Guan: Itu tidak masuk akal !! Kita sama sekali tidak melakukan kejahatan kepada siapapun.
Ratu : Ya memang begitulah adanya !! Dan kenyataan pahit yang harus kamu dengar adalah jika Kerajaan Langit turun untuk memusnahkan Kerajaan para Penyihir, sudah pasti kita tidak dapat melawannya !! Kecuali jika kita telah menemukan batu sihir terkuat di bumi yang bisa menghentikan serangan Kerajaan Langit.
Qhien Guan: Batu sihir terkuat ?
Ratu : Iya benar ! Nenek moyang menuliskan sejarah seperti itu di dalam batu sejarah.
Qhien Guan: Owh !! Lalu dimana kita bisa menemukan batu sihir itu mam ?
Ratu : Itulah yang menjadi masalahnya !! Hingga saat ini tidak ada yang tahu dimana keberadaan batu sihir itu. Bahkan sebagian penduduk berkata bahwa batu sihir itu hanyalah sebuah mitos.
***
Sesaat Qhien Guan menghela nafas panjang.
“Aku harus mencari tahu keberadaan batu sihir itu !" ucapnya kemudian.
Ia pun bangkit berdiri, dan secara tidak sengaja pandangannya tertuju kepada Alice yang sedang berjalan sendirian dengan raut wajah datar tanpa ekspresi.
“Ah !! Wanita itu !!” ucap Qhien Guan seraya beranjak dari tempatnya untuk mencoba mengikuti Alice secara diam-diam.
“Sepertinya aku harus menghilang untuk mengikutinya !" Qhien Guan menggunakan sihir tidak terlihat agar ia dapat mengikuti Alice dengan tenang.
Alice berjalan menuju ruangannya untuk segera menyelesaikan dokumen yang diberikan Albert kepadanya.
Tanpa ia sadari, Qhien Guan telah berjalan disampingnya dengan santai sambil memandang - mandang segala sesuatu yang dilewatinya.
Beberapa saat kemudian mereka telah sampai di ruangan.
Setibanya disana, Alice pun bergegas menyelesaikan tugas-tugasnya yang terletak diatas meja kerjanya.
Alice adalah seorang sekretaris yang hebat. Ia dapat menyelesaikan tugas apapun yang diberikan dengan tepat waktu bahkan lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.
Karena kehebatan dan kepintaran yang dimilikinya, Albert memberikan satu ruangan cukup luas khusus untuk dirinya seorang agar ia dapat bekerja dengan tenang dan fokus.
Tag !
Alice mulai menyalakan komputernya, membuat Qhien Guan penasaran, tanpa berpikir panjang Qhien Guan pun mendekatinya dan menatap komputer tersebut dalam - dalam.
“Benda apa ini ?” batin Qhien Guan penasaran.
Alice pun mulai mengerjakan tugas - tugasnya, jari jemarinya tampak sedang menari dengan lincahnya diatas keyboard miliknya.
Qhien Guan yang sedang menyaksikan hal itu tampak sangat penasaran, ia pun mencoba menekan tombol - tombol yang ada pada keyboard tersebut dengan menggunakan jari telunjuknya.
Namun sayangnya tombol yang ia tekan berulang kali adalah tombol yang bertuliskan kata delete yang artinya menghapus, sehingga membuat huruf-huruf yang diketik oleh Alice terhapus satu persatu.
“Ini kenapa sih ? Kog terhapus sendiri ?” Alice tampak bingung menyaksikan huruf yang di ketiknya hilang satu demi satu.
Alice pun mencoba mengetik kembali namun hasilnya tetap sama, huruf yang diketiknya masih terhapus secara otomatis.
“Kog gini sih ? Keyboardnya rusak lagi ya ?” ucap Alice sembari memeriksa keyboardnya.
Seketika Qhien Guan menyadari bahwa tindakannya tersebut telah membuat Alice kebingungan.
Ia pun berhenti memainkan tombol tersebut, dan memutuskan untuk berkeliling melihat - lihat isi ruangan Alice.
“Loh ??!! Sudah bagus lagi ?” gumam Alice sedikit bingung.
“Aneh sekali !!” ucapnya kemudian.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Tiana
makasih
2023-03-03
0
red_rubby
aku cicil bacanya ya...
semangat
2023-03-03
0