Di suatu tempat tepatnya di sudut kota tampak Asta dan kedua pengawalnya yaitu Yuno dan Loid telah selesai membersihkan dan merapikan rumah yang telah mereka sewa sore tadi.
“Mulai sekarang kita akan tinggal disini selama misi pencarian Penyihir yang telah melarikan diri !” Ucap Asta kepada Yuno dan Loid.
“Ingatlah tugas kalian masing-masing !” Ucap Asta kemudian.
“Baik Tuan” Jawab Yuno dan Loid serentak.
“Kita juga harus mencari tau keberadaan batu sihir yang telah lama hilang !” Kata Asta.
“Jika batu itu berada di tangan iblis maka seluruh dunia ini akan hancur, dan jika batu sihir itu jatuh ke tangan Penyihir maka kita tidak akan dapat mengalahkannya karena batu itu dapat meningkatkan sihir menjadi lebih besar berkali-kali lipat. Apalagi kalau Penyihir yang mendapatkan batu itu mampu mengendalikan seluruh elemen” Asta menjelaskan kepada Yuno dan Loid, bahayanya batu sihir jika jatuh ke tangan yang salah.
"Maaf Tuanku, memangnya di dunia ini ada batu sihir ?" Tanya Yuno.
"Bukankah batu sihir ada di Kerajaan para Penyihir tuan ?" Loid juga ikut melontarkan sebuah pertanyaan.
"Seharusnya batu sihir itu ada di Kerajaan para Penyihir, tetapi firasatku mengatakan bahwa batu sihir itu berada di dunia ini ! Mungkin dulu ada Penyihir yang telah menyebrang ke dunia ini" Jawab Asta menjelaskan.
Tampak Yuno dan Loid fokus mendengarkan penjelasan dari Asta.
“Kita harus menemukan penyihir yang hilang itu secepat mungkin !! Karena dia adalah Penyihir satu-satunya yang menguasai segala jenis elemen, kita harus segera memusnahkan penyihir itu !! Dia sangat berbahaya untuk kita." Kata Asta.
“Yuno, Loid !!” panggil Asta.
“Ya Tuan ?” Jawab Yuno dan Asta serentak.
“Aku akan pergi menelusuri kota, jangan mengikutiku ! Aku ingin mencari pekerjaan di dunia ini, kalian tinggallah dirumah !!” ucap Asta.
“Baik tuan” Jawab Yuno dan Loid.
“Ingat baik-baik, jangan pernah gunakan sihir kalian di dunia ini !! Aku tidak ingin kalian berbuat dosa seperti yang telah dilakukan oleh para Penyihir itu !” Ucapnya kemudian.
“Baik tuan, akan kami laksanakan” Jawab Yuno dan Loid.
“Baiklah, aku pergi dulu” Ucap Asta berpamitan.
Meski hari mulai terlihat gelap, namun Asta tetap pergi ke kota untuk mencari sebuah pekerjaan. Ia tidak tahu bahwa tidak ada orang yang mencari pekerjaan di malam hari. Hal itu disebabkan karena penerimaan karyawan hanya di lakukan ketika jam kantor buka yaitu pagi sampai sore hari.
Asta berjalan menelusuri kota, lampu-lampu terlihat bergemerlapan di sepanjang kota penuh warna dan model.
Setiap tempat yang ia lewati memiliki jenis dan warna lampu yang berbeda, membuat malam yang gelap menjadi terlihat terang.
Kali ini ia tidak menjadi pusat perhatian karena pakaian yang di kenakan olehnya sudah sesuai dengan pakaian yang digunakan manusia pada umumnya.
Beberapa jam Asta berjalan, tiba-tiba ia merasakan aura iblis di kerumunan manusia. Asta pun mencoba mencari sosok tersebut.
Tak butuh waktu lama, ternyata iblis itu menunjukkan keberadaannya sendiri dengan cara melarikan diri dari tempat itu. Tampaknya iblis tersebut juga merasakan aura Asta di tempat itu, yang membuat iblis itu lari ketakutan.
“Heii mau kemana kau ?” Teriak Asta.
Tak tinggal diam, Asta lansung mengejar iblis tersebut. Ia bahkan menggunakan sedikit sihirnya untuk mengejar iblis yang telah kabur tersebut.
Iblis tersebut tampak seperti sosok lelaki bertubuh kurus dan memiliki enam buah tangan dan satu buah ekor dengan sudut lancip pada ujung ekornya. Tubuhnya pun berwarna merah gelap dan dua tanduknya tampak berdiri tegap diatas kepalanya.
Asta masih terus mengejar sosok iblis tersebut.
“Kemana dia perginya ?” Sanking cepatnya iblis tersebut berlari, Asta akhirnya kehilangan jejak dari sosok iblis tersebut.
“Sepertinya iblis itu adalah iblis paling lemah. Sebenarnya tidak menjadi masalah tapi jika dibiarkan berkeliaran di dunia ini, bisa membahayakan umat manusia” Ucap Asta.
“Aku harus mencarinya” Ucapnya kemudian.
Asta pun kembali mencari sosok iblis tersebut namun ia masih tidak dapat menemukannya.
“para iblis yang di usir dari langit ternyata leluasa berkeliaran di dunia ini” ucap Asta.
“tadi itu adalah iblis tingkat Sembilan, ia hanya mampu menghasut manusia untuk saling membenci, sebenarnya tidak menjadi masalah jika manusia memiliki tekad yang kuat” ucapnya lagi.
