BAB 12

...(haduh apa lagi ini, kenapa harus aku sih yang di pilih nyonya melinda untuk jadi istrinya tuan muda, kalau nanti dia memukuli aku terus bagaimana, dan itu berarti aku harus melayani tuan muda seumur hidupku, trus nanti apa orang tua ku setuju kalau aku menikah dengan tuan muda) suara hati mentari yang merasa bingung harus berbuat bagaimana...

...****************...

Mentari sekaran terlihat lebih melamun, sehingga mak ton sebagai orang yang dekat dengan mentari langsung menayakan, kenapa memtari dari tadi melamun terus

"neng.... Kamu kenapa? Apa ada yang ganggu fikiran kamu, atau kamu masih memikirkan kejadian tadi siang, saat tuan muda marahin kamu" tanya mak ton pada mentari

"bukan mak... Tapi emang ada yang ganggu fikiran mentari, mentari bingung mak mau ngasih jawaban apa ke nyonya besar" jawab mentari dengan wajah yang penuh dengan fikiran

" emang tadi nyonya bilang apa sama kamu, sampai kamu melamun seperti ini" tanya mak ton yang sangat ingin tahu

"tapi... Mak ton jangan bilang bilang ke orang orang yah mak... " jawab mentari

"iya iya... Emak gak akan bilang ke siapapun, yah sudah cepat kamu ngomong, emak sudah tidak sabar ini" ucap mak ton yang semakin penasaran

"ihhh mak ton sabar dong.... Mentari bingung nie... Mau ngomong nya dari mana dulu" jawab mentari

"ihhh kamu nie... Ngomong aja saat pertama kali nyonya ngomong sama kamu, giti aja minta di ajarin dulu" jawab mak ton sambil gemas ke mentari

" yah udah.... Tadi kan nyonya datang itu mau ngomong kalau dia mau aku jadi mantunya, yang berarti istri tuan muda leon" ucap mentari dengan nada yang sangat pelan

"APA....... HA HA HA HA HA mentari.... Mentari.... Kamu itu jangan berhayal jadi ratu di rumah ini, kamu itu hanya upik abu, yang bakal selamnya jadi upik abu, jangan berharap naik tingkat, apa lagi kamu bermimpi punya jodoh seperti tuan muda leon.... Tidak mungkin nyonya bilang seperti itu ke kamu, atas dasar apa tiba tiba nyonya minta kamu jadi mantu nya" ucap mak ton yang sangat tidak percaya

"ihhhh mak ton kenapa ngomong seperti itu sih... Emang salah yah... Orang seperti aku jadi menantu nyonya besar, kan jodoh orang gak ada yang tahu, kenapa mak ton malah bicara seperti itu" jawab mentari yang sangat tersinggung dengan omongan mak ton

"sudah sudah mentari... Kamu itu semakin malam kok tambah semakin ngaco, kamu kan belum tidur jadi kenapa bisa kamu mimpi seperti itu, sudah sudah tidur sana, jangan lupa berdoa biar kamu tidak mimpi yang enggak enggak kaya gitu" jawab mak ton yang memang sangat tidak percaya

Mentari mendengar omongan mak ton yang sepeti itu sangat sakit hati, karena tadi dia yang ingin mentari ngomong, tapi ini malah dia yang menghina mentari. Malam itu mentari tidak bisa tidur, akhirnya dia memilih keluar dari kamar dan pergi ke taman untuk menghirup udara malam.

Mentari duduk di bawah pohon dan selalu melihat ke arah atas untuk melihat bintang yang berkelap kelip dan bulan yang terlihat bulat sempurna.

"ibu..... Ayah..... Apa kalian melihat mentari di sini, mentari lagi bingung... Mentari harus apa yah" ucap mentari saat melihat ke langit

"bintang, bulan, kenapa kalian jahat banget sih sama aku.... Aku di sini sangat sedih dan bingung, tapi kenapa kalian di sana malah bersenang senang memperlihatkan cahaya kalian yang sangat indah, apa... kalian mau menghinaku juga yah.... Kalau kalian bisa bersinar sementara aku hanya terpuruk dan redup tanpa cahaya"

mentaru menekuk kakinya sambil di buat sandaran kepalanya, tangannya memainkan rumput yang ada di bawahnya, sambil menghitung, terima.... Tidak.... Terima.... Tidak.... terima.... Tidak.... Terim

"apa yang tidak terima" saut leon yang sedang berdiri di depan dia

"ahhhh tuan muda.... Maaf tuan, saya tidak tahu... kalau tuan ada di sini" ucap mentari sambil terus menunduk

"santai aja.... Kamu ngapain malam malam ada di luar rumah, ini sangat dingin.... Dan inikan sudah jam waktunya tidur, kamu besok kerja kembali, saya tidak mau terima alasan bangun kesiangan gara gara begadang malam hari" jawab leon sambil terus menatap mentari

"iya tuan, saya janji habis ini akan langsung tidur, dan saya bisa pastikan kalau besok saya tidak akan kesiangan bangun nya" ucap mentari

"apa kamu sudah ngantuk?" tanya leon

"ahhhh apa tuan,.. Ehh maksud saya, belum tuan, saya belum ngantuk" jawab mentari

"apa kamu bisa temani saya di sini, kalau kamu belum ngantuk" ucap leon

"ihhh... Ihh ihyah... Tuan, saya akan temani tuan di sini kalau begitu" jawab mentaru sambil gugup

"kamu tahu tidak.... Saya akan di jodohkan sama orang tua saya, saya benar benar bingung, padahal saya dulu pernah bilang kalau saya tidak akan menikah sama siapa pun, kalau aku lagi pingin bersama perempuan, aku tinggal telpon aja sudah ada yang menyiapkan perempuan buat aku, ngapain harus menikah" ucap leon yang secara tidak sadar dia curhat sama mentari

"ahhh... Kenapa begitu tuan... Mungkin orang tua tuan ingin yang terbaik buat tuan, dan secara halus meminta tuan untuk tidak bergonta ganti pasangan" jawab mentari yang agak takut menimpali omongan leon

"iya... Tapi aku tidak mau di jodohkan, iya kalau perempuan itu bisa cocok sama aku, kalau tidak bagaimana, aku itu tidak pernah puas dengan satu perempuan saja. Dan aku tidak bisa menghentikan hasrat ku itu" ucap leon kembali

"yah kalau begitu, coba tuan omongkan baik baik sama orng tua tuan, tentang keinginan tuan itu, siapa tahu kalau orang tua tuan menyetujui, dan tidak jadi menjodohkan tuan dengan perempuan lain" jawab mentari

"sudah, bahakan sering... Malah sekarang syarat untuk bisa mendapatkan warisan adalah menikah dengan perempuan baik baik, jadi kalau aku menolak syarat itu, itu sama aja aku melok untuk mendapat warisan" ucap leon

"atau kamu mau tidak jadi istri pura pura ku, aku kan sudah tau kamu dan begitupun sebaliknya, jadi bagaimana kalau kita buat perjanjian aja, kamu akan menjadi istri pura pura ku, jadi aku akan tetap melakukan kebiasaan ku, tapi kamu jangan kasih tahu siapapun" ide leon yang keluar begitu saja

"hahhhh emang bisa begitu tuan, tapi kan sama aja kita melakukan pemberkatan dan janji untuk terus bersama, bagaimana bisa itu menjadi pura pura" tanya mentari yang semakin tidak faham

" yahhh kita gak papa melakukan itu semua, tapi setelah itu kita lakukan kehidupan suami istri jika di hadapan orang lain, tapi jika di luar dan tidak ada yang melihat, kamu bebas dan kamu juga bebas, jadi kita sama sama tidak ada yang di rugikan" jawab leon

"tapi tuan, kemarin nyonya besar juga meminta saya untuk di jodohkan sama tuan, dan saya di kasih waktu berfikir sama nyonya, untuk menyiapkan diri buat di kenalkan sama keluarga besar" ucap mentari dengan ragu ragu

"ohhyahhh berarti sangat kebetulan sekali, kalau begitu kamu setuju aja, dan nanti aku juga setuju, biar nanti mama sama papantidak menjodohkan dengan perempuan lain. Oke... Kamu harus setuju yah...." jawab leon dengan senang dan dia langsung pergi meninggalkan mentari

"hahhhh.... Kenapa jadi begini yah...." ucap mentari

Mentari mau tidak mau harus memantapkan dirinya untuk menjadi istri leon, tapi mentari sangat ragu, karena hal ini merupakan bukan kehidupan pernikahan yang seperti mentari mau selama ini, dan mentari sudah mengira kalau kehidupannya nanti tidak akan bahagia seperti istri pada umunya, dan dia harus rela kalau melihat suaminya bersama dengan perempuan lain.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!