BAB 07 ~ Perkembangan Transmigrasi ~

Murni berdiri di depan rumah dengan Gya berada di dalam gendongannya. Ada tiga puluh menit lebih ia berdiri di sana penuh rasa cemas. Belum juga tampak adanya tanda-tanda truk kebanggaan almarhum akan segera kembali masuk ke dalam pekarangan rumah.

Tin, terdengar bunyi klakson truk dari arah jalan di depan rumah. Klakson itu terasa khas di telinga Murni. Ia yakin jika bunyi klakson itu berasal dari truk milik mendiang suaminya. 

Lastri dengan sengaja melewati ibu angkat dan anaknya. Ia ingin unjuk kebolehan di depan ibu angkatnya itu. Dengan sangat pelan dan hati-hati ia posisikan truk itu ke tempat semula.

Murni hampiri Lastri setelah truk itu berhenti sempurna. Ia terlampau antusias ingin dekati Lastri, sehingga lupa akan kereta dorong Gya. Benar saja kini Gya telah digendong dengan posisi tangan kiri Murni pada bagian dalam. Adapun rasa marah Murni telah berganti dengan rasa lega dan penuh rasa syukur pada Tuhan semesta alam

"Kamu nekat sekali Las!"

"Yang penting sekarang kan saya selamat Bu!"

"Ya tetap saja kamu nekat!"

Lastri nyengir dengarkan kata-kata Murni, "Gimana Ibu udah percaya belum?"

"Nih kamu gendong dulu Si Gya!" Murni serahkan Gya pada Lastri, "tetap saja kamu musti banyak latihan dulu!"

"Bukan itu Bu!" Lastri berjalan mengiringi Murni.

"Bukan gimana?" Murni goyangkan kedua tangannya secara bergantian akibat pegal menggendong Gya tadi.

"Percaya kalau Bapak yang bimbing?"

"Nanti nak ya kita bicarakan lagi!"

Mendengar omongan Lastri, Murni tetap saja tidak mudah percaya. Dibandingkan mendapat wangsit, Murni lebih percaya jika Lastri telah belajar setir mobil pada suaminya sebelum wafat. Atau bahkan mungkin jauh sebelum itu sudah belajar dengan orang lain.

Murni sempat pula punya pikiran jika Lastri termasuk orang tipe pembelajar cepat. Murni percaya ada beberapa tipe manusia yang sangat berbakat. Dapat menguasai suatu hal hanya dengan cara melihat. Tanpa perlu lakukan latihan rutin terlebih dahulu seperti manusia normal pada umumnya.

Murni sangat berharap kejadian yang terjadi, mengkategorikan Lastri termasuk golongan tipe orang pembelajar cepat. Dibandingkan harus percaya jika anak angkatnya itu telah menerima sebuah wangsit dari orang yang sudah meninggal. Walaupun itu almarhum suaminya. Sebagai mantan bidan, Murni kurang suka dengan hal berbau mistis.

Berbeda dengan Murni, Lastri percaya jika dirinya memang dibantu oleh almarhum ayah angkatnya. Lastri yakin kasih sayang Wasis pada dirinya dan Gya tidak putus di dunia saja. Lastri punya keyakinan jika ruh Wasis dalam jangka waktu masih di bawah empat puluh hari masih ada di antara mereka. Pada saat itulah Wasis mengajar dirinya melalui mimpi dan wangsit.

Semua terasa jelas bagi Lastri. Baik mimpi ataupun visi yang tampil saat ia berada di atas truk. Berikut pengajarannya terasa amat nyata.

Kenyataan itu benar-benar mendorong Lastri untuk yakin. Bahwa ada suatu yang datang dan ajarkan padanya secara langsung. Lastri merasa yakin sosok yang datang itu adalah Wasis. Atau sesuatu yang diserupakan mirip Wasis. 

Pada akhirnya kesimpulan Lastri atau Murni adalah salah. Pastinya ada ruh yang terlibat membantu Lastri dalam menguasai keahlian dalam berkendara. Terlebih mobil dengan jenis ukuran besar seperti halnya truk. Bahkan tanpa latihan sebelumnya. 

Tapi itu semua berkat Ruh Gema. Seorang kapten polisi wanita yang telah lama koma sejak tahun 98 silam. Mengalami koma akibat luka tembak di kepala oleh anak buahnya sendiri.

Ruh merupakan sesuatu yang suci, dan berasal dari sang pencipta. Adapun jiwa adalah percampuran antara jasad dan ruh. Dalam hal ini jasad diwakilkan oleh otak atau pikiran. Organ yang merupakan inti dan pusat komando dari jasad secara keseluruhan. Matinya otak, berarti berakhir pula kehidupan seseorang.

Ruh Gema  telah menggantikan Ruh Lastri yang telah wafat. Dalam jasad Lastri yang sekarang adalah Ruh Gema yang lakukan proses transmigrasi. Ruh Gema yang kembali hidup di dunia dengan menjadi ibu bagi Pratigya Gema. 