“tapi jika ada iblis tingkat satu di dunia ini, itu akan menjadi masalah besar, karena iblis itu akan menghancurkan dunia ini”
“aku harus mencari tau apakah iblis tingkat satu juga berkeliaran di dunia ini” ucapnya kemudian.
Namun tiba-tiba
“aura ini ?” seketika Asta terkejut, ia merasakan ada aura yang berbeda di daerah tersebut.
Sementara di dalam rumah Alice.
“jangan sentuh apapun yang bukan barangmu” ucap Alice kepada Qhien Guan.
“hah ? aura ini ? sepertinya tidak asing” seketika Qhien Guan panik dan melihat luar rumah melalui jendela kaca yang ada ruangan itu.
Alice yang melihat Qhien Guan merasa sedikit bingung.
“kenapa lagi ni anak ?” batin Alice.
“huh apa mungkin ….” Belum selesai Qhien Guan berbicara, tiba-tiba
Dubrak !!
Tiba-tiba saja pintu rumah Alice roboh akibat di dobrak oleh seseorang yang tidak dikenal.
Alice dan Qhien Guan tampak kaget, spontan mereka melihat ke arah pintu, dan sosok pria muncul dengan membawa kedua pedangnya.
“Ksatria Langit ??” Qhien Guan kaget bercampur panik, ia tidak menyangka ternyata ksatria langit menyusulnya ke dunia ini.
Dengan cepat Qhien Guan memasang kuda-kuda dan siap menyerang.
“kau tidak akan bisa lari lagi, kau harus menebus dosamu” ucap Asta kepada Qhien Guan.
“aku akan membersihkan kehidupan dibawah langit dari iblis dan penyihir sepertimu, menyerahlah agar dosamu diampuni” ucap Asta lagi.
“kau harus menebus dosamu malam ini juga” ucapnya kemudian.
Namun..
“PERGI KAMU !!” bentak Alice sambil menodongkan sapu kearah Asta.
Hal itu membuat Qhien Guan dan Asta terkejut, entah dimana ia dapatkan sapu secepat itu.
“auramu ?? kau adalah manusia bumi” kata Asta.
“TENTU SAJA AKU INI MANUSIA, PRIA BODOH” ketus Alice.
“apa maumu ? aku tidak ada urusan denganmu, menyingkirlah” jawab Asta tanpa mengurangi kewibawaannya sedikitpun.
“KAU BILANG TIDAK ADA URUSAN DENGANKU ?? KAU UDAH MERUSAK PINTU RUMAHKU !! TERUS KAU TIDAK MERASA BERSALAH SEDIKITPUN !! KAU PASTI PREMAN KAN ?? KALAU KAU TIDAK PERGI, AKU AKAN TERIAK DAN MENELFON POLISI” ucap Alice dengan penuh percaya diri meski jantung berdetak sangat kencang karena ketakutan.
Wajar saja, tiba-tiba ada seorang lelaki membawa dua buah pedang telah mendobrak pintu rumahnya hingga rusak.
“OKE BAIKLAH, AKU TELFON POLISI SEKARANG AGAR KAU DITANGKAP DAN DI HUKUM” ucap Alice seolah-olah ingin menelfon kantor polisi padahal ia sendiri tidak tahu nomor telepon kantor Polisi.
“duh bagaimana ini, aku kan gak tau nomor kantor polisi” batin Alice panik.
“berfikir Alice, berfikirlah” batin Alice begejolak panik tidak karuan.
Saat ini berdiri sosok pria dengan pedang seakan ingin membunuh dirinya dan Qhien Guan.
“AKU TELFON POLISI YAAAA, AKU TELFON NI” ucap Alice, ia berfikir bahwa Asta akan pergi jika diancam seperti itu.
“KALAU KAU PERGI BAIK-BAIK, AKU TIDAK AKAN MELAPORKANMU, JADI KALAU KAU BERUBAH PIKIRAN TIDAK MASALAH SEBELUM AKU TELFON POLISI” ucapnya kemudian.
“polisi ?” gumam Asta.
“HOII KAU BERISIK SEKALI, DARI TADI BILANG-BILANG POLISI, MEMANGNYA SIAPA POLISI ITU ?” teriak Qhien Guan kepada Alice.
“si cewek aneh yang bodoh ini, bisa gak liat situasi dulu kalau mau ngomong” kesal Alice di dalam hati.
“terus kenapa kau membawa pedang seperti itu, itu tidak akan mempan padanya” ucap Qhien Guan yang melihat Alice berdiri di depannya dengan menodongkan sapu ke arah Asta.
Qhien Guan menganggap sapu tersebut sebagai pedang yang digunakan Alice untuk melawan Asta.
“dia itu Ksatria kuat, pedangmu itu sangat lemah, kau hanya sekali tebas baginya” ucap Qhien Guan kemudian.
Plaakk !!
Tanpa berfikir panjang Alice mumukul kepala Qhien Guan dengan gagang sapu yang di pegangnya.
“HOI KENAPA KAU MALAH MEMUKULKU ??!!” Tanya Qhien Guan sambil memegang kepalanya yang telah dipukul oleh Alice.
“HABISNYA KEPALAMU ITU GAK ADA ISINYA SAMA SEKALI” jawab Alice kesal.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments