BAB 10 ~ Over Kredit ~

Saat libur panjang Armen, putra Bu Kotjo pasti datang ke rumah. Kedua rumah mereka hanya berjarak dua puluh meter. Bahkan tak terdapat tembok pemisah antara dua bidang tanah itu. Hubungan dua keluarga itu sudah selayaknya seperti saudara sendiri. 

Tepatnya sejak Murni jadi pembina bagi Bu Kotjo di bidang persalinan. Persaingan antar mereka relatif tidak ada lagi. Bahkan Murni bantu Bu Kotjo dapatkan sertifikat dari departemen kesehatan untuk izin praktek persalinan. 

Malam itu Armen datang bawakan boneka kain untuk Gya. Armen memang sangat sangat sayang pada Gya. Bukan kali ini saja Armen bawakan kado untuk Gya. Namun, sama dengan Wasis, apa yang dibelikan bukanlah benda yang diperlukan saat sekarang.

"Gimana mobil truk Om, aman aja Tante?"

"Aman saja kok Men!"

"Ada keringanan dari mereka ya Tan?"

"Nggak ada tuh, tetap aja!"

"Kok gitu Tante, harusnya dapat potongan tuh Tante?"

"Lastri, coba kamu ambil kartu angsuran truk!" Murni perintahkan Lastri untuk ambil kartu tanda angsuran. "Armen aja lihat sendiri, ada dikasih keringanan apa nggak?"

Lastri segera turuti perintah Murni. Pada mulanya ia heran mengapa data kredit yang begitu rahasia harus diberikan pada Armen. Tapi setelah dijelaskan Murni bahwa Armen selalu dipercaya oleh Wasis dalam pembicaraan keuangan dan bisnis. Ia pun mengerti bahwa Armen merupakan andalan kedua orang tua angkatnya dalam hal keuangan.

"Wah kok nggak ada pengurangan sama sekali ya Tan!" Armen coba mulai kembali pembicaraan terkait angsuran.

Karena Murni hanya diam saja, Lastri pun turut menimpali, "Kalau bilang Si Roy sih bisa diurus!"

"Kalau yang kayak begini biasanya sudah otomatis saja pengurangan angsurannya," timpal Armen.

Apa yang Armen katakan adalah sesuai dengan kelaziman yang berlaku di industri keuangan. Apabila nasabah kedapatan meninggal dunia. Pada kenyataannya pihak jasa keuangan lebih bersifat pasif. Merasa rugi jika harus menurunkan beban bunga yang akan mereka terima.

"Tante nggak ngerti, kalian saja yang bicarakan hal itu ya!" ucap Murni.

"Lho kok gitu Bu!" ucap Lastri.

"Sudah kamu aja yang ngobrol sama Armen sana!" kata Murni.

"Ibu sih mau kemana?" tanya Lastri.

"Mau masuk dulu!" jawab Murni "Lastri! Gya-nya bawa sini! Di luar sudah mulai dingin!"

Gya  diajak masuk oleh Murni. Gya bagi Murni adalah teman sebenar-benarnya. Ia mengerti bahwa Lastri tidak begitu telaten dalam urusan putrinya. Karena Lastri terbilang masih sangat muda sekali untuk menjadi seorang ibu. Sungguh begitupun Murni sangat merasa beruntung, dapatkan Lastri dan Gya menjadi keluarga barunya menjelang usia senja.

"Kalau begini ada baiknya dilakukan take over saja, Las!" kata Armen.

"Maksudnya?"

"Dipindah ke bank tempat saya bekerja aja hutangnya?"

"Kenapa?"

"Biar dapat bunga yang lebih kecil, kebetulan lagi ada promo!"

"Repot!"

"Biar saya bantu!"

"Emang bisa?"

"Yang penting pas akad kredit, Tante datang"

"Bisa dapat tambahan pinjaman uang nggak?"

"Bisa kalau mau!"

"Kalau bener bisa? Saya mau!"

"Nanti saya bilang ke marketing-nya!"

Lastri dengan cepat menyambut ide dari Armen. Di dalam otaknya hanya ada rasa Ingin kembangkan bisnis. Targetnya dalam waktu tujuh tahun ia harus bisa tinggalkan harta benda yang cukup untuk putrinya. Entah dari mana Lastri dapatkan cita-cita itu.

Dengan dapatkan modal ia bisa membeli pupuk yang diperlukan oleh petani yang ada disekitarnya. Ia bisa terima pesanan tetangga kebun dan kelompok Gapoktan yang dekat dengan dirinya. Lastri berpikir cuma sekalian jalan antar hasil kebun ke pabrik. Lalu ia bisa singgah di agen pupuk terbesar di daerah mereka. 

"Oke Las, kalau begitu tunggu kabar dari saya ya!"

"Lama nggak?"

"Kalau nol berkas cuma seminggu!"

"Maksudnya?" Lastri tidak mengerti istilah nol berkas.

"Setelah semua berkas persyaratan lengkap!"