Adapun Ruh Lastri yang sebenarnya telah berpulang pada Tuhannya.  Wafat pada saat menerima keganasan para pelaku pemerkosa dan percobaan pembunuhan. Dalam peristiwa di kebun karet enam bulan lalu. 

Jin pengikut Lastri atau biasa disebut Jin Qorin tak ingin tinggalkan jasad Lastri. Itu sebabnya, janin dalam rahim Lastri akan turut mati jika jasad ibunya mati. Jadi yang dibawa ambulan ke rumah Enah saat itu, sudah bukan lagi Lastri yang sebenarnya.

Ruh Gema alami peristiwa pengalaman keluar dari tubuh. Jin pengikut Lastri beri penawaran untuk menempati jasad Lastri. Jin itu adakan perjanjian dengan Ruh Gema, hingga mereka mampu lakukan proses transmigrasi. Tuhan yang maha kasih seolah berikan izin-Nya. Ada nyawa tak berdosa di sana. Pratigya Gema, janin bayi milik Lastri.

Ruh Gema dengan nama lahir Gema Puspita Sari. Semasa hidupnya adalah putri pemilik bengkel. Sebuah bengkel mobil dengan Spesialisasi kendaraan ukuran besar. Suatu bengkel yang biasa menangani truk dan bus. Juga telah biasa lakukan kontrak kerja perawatan mobil besar milik pihak angkatan bersenjata maupun kepolisian. Gema muda sangat tomboy, hingga akhirnya berhasil menggapai cita-citanya menjadi seorang polisi wanita. 

Telah beberapa kali Lastri membawa jalan truk itu. Diantaranya mengisi bahan bakar atau keliling kampung bersama Murni dan Gya pada sore hari. Sempat juga Lastri antarkan Murni ke pertemuan ikatan bidan se-kabupaten.

"Bu boleh nggak Lastri teruskan usaha Bapak?" Lastri ajukan permohonan pada Murni di saat bersantai minum teh di depan teras.

"Maksudnya?"

"Lastri mau teruskan usaha Bapak?"

Murni menghirup tehnya, "Meneruskan gimana?'

"Usaha sawit bapak!"

"Kan sudah ada yang urus!"

Lastri pernah melihat nota penjualan sawit yang diperlihatkan Gianto. Ketika polantas itu antarkan truk di hari Wasis tinggalkan dunia yang fana untuk selamanya. Angka pada nota tertera jauh lebih besar bila harus dibandingkan dengan jumlah yang Murni terima selama dua kali periode panen buah sawit.

"Ibu percaya sama mereka?"

"Ya, mau gimana lagi!" Murni terdengar pasrah.

"Justru itu Bu, kalau Lastri bisa angkut dan jual langsung ke pabrik kan bisa jauhlebih gede hasilnya!"

"Tapi?"

"Lastri kasihan sama Ibu, nguras tabungan terus buat nutup angsuran mobil!"

Murni terdiam. Ia sadar jika keadaan terus seperti saja seperti saat itu, dalam tempo tak lama lagi tabungan miliknya pun akan habis. Jika sudah begitu keberadaan truk dapat terancam. Karena angsuran bulanan akan tersendat.

"Ya sudah kalau begitu!'

"Ya sudah apa Bu?"

"Ibu izinkan kamu coba, tapi hati-hati!"

"Terima kasih Bu!"

"Ingat kamu punya anak!"

"Iya Bu!"

Murni peringatkan Lastri keberadaan Gya. Walau tak tahu persis kehidupan seorang supir, Murni kerap kali dapat cerita tentang kerasnya hidup di jalanan. Murni khawatir Lastri tak bisa bawa diri.

"Kamu butuh SIM itu, kayak bapakmu!"

"Lastri tahu Bu!"

"SIM-nya khusus lho Las!"

"Iya Bu!"

Untuk kendarai mobil jenis truk diperlukan surat izin mengemudi khusus, yaitu SIM B1. Berbeda dengan SIM untuk mobil kecil pada umumnya. Tapi untuk dapatkan SIM B1 pengendara diwajibkan untuk memiliki SIM A lebih dulu. Barulah setelah melewati pemakaian masa satu tahun SIM A, Lastri bisa ajukan peningkatan ke SIM B1. Harus melalui mekanisme tes lagi pastinya.

Tak penting bagaimana Lastri tahu tentang ketentuan itu. Tapi ia tidak ingin Murni tahu perihal itu. Pertimbangan Lastri jika tidak segera maka peluang untuk pertahankan truk akan semakin kecil.

Akhirnya saat yang ditunggu Lastri pun tiba. Dengan naik kendaraan umum, Lastri bersama Murni dan Gya berangkat ke kota kabupaten  Menuju kantor Polsek terdekat yang memiliki fasilitas layanan pembuatan SIM. Untuk pertama kalinya Gya yang kini berusia empat bulan, lakukan perjalanan keluar rumah yang cukup jauh.

...☘️☘️☘️ ~~ Bersambung ~~ ☘️☘️☘️...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!