Dila yang berniat ingin menampar wajah Renata, spontan menurunkan tangannya. "Lo---kok di... sini? Katanya berdiri menjauh dari Renata, dan kini sudah berdiri sejajar dengan Milan.
"Kenapa nggak beri tahu gue kalau ada pak guru sialan ini sih." Bisik Dila penuh kesal.
"Lah, mana gue tau Dil. Orang gue juga kaget liat dia tiba-tiba nongol." bisik Milan.
Keduanya menunduk takut kala Ares menatapnya bergantian.
"Oh ya, tadi saya sedang jalan-jalan keliling sekolahan ini,eh, ke ganggu sama suara kalian teriak-teriak nggak jelas." Ares melirik Renata. "Loh. Kenapa dengan muka mu?" Lalu, dia bertanya pada Dila dan Mila, "Kalian lagi belajar nulis, ya? Kekurangan kertas apa gimana?"
Kedua sahabat itu hanya terdiam.
"Apa perlu saya belikan?" Tanya Ares menatap dingin Dila dan Milan yang menunduk.
"Pak sialan! Mulai sok-sok'an nih!" Dila mengertakkan giginya penuh emosi.
"Oh iya, nama kamu Dila, kan? Ares menunjuk Dila.
"Iya memang nya kenapa?, lo mau apain gue, hah?" Ingin sekali Dila mengatakan nya tapi tak punya keberanian lebih.
"Dan kamu sebelahnya, Milan ya?" Kini Ares menatap Milan dan membuat wajah gadis itu langsung merah padam.
"Omg, calon iman ku, jangan mandang seperti itu, hati ade meleleh bang." Batin Milan.
"Udah ya, balik, nanti kalian di cariin sama mama kalian lho." Suara Ares terdengar seperti sedang menggoda.
"Ahhh" Milan menjerit histeris kala mendengarnya, membuat Dila mengernyitkan dahinya heran.
"Dia pasti sudah mulai gila lagi karena belum makan obat." Dila memutar jengah bola matanya.
"suaranya bikin candu!" Batin Milan tersenyum cegigisan.
"Harus cepat-cepat di atasi nih, sebelum benar-benar parah." bergumam dalam hati. Sebelum penyakit Milan kumat, Dila langsung menyeret lengan Milan kasar, dia memilih pergi setelah tapi sebelum itu sempat melemparkan tatapan kesal ke Renata karena keinginan yang belum ter tuntaskan
Begitu kedua sahabat baik tukang bullying itu pergi, seketika air mata Renata jatuh tak tertahan lagi. Seharusnya dia tidak boleh menangis, tapi kondisinya benar-benar dalam keadaan tidak baik-baik saja saat ini.
Air matanya menetes, mengalir membasahi pipi gembulnya, Ares berjongkok di depan cewek itu, memperlihatkan ekspresi jenaka seakan-akan melihat Renata menangis adalah sebuah lelucon. "Mental lemah, kenapa gituh aja nangis, cengeng banget sih." Jemari Ares terulur mengusap air matanya
Renata tersentak, kaget dengan tindakan gurunya itu. Dia menepis kasar tangan Ares.
Ares tersenyum tipis, "Menurutmu apa kesalahanmu? Bukankah yang bersalah adalah orang yang merundungmu tanpa alasan? Karena itu bangkitlah. Tak ada penyelamat selain dirimu sendiri. Jadi, jangan pernah membiarkan siapa pun memperlakukanmu dengan buruk." Ucapan Ares mampu membuat Renata berhenti menangis, cewek itu mengusap air matanya.
Renata menarik napas, berusaha melegakan perasaannya. Setelah dia cukup tenang, perempuan itu menatap netra Ares sesaat. "Anda tidak usah sok baik." Katanya tidak ingin di kasihani.
"Saya nggak sok baik, saya emang baik. Plus, ganteng." Ares tertawa dengan lelucon yang di buatnya sendiri.
Setelah itu, Ares berdiri, mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya dan memberikannya pada Renata, "Nih, buat lap wajah kamu yang kotor." Lalu cowok itu berlalu begitu saja.
Renata memandangi punggung tegap guru barunya itu yang berjalan semakin jauh. Cowok populer yang di kenal dan di sukai para cewek di sekolahan di hari pertamanya masuk kerja. Pesonanya mampu menyihir satu sekolah.
Kata-kata Ares tadi mematik semangat Renata untuk bangkit dari ke terpurukannya selama ini, selama hampir tiga tahun dirinya di tindas oleh Dila dan Milan tanpa sebab yang jelas. Renata bertekad akan berusaha untuk mengatasinya. Jika dia gagal maka akan coba lagi.
Mereka merundungnya selama ini karena dia lemah. Karena dia tak punya keinginan atau keberanian untuk melawan.
"Saatnya untuk melawan." Kata Renata sungguh-sungguh.
°
°
°
°
°
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
SenjaKala
ayooo semangat author!
2023-02-19
0
Sriutami Utam8
ayo semangat renata tunjukkn bhwa kau tdk lemah dan cengeng
2023-02-18
0
nurhayati rambe
ayo semngat bangkit renata jangan mau di bully terus lawan tu dila.ama milan
2023-02-18
0