Walau sedikit meleset dari janji perjanjian kredit akhirnya terlaksana. Itupun karena Lastri memohon dengan sangat pada ibu angkatnya. Murni akhirnya luluh setelah Lastri merayunya berkali-kali. 

Yang jadi sebab Murni berat untuk setuju adalah rumah yang ditinggalinya turut dijadikan jaminan. Walaupun tidak diikat secara notariil. Hanya sebagai jaminan pendamping dari truk peninggalan Wasis. 

Nilai jaminan truk tidak cukup untuk tutupi kredit pinjaman tambahan modal kerja yang diminta Lastri. Murni sempat serba salah. Ia pernah mendorong Lastri untuk melakukan proses pembelian buah sawit dari kebun tetangga saat Wagiso datang ke rumah minggu lalu.

Karena itulah Lastri jadi butuh modal kerja. Murni benar-benar sempat khawatir ketika rumah penuh kenangan bersama Wasis harus turut jadi jaminan. Beruntung Armen masih bisa yakinkan Murni. 

Armen sampaikan perhitungan sederhana pada Murni. Jika Lastri mampu membayar angsuran yang dirasa lebih tinggi selama ini, maka Lastri diyakini akan mampu pula untuk lakukan pembayaran cicilan dengan jumlah angsuran yang lebih kecil. Proses alih kreditur sebabkan jumlah pembayaran per bulannya semakin kecil.

Masukan Armen sedikit membuat Murni tenang dan yakin. Murni terlalu cinta pada Lastri dan cucu angkatnya. Ia akan terus penuhi keinginan suaminya untuk menjaga dua orang paling berharga dalam hidupnya sekarang.

"Terima kasih Bu sudah ikhlaskan semua untuk Gya!" ujar Lastri sesaat mereka telah tiba kembali di rumah.

"Untuk kamu juga anakku?"

"Yang paling utama Gya, Bu!"

"Ibu ikut kamu saja Lastri!"

Sehari setelah urusi panen kebun orang tua angkatnya, Lastri kembali ke lokasi perkebunan. Kali ini ia dengan ditemani Wagiso Lastri coba terangkan tentang konsep kerjasama yang dengan tetangga kebunnya. 

Tak banyak peserta dalam pertemuan itu. Masih ada di antara kawan mereka masih takut dengan calo buah. Pada kesempatan itu Lastri ingatkan agar jaga kekompakan. Setidaknya itu bisa membuat lapak arogan yang telah menguasai hasil kebun mereka selama akan berpikir dua kali untuk ulangi sikap mereka selama ini. 

"Bisa nggak Mbak Lastri sediakan timbangan buat kami?" tanya salah seorang calon peserta.

"Untuk apa Pak?" jawab Lastri, "saya biasanya cuma timbang satu kali di pabrik!"

"Kalau kami ini kan harus kumpulkan dari beberapa orang biar ongkos kirimnya masuk!"

Pertanyaan dari salah satu calon peserta benar adanya. Selama ini Lastri membawa buah hasil kebun sendiri. Jadi tidak tercampur dengan buah orang lain. Berapapun hasil jual ke pabrik mutlak milik Lastri seorang. Baik dari segi jumlah maupun harga.

Berbeda jika pemenuhan kuota kirim harus berasal dari hasil penggabungan beberapa kebun. Maka dibutuhkan timbangan dan keahlian dalam memperkirakan buah sawit yang layak kirim. Hendaknya dari setiap peserta kirim harus dapat diperhitungkan nominal yang akan didapat dengan dasar harga terima pabrik.

Sungguh pelik memang. Harus ada orang yang benar-benar dipercaya oleh kedua belah pihak. Dari pihak Lastri dan calon peserta kirim buah sawit yang menggunakan jasa angkutan Lastri. 

"Bagaimana kalau pada Wagiso saja kita percayakan?" ujar Rikwanto sebagai orang yang dituakan dari kelompok mereka.

"Tanyakan dulu ke Pak Wagiso, mau nggak dia," tanya penanya pertama tadi.

Wagiso nyatakan bahwa pada prinsipnya ia setuju. Karena semakin banyak uang masuk bagi Wagiso jika seluruh panen dari anggota mereka wajib dikerjakan olehnya. Jika memang begitu kejadiannya maka harus ada kesepakatan bahwa masa panen yang dipakai adalah tiga minggu sekali. 

Dengan jarak tiga minggu sekali baru panen, kemungkinan buah belum matang sempurna dapat dihindari. Kebun pun akan diatur sesuai giliran. Serta kapasitas produksi buah sawit juga akan diatur.

Walau secara konsep telah disetujui, Lastri belum tahu cara melakukan perhitungan dan pengaturan secara baku. Lastri tidak akan mampu mengatur skedul panen dan kirim. Lastri hanya bisa berharap Armen akan bersedia untuk membantunya.

Diam-diam Lastri merasa beruntung. Akibat telah lakukan alih kredit Lastri telah siap jika harus membeli hasil panen orang lain. Minimal dia akan coba dari pemilik kebun dengan ukuran lebih kecil terlebih dahulu.

...☘️☘️☘️ ~~ Bersambung ~~ ☘️☘️☘️...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